Anda di halaman 1dari 8

SHOLAT FARDHU

A. Pengantar
Dalam kitab ‘kuning’ dasar pada lembar-lembar awal umumnya membahas tentang
thaharah (bersuci) bukan bab mengenai shalat. Mengapa demikian? Sebab bersuci
merupakan ibadah yang tidak bisa berdiri sendiri. Thaharah dilakukan sebagai media untuk
melakukan ibadah yang memerlukan kesucian seperti sholat, membaca Al-Qur’an, tawaf, dan
lainnya.

Akan tetapi walaupun bab bersuci didahulukan dari pembahasan sholat, tidak sedikit
pun mengusik derajat shalat sebagai ibadah tertinggi yang harus diprioritaskan. Dalam sebuah
hadits yang ditulis Imam Malik bin Anas al-Ashbahi al-Madani (179 H) dalam
karyanya Muwattha’ al-Imam Malik (juz 1, hal. 173) disebutkan:

‫ َلْم ُيْنَظْر ِفي َش ْي ٍء ِم ْن َع َم ِلِه‬،‫ َو ِإْن َلْم ُتْقَبْل ِم ْنُه‬.‫ ُنِظ َر ِفيَم ا َبِقَي ِم ْن َع َم ِلِه‬،‫ َفِإْن ُقِبَلْت ِم ْن ُه‬.‫َأَّول َم ا ُيْنَظُر ِفيِه ِم ْن َع َمِل اْلَع ْبِد الَّص اَل ُة‬

Artinya, “Amal yang pertama kali dinanti-nantikan (di akhirat kelak) adalah amal shalat.
Bila shalat dinyatakan diterima, maka ada harapan untuk menunggu keputusan amal yang
lain. Namun, bila tak diterima, maka tiada gunanya menanti amal-amal lainnya.

B. Pengertian Sholat
Shalat secara bahasa bermakna doa. Pemaknaan semacam ini dapat kita simak pada
Qur’an Surat. At-Taubah (9:103):

‫َو َص ِّل َع َلْيِهْم ِإَّن َص اَل َتَك َس َكٌن َلُهْم َو ُهَّللا َسِم يٌع َع ِليٌم‬

Artinya: “Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Sedangkan secara istilah, Syekh Muhammad bin Qasim al-Gharabili (w. 918H) dalam
kitab Fathul Qarib menyebutkan:

‫ مختتمٌة بالتسليم بَشرائَط مخصوصٍة‬،‫ أقواٌل وأفعال ُم فَتتَح ٌة بالتكبير‬:‫ كما قال الرافعي‬- ‫وشرعا‬

Artinya: “Dan secara (istilah) syara’–sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ar-Rofi’i,
(shalat ialah) rangkaian ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir, diakhiri dengan
salam, beserta syarat-syarat yang telah ditentukan”.

C. Syarat Sholat
1. Islam
Allah ta’ala berfirman dalam Qur’an Surat At-Taubah ayat 17 :
‫َٰٓل‬
‫َم ا َك اَن ِلۡل ُم ۡش ِرِكيَن َأن َيۡع ُم ُروْا َم َٰس ِج َد ٱِهَّلل َٰش ِهِد يَن َع َلٰٓى َأنُفِس ِهم ِبٱۡل ُك ۡف ِۚر ُأْو ِئَك َح ِبَطۡت َأۡع َٰم ُلُهۡم َوِفي ٱلَّناِر ُهۡم َٰخ ِلُد وَن‬
“Tidaklah pantas orang-orang musyrik memakmurkan masjid Allah, padahal mereka
mengakui bahwa mereka sendiri adalah orang kafir. Mereka itu sia-sia amal-amalnya,
dan mereka kekal di dalam neraka.”
2. Berakal/Mumayyiz
Orang yang tidak waras atau gila tidak mendapatkan beban syariat,
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Yang terbebas dari hukum itu ada tiga golongan: (1) orang tidak waras yang
hilang akalnya hingga waras kembali; (2) orang yang tidur hingga dia bangun, dan (3)
anak (kecil) hingga dia bermimpi (mimpi basah).” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, at-
Tirmidzi dan lainnya).
Berkaitan dengan taklif anak kecil, batas umur mulai diberi pendidikan tentang
wajibnya salat adalah 7 (tujuh) tahun sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam,
‫ َو َفِّر ُقْو ا َبْيَنُهْم ِفي اْلَم َض اِج ِع‬، ‫ َو اْض ِرُبْو ُهْم َع َلْيَها َو ُهْم َأْبَناُء َع ْش ِر ِسِنْيَن‬، ‫ُم ُرْو ا َأْو اَل َد ُك ْم ِبالَّص اَل ِة َو ُهْم َأْبَناُء َس ْبِع ِسِنْيَن‬
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan salat ketika mereka berumur
tujuh tahun, pukullah mereka (karena enggan mengerjakan salat) pada saat mereka
berusia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud dan
Ahmad)
3. Suci dari Hadas dan Najis
Hadas kecil dihilangkan dengan cara berwudu dan hadas besar dengan cara
mandi wajib. Terhadap najis yang berasal dari kotoran, dapat dihilangkan dengan
istinja’ (bersuci dengan air) dan istijmar (bersuci dengan benda-benda seperti batu
dll.).
4. Menutup Aurat
Batas aurat laki-laki adalah dari pusar sampai lutut. Adapun wanita, seluruh
anggota badannya adalah aurat yang wajib ditutupi ketika salat kecuali wajah dan
kedua telapak tangannya.
5. Masuk Waktu Sholat
Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 103 :
‫ِإَّن الَّص اَل َة َكاَنْت َع َلى اْلُم ْؤ ِمِنيَن ِكَتاًبا َم ْو ُقوًتا‬
“Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman.”
6. Menghadap Kiblat
Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat
144:
‫َقْد َنَر ٰى َتَقُّلَب َو ْج ِهَك ِفي الَّس َم اِء ۖ َفَلُنَو ِّلَيَّنَك ِقْبَلًة َتْر َض اَهاۚ َفَو ِّل َو ْج َهَك َش ْط َر اْلَم ْس ِج ِد اْلَح َر اِم ۚ َو َح ْيُث َم ا ُكْنُتْم َفَو ُّلوا ُوُجوَهُك ْم‬
‫َش ْط َرُه‬
Artinya: “Sungguh kami melihat wajahmu (sering) menengadah ke langit, maka
sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah
wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah
wajahmu ke arahnya.”
Syarat menghadap kiblat menjadi gugur dengan beberapa kondisi berikut:
- Apabila seseorang telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari arah kiblat,
kemudian ia melaksanakan salat ke arah kiblat yang ia yakini. Namun, ternyata
arah kiblat tersebut salah.
- Orang yang tidak mampu. Seperti orang buta yang tidak mengetahui arah kiblat,
orang sakit yang tidak dapat bergerak ke arah kiblat dan tidak ada yang bisa
membantunya. Begitu pula orang yang ditawan dan diikat.
- Ketika dalam keadaan takut akan keselamatan diri dan harta benda. Maka orang
yang dalam keadaan demikian diperbolehkan menghadap kiblat sesuai
kemampuannya.
- Salat di atas kendaraan.

D. Rukun Sholat
Rukun atau fardhu shalat adalah segala perbuatan dan perkataan dalam shalat yang
apabila ditiadakan, maka shalat tidak sah. Di antara yang secara sangat terperinci
menyebutkan rukun-rukun shalat ialah penjelasan Imam Abu Suja’ dalam Matan al-Ghâyah
wa Taqrîb : “Pasal, Rukun-rukun shalat ada 18, yakni:

1. Niat 6. Thuma’ninah, yakni diam sebentar


2. Berdiri bagi yang mampu dan tidak terburu-buru
3. Takbiratul ihrâm, 7. Bangun dari ruku’ dan I’tidal
4. Membaca surat al-Fatihah; dimana 8. Thuma’ninah,
Bismillâhirrahmânirrahîm 9. Sujud
merupakan bagian ayatnya 10. Thuma’ninah
5. Ruku’, 11. Duduk diantara dua sujud
12. Thuma’ninah
13. Duduk untuk tasyahud awal 17. Niat keluar dari shalat
14. Membaca tasyahud akhir 18. Tertib; yakni mengurutkan rukun-
15. Membaca shalawat pada Nabi rukun sesuai apa yang telah
SAW saat tasyahhud akhir dituturkan.
16. Salam pertama

E. Tata Cara Sholat (Rukun dan Sunnah)


Berikut merupakan tata cara sholat menurut madzhab Syafi’i :

1. Takbiratul Ihram
- Membaca Allâhu Akbar saat memulai shalat. Dengan takbiratul ihram, berarti kita
sudah benar-benar masuk dalam shalat. Sehingga, apa yang sebenarnya boleh
dilakukan sebelum shalat, seperti makan dan minum misalnya, saat itu sudah tak
boleh dilakukan lagi.
- Mengangkat tangan saat takbir dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni sampai sejajar
dengan daun telinga atau sejajar dengan bahu. Untuk perempuan lebih baik
melakukan takbir yang sejajar dengan bahu, agar mukenanya tidak tersingkap dan
memperllihatkan auratnya.
- Kemudian kedua tangan diletakkan diantara dada dan pusar.
- Tangan kanan bisa diletakkan di pangkal lengan tangan kiri, digenggamkan pada
pergelangan tangan kiri, atau meletakkan tangan di atas punggung tangan kiri
2. Membaca Niat Bersamaan Dengan Takbiratul Ihram.
- Niat bisa diucapkan di dalam hati saja.
3. Berdiri bagi yang mampu.
4. Membaca Doa Iftitah.
Membaca doa iftitah merupakan sunnah. Doa iftitah dapat berupa:
‫ َو ُسْبَحاَن ِهللا ُبْك َر ًة َو َأِص ياًل‬،‫ َو اْلَح ْم ُد ِهَّلِل َك ِثيًرا‬،‫ُهللا َأْك َبُر َك ِبيًرا‬
- “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian
yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang” (HR. Muslim 2/99)
5. Membaca surat Al-Fatihah.
- Dalam madzhab syafi’i lafadz basmallah nya dibaca secara jahar.
6. Membaca Ayat dalam Al-Qur’an
7. Ruku’
- Membaca Subhâna rabbiyal ‘adhîmi wa bihamdihi, “Maha suci Tuhanku yang
maha agung dengan segala pujian-Nya” sebanyak tiga kali.
- Posisi saat ruku’ kepala jangan terlalu mendongak seperti kuda jantan bertemu
kuda betina, atau terlalu menunduk seperti sapi bertemu dengan rumput. Tetapi
datar, andai diletakkan mangkok atau bejana di atasnya maka tidak tumpah saking
datarnya. Caranya adalah dengan meletakkan kedua telapak tangan pada kedua
lutut, sesuai dengan hadis riwayat Imam Bukhari yang menceritakan sifat shalatnya
Rasulullah SAW:
‫َوِإَذ ا َر َك َع َأْم َك َن َيَد ْيِه ِم ْن ُر ْك َبَتْيِه‬
Artinya: “Ketika Rasulullah ruku’ beliau menempatkan kedua (telapak) tangannya
pada kedua lututnya.”
- Ruku’ merupakan gambaran kepatuhan makhluk kepada Allah.
8. Thuma’ninah
- Berdiam diri sejenak dan tidak terburu-buru
9. Bangun dari Ruku’ dan I’tidal
- Saat tulang punggung masih membungkuk (bangun dari ruku’) maka membaca,
“Sami’allâhu liman hamidah”, “Allah mendengar orang yang memuji-Nya”
- Saat tulang punggung sudah lurus (I’tidal) maka membaca “rabbanâ lakal
hamdu”, “Semoga Allah mengabulkan panjatan doa hamba yang memuji-Nya”.
10. Thuma’ninah
- Berdiam diri sejenak dan tidak terburu-buru
11. Sujud
- Membaca, Subhâna rabbiyal a’la wa bihamdihi, “Mahasuci Tuhanku yang
Mahatinggi dengan segala pujian-Nya” sebanyak tiga kali.
- Empat madzhab sepakat bahwa saat sujud, lutut turun terlebih dahulu kemudian
baru tangan. Berdasarkan dalil Abu Daud no hadits 308.
- Namun terdapat pula riwayat yang menyebutkan bahwa tangan turun terlebih
dahulu kemudian baru diikuti oleh lutut dan kening.
- Saat sujud, ketujuh anggota badan yakni dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut,
dan jemari di kedua telapak kaki harus menempel dengan sempurna pada tempat
sujud. Posisi kaki menutup, jemari ditekuk, tangan dibuka (jangan ditutup karena
akan menghamat pernapasan)
- Catatan: jangan membaca doa dulu sebelum ketujuh bagian ini menempel
sempurna
- Makna : puncak kepatuhan dan komitmen makhluk kepada Allah dari ujung kepala
sampai ujung kaki.
12. Thuma’ninah
- Berdiam diri sejenak dan tidak terburu-buru
13. Duduk di Antara Dua Sujud (Iftirasy)
- Membaca, Rabbighfirlî warhamnî wajburnî warfa’nî warzuqnî wahdinî wa‘âfinî
wa‘fu ‘annî, “Ya Tuhan, ampunilah diri ini, sayangilah, perbaikilah, dan angkatlah
derajat hamba, berilah hamba rizki dan ampunan sebanyak-banyaknya”.
- Posisi duduk berusaha menghamparkan bagian lutut sampai ujung kaki dengan
sempurna. Kaki kiri masuk di dalam untuk diduduki, dan jemari kaki kanan
ditekuk. Posisi badan tegak, posisi tangan di paha atas lutut atau turun sedikit.
- Catatan : posisi ini harus sempurna dulu baru berdoa
14. Thuma’ninah
- Berdiam diri sejenak dan tidak terburu-buru
15. Membaca shalawat Nabi setelah Tasyahud Awal.
‫ الَّس َالُم َع َلْيَك َأُّيَها الَّنِبُّي َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر كَاُتُه الَّس َالُم َع َلْيَنا َو َع َلى ِع َباِد ِهللا وعلى آِل‬، ‫الَّتِح َّياُت اْلُمَباَر َكاُت الَّص َلَو اُت الَّطِّيَباُت ِ ِهلل‬
‫ الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُمَحَّم د‬.‫ َأْش َهُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال هللا َو َأْش َهُد َأَّن ُمَح َّم ًدا َرُسْو ُل هللا‬. ‫ُمَحَّم د الَّصاِلِح ْيَن‬
Artinya : " Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi
Allah, salam, rahmat, dan berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad).
Salam keselamatan semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh-shaleh. Ya
Allah aku bersumpah dan berjanji bahwa tiada ada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Engkau ya Allah, dan aku bersumpah dan berjanji sesungguhnya Nabi
Muhammad adalah utusan-Mu Ya Allah. Ya Allah, limpahkan shalawat-Mu kepada
Nabi Muhammad.
16. Duduk untuk Membaca Shalawat Nabi dan Tasyahud Akhir
‫ الَّس َالُم َع َلْيَك َأُّيَها الَّنِبُّي َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر كَاُتُه الَّس َالُم َع َلْيَنا َو َع َلى ِع َباِد ِهللا‬، ‫الَّتِح َّياُت اْلُمَباَر َكاُت الَّص َلَو اُت الَّطِّيَباُت ِ ِهلل‬
‫ الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُمَحَّم د وعلى آِل ُمَح َّم د َك َم ا َص َّلْبَت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم‬.‫ َأْش َهُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال هللا َو َأْش َهُد َأَّن ُمَح َّم ًدا َرُسْو ُل هللا‬. ‫الَّصاِلِح ْيَن‬
.‫َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهْيَم َو َباِرْك َع َلى ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل ُمَح َّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهْيَم ِفْي اْلَع اَلِم ْيَن ِإَّنَك َحِم ْيٌد َمِج ْيد‬

‫َاْلَّلُهَّم ِإِّنْي َأُع ْو ُذ ِبَك ِم ْن َع َذ اِب َج َهَّنَم َوِم ْن َع َذ اِب الَقْبِر َوِم ْن ِفْتَنِة الَم ْح َيا َو الَمَم اِت َوِم ْن َش ِّر ِفْتَنِة الَم ِس ْيِح الَدَّجاِل‬.
Artinya : " Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi
Allah, salam, rahmat, dan berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi
(Muhammad). Salam keselamatan semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang
shaleh-shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah! Limpahkanlah rahmat
kepada Nabi Muhammad. “ Sebagimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi
Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para
keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan
keluarganya. “ Diseluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia.” Ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahanam dan siksa kubur serta dari fitnah
kehidupan dan kematian dan dari kejahatan fitnahnya dajal."
17. Melafalkan Salam
- Assalâmualaikum warahmatullâh.
18. Tertib Dalam Melakukan Setiap Rukun di Atas.

F. Waktu yang Terlarang untuk Sholat


1. Dari terbitnya fajar hingga terbitnya matahari setinggi ujung tombak
2. Saat waktu istiwa (matahari di tengah-tengah) selain hari Jum’at hingga bergeser,
3. Saat kekuning-kuningan hingga matahari terbenam,
4. Setelah shalat Shubuh hingga matahari terbit, dan
5. Setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam

G. Keutamaan Sholat
1. Kewajiban Utama
Sholat merupakan kewajiban utama bagi setiap muslim. Allah berfirman dalam Al-
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 43 :
‫َو َأِقيُم وا الَّص اَل َة َو آُتوا الَّز َكاَة َو اْر َكُعوا َم َع الَّراِكِع يَن‬
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku’.”
2. Bentuk Komunikasi Langsung dengan Allah

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 186 Allah berfirman :


‫َوِإَذ ا َس َأَلَك ِعَباِد ي َع ِّني َفِإِّني َقِريٌب ۖ ُأِج يُب َد ْع َو َة الَّد اِع ِإَذ ا َدَعاِن ۖ َفْلَيْسَتِج يُبوا ِلي َو ْلُيْؤ ِم ُنوا ِبي َلَع َّلُهْم َيْر ُش ُد وَن‬
Artinya: ”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.”
3. Pembersih Dosa
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :

. ‫ َقاُلوا َال ُيْبِقى ِم ْن َدَر ِنِه َشْيًئا‬. » ‫ َم ا َتُقوُل َذ ِلَك ُيْبِقى ِم ْن َدَر ِنِه‬، ‫ َيْغ َتِس ُل ِفيِه ُك َّل َيْو ٍم َخ ْم ًسا‬، ‫َأَر َأْيُتْم َلْو َأَّن َنَهًرا ِبَباِب َأَحِد ُك ْم‬
‫ َيْم ُحو ُهَّللا ِبَها اْلَخ َطاَيا‬، ‫َقاَل « َفَذ ِلَك ِم ْثُل الَّص َلَو اِت اْلَخ ْم ِس‬
Artinya: “Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang
di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan
tersisa kotorannya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit
pun kotorannya.” Beliau berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu,
dengannya Allah menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667).
4. Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-‘Ankabut ayat 45 :
‫اْتُل َم ا ُأوِح َي ِإَلْيَك ِم َن اْلِكَتاِب َو َأِقِم الَّص اَل َةۖ ِإَّن الَّص اَل َة َتْنَهٰى َع ِن اْلَفْح َشاِء َو اْلُم ْنَك ِر ۗ َو َلِذ ْك ُر ِهَّللا َأْك َبُرۗ َو ُهَّللا َيْع َلُم َم ا‬
‫َتْص َنُعوَن‬
Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
5. Sholat Sebagai Penolong Manusia Terkait Urusan Agama dan Dunia
Allah Ta’ala berfirman,
‫َو اْسَتِع يُنوا ِبالَّصْبِر َو الَّص اَل ِة َو ِإَّنَها َلَك ِبيَر ٌة ِإاَّل َع َلى اْلَخاِش ِع يَن‬

Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al-Baqarah
[2]: 45).

H. Tips Agar Sholat Khusyu’


- Perisapannya dimulai sebelum sholat. Tahap pertama ciri: ingat tentang sholat.
- Menyiapkan pertemuan dengan Allah. Dijelaskan dalam Q.S Al-A’raf ayat 31
‫َي ا َبِن ي آَد َم ُخ ُذ وا ِز يَنَت ُك ْم ِع ْن َد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َو ُك ُل وا َو ا ْش َر ُبوا َو اَل ُت ْس ِر ُف واۚ ِإ َّن ُه اَل ُي ِح ُّب ا ْل ُم ْس ِر ِف يَن‬
Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan.sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
- Sholatlah seperti ini adalah sholat terakhir dalam hidupmu

Anda mungkin juga menyukai