Anda di halaman 1dari 2

KAIFIYAH/TATA CARA SHOLAT GERHANA

1. MELAFADZKAN NIAT sebelum takbiratul ihram.


2. NIAT (dalam hati) sambil Takbirotul Ihrom.
3. MEMBACA SURAT AL-FATIHAH (dengan ta’awudz). Setelah itu
baca Surat Al-Baqarah atau selama surat itu, dibaca dengan
jahar (lantang).
4. RUKU’ PERTAMA (DENGAN MEMBACA TASBIH) selama
membaca 100 ayat Surat Al-Baqarah.
5. I’TIDAL PERTAMA, membaca Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca
Surat Ali Imran atau selama surat itu.
6. RUKU’ KEDUA (DENGAN MEMBACA TASBIH) selama membaca
80 ayat Surat Al-Baqarah.
7. I’TIDAL KEDUA (membaca doa i’tidal)
8. SUJUD dengan membaca tasbih selama rukuk pertama.
9. DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD
10. SUJUD KEDUA dengan membaca tasbih selama rukuk kedua.
11. DUDUK ISTIRAHAT atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk
mengerjakan rakaat kedua.
12. BANGKIT DARI DUDUK, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan
gerakan yang sama dengan rakaat pertama.
Hanya saja bedanya, pada rakaat kedua pada diri pertama
dianjurkan membaca surat An-Nisa. Sedangkan pada diri kedua
dianjurkan membaca Surat Al-Maidah.
13. SALAM
14. IMAM atau orang yang diberi wewenang menyampaikan dua
khutbah shalat gerhana dengan taushiyah agar jamaah
beristighfar, semakin takwa kepada Allah, tobat, sedekah,
memerdedakan budak (pembelaan terhadap kelompok
masyarakat marjinal), dan lain sebagainya.

KETERANGAN
1. Tujuan mencari bacaan panjang adalah mempertahankan
shalat dalam kondisi gerhana hingga durasi gerhana bulan
selesai,
2. BOLEH DILAKUKAN DALAM VERSI RINGKAS, artinya
seseorang membaca Surat Al-Fatihah saja sebanyak empat
kali pada dua rakaat tersebut tanpa surat panjang seperti
yang dianjurkan
3. BOLEH JUGA mengganti surat panjang itu dengan surat
pendek setiap kali selesai membaca Surat Al-Fatihah, seperti
keterangan Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-
Dimyathi dalam I’anatut Thalibin berikut ini.

‫ ولو اقترص ىلع سور قصار‬،‫ولو اقترص ىلع الفاحتة يف لك قيام أجزأه‬
‫ ومقصود اتلطويل دوام الصالة إىل االجنالء‬.‫فال بأس‬
Artinya, “Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan Surat
Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai. Tetapi kalau
seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek
setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah.
4. Selagi gerhana bulan berlangsung, maka kesunahan shalat
dua rakaat gerhana tetap berlaku.
5. Sedangkan dua khutbah shalat gerhana bulan boleh tetap
berlangsung atau boleh dimulai meski gerhana bulan sudah
usai.

Demikian tata cara shalat gerhana bulan berdasarkan


keterangan para ulama. Wallahu a’lam
Sumber : Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi,
I’anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz
I, halaman 303).

TAKMIR MASJID BAITUL HAKIM


TUGU KEMBANGAN SANANKULON

Anda mungkin juga menyukai