Anda di halaman 1dari 19

SHALAT FARDHU

KELOMPOK 2

DISUSUN OLEH:

Muhammad Muhsin (2044000080)

Nurul Izabah (2044000084)

Syamsinar Hutasuhut (2044000095)

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS POTENSI UTAMA

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,puji dan syukur kami
panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,hidayah sehinggah kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “SHALAT FARDHU”

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah pendidikan
agama islam dan Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen.

Namun tidak lepas dari semua itu,kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karna itu,dengan lapang dada kami
membuka selebar-lebarnya bagi para pembaca yang igin memberi saran maupun kritik demi
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata semoga tugas yang telah dibuat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan
dapat memberikan nilai lebih pada pembelajaran mengenai shalat fardhu.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

MEDAN,07 NOVEMBER 2020

PENULIS

DAFTAR ISI
Kata Pengantar

BAB l PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB ll PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat Fardhu


1. Rukun rukun shalat fardhu
2.Waktu dan bacaan shalat fardhu
3.Manfaat shalat fardhu
4.Kedudukan shalat fardhu dalam islam
5.Hukum meninggalkan shalat fardhu

BAB ll PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap muslim diwajibkan untuk shalat, shalat adalah rukun islam yang paling utama
setelah dua kalimat syahadat. Shalat ini mencakup berbagai macam ibadah, seperti dizikir
kepada Allah,tillawah kitabullah, berdiri menghadap Allah dan sebagainya.
Sholat menurut arti bahasa adalah doa dan pada awal nya merupakan istilah untuk
menunjukkan makna dari doa secara keseluruhkan, namu semakin mengikuti jaman
kemudian berubah menjadi istilah secara khusus . mengingat ibadah shalat adalah wajib dan
menjadi keharusan semua orang, baik dari usia baligh hingga lansia sebelum dia meninggal
tetap melaksanakannya. Kedudukan shalat dalam agama islam merupakan ibadah yang
menempati posisi penting dan tidak dapat digantikan oleh ibadah apapun juga, shalat sebagai
tiang agama, amal yang paling pertama dihisab, pilar kedua setelah syahadat dan dalam garis
besarnya dibagi menjadi 2 yaitu shalat fardhu ataub diwajibkan dan sunnah atau tidak
diwajibkan.

B. Rumusan Masalah
Adakah manfaat shalat bagi kesehatan tubuh.

C. Tujuan
Mendekatkan diri kepada Allah dari perbuatan dosa dan selalu berpegang teguh pada
aturan Allah dengan menaati perintahnya dan menjauhi larangannya dan melaksanakan
kewajiban sebagai seorang muslim.

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Sholat Fardhu secara Bahasa

Secara bahasa, kata sholat berasal dari bahasa Arab yang berarti do’a, sedangkan menurut
istilah, sholat didefinisikan sebagai suatu bentuk peribadatan dalam bentuk rangkaian kegiatan
yang dimulai dengan takbiratul ikram dan diakhiri dengan mengucapkan salam.

Sholat merupakan cara menyembah Allah yang telah ada sejak sebelum diutusnya nabi
terakhir, Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam. Hanya saja, berkat rahmat Allah ta’ala
Rasulullah diberi wahyu untuk memperbaharui syariat sholat yang telah diturunkan pada rasul-
rasul sebelumnya.

Kabar tersebut tercantum dalam beberapa ayat Al-Qur’an seperti dalam Surat Maryam ayat
55 yang menggambarkan tentang sholatnya Nabi Ismail ‘alaihissalam:
‫ًّا‬DE‫ضًي‬ َّ ‫َو َكانَ يَأْ ُم ُر أَ ْهلَهُ بِال‬
ِ ْ‫صاَل ِة َوال َّز َكا ِة َو َكانَ ِع ْن َد َربِّ ِه َمر‬
Artinya: “Dan dia (Ismail) menyuruh keluarganya untuk melaksanakan sholat dan zakat, dan ia
adalah seorang yang diridloi disisi Tuhan-Nya”

Juga Surat Maryam (31) yang menggambarkan tentang sholatnya Nabi Isa ‘alaihissalam:
‫ًّا‬ED‫ت َحًي‬
ُ ‫صاَل ِة َوال َّز َكا ِة َما ُد ْم‬ َ ْ‫َوأَو‬
َّ ‫صانِي بِال‬
Artinya: “Dan Dia (Allah) memerintahkan kepadaku (Isa) (mendirikan) sholat dan (menunaikan)
zakat selama aku hidup.”

Syariat sholat fardhu pun disempurnakan saat Allah turunkan wahyu kepada Nabi
Muhammad dalam peristiwa Isra dan Mi’raj, yang terjadi sekitar 18 bulan sebelum peristiwa
hijrah. Dalam peristiwa tersebut Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam diperintahkan untuk
menegakan sholat lima waktu.
Seperti yang diriwayatkan dalam hadist sahih Imam Bukhari (No. 342) dan Muslim (No. 163):
Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “loteng rumahku terbuka saat
aku berada di Makkah, kemudian Jibril turun. Ia memegang tanganku dan mengangkatku ke
langit. Kemudian Allah memfardhukan sholat 50 waktu pada ummatku, maka aku kembali lagi,
dan Dia (Allah) berfirman: “sholat 5 waktu itulah (pahalanya sama dengan) sholat 50 waktu,
tidak akan tergantikan lagi pernyataanku””.

Sejak saat itulah sholat wajib atau fardhu yang lima waktu sehari semalam difardhukan bagi
umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun waktunya ialah shubuh, dzuhur,
ashar, maghrib, dan isya. sholat lima waktu tersebut pahalanya sama seperti sholat 50 waktu,
terlebih jika dilakukan di masjid secara berjamaah bagi laki-laki dan di rumah bagi perempuan,
akan dikalikan 27 kali lipat.

1.Rukun-rukun shalat fardu

1.Niat tempatnya di hati, mengucapkan dengan lisan hukumnua sunah. Niat ini diucapkan dalam
hati ketika takbiratul ihram
2. Berdiri bila mampu
3. Takbiratul ihram (ucapan Allahu akbar)
4. Membaca al-Fatihah dan basmallah merupakan satu ayat dari al-Fatihah
5. Ruku'
6. Tumaninah ketika ruku'
7. I'tidal
8. Tumaninah ketika i'tidal
9. Sujud
10. Tumaninah ketika sujud
11. Duduk di antara dua sujud
12. Tumaninah ketika duduk di antara dua sujud
13. Duduk tahiyat akhir
14. Membaca tasyahud (tahiyat akhir)
15. Membaca shalawat kepada nabi Muhammad
16. Salam pertama
17. Niat keluar sholat
18. Tartib sesuai urutan yang telah disebutkan di atas

2. Waktu dan bacaan shalat fardu

Ketika memulai sholat dengan niat, kondisi tubuh berdiri tegak menghadap kiblat. Jika tidak
sanggup berdiri maka duduk, jika tidak sanggup duduk maka berbaring, dan jika tidak sanggup
berbaring maka telentang. Untuk menunaikan sholat, semuanya harus menghadap kiblat.

Diawali dengan membaca niat, sholat lima waktu memiliki bacaan niat sholat yang berbeda
sesuai dengan waktu sholat tersebut. Berikut rangkuman bacaan niat sholat lima waktu dari
subuh, dzuhur, ashar, maghrib hingga isya’.

1. Niat shalat subuh

‫ستَ ْقبِ َل ا ْلقِ ْبلَ ِة أَدَا ًء هلِل ِ تَ َعالَى‬


ْ ‫ح َر ْك َعتَ ْي ِن ُم‬
ِ ‫الص ْب‬
ُّ ‫ض‬ َ ُ‫أ‬
َ ‫صلِّي فَ ْر‬

Usholli fardha shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala

“Aku niat salat fardhu shubuh, dua raka’at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah
ta’ala”

2.Niat shalat dzuhur

‫أَدَا ًء هلِل ِ تَ َعالَى‬ ‫ستَ ْقبِ َل ا ْلقِ ْبلَ ِة‬ ٍ ‫ظ ْه ِر أَ ْربَ َع َر َك َعا‬
ْ ‫ت ُم‬ ُّ ‫ض ال‬ َ ُ‫أ‬
َ ‫صلِّي فَ ْر‬

Usholli fardha dzuhri arba’a raka`aatin mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala

“Aku niat salat fardlu dluhur, empat raka’at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah
ta’ala”

3.Niat shalat ashar


‫ستَ ْقبِ َل ا ْلقِ ْبلَ ِة أَدَا ًء هلِل ِ تَ َعالَى‬ ٍ ‫ص ِر أَ ْربَ َع َر َك َعا‬
ْ ‫ت ُم‬ َ ُ‫أ‬
َ ‫صلِّي فَ ْر‬
ْ ‫ض ال َع‬

Usholli fardha ‘ashri arba’a raka`aatin mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala

“Aku niat salat fardlu ashar, empat raka’at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah
ta’ala”

4. Niat shalat maghrib

‫ستَ ْقبِ َل ا ْلقِ ْبلَ ِة أَدَا ًء هلِل ِ تَ َعالَى‬ ٍ ‫ب ثَاَل َث َر َك َعا‬


ْ ‫ت ُم‬ َ ُ‫أ‬
َ ‫صلِّي فَ ْر‬
ِ ‫ض ا ْل َم ْغ ِر‬

Usholli fardha maghribi tsalaatsa raka`aatin mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala

“Aku niat salat fardlu maghrib, tiga raka’at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah
ta’ala”

5. Niat shalat Isya

‫ستَ ْقبِ َل ا ْلقِ ْبلَ ِة أَدَا ًء هلِل ِ تَ َعالَى‬ ٍ ‫ض ال ِعشَا ِء أَ ْربَ َع َر َك َعا‬
ْ ‫ت ُم‬ َ ُ‫أ‬
َ ‫صلِّي فَ ْر‬

Usholli fardha ‘isyaa`i arba’a raka`aatin mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala

“Aku niat salat fardhu isya, empat raka’at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah ta’ala”

Takbiratul Ihram

Setelah membaca niat, maka selanjutnya yaitu melakukan takbiratul ihram dengan mengangkat
kedua tangan serta membaca :

‫هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر‬


(Allaahu akbar)

Artinya: Allah Maha Besar

Membaca Doa Iftitah

Setelah melakukan takbiratul ihram, maka tangan disedekapkan di dada, yaitu daerah yang
berdekatan dengan hati. Seetelahnya disunnahkan untuk membaca doa iftitah.  berisi pujian
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Berikut bacaan doa iftitah yang diajarkan oleh Rasulullah.

ِ َ‫س ْب َحانَ هَّللا ِ بُ ْك َرةً َوأ‬


, ً‫صيال‬ ُ ‫هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر َكبِي ًرا َوا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َكثِي ًرا َو‬

(Alloohu akbar kabiirow wal hamdu lillaahi katsiiroo wasubhaanalloohi bukrotaw wa-ashiilaa
‫اتِى هَّلِل ِ َر ِّب‬q‫ى َو َم َم‬ َ ‫ا‬qَ‫ ِكى َو َم ْحي‬q‫س‬ ُ ُ‫الَتِى َون‬q‫ص‬ َ َّ‫ ِر ِكينَ إِن‬q‫ش‬ ْ ‫ا ِمنَ ا ْل ُم‬qَ‫ا أَن‬q‫ا َو َم‬qً‫ض َحنِيف‬
َ ‫ت َواألَ ْر‬ َّ ‫ َر‬qَ‫إِنِّى َو َّجهْتُ َو ْج ِه َى لِلَّ ِذى فَط‬
ِ ‫ َم َوا‬q‫الس‬
ْ ‫ش ِري َك لَهُ َوبِ َذلِكَ أُ ِم ْرتُ َوأَنَا أَ َّو ُل ا ْل ُم‬
َ‫سلِ ِمين‬ َ َ‫ا ْل َعالَ ِمينَ ال‬

(Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardlo haniifaa wamaa ana minal
musyrikiin. Inna sholaatii wa nusukii wamahyaa wa mamaatii lillaahi robbil ‘aalamiin. Laa
syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimiin)

Artinya:
Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak.
Mahasuci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada
Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam keadaan tunduk dan aku bukanlah dari
golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku
hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Dan dengan yang demikian
itu lah aku diperintahkan. Dan aku adalah orang yang pertama berserah diri.

Membaca surah Al-Fatihah

Ketika melaksanakan sholat, setiap rakaat wajib membaca surat Al-Fatihah karena merupukan
rukun sholat Namun setelah membaca surat Al-Fatihah disunnahkan untuk membaca surat
lainnya dalam Al-Qur’an pada rakaat pertama dan kedua. Pada rokaat ke tiga dan ke empat
cukup membaca surat Al-Fatihah. Berikut bacaan surah Al-Fatihah

3. Manfaat shalat fardhu

1. Sholat merupakan Simbol Ketenangan

2. Shalat Adalah Cahaya

3. Shalat Sebagai Obat Dari Kelalaian

4. Shalat Sebagai Solusi Problematika Hidup

5. Shalat Mencegah Dari Perbuatan Keji Dan Mungkar.

6. Shalat Menghapuskan Dosa

7. Wujud pengabdian pada Sang Kuasa

8. Menjauhkan dari keburukan

9. Gerakan Shalat mencegah Osteoporosis

4. Kedudukan shalat fardu dalam islam

Shalat itu memiliki kedudukan yang mulia. Dalil-dalil yang diutarakan kali ini sudah menunjukkan kedudukan dan
muliannya ibadah shalat.

1- Shalat adalah tiang Islam. Islam seseorang tidaklah tegak kecuali dengan shalat. Dalam hadits Mu’adz
disebutkan,

‫صالَةُ َو ِذرْ َوةُ َسنَا ِم ِه ْال ِجهَا ُد‬ ْ


ِ ‫َرأسُ األَ ْم ِر‬
َّ ‫اإل ْسالَ ُم َو َع ُمو ُدهُ ال‬ .5
“Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak perkaranya adalah jihad” (HR.
Tirmidzi no. 2616. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir
mengatakan bahwa hadits ini hasan). Yang namanya tiang suatu bangunan jika ambruk, maka ambruk
pula bangunan tersebut. Sama halnya pula dengan bangunan Islam.
2- Shalat adalah amalan yang pertama kali akan dihisab. Amalan seseorang bisa dinilai baik buruknya dinilai dari
shalatnya.Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ت فَقَ ْد أَ ْفلَ َح‬


ْ ‫صلَ َح‬َ ‫صاَل تُهُ فَإ ِ ْن‬ َ ‫ ” إِ َّن أَ َّو َل َما يُ َحا َسبُ بِ ِه ال َع ْب ُد يَ ْو َم القِيَا َم ِة ِم ْن َع َملِ ِه‬.6
‫ك‬ َ ‫ضتِ ِه َش ْي ٌء قَا َل الرَّبُّ تَبَا َر‬ َ ‫ص ِم ْن فَ ِر ْي‬ َ َ‫اب َو َخ َس َر فَإ ِ ِن ا ْنتَق‬َ ‫ت فَقَ ْد َخ‬ ْ ‫َوأَ ْن َج َح َوإِ ْن فَ َس َد‬
‫ض ِة ثُ َّم‬
َ ‫ص ِم َن الفَ ِر ْي‬َ َ‫ع ؟ فَيُ ْك َم ُل بِهَا َما ا ْنتَق‬ ٍ ‫ انَظَر ُْوا هَلْ لِ َع ْب ِدي ِم ْن تَطَ ُّو‬: ‫َوتَ َعالَى‬
‫ك ثُ َّم تُ ْؤ َخ ُذ األَ ْع َما ُل‬
َ ِ‫ ” ثُ َّم ال َّز َكاةُ ِم ْث ُل َذل‬: ‫ َوفِي ِر َوايَ ٍة‬. ” ‫ك‬ َ ِ‫يَ ُك ْو ُن َسائِ ُر َع َملِ ِه َعلَى َذل‬
.”‫ك‬ َ ِ‫ب َذل‬ َ ‫َح َس‬
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila
shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan
menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala 
mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah
tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”

Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab
seperti itu pula.” (HR. Abu Daud no. 864, Ahmad 2: 425, Hakim 1: 262, Baihaqi, 2: 386. Al Hakim mengatakan
bahwa sanad hadits ini shahih dan tidak dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim, penilaian shahih ini disepakati oleh
Adz Dzahabi)

3- Perkara terakhir yang hilang dari manusia adalah shalat.Dari Abu Umamah Al Bahili, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َّث النَّاسُ بِالَّتِى تَلِيهَا‬


َ ‫ت عُرْ َوةٌ تَ َشب‬ ْ ‫ض‬َ َ‫اإل ْسالَ ِم عُرْ َوةً عُرْ َوةً فَ ُكلَّ َما ا ْنتَق‬ َ َ‫لَيُ ْنق‬
ِ ‫ض َّن ُع َرى‬ .7
ُ‫صالَة‬ ِ ‫َوأَ َّولُه َُّن نَ ْقضا ً ْال ُح ْك ُم َو‬
َّ ‫آخ ُرهُ َّن ال‬
“Tali ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali terputus, manusia bergantung pada tali
berikutnya. Yang paling awal terputus adalah hukumnya, dan yang terakhir adalah shalat.” (HR.
Ahmad 5: 251. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid)

Hadits ini jelas menyatakan bahwa ketika tali Islam yang pertama sudah putus dalam diri seseorang, yaitu ia tidak
berhukum pada hukum Islam, ia masih bisa disebut Islam. Di sini Nabi tidak mengatakan bahwa ketika tali pertama
putus, maka kafirlah ia. Bahkan masih ada tali-tali yang lain hingga yang terakhir adalah shalatnya.

Dari Zaid bin Tsabit, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ُ‫صالَة‬ ِ ‫اس األَ َمانَةُ َو‬
َّ ‫آخ ُر َما يَ ْبقَى ِم ْن ِد ْينِ ِه ْم ال‬ ِ َّ‫أَ َّو ُل َما يَرْ فَ ُع ِم َن الن‬ .8
“Yang pertama kali diangkat dari diri seseorang adalah amanat dan yang terakhir tersisa adalah
shalat.” (HR. Al Hakim At Tirmidzi dan disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jami’, 2:
353).

4- Shalat adalah akhir wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengatakan


bahwa di antara wasiat terakhir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫ت أَ ْي َمانُ ُك ْم‬
ْ ‫صالَةَ َو َما َملَ َك‬
َّ ‫صالَةَ ال‬
َّ ‫ال‬ .9
“Jagalah shalat, jagalah shalat dan budak-budak kalian” (HR. Ahmad 6: 290. Syaikh Syu’aib Al
Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya).

5- Allah memuji orang yang mengerjakan shalat.

Allah Ta’ala berfirman,

‫ان‬ َ ‫ق ْال َو ْع ِد َو َك‬


َ ‫) َو َك‬54( ‫ان َر ُسواًل نَبِيًّا‬ َ ‫صا ِد‬
َ ‫ان‬ َ ‫ب إِ ْس َما ِعي َل إِنَّهُ َك‬ِ ‫َو ْاذ ُكرْ فِي ْال ِكتَا‬ .10
)55( ‫ضيًّا‬ ِ ْ‫ان ِع ْن َد َربِّ ِه َمر‬َ ‫صاَل ِة َوال َّز َكا ِة َو َك‬ َّ ‫يَأْ ُم ُر أَ ْهلَهُ بِال‬
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia
menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di
sisi Rabbnya. ” (QS. Maryam: 54-55).

6- Allah mencela orang yang melalaikan dan malas-malasan dalam menunaikan shalat. Allah Ta’ala berfirman,

‫ف يَ ْلقَ ْو َن َغيًّا‬ ِ ‫صاَل ةَ َواتَّبَعُوا ال َّشهَ َوا‬


َ ‫ت فَ َس ْو‬ َ َ‫ف أ‬
َّ ‫ضا ُعوا ال‬ ٌ ‫ف ِم ْن بَ ْع ِد ِه ْم َخ ْل‬
َ َ‫فَ َخل‬ .11
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam: 59).

Dalam ayat lain disebutkan,


َّ ‫ون هَّللا َ َوهُ َو َخا ِد ُعهُ ْم َوإِ َذا قَا ُموا إِلَى ال‬
‫صاَل ِة قَا ُموا ُك َسالَى‬ َ ِ‫إِ َّن ْال ُمنَافِق‬
َ ‫ين يُ َخا ِد ُع‬ .12
َ ‫اس َواَل يَ ْذ ُكر‬
‫ُون هَّللا َ إِاَّل قَلِياًل‬ َ َّ‫ون الن‬
َ ‫يُ َرا ُء‬
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan
apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan
shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An
Nisa’: 142).

7- Rukun Islam yang paling utama setelah dua kalimat syahadat adalah shalat.

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫س َشهَا َد ِة أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا ُ َوأَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُهُ َوإِقَ ِام‬
ٍ ‫اإل ْسالَ ُم َعلَى َخ ْم‬
ِ ‫بُنِ َى‬ .13
‫ان‬
َ ‫ض‬ َ ‫ص ْو ِم َر َم‬ َ ‫ت َو‬ ِ ‫صالَ ِة َوإِيتَا ِء ال َّز َكا ِة َو َحجِّ ْالبَ ْي‬
َّ ‫ال‬
“Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : (1) bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar
untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan
shalat, (3) menunaikan zakat, (4) naik haji ke Baitullah (bagi yang mampu, -pen), (5) berpuasa di
bulan Ramadhan.”  (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)

8- Shalat diwajibkan tanpa perantara Jibril ‘alaihis salam. Tetapi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam sendiri yang langsung mendapatkan perintah shalat ketika beliau melakukan Isra’ dan Mi’raj.

9- Awalnya shalat diwajibkan sebanyak 50 shalat. Ini menunjukkan bahwa Allah amat menyukai ibadah shalat
tersebut. Kemudian Allah memperingan bagi hamba-Nya hingga menjadi 5 waktu dalam sehari semalam. Akan
tetapi, tetap saja shalat tersebut dihitung dalam timbangan sebanyak 50 shalat, walaupun dalam amalan hanyalah 5
waktu. Ini sudah menunjukkan mulianya kedudukan shalat.

10- Allah membuka amalan seorang muslim dengan shalat dan mengakhirinya pula dengan shalat. Ini juga yang
menunjukkan ditekankannya amalan shalat.

Allah Ta’ala berfirman,
‫ين هُ ْم َع ِن اللَّ ْغ ِو‬ َ ‫) َوالَّ ِذ‬2( ‫ُون‬ َ ‫اشع‬ ِ ‫صاَل تِ ِه ْم َخ‬ َ ‫ين هُ ْم فِي‬ َ ‫) الَّ ِذ‬1( ‫ون‬ َ ُ‫ قَ ْد أَ ْفلَ َح ْال ُم ْؤ ِمن‬.14
‫) إِاَّل‬5( ‫ون‬ َ ُ‫ُوج ِه ْم َحافِظ‬ ِ ‫ين هُ ْم لِفُر‬ َ ‫) َوالَّ ِذ‬4( ‫ون‬ َ ُ‫ين هُ ْم لِل َّز َكا ِة فَا ِعل‬َ ‫) َوالَّ ِذ‬3( ‫ُون‬ َ ‫ْرض‬ ِ ‫ُمع‬
‫ك‬ َ ِ‫) فَ َم ِن ا ْبتَ َغى َو َرا َء َذل‬6( ‫ين‬ َ ‫ت أَ ْي َمانُهُ ْم فَإِنَّهُ ْم َغ ْي ُر َملُو ِم‬ ْ ‫اج ِه ْم أَ ْو َما َملَ َك‬
ِ ‫َعلَى أَ ْز َو‬
‫ين هُ ْم َعلَى‬ َ ‫) َوالَّ ِذ‬8( ‫ون‬ َ ‫ين هُ ْم أِل َ َمانَاتِ ِه ْم َو َع ْه ِد ِه ْم َرا ُع‬
َ ‫) َوالَّ ِذ‬7( ‫ون‬ َ ‫ك هُ ُم ْال َعا ُد‬ َ ِ‫فَأُولَئ‬
)9( ‫ون‬ َ ُ‫صلَ َواتِ ِه ْم يُ َحافِظ‬ َ
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam
shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka
dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang
yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan
janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.” (QS. Al Mu’minun: 1-9).

11- Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan umatnya untuk


memerintahkan keluarga mereka supaya menunaikan shalat.

Allah Ta’ala berfirman,

‫ك َو ْال َعاقِبَةُ لِلتَّ ْق َوى‬ َ ُ‫صاَل ِة َواصْ طَبِرْ َعلَ ْيهَا اَل نَسْأَل‬
َ ُ‫ك ِر ْزقًا نَحْ ُن نَرْ ُزق‬ َ َ‫َو ْأ ُمرْ أَ ْهل‬
َّ ‫ك بِال‬ .15
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan
akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132).

12- Semenjak anak-anak sudah diperintahkan shalat dan boleh dipukul jika tidak shalat pada waktu berumur 10
tahun. Perintah shalat ini tidak ditemukan pada amalan lainnya, sekaligus hal ini menunjukkan mulianya ibadah
shalat.

Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ين َواضْ ِربُوهُ ْم َعلَ ْيهَا َوهُ ْم أَ ْبنَا ُء َع ْش ِر‬َ ِ‫صالَ ِة َوهُ ْم أَ ْبنَا ُء َسب ِْع ِسن‬
َّ ‫ُمرُوا أَ ْوالَ َد ُك ْم بِال‬ .16
‫اج ِع‬
ِ ‫ض‬َ ‫ين َوفَرِّ قُوا بَ ْينَهُ ْم فِى ْال َم‬
َ ِ‫ِسن‬
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul
mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur
mereka“. (HR. Abu Daud no. 495. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

13- Siapa yang tertidur atau lupa dari shalat, maka hendaklah ia mengqodhonya. Ini sudah menunjukkan kemuliaan
shalat lima waktu karena mesti diganti.

Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ك‬ َ ُ‫صالَةً فَ ْلي‬


َ ِ‫ الَ َكفَّا َرةَ لَهَا إِالَّ َذل‬، ‫صلِّ إِ َذا َذ َك َرهَا‬ َ ‫َم ْن نَ ِس َى‬ .17
“Barangsiapa yang lupa shalat, hendaklah ia shalat ketika ia ingat. Tidak ada kewajiban baginya
selain itu.” (HR. Bukhari no. 597 dan Muslim no. 684).

5.Hukum meninggalkan shalat fardhu

Dengan begitu tingginya dan utamanya kedudukan shalat dalam Islam, meninggalkan
ibadah ini pun berat konsekuensinya. Orang yang meninggalkan shalat
karena berkeyakinan shalat 5 waktu itu tidak wajib, maka ia keluar dari Islam. Ini
adalah ijma ulama tidak ada khilafiyah di antara mereka. Imam An
Nawawi rahimahullah mengatakan:

‫يترك فِعلَها في‬


ْ ‫ ولم‬D‫ أو َج َح َد وجوبَها‬D،‫ لوجوبها‬D‫ جاح ًدا‬Dَ‫ ت َرك الصالة‬D‫إذا‬
D‫لمين‬D‫ المس‬D‫بإجماع‬
ِ ‫ فهو كاف ٌر مرت ٌّد‬،‫الصورة‬
“Jika seseorang meninggalkan shalat karena mengingkari wajibnya shalat, atau ia
mengingkari wajibnya shalat walaupun tidak meninggalkan shalat, maka ia kafir murtad
dari agama Islam berdasarkan ijma ulama kaum Muslimin” (Al Majmu’, 3/14).

Sedangkan orang yang meninggalkan shalat bukan karena mengingkari wajibnya,


namun karena malas dan meremehkan, statusnya diperselisihkan oleh ulama:

 Madzhab Hambali berpendapat kafirnya orang yang meninggalkan shalat.


Demikian juga salah satu pendapat dalam madzhab Syafi’i dan Maliki. Dan
pendapat ini dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim.
 Pendapat madzhab Syafi’i dan Maliki mengatakan bahwa orang yang
meninggalkan shalat tidak kafir, namun mereka dihukum oleh ulil amri dengan
hukuman mati.
 Pendapat madzhab Hanafi mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat
tidak kafir, namun mereka dipenjara sampai kembali shalat.

Pendapat yang rajih dalam masalah ini adalah pendapat pertama, yang mengatakan
bahwa orang yang meninggalkan shalat itu kafir keluar dari Islam. Karena didukung
oleh dalil-dalil yang kuat. Ini yang dikuatkan Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh
Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syaikh Shalih Al Fauzan, Syaikh Muhammad bin
Ibrahim, dan para ulama besar lainnya.
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Kita sebagai umat islam harus mengetahui dan melaksanakan ibadah shalat,karena shalat
adalah tiang agama,barangsiapa yang tidak mau tau dan tidak mau melaksanakannya, maka dia
telah merobohkan tiang agama dan akan diancam masuk neraka jahanam.

B.SARAN

Dalam melaksanakan shalat fardhu harus ihklas dan setulus hati,tidak ada unsur paksaan
dari orang lain,karena shalat fardhu hukumnya wajib.
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Ubaid Ibnu, Keutamaan dan Keistimewaan: Shalat Tahajud, Hajat,Istikharah,dan Dhuha,

Surabaya: Pustaka Media, 2002. Abdurrahman, Fadhol, Al-Qur’an terjemah Indonesia, Kudus: Menara

Kudus, 2006. Abidin, Munirul, Buku Putih Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, Jakarta: Darul Falah, 2003. Adz-
Dzaky, Hamdani Bakran, Psikoterapi dan Konseling Islam, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001.

Al Hijaj, Imam Abi Al-Husain Muslim Ibn, Shahih Muslim, Juz 1, Beirut-Libanon: Darul Kutub Ilmiah, 1992.

Albukhari, Abi Abdilah Muhammad ibn Ismail, Shahih Bukhari, juz 1, BeirutLibanon: Darul Fiqr, 1994. Al-

Fandi, Samsul Munir Amin&Haryanto, Energi Dzikir, Jakarta: Amzah, 2008.

Anda mungkin juga menyukai