Anda di halaman 1dari 10

Muqodimah

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم احلمد هلل رب العادلني وصلوات اهلل وسالمه على سيد‬
‫ وشفيع ادلذنبني بإذن من اهلل يوم يقوم‬،‫ قائد الغر احملجلني‬،‫اخللق وإمام احلق‬
‫ وعلى آله الطيبني الطاهرين وصحابته الربرة الذين صدقوا‬،‫الناس لرب العادلني‬
‫ما عاهدوا اهلل عليه وبذلوا النفس والنفيس يف سبيل نصرة هذا الدين ادلبني‬

Catatan ngaji kitab Safinah ini merupakan revisi dan


juga pindahan dari chanel kajian mingguan yang sudah
dilaksanakan dilaksanakan beberapa tahun yang lalu,
namun karena chanelnya terhapus dan ada
permintaan dari dari beberapa kawan medsos akhirnya
dibuat kajian baru
Insyaallah kajian ini akan rutin dibagikan dibeberapa
media sosial, mudah mudahan Allah swt limpahkan
keistiqomahan dalam kebaikan dan keihlasan bagi kita
semua, Amin
Pada edisi revisi ini sengaja referensi tidak saya
cantumkan, bagi yang ingin mendalaminya silahkan
buka kitab Irsyadul mubtadiin yang berisi kumpulan
referensi kajian safinah

Tak lupa saya mohon kritik dan saran,


untuk perbaikan kedepannya
Dan mudah mudahan apa yang saya lakukan ini
menjadi menjadi catatan kebaikan dan penebus dosa
dosa saya, orang tua, guru guru, semua yang berjasa
dalam hidup saya, dan semua yang pernah saya
dhalimi

Info Kajian
0895-405-19-6789
Tema Tema Kajian Yang Akan Kita Bahas

1. Muqodimah
- Hal yang harus diajarkan kepada anak
- Keutamaan mencari ilmu
2. Air
3. Praktik wudu
4. Yang membatalkan wudu
5. Mandi besar
- Yang mewajibkan mandi besar
- Praktik mandi besar
6. Tayamum
- Sakit yang membolehkan tayamum
- Syarat tayamum
- Praktik tayamum
7. Mensucikan najis
- Najis mugoladoh
- Najis mukhofafah
- Najis mutawasitoh
- Masalah seputar najis
8. Haid
9. Nifas
10. Hal hal yang diharamkan bagi orang hadast
11. Syarat shalat
12. Praktik shalat
13. Kemakruhan dan pembatal shalat
14. Ibadah orang sakit
- Ruhsah ruhsah ketika sakit
15. Shalat berjamaah
- Syarat berjama’ah
- Aturan shaf dalam berjamaah
- Masbuq dan muwafiq
16. Shalat musafir
- Shalat jama taqdim
- Shalat jama takhir
- Praktik shalat qosor
17. Kesalahan dalam beribadah
- Hal yang sudah maklum
- Hal yang samar
18. Cara qodo shalat
- Meninggalkan shalat secara sengaja
19. Memandikan jenazah
20. Memandikan jenazah
21. Memandikan jenazah
22. Memandikan jenazah
23. Warist
- Tertib pembagian tirkah
24. Zakat
25. Zakat Emas perak
26. Zakat Tijaroh
27. Zakat Pertanian
28. Distribusi zakat
29. Ilmu falak
- Awal bulan hijriyyah
30. Puasa
31. Jual beli
- Masalah jual beli
32. Ijaroh
- Ijaroh fasid dan sahih
33. Qord
34. Gadai
- Syarat marhun bih
35. Qirod
36. Wakaf
- Wakaf munqoti akhir
37. Luqotoh
38. dll
Syarat Shalat Jum’at Ada Enam
1. Dilakukan pada waktu duhur
- Jika hari raya jatuh pada hari jum’at tetap wajib
dilaksanakan shalat jum’at
- Orang yang meninggalkan jum’at tanpa udur
wajib shalat duhur setelah jum’atan selesai
- Adapun bagi orang yang punya udur
meninggalkan jum’at atau orang orang yang
tidak terkena kewajiban shalat jum’at seperti
wanita, abid, dll maka baginya sunnah segera
melaksanakan shalat duhur di awal waktu
- Haram melakukan perjalanan bagi ahli jum’at
dihari jum’at, kecuali ia akan menemukan
jum’atan diperjalanannya
- Haram bagi orang yang dekat dengan mesjid
menunda nunda berangka ke mesjid setelah
khutbah dimulai, walaupun syah hukumnya
mendengarkan khutbah diluar mesjid
2. Dilakukan dalam batas wilayahnya
3. Dilakukan secara berjamaah
4. Peserta jum’atan harus berjumlah 40 orang,
merdeka, laki laki, balig dan mustautinin
(penduduk tetap daerah tesebut)
- 40 orang tersebut shalatnya harus syah jika
shalat sendiri sendiri, sehingga jika peserta
shalat jum’at pas 40 orang dan ada satu orang
saja yang shalatnya tidak syah (tidak memnuhi
syarat dan rukunnya) maka shalat jumatanya-
pun tidak syah
- Boleh bertaqlid pada pendapat “boleh jum’at
dengan peserta dibawah 40” dan setelahnya
sunnah shalat duhur
- Muqim wajib melaksakan jum’at dan wajib ikut
kepada mustautinin, tidak boleh mendirikan
jumatan sendiri, dan sunnah baginya
mengakhirkan takbiratul ihram dari para
mustautinin
- Boleh dan syah bagi wanita mengikuti shalat
jum’at bahkan itu lebih baik jika tidak akan
menimbulkan fitnah
5. Tidak ada jum’atan lain yang mendahului atau
membarenginya
- Jika disuatu daerah didirikan dua jum’atan atau
lebih tanpa ada udur syar’I, maka yang syah
adalah kelompok yang paling pertama
melaksanakan takbiratul ihram
6. Didahului oleh dua khutbah
- Dalam shalat jum’at antara khutbah dan shalat
merupakan satu kesatuan, jika khutbahnya
tidak syah otomatis shalat jum’atnyapun tidak
syah
- Syah namun makruh Khotib dan imam beda
orang
Rukun Khutbah Dua Ada Lima
1. Membaca hamdalah dikedua khutbah
- Tidak apa apa sambutan sebelum khutbah
jum’at dilakukan
- Khutbah sunnah dilakukan diatas mimbar,
mengucapkan salam sebelumnnya, kemudian
duduk dan disusul dengan adzannya muadzin
- Tidak disunnahkan membaca basmalah
sebelum khutbah, kecuali dibaca secara sirr
- Dalam memuji kepada Allah disyaratkan
menggunakan lapad Allah dan Hamdu atau
yang tertasrif darinya (baik piil madi, mudore,
masdar, isim map’ul, dll)
2. Membaca shalawat dikedua khutbah
- Dalam membaca shalawat disyaratkan
menggunakan lapad yang ditasrif dari lapad
solla
3. Wasiat taqwa dikedua khutbah
- Dalam wasiat tidak ada lapad husus, sehingga
syah menggunakan lapad apa saja yang
menyuruh untuk berbuat taqwa
4. Membaca ayat qur’an pada salah satu dua
khutbah
- Menurut Imam Ibnu hajar wajib satu ayat
secara sempurna dan bisa difahami maksudnya,
menurut Imam Romli boleh sepotong ayat asal
bisa difahami maksudnya
- Dalam membaca ayat cukup disalah satu
hutbah, namun baiknya dilakukan pada hutbah
pertama
5. Mendoakan mu’minin mu’minat pada khutbah
terakhir
- Makruh hotib mengangkat tangan ketika
hutbah, dan sunnah tangan kirinya memegang
tombak
- Ketika duduk diantara dua khutbah khotib
sunnah membaca al ihlas atau doa, dan para
jamaah sunnah membaca doa, karena waktu
tersebut termasuk saatul ijabah
- Sunnah membaca surat al fatihah, al ihlas, al
falaq, dan annas 7 kali, dan nadom Ilahi lastu..
setelah selesai shalat jum’at dan sebelum
memindahkan posisi kakinya
Syarat Khutbah Dua Ada Sepuluh
1. Suci dari dua hadast
2. Suci dari najis pada pakaian, badan, dan tempat
- Adapun selain khotib boleh tidak menutupi
aurat, atau dalam keadaan najis ketika
mendengarkan hutbah
- Jika khotib berhadas ditengah tengah khutbah,
maka khutbah harus diulangi dari awwal,
kecuali jika ia menunjuk pengganti
- Jika khotib pingsan (hilang kesadaran) ditengah
tengah khutbah maka pengganti wajib
mengulang dari awal
- Khotib yang memakai mik kancing, disyaratkan
harus suci mik dan kabelnya, begitu juga
amplinya jika bisa ikut tertarik ketika kabel
ditarik
3. Menutup aurat
4. Berdiri bagi yang mampu
5. Duduk diantara dua khutbah secara tumakninah
- Jika tidak mampu hutbah sambil berdiri maka
hutbah boleh sambil duduk, dan untuk duduk
diantara dua khutbah ia ganti dengan diam
sebentar seukuran membaca al ihlas
6. Berturut turut antara dua khutbah
7. Berturut turut antara khutbah dan shalat
8. Menggunakan bahasa arab
- Rukun rukun hutbah haruslah berbahasa arab,
walaupun khutbah dilakukan diluar arab,
adapun penjelasanya bisa menggunakan
bahasa selain arab
9. memperdengarkan khutbah pada 40 orang
- Khotib harus berusaha agar hutbahnya
terdengar oleh 40 orang yang menjadi peserta
wajib shalat jum’at seperti dengan cara
mengeraskan bacan atau menggunakan
speaker
- Bagi para jemaahnya sunnah menyimak
khutbah
- Makruh bagi jamaah tidak memperhatikan
hutbah seperti main Hp, ngobrol, tidur, baca al
qur’an, mengedarkan kotak amal, dll
10. Dilakukan diwaktu duhur

Wallohu a’lam bi showab

Anda mungkin juga menyukai