Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

BAB SHALAT

Dosen Pengampu
Dhevin MQ Agus Puspita W., M.Pd

Disusun oleh kelompok 2

Muhammad Luthfi Irwansyah Akhsan Sirojjudin


Muhammad Tohir Zeki S. Aziz Kurniawan
M. Abi Balya Ahmad Zaki Mubarok
M. Nasrullah Yogi Febrian

Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam


Univeritas Al-Falah As-Sunniyah Kencong – Jember
2024
MAKALAH
BAB SHALAT

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Fiqih Ibadah”
Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam
Univeritas Al-Falah As-Sunniyah Kencong – Jember

Dosen Pengampu
Dhevin MQ Agus Puspita W., M.Pd

Disusun oleh kelompok 2

Muhammad Luthfi Irwansyah Akhsan Sirojjudin


Muhammad Tohir Zeki S. Aziz Kurniawan
M. Abi Balya Ahmad Zaki Mubarok
M. Nasrullah Yogi Febrian

Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam


Univeritas Al-Falah As-Sunniyah Kencong – Jember
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sholat merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat muslim dan sholat merupakan
sarana komunikasi antara seorang hamba dengan TuhanNya sebagai suatu bentuk ibadah
yang di dalamnya terdapat sebuah amalan yang tersusun dari beberapa ucapan dan
perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, dan dilakukan
sesuai dengan syarat maupun rukun sholat yang telah ditentukan (Imam Bashari Assayuthi,
30). Shalat terdiri dari sholat fardhu (wajib) dan sholat sunnah.
Sholat fardhu (wajib) sendiri terdiri atas 5 waktu antara lain subuh, dzuhur, ashar,
maghrib dan isya’. Sholat dapat membentuk kecerdasan spiritual bagi siapa saja yang
melakukannya. Selain itu sholat adalah bentuk pengabdian manusia kepada Allah SWT
yang wajib dilaksanakan agar didalam setiap kegiatannya selalu diberikan keberkahan,
kebaikan, kemudahan, dan jalan keluar dari kesulitan yang menimpa. Adapun manfaat dari
melaksanakan sholat menurut Imam Ja’far Al-Shadiq antara lain yaitu mengajarkan
bagaimana agar kita selalu mengawali suatu perbuatan dengan niat yang baik, dan ini bisa
tercermin dari sebelum memulai sholat kita harus selalu mengawalinya dengan niat.
Dan manfaat sholat yang lainnya yaitu dapat memperkuat iman, membangun akhlak
yang baik
dan moralitas yang tinggi, mengajarkan tentang kesabaran, serta dapat mencegah dari segala
perbuatan yang keji dan mungkar sesuai dengan Firman Allah Swt. dalam Al-Qur’an surah
Al-Ankabut ayat 45:

‫اّلُ ََ ْْلَ ُم‬ ِٰ ‫الص ٰلوةَ تَنْ ٰهى ع ِن الْ َفحش ۤا ِء والْمنْ َك َِۗر ولَ ِِ ْْر‬
ٰٰ ‫اّل اَ ْْ َ ََُۗ َو‬ َّ
‫ن‬ ِ‫الص ٰلو َۗةَ ا‬
َّ ‫ٰب َواَقِِم‬
ِ ‫ك ِمن الْ ِكت‬ ِ ِ
ٰ ُ َ ُ َ َْ َ َّ َ َ ‫اُتْ ُل َمآ اُْوح َي الَْي‬
‫صنَ ُْ ْو َن‬
ْ َ‫َما ت‬
“Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan
tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.
Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain).
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Di dalam sholat juga terdapat beberapa hal yang wajib kita ketahui selaku umat muslim.
Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas beberapa hal tersebut secara rinci dan
sesingkat mungkin.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah pengertian shalat ?
2. Apa saja syarat-syarat sah shalat ?
3. Apa saja syarat-syarat wajib shalat ?
4. Apa saja rukun - rukunnya shalat ?
5. Apa saja keharaman melaksanakan sholat ?
6. Apa saja perkara yang membatalkan shalat ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat
Shalat secara bahasa bermakna doa. Pemaknaan semacam ini dapat kita simak
pada ayat Q.S. At-Taubah (9:103):

‫يع َعلِ ٌيم‬ ِ َّ ‫ك س َكن ََلم و‬


ٌ ‫اّلُ ََس‬ َ ‫ص ِٰل َعلَْي ِه ْم إِ َّن‬
َ ُْ ٌ َ َ َ‫ص ََلت‬ َ ‫َو‬
“Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa
bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Adapun secara istilah, Syekh Muhammad bin Qasim al-Gharabili (w. 918H) dalam kitab
Fathul Qarib (Surabaya: Harisma, 2005), hal. 11 menyebutkan:

‫بشرائ َط خمصوصة‬
َ ‫ خمتتمةٌ ابلتسليم‬،‫تحةٌ ابلتكبري‬
َ َ‫ أقو ٌال وأفْال ُمفت‬:‫ ْما قال الرافْي‬- ‫وشرعا‬
“Dan secara (istilah) syara’–sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ar-Rofi’i, (shalat
ialah) rangkaian ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir, diakhiri dengan salam,
beserta syarat-syarat yang telah ditentukan”.

B. Syarat-Syarat Sah Sholat


1. Suci dari Dua Hadas
2. Suci dari Najis
3. Munutup Aurat
4. Menghadap Kiblat
5. Mengetahui Masuknya Waktu Sholat
6. Mengetahui Kefardhuan Sholat
7. Tidak Meyakini Fardhu-fardhu Sholat sebagai
8. Kesunahan
9. Menjauhi Perkara-perkara yang Membatalkan Sholat

C. Syarat Wajib Sholat


1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Memiliki Indera Pendengar dan Penglihatan yang
5. Sehat
6. Kesampaian Dakwah Islamiah
7. Suci dari Haid dan Nifas

D. Rukun-Rukun Sholat
Imam Abu Suja’ dalam Matan al-Ghâyah wa Taqrîb (Surabaya: Al-Hidayah, 2000), hal.
9 menyebutkan bahwa rukun sholat adalah sebagai berikut :

‫" فصل" وأرْان الصَلة مثانية عشر رْنا النية والقيام مع القدرة وتكبرية اإلحرام وقراءة الفاحتة وبسم هللا الرمحن‬
‫الرحيم آَة منها والرْوع والطمأنينة فيه والرفع واعتدال والطمأنينة فيه والسجود والطمأنينة فيه واجللوس بني‬
‫السجدتني والطمأنينة فيه واجللوس األخري والتشهد فيه والصَلة على النيب صلى هللا عليه وسلم فيه والتسليمة‬
‫األوىل ونية اخلروج من الصَلة وترتيب األرْان على ما ذْرانه‬
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ihrâm,
4. Membaca surat al-Fatihah; dimana Bismillâhirrahmânirrahîm merupakan bagian
ayatnya
5. Ruku’,
6. Thuma’ninah
7. Bangun dari ruku’ dan I’tidal
8. Thuma’ninah,
9. Sujud
10. Thuma’ninah
11. Duduk diantara dua sujud
12. Thuma’ninah
13. Duduk untuk tasyahhud akhir
14. Membaca tasyahhud akhir
15. Membaca shalawat pada Nabi SAW saat tasyahhud akhir
16. Salam pertama
17. Niat keluar dari shalat
18. Tertib; yakni mengurutkan rukun-rukun sesuai apa yang telah dituturkan”

E. Keharaman Melaksanakan Sholat


Diharamkan melaksanakan sholat yang tidak memiliki sebab yang mendahuluinya atau
yang menyertainya di selain tanah haram Mekah pada saat lima waktu :
1. Ketika permulaan terbit matahari sampai matahari naik ke atas sekitar satu tombak.
Apabila ia telah naik setombak maka sholatnya sah secara mutlak.
2. Ketika waktu istiwak, yaitu matahari tepat di tengah-tengah langit di selain hari Jumat,
sampai tergelincir (zawal).
3. Waktu di saat kuning-kuning matahari masih terjadi sampai matahari betul-betul
terbenam karena memang adanya larangan melakukan sholat pada waktu tersebut.
4. Waktu setelah melaksanakan sholat Subuh, yaitu bagi orang yang melaksanakan sholat
Subuh secara ada' yang tidak perlu menqodho.
5. Setelah melaksanakan Sholat Ashar, yaitu bagi orang yang melaksanakan sholat Ashar
secara adak yang tidak perlu menqodho.

F. Perkara Yang Membatalkan Sholat


Di dalam kitabnya Safinatun Naja Syeikh Salim menjelaskan 13 perkara yang
membatalkan sholat yaitu:
1. Hadats
2. Kejatuhan Najis
3. Terbukanya Aurat
4. Mengucap kata-kata yang diahami meskipun hanya satu atau dua huruf secara sengaja
5. Mufattir atau Melakukan Perkara yang Membatalkan Puasa
6. Lupa Makan Banyak
7. Bergerak Tiga Kali Secara Berturut-turut
8. Melompat atau berpindah tempat dengan parah
9. Memukul sesuatu dengan serius (dhorbatul mufrithoh)
10. Menambahi Rukun Fi’li Secara Sengaja
11. Mendahului Imam dengan Dua Rukun Fi’li
12. Berniat Memutus Sholat
13. Mentakliq Memutus Sholat dengan Sesuatu
14. Taroddud Tentang Memutus Sholat
BAB III
KESIMPULAN
Dalam fiqih ibadah khususnnya bab shalat ada beberapa hal yang perlu kita ketahui,
antara lain :
1. Pengertian shalat
2. Syarat-syarat sah shalat
3. Syarat-syarat wajib shalat
4. Rukun - rukunnya shalat
5. Keharaman melaksanakan Shalat
6. Perkara yang membatalkan shalat

Anda mungkin juga menyukai