1. Mempunyai hadats kecil atau pun besar, bahkan lebih sangat di makruhkan
apabila berhadats besar. tetapi apabila berhadats di tengah tengah adzan,
maka tetap di sunah kan untuk menyempurnakan adzan sampai selesai walaupun
dalam keadaan hadats
2. Berlebihan dalam memanjangkan bacaan adzan dan iqomah.
3. Berbicara tanpa ada kemashlahatan dalam adzan dan iqomah.
4. Adzan dan iqomah sambil duduk bagi orang yang mampu berdiri.
5. Masih anak kecil (shobi)
6. Orang fasiq
7. Menghadap selain qibalat.
III.Hal-hal yang membatalkan adzan dan iqomah
1. Martad
2. Mabuk
3. Epilepsi / ayam
4. Gila
5. Memutus bacaan adzan atau iqomat dengan ucapan lain atau diam yang lama
IV.Hal-hal yang disunahkan dalam adzan dan iqomah
1. Tartil
2. Tarji yakni membaca dua kalimat syahadat sebanyak dua kali dengan cara
pelan
3. Tatswib pada waktu akan sholat subuh yaitu dengan membaca ( ASHOLATU
KHOIRULMINANNAUM ) dibaca setelah ( HAYYA’ALASH FALAH ) DAN
( HAYYA’ALASH SHOLAH )
4. Menolak kepala ke arah kanan saat malafadzkan ( HAYYA ‘ALASH FALAH )
5. Meletakkan kedua ujung jari telunjuk ke dalam dua lubang telinga disaat
adzan ( tidak disunnahkan saat iqomat ).
6. Memiliki sifat adil dan taat
7. Mempunyai suara yang bagus
8. Mengeraskan suara
9. Berada ditempat yang tinggi serperti berada di menara dll
10. Menggabungkan dua bacaan takbir dengan satu kali nafas atau suara.
11. Membaca (illasholafirihalikum) “latin” lafadz ini dibaca dua kali setelah selesai
adzan
12. Untuk sholat shubuh disunahkan adzan dua kali ( adzan pertama sebelum fajar
dan adzan kedua setelah fazar ).
13. Bag iorang yang adzan dan iqomah disunahkan tidak menjawab salamnya orang
lain dan dianjurkan untuk menjawab salam setelah selesai adzan atau iqomah.
14. Bagi orang yang adzan dan iqomah disunahkan untuk tidak berjalan-jalan saat
mengumandangkan adzan ataupun iqomah
15. Bagi orang yang mendengarkan adzan dan iqomah di sunnahkan menjawab
dengan membaca lafadz yang sama seperti yang telah di kumandangkan oleh orang
yang adzan dan orang yang iqomat
16. Bagi orang yang adzan orang yang iqomat dan orang yang mendengarkan
keduanya disunnahkan membaca sholawat dan doa
SHOLAT JAMA’AH
I. Pengerian Jama’ah
Jamaah secara bahasa berarti kelompok atau golongan. Sementara menurut
syar’I adalah menyambung sholat nya makmum dengan sholatnya imam.
Sholat jamaah paling sedikt dilakukan oleh imam dan satu makmum.
Keutamaan sholat jamah sangat besar hingga mencapai dua puluh tujuh
derajat dibandingkan dengan orang yang sholat sendirian (munfarid) lebih-
lebih pada sholat subuh dan sholat ‘isya’. Nabi telah bersabda : ( HR. Bukhari
dan Muslim ), Artinya : “sholat jamaah lebih utama dari pada sholat sendirian
dengan selisih dua puluh tujuh derajat
II. Syarat-syarat menjadi maknum dalam sholat jamaah
B. Makmum dua
jika semua laki laki dan datangnya berurutan maka makmum pertama
berdiri diseblah kanan imam sedikit mundur ke belakang kemudian
makmum kedua berdiri di sebelah kiri imam
C. Makmum tiga atau lebih
Jika semuanya laki laki, maka berdiri di belakang imam hanya saja untuk
makmum yang ketiga dan sebaliknya mengambil tempat sebelah disebelah
kanan yang makmum kanan sampai tidak ada tempat kemudian memenuhi
bagian kiri
Apabila makmummnya dua lakilaki dan satu perempuan atau lebih maka
makmum laki laki berdiri di belakang imam sementara makmum perempuan
berada di belakang makmum laki laki
Solat Qashas dan jama’
A. hukum qashar sholat
Orang yang berpergian jauh diperbolehkan untuk meringkas (qashar)
sholat fardlu yang bilang rakaatnya empat. Yakni sholat dhuhur, ashar, dan isya
Sementara hukum mengqashar sholat secara lebih terperinci adalah sebagai
berikut :
1. Boleh, bila perjalanan telah mencapai dua marhalah
2. Lebih baik qashar, bila jarak tempuh telah mencapai tiga marhalah atau
lebih.
3. Wajid, jika waktu sholat kecuali dengan cara meringkas sholat.
B. Syarat-Syarat Qasbar Sholat
Catatan
Keringanan melakukan sholat jama taqdim dan takhir juga diperuntukan bagi orang
sakit yang merasa berat bila harus melakukan sholat secara sempurna. Menurut qoul
aujab batasan sakit yang diperbolehkan jama’ taqdim dan ta’khir adalah sakit yang
sekiranya menyebapkan diperbolehkan duduk di dalam sholat fardlu
Catatan penting
Jama dan qoshor juga terkadang hukumnya wajib, seperti ketika mengeluarkan
waktu sholat duhur hingga sampai waktu ashar dengan niat jama’ dan delum
melakukan sholat hingga waktu ashar tersisa hanya cukup untuk melakukan sholat
empat rakaat, maka dalam keadaan tersebut wajib baginya untuk melakukan jama’
dan qoshor.