ً ْ ُ ْ َّ ً ٰ َ ْ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ ٰ َّ َّ َ ٰ َّ
الصلوةۚ ِان الصلوة كانت على المؤ ِم ِنين ِكتبا موقوتا
Orang yang sakitnya parah dan tidak mampu duduk diperbolehkan sholat dengan cara sebagai
berikut:
Berbaring dengan miring ke kanan menghadap kiblat. Semua gerakan shalatnya hanya dengan
isyarat gerak kepala atau gerakan tangan, sedangkan bacaan shalat kalau mampu dilakukan
secara sempurna, jika tidak mampu dibaca bacaan wajib
*Apabila tidak mampu miring ke kanan maka shalat dilakukan dengan berbaring tertelentang.
Semua gerakan shalatnya dengan isyaratkepala atau tangan. Jika tidak mampu meenggerakkan
kepala dan tangan maka isyarat dapat dilakukan dengan kedipan mata
*Apabila sudah tidak bisa bergerak sama sekali tetapi masih memiliki kesadaran,
diperbolehkan mengerjakan shalat di dalam hati, selama akal dan jiwa masih ada.
2. Jika tak sadarkan diri karena pengaruh obat bius -artinya atas pilihan sendiri-, lalu baru tersadar
setelah 2 atau 3 hari, maka ia punya kewajiban mengqodho’ shalat. Kondisi kedua ini dikenai kewajiban
qodho’ karena ia pingsan atas pilihannya sendiri. (Lihat fatwa Syaikh Ibnu ‘Utsaimin di fatwa Al Islam
Sual wal Jawab no. 151203) (Pendapat kedua ini dipegang oleh madzhab Hambali. Dalam madzhab
Hambali Ada sebuah riwayat dari ‘Ammar ketika ia pingsan dan tidak sadarkan diri sampai 3 hari. Ketika
sadar ia bertanya, “Aku sudah shalat apa belum?” Teman-temannya menjawab, “Engkau tidak shalat
selama tiga hari.” Lantas ‘Ammar pun berdiri dan melaksanakan shalat untuk tiga hari yang ia luput.
Sumber https://rumaysho.com/2474-shalat-bagi-orang-yang-pingsan.html
Sumber https://rumaysho.com/2474-shalat-bagi-orang-yang-pingsan.html
Sumber https://rumaysho.com/2474-shalat-bagi-orang-yang-pingsan.html
Referensi
1. ‘Abduar-Rohmān al-Jaziri, al-Fiqh „ala al-Mażāhib al-Arba‟ah, Juz 1, Beirut: Dar
alKutubal-‘Ilmiyah, 1990, hlm. 175.
2. Ahmad Sarwar, Lc., MA, Seri Fikih Kehidupan 3 : Shalat.
3. Our’an Kemenag
4. Bulugul maram (https://carihadis.com/Bulughul_Maram/467)
5. Sifat Sholat Nabi Edisi Revisi, karya Muhammad Nashiruddin Al-Albani Penerbit :
Media Hidayah, Yogyakarta, Cetakan Pertama, Terjemahan dari Kitab Shifatu
Shalaati an Nabiyyi Shallallahi ‘Alaihi wa Sallam min at- Takbiiri ilaa at Tasliimi
Ka-annaka Taraahaa