Anda di halaman 1dari 2

SHOLAT-SHOLAT SUNNAH

Pengertian Sholat Sunnah


Sholat Sunnah adalah shalat tambahan diluar shalat fardhu, bila dikerjakan akan mendapat
pahala tetapi bil;a ditinggalkan tidak berdosa.

Shalat sunnah terbagi dua yaitu:

1. Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini status hukumnya
adalah muakkad, contohnya: shalat idul fitri, idul adha, terawih, istisqa, kusuf dan khusuf.
2. Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid ( sendiri-sendiri ). Status hukumnya ada
yang muakkad seperti: shalat sunnah rawatib dan tahajud. Ada pula yang status hukumnya sunnah
biasa ( ghairu muakkad ) seperti: shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir, dan lain-lain.

MACAM-MACAM SHALAT SUNNAH DAN TATA CARANYA

A. Shalat Dhuha, menurut pengertian bahasa, kata dhuha berarti matahari sedang


naik. Jadi shalat dhuha dapat diartikan sebagai shalat sunnah yang dikerjakan pada
saat matahari sedang naik. Waktu mengerjakannya ialah semenjak matahari naik
kira-kira sepenggalah sampai dengan masuknya waktu DZuhur ( tergelincir
matahari ). Shalat dzuha merupakan shalat sunnah yang danjurkan oleh rasulullah
saw.
Tata cara sholat dhuha;
1. Membaca niat sholat dhuha:
Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah Dhuha dua rakaat karena
Allah SWT.
2. Rakaat pertama, membaca Al Fatihah dilanjutkan dengan
membaca surat As syams.
3. Rukuk
4. Itidal
5. Sujud
6. Rakaat kedua membaca Al Fatihah dilanjutkan dengan
membaca surat Ad Dhuha
7. Rukuk
8. Itidal
9. Sujud
10. Duduk di antara dua sujud
11. Sujud
12. Tahiyat akhir

Jika ingin melaksanakan sholat dhuha 4 rakaat, pada rakaat pertama surat pendek
yang dibaca dianjurkan surat Al Kafirun dan pada rakaat kedua dianjurkan membaca
surat Al Ikhlas.
Doa Sholat Dhuha

Allāhumma innad dhuhā’a dhuhā’uka, wal bahā’a bahā’uka, wal jamāla jamāluka, wal quwwata
quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allāhuma in kāna rizqī fis samā’i fa
anzilhu, wa inkāna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkāna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kāna
harāman fa thahhirhu, wa inkāna ba‘īdan fa qarribhu, bi haqqi duhā’ika wa bahā’ika wa jamālika
wa quwwatika wa qudratika. ātinī mā atayta ‘ibādakas shālihīn.

Keutamaan Sholat Dhuha


1. Ampunan dosa
2.  Tidak dianggap orang lalai
3. Amalan sedekah

Anda mungkin juga menyukai