Anda di halaman 1dari 3

Pertemuan 2

Bu Pina
Kejadian-kejadian yang ada dalam bulan juli
A. Gerhana Bulan
- Sholat gerhana ini dilaksanakan ketika terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari.
- Sholat khusuf adalah sholat gerhana bulan
- Sholat kusuf adalah sholat gerhana matahari
- Sholat gerhana dilakukan sebanyak 2 rakaat.
1. Hukum Sholat Gerhana
Hukum sholat gerhana ini adalah sunnah muakkad. sunnah muakkad adalah amalan sunnah
yang dilakukan untuk menyempurnakan suatu ibadah wajib dan dianjurkan dilakukan sebab
tingkatannya hampir mendekati ibadah wajib.
Contohnya ketika seseorang mengerjakan sholat fardhu lalu tidak membaca surat pendek,
maka sholat akan tetap sah namun tidak sempurna. Sehingga, dengan mengerjakan sholat
rawatib (sholat yang termasuk ibadah sunnah muakkad), maka diharapkan pahalanya dapat
melengkapi sunnah membaca surat pendek yang ia tinggalkan.
Contoh sunnah muakkad:
- Sholat gerhana.
- Sholat witir.
- Sholat idhul fitri dan idhul adha.
- Sholat malam (tarawwih, tahajjud, qiamullail).
2. Tata cara Sholat Gerhana
 Berniat didalam hati akan melaksanakan sholat gerhana
(‫َمأُموًما هلل َت َع اَلى‬/ ‫)ُأَص ِّلي ُس َّنَة الُخ ُسوِف َر ْك َع َت ْي ِن ِإَماًم‬
 Melakukan takbiratul ihram
 Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan membaca bacaan surat yang panjang.
 Takbir dan ruku’
 Bangkit dari ruku’ dan membaca kembali surat Al-Fatihah dan dilanjut dengan membaca
bacaan surat yang panjang.
 Takbir dan ruku’ kembali
 Bangun dari ruku’ dan membaca bacaan doa bangun dari ruku’ (sami’allahu liman
hamidah. Rabbana walakal hamdu)
 Takbir dan sujud
 Duduk diantara dua sujud
 Sujud lagi
 Mengulang tata cara diatas untuk rakaat kedua.
 Duduk tahiyyat dan salam
 Mendengarkan imam berkhutbah.
3. Apakah sholat gerhana bisa dilakukan tanpa berjamaah?
 Menurut Imam Syihabuddin al-Nafrawi al Azhari al Maliki, dalam kitab al-
Fawakih al-Dawani mengatakan bahwa shalat sunah gerhana bulan tidak
dikerjakan secara berjamaah— dilaksanakan secara sendirian (munfarid)—
dan lebih istimewa dikerjakan di rumah. Beliau berkata: Artinya: Tidak
dianjurkan shalat gerhana bulan itu dilaksanakan secara berjamaah. Untuk
itu, umat Islam hendaknya melaksanakan shalat gerhana bulan itu secara
sendiri-sendiri. Shalat gerhana bulan secara munfarid/ sendiri hukumya
sunah, menurut pendapat yang muktamad . Di samping itu, melaksanakan
shalat gerhana bulan di rumah itu lebih diutamakan. Pada sisi lain,
 Habib Syekh Hasan bin Ahmad bin Muhammad bin Salim al- Kaff secara
terperincidalam kitab at-Taqrir as-Sadidah fil Masailil Mufidah, bahwa
melaksanakan shalat sunah gerhana bulan sunah hukumnya. Dan bisa
dilaksanakan secara munfarid/sendirian, dan hukumnya masih sunah.
Habib Syekh Al-Kaff mengatakan di halaman 347; Artinya: Hukum shalat
gerhana bulan itu sunah, meskipun dikerjakan secara sendiri, dan makruh
hukumnya meninggalkan shalat gerhana bulan.
 Imam Alauddin Abu Bakar bin Mas‟ud Al-Kasani al-Hanafi, mengatakan
bahwa dalam mazhab Hanafi, shalat sunah gerhana bulan, tidak dikerjakan
dengan cara Jamaah— tetapi dikerjakan secara sendiri-sendiri. Imam Al-
Kasani menerangkan itu dalam kitab Bada’i al-Shonai’. Artinya: Shalat
gerhana bulan yang dilaksanakan di dalam rumah itu sangat baik.
Pasalnya ada riwayat yang kami dapatkan dari Nabi, yang menyebutkan
bahwa Nabi bersabda, “Tatkala kalian menyaksikan fenomena yang
mengagetkan ini, maka segeralah laksanakan shalat.”
 mazhab Syafi’i, sunah hukumnya dilaksanakan shalat gerhana bulan
secara berjamaah. Terkait khutbah shalat gerhana bulan yang dikerjakan
secara sendiri-sendiri, Syekh Taqiyuddin Abu Bakar al-Hishni as-Syafi’i
dalam kitab Kifayatu al Akhyar menjeskan bahwa barang siapa yang
mengerjakan shalat gerhana secara sendirian/munfarid, maka tidak pakai
khutbah. Artinya, shalat gerhana yang dikerjakan sendirian, tidak perlu
memakai khutbah. Pasalnya, khutbah dalam shalat gerhana bulan
hukumnya sunah. Jadi shalat tetap sah.
 Syekh Taqiyuddin al Hishni berkata; Artinya; pada shalat gerhana bulan,
barang siapa yang mengerjakannya secara sendiri-sendiri, maka tidak
perlu khutb, akan tetapi disunahkan menyaringkan bacaan tatkala shalat
gerhana bulan. Imam Nawawi secara tegas menyebutkan bahwa bagi yang
shalat sendirian tak perlu pakai khutbah, cukup mengerjakan shalat
gerhana bulan saja.
 Al Majmu’ Syarah al Muhadzab, dijelaskan bahwa khutbah itu hukumnya
sunah, dan bukan menjadi syarat sah shalat gerhana bulan. Imam Nawawi
dalam kitab al Majmu’ Syarah al Muhadzab, berkata ; Artinya: Telah
sepakat Imam as-Syafii dan para pengikutnya atas kesunnahan dua
khutbah setelah shalat gerhana. Dua khutbah itu hukumnya hanyalah
sunnah, dan bukan menjadi syarat sahnya shalat gerhana. Dan tak
membaca khutbah bagi orang yang shalat sendiri.

B. Idhul Adha
1. Hukum Sholat Idhul Adha
Hukum sholat idhul adha adalah sunnah muakkad yang mendekati wajib.
2. Tata Cara Sebelum Menunaikan Sholat Idhul Adha
- Keluar rumah sambil mengumandangkan takbir hingga sebelum sholat idhul adha
- Waktu sholat idhul adha dilakukan lebih pagi dari pada sholat idhul fitri. Agar kaum
muslim memiliki waktu untuk menyembelih hewan qurban.
3. Tata Cara Sholat Idhul Adha
 Rokaat pertama
- Takbiratul ikhram sebanyak 7 kali
- Membaca surat Al-fatihah dan surat lainnya
- ruku’
- bangun dari ruku’
- sujud
- duduk diantara dua sujud
- sujud
 Rokaat kedua
- Bertakbir untuk berdiri
- Takbiratul ikhram sebanyak 5 kali
- Membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya
- Ruku’
- Bangun dari ruku’
- Sujud
- Duduk diantara dua sujud
- Sujud
- Tahiyyad akhir
4. Yang harus diperhatikan
- Setelah melakukan sholat idhul adha hendaknya duduk diam mendengarkan imam
berkhutbah
- Jika sholat tertinggal maka bisa sholat sendiri tapi 4 rakaat (ustad khlid basalamah)
dengan 2 kali sholat. Sholat pertama seperti sholad ied sedangkan sholat kedua seperti
sholat biasa.
- Jika sholat terlambat maka bisa sholat 2 rakaat

Anda mungkin juga menyukai