Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


ANALISIS PROFITABILITAS: RETURN ON ASSET (ROA)
Dosen Pengampu : Pangodian Harahap M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Khairil Fitrah Harahap (0502191092)
2. Lutfiah Hanifah (0502192084)
3. Sri Eka Putri (0502192110)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2021

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, yang mana berkat
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Analisis Profitabilitas:
Return on Asset (ROA)”.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah analisis laporan keuangan.

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai situs
internet dan buku sehingga kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat
beberapa kekurangan karena terbatasnya kemampuan yang kami miliki.

Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada para pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kami
khususnya dan para pembaca umumnya. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritikan
agar kami dapat memperbaiki serta untuk bahan acuan dalam penyusunan makalah
selanjutnya.

Medan, 24 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Perhitungan ROA......................................................................................................................5
B. Komponen-komponen ROA......................................................................................................6
C. Interpretasi ROA........................................................................................................................8
D. Perbedaan dalam Komposisi Profit Margin dan Perputaran Aktiva...........................................9
BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasio profitabilitas perusahaan yang tercermin di laporan keuangan,
menggambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau dari tingkat efisiensi dan
efektivitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba. Oleh karena itu konsep
profitabilitas dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indicator kinerja
keuangan fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen. Dimensi
profitabilitas memiliki hubungan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan nilai
perusahaan secara konsep dapat dijelaskan oleh nilai yang ditentukan oleh harga
saham yang diperjual belikan di pasar modal.Pasar modal merupakan pasar untuk
berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bias diperjual belikan ,baik surat
utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, maupun instrument lainnya. Laporan
keuangan dapat dilakukan analisa beberapa rasio yang berguna untuk membantu
investor dalam mengambil keputusan untuk memilih suatu saham. Dari berbagai rasio
tersebut, rasio profitabilitas dianggap rasio yang paling mudah untuk dianalisa apalagi
sangat berhubungan erat dengan keuntungan suatu perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perhitungan ROA?
2. Jelaskan apa saja komponen-komponen ROA?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Operating Leverage?
4. Jelaskan perbedaan dalam komposisi profit margin dan perputaran aktiva?
C. Tujuan
1. Dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan digunakan untuk
membuktikan kesesuaian antara teori yang ada.
2. Dapat mengetahui penjelasan tentang operating leverage
3. Dapat mengetahui tentang strategi bisnis

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perhitungan ROA
Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan selalu disesuaikan
dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. Variasi dalam perhitungan ROA, di
samping perhitungan seperti dibicarakan pada bab sebelumnya, adalah dengan
memasukkan biaya pendanaan. Biaya-biaya pendanaan yang dimaksud adalah bunga
yang merupakan biaya pendanaan dengan utang.
Dividen yang merupakan biaya pendanaan dengan saham dalam analisis ROA
tidak diperhitungkan. Biaya bunga ditambahkan ke laba yang dipeoleh perusahaan.
ROA bisa diinterpretasikan sebagai hasil dari serangkaian dari kebijakan perusahaan
(strategi) dan pengaruh dari faktor-faktor lingkungan (environmental factors).
Analisis difokuskan pada profitablitas aset, dan dengan deikian tidak
memperhitungkan cara-cara untuk mendanai aset tersebut. Formula ROA bisa
dihitung sebagai berikut (dengan memasukkan pendanaan):
Laba Bersih ×100
ROA =
Total Aset rata−rata

Contoh perhitungan ROA :

Laba bersih atau Net Income PT. Terang Abadi adalah sebesar 2,613 triliun,
hal ini berdasarkan laporan keuangan per tanggal 31 Desember 2018. Sedangkan
Total Asetnya berjumlah 51,333 triliun. Dengan data di atas, hitunglah jumlah ROA
PT. Terang Abadi?

Laba Bersih ×100


Rumus Return on Asset =
Total Aset rata−rata

Return on Asset = 2,613 triliun : 51,333 triliun x 100%


Return on Asset = 5,09%

Maka ROA PT. Terang Abadi tercatat sebesar 5,09%

Karena bunga tidak masuk dalam analisis ROA, maka bunga ditambahkan
kembali ke laba bersih. Apabila ingin lebih tepat lagi, maka sebenarnya ada
penghematan pajak yang muncul dari penggunaan bunga, karena bunga bisa dipakai

5
sebagai pengurang pajak. Dengan demikian setelah penyesuaian pajak, formula ROA
dihitung sebagai berikut:

Laba Bersih+ Bunga(1−tingkat pajak )


ROA =
Total Aset rata−rata

Dalam formula diatas, bunga ditambahkan kembali ke laba bersih, sedangkan


penghematan pajak karena bunga dikurangkan dari laba bersih. Dalam hal ini
digunakan total aset dalam hal ini, bukannya total aset pada akhir periode. Ini lebih
konsisten dengan penggunaan ROA sebagai pengukur prestasi pada satu periode
tertentu. Biasanya aset rata-rata dihitung dengan menjumlahkan aset pada awal priode
dengan aset pada akhir priode dan dibagi dua. Untuk bisnis yang tidak bersifat
musiman, penggunaan semacam itu sudah memadai. Tetapi untuk bisnis yang
musiman, rata-rata aset pada ahkir setiap triwulan lebih baik digunakan. Laba bersih
suatu perusahaan kadang –kadang dipengaruhi oleh dua faktor luar biasa yang tidak
selalu muncul dalam kegiatan bisnis yang normal:

(1) Laba karena perubahan prinsip akuntansi.


(2) Biaya restrukturisasi.

Dalam Kaitannya dengan perubahan prinsip akuntansi, ada argumentasi yang


bisa dikemukakan yaitu laba, karena perubahan akuntansi tidak sering muncul
(nonrecurring) dan relatif bukan bagian dari kegiatan bisnis yang normal. Karena itu,
laba yang disebabkan perubahan akuntansi seharusnya tidak diperhitungkan karena
tidak mencerminkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam menghasilkan
laba. Dalam kaitannya dengan biaya restrukturasi perusahaan ada beberapa
argumentasi yang dapat dikemukakan:

1. Faktor tersebut muncul relatif tidak sering dan bisa dikatakan sebagai
nonrecurring.
2. Item tersebut bisa dikatakan merupakan bagian normal dari kegiatan bisnis.
3. Jumlah tersebut cukup material.
B. Komponen-komponen ROA
ROA bisa dipecah lagi dalam dua komponen yaitu:
a) Profit Marginal
Menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari tingkat
penjualan tertentu. Profit margin bisa diinterpretasikan sebagai tigkat efesiensi

6
perusahaan, yakni sejauh mana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya yang
ada di perusahaan.
Laba Bersih+ Bunga(1−Tingkat Pajak )
Profit Margin =
Penjualan
b) Perputaran Total Aktiva (asset): perputaran total aktiva (aset).
Mencerminkan kemampuan perusahaan, perusahaan menghasilkan penjualan
dari total investasi tertentu. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai kemampuan
perusahaan mengelola asset berdasarkan tingkat penjualan tertentu. Rasio ini
mengukur aktivitas penggunaan aktiva perusahaan.
Penjualan
Perputaran total aset =
Total Aset rata−rata

Jadi Formula ROA adalah:


Laba Bersih+ Bunga ( 1−tingkat pajak ) Penjualan
ROA = x
Penjualan Total Aset rata−rata

Berikut ini tabel ROA, Profit Margin, dan Perputaran Aktica dua perusahaan
untuk tiga tahun berturut-turut:

Tahun 3 Tahun 2 Tahun 1


Perusahaan ABC
ROA 12,16% 11,9% 12,5%
Profit margin 7,6% 7,9% 8,3%
Perputaran Aktiva 1,6 1,5 1,5

Perpustakaan XYZ
ROA 10% 9,3% 8,7%
Profit margin 5,9% 6,2% 5,8%
Perputaran Aktiva 1,7 1,5 1,5

Dari data-data di atas dapat dilihat bahwa ABC mempunyai tingkat ROA yang
tinggi dibandingkan dengan XYZ selama tiga tahun terakhir. Pemecahan ROA ke
dalam Profit Margin dan perputaran aktiva, tampak bahwa profit margin ABC lebih

7
tinggi dibandingkan dengan profit margin XYZ. Keduanya mempunyai tingkat
perputaran aktiva yang sama.

C. Interpretasi ROA
a) Operating Leverage
Operating leverage menunjukkan sejauh mana pemakaian beban tetap dalam suatu
perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap yang tinggi berarti mempunyai
operating leverage yang tinggi. Beban tetap operasional datangnya dari beban depresiasi
peralatan/bangunan (aktiva tetap). Perusahaan yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang
besar (yang berarti melakukan investasi besar pada aktiva tetap) akan mempunyai beban
depresiasi yang tinggi, yang berarti mempunyai beban operasional yang tinggi, dan berarti
mempunyai operating leverage yang tinggi.
Perusahaan- perusahaan atau industri-industri mempunyai struktur biaya variable dan
biaya tetap yang berbeda- beda. Perusahaan eksplorasi dan pengolahan minyak, perusahaan
baja mempunyai proporsi aktiva tetap yang besar.
Perusahaan atau industri dengan operating leverage yang tinggi akan mempunyai
nuktuasi pendapatan yang tinggi pula. Itu berarti risiko perusahaan tersebut tinggi. Apabila
kondisi perekonomian membaik, penjualan meningkat, perusahaan dengan operating
leverage yang tinggi akan mengalami kenaikan keuntungan (pendapatan) yang tinggi,
sebaliknya apabila kondisi perekonomian menurun, penjualan menurun, perusahaan tersebut
akan mengalami penurunan yang tajam.
b) Siklus Kehidupan Produk
Siklus kehidupan produk akan mempunyai pengaruh terhadap ROA atau perbedaan-
perbedaan ROA. Produk, mulai dari muncul sampai menghilang, bergerak melalui beberapa
tahap
1. Tahap perkenalan (Introduction)
2. Tahap pertumbuhan (Growth)
3. Tahap kedewasaan (Maturity)
4. Tahap penurunan (Decline)

Pada tahap perkenalan, perusahaan memfokuskan pada pengembangan produk (melalui


riset dan pengembangan), pengembangan pasar (melalui iklan dan promosi lainnya).
Pengembangan kapasitas (melalui pengeluaran investasi pada pengembangan pabrik baru atau
perluasan pabrik). Tujuannya adalah untuk memperkenalkan produk baru dan memperoleh
market share. Sebaliknya, pada tahap kedewasaan, produk relatif sedah mapan dan tidak
memerlukan upaya pengembangan atau penyiapan infrastruktur. Pengeluaran investasi pada
tahap ini relatif tidak signifikan. Kompetisi semakin keras. Pengelolaan biaya (agar diperoleh

8
biaya yang efisien) menjadi penting pada tahap ini. Pada tahap ini perusahaan bisa
memperoleh laba (ROA) yang cukup tinggi dibandingkan pada tahap tahap lainnya. Pada
penurunan, perusahaan sudah mulai mengambil ancang ancang untuk keluar dari bisnis
produk tersebut.

D. Perbedaan dalam Komposisi Profit Margin dan Perputaran Aktiva


a) Pembatasan Kapasitas dan Pembatasan Kompetisi
Perusahaan atau industri yang ditandai dengan biaya tetap yang besar dan
membutuhkan periode yang lama untuk membangun atau menambah kapasitas produksi akan
mempunyai pembatasan kapasitas. Ada batasan atas yang membatasi jumlah atau besarnya
perputaran aset perusahaan. Bagi industri atau perusahaan semacam ini, diperlukan cara lain
agar diperoleh ROA yang mampu menarik modal ke usaha tersebut. Cara tersebut adalah
dengan menaikkan profit margin-nya. Dengan demikian meskipun perputaran aktiva
perusahaan/industri tersebut terbatas, perusahaan bisa memperoleh ROA yang tinggi dengan
menaikkan profit margin-nya. Situasi semacam itu bisa dilihat pada gambar berikut ini.

Profit Margin
A
A

B
A
Pembatasan oleh
CA kompetisi

Pembatasan Perputaran
Kapasitas
Aktiva

Perusahaan atau industri pada umumnya menyukai beroperasi di wilayah A.


Biasanya tingginya profit margin semacam ini bisa diperoleh melalui beberapa cara:
biaya investasi yang sangat besar, risiko yang sangat tinggi, atau peraturan. Faktor-
faktor-faktor yang disebutkan di muka bisa menjelaskan mengapa industri eksplorasi
minyak dan industri baja akan cenderung mempunyai profit margin yang tinggi dan
perputaran aktiva yang rendah. Apabila ada faktor faktor yang mempengaruhi profit

9
margin (dalam hal ini menurunkan profit margin), seperti tidak adanya atau
berkurangnya hambatan masuk ke industri, maka ROA industri atau perusahaan
perusahaan dalam industri juga akan terpengaruh (dalam hal ini akan mengalami
penurunan).

Pada situasi lain, perusahaan akan mengalami pembatasan karena adanya


kompetisi. Pada industri-industri di mana produk yang dijual masal seperti komoditi,
kompetisi yang terjadi menyerupai kompetisi sempurna (perfect competition).
Kompetisi yang ketat akan membatasi profit margin yang bisa dicapai. Untuk
industri atau perusahaan semacam itu yang terjadi adalah pembatasan kompetisi
seperti yang ditunjukkan oleh garis mendatar pada gambar di utas, Perusahaan atau
industri akan beroperasi pada wilayah C Untuk memperoleh ROA yang tinggi,
sehingga mampu menarik modal masuk ke industri tersebut, industri atau
perusahaan tersebut harus menaikkan perputaran aktivanya. Cara yang bisa
ditempuh adalah dengan menurunkan biaya investasinya (menurunkan biaya tetap
overhead, sehingga perusahaan bisa lebih fleksibel menghadapi naik turunnya
penjualan; melakukan integrasi vertikal atau horisontal untuk memperoleh
penghematan biaya) dan melakukan pengendalian biaya. Dengan melakukan
pengendalian biaya perusahaan bisa menekan biaya produksi dan sekaligus bisa
melakukan persaingan harga. Faktor-faktor tersebut bisa menjelaskan mengapa
kebanyakan retailer dan toko grosir beroperasi pada wilayah C.

Perusahaan yang beroperasi di wilayah B mempunyai lebih banyak


fleksibilitas Perusalin tersebut tidak dibatasi oleh pembatasan kapasitas, tidak juga
dibatasi oleh pembatasan kompetisi. Untuk menaikkan ROA-nya perusahaan atau
industri bisa menggunakan strategi menaikkan profit margin, atau menaikkan
perputaran aktivanya, atau kedua-duanya.

Pengertian fleksibilitas berkaitan dengan tingkat substitusi strategi (marginal


rate of substitution) Perusahaan atau industri pada posisi A harus melepaskan
sejumlah profit margin yang cukup berarti (signifikan) apabila perusahaan tersebut
ingin memperoleh tambahan perputaran aktiva. Dengan demikian untuk perusahaan
atau industri tipe ini. alternatif paling baik adalah dengan memfokuskan pada profit
margin. Sebaliknya, perusahaan atau industri yang berada pada wilayah C harus
melepaskan jumlah perputaran aktiva yang cukup besar (signifikan) apabila

10
perusahaan tersebut ingin memperoleh tambahan profit margin. Hasil keseluruhan
tentunya akan menurunkan ROA. Dengan demikian untuk perusahaan atau industri
semacam ini, alternatif yang paling baik adalah dengan memfokuskan pada
perputaran aktiva (menaikkan perputaran aktiva).

Perusahaan yang berada pada wilayah B mempunyai fleksibilitas yang besar.


Apabila ingin berganti strategi, misal ingin menaikkan profit margin, perusahaan
atau industri ini bisa melakukannya tanpa harus mengorbankan perputaran aktiva
secara signifikan. Demikian juga sebaliknya, apabila perusahaan atau industri
tersebut ingin menaikkan perputaran aktiva, perusahaan tersebut tidak perlu
mengorbankan profit margin secara signifikan. Dengan demikian perusahaan atau
industri ini mempunyai keleluasaan untuk menentukan strateginya.

Wilaya Instensitas Modal Kompetisi Fokus Strategi


h
A Tinggi Monopoli Profit Margin
B Sedang Oligopoli atau Profit Margin, perputaran
kompetisi aktiva atau kombinasi
monopolistic keduanya
C Rendah Kompetisi Murni Perputaran Aktiva

b) Strategi Bisnis
Menurut strategi generic yang dirumuskan oleh Michael Porter, ada tiga jenis
strategi generic yaitu :
(1) Diferensiasi
(2) Biaya rendah (low cost strategy)
(3) Fokus

Strategi diferensiasi dilakukan dengan jalan mendiferensiasikan produk


(membedakan produk) relatif terhadap pesaing-pesaing lainnya. Dengan diferensiasi,
persaingan harga bisa dihindari. dan perusahaan bisa mengenakan harga yang lebih
tinggi (premium price) dibanding kalau perusahaan menggunakan strategi persaingan
harga. Diferensiasi bisa dicapai melalui penekanan pada kualitas yang lebih baik,
pelayanan yang lebih baik, atau faktor-faktor lainnya.

11
Strategi biaya rendah (low cost) dilakukan dengan jalan menekan biaya-biaya
perusahaan agar perusahaan bisa memperoleh daya saing harga. Pada beberapa
industri dengan produk yang menyerupai komoditi tertentu (seperti baja, minyak
tanah), usaha diferensiasi biasanya sulit dilakukan. Persaingan untuk industri atau
perusahaan semacam ini lebih ditandai dengan persaingan harga. Supaya bisa
memperoleh daya saing harga, perusahaan harus menekan biaya biaya di perusahaan.
Penekanan biaya ini bisa dilakukan dengan pemanfaatan skala ekonomi. efisiensi
produksi, dan pengendalian-pengendalian biaya lainnya.

Dengan mengacu pada gambar di muka, maka pergerakan ke arah posisi A


sepanjang kurva ROA menunjukkan kecenderungan ke strategi diferensiasi.
Sebaliknya pergerakan ke arah posisi C sepanjang kurva ROA menunjukkan
kecenderungan perubahan ke strategi biaya rendah.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laha dengan


menggun total aset yang ada, setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan untuk
mendan set) dikeluarkan dari analisis. Fokus analisis ROA adalah profitabilitas,
independen terhadap bay modalnya. Dalam analisis ROA, faktor-faktor nonrecurring
perlu pertimbangan lebih lanj Faktor tersebut bisa dikeluarkan, bisa juga dimasukkan.

ROA bisa dipecah ke dalain dua komponen: profit margin dan perputaran aktiva
Prof margin merupakan ukuran efisiensi perusahaan, sedangkan perputaran aktiva
mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aset yang
tertentu. Operatung leverage penggunaan biaya tetap operasional-akan mempengaruhi
ROA dengan jalan meningkatkan variabilitas ROA. Semakin tinggi operating leverage
suatu perusahaan, akun semakin tinggi titik impasnya (BEP). Kesulitan dalam analisis
biaya tetap variabel adalah karena perusahaan tidak melaporkan laporan keuangannya
berdasarkan klasifikasi biaya variabel tetap.

Siklus produk akan berpengaruh terhadap ROA. Komposisi profit margin dan
perputaran aktiva akan mempengaruhi ROA. Perusahaan yang menghadapi pembatasan
kapasitas, sehingga perputaran aktiva sulit dinaikkan, bisa menerapkan strategi
meningkatkan profit margin-nya Sebaliknya, perusahaan yang menghadapi pembatasan
karena adanya kompetisi yang tajam. sehingga sulit menaikkan profit margin-nya, bisa
menerapkan strategi meningkatkan perputaran aktivanya. Perusahaan yang berada pada
dua titik ekstrem tersebut mempunyai fleksibilitas yang lebih besar, bisa memilih
meningkatkan profit margin ataupun perputaran aktivanya.

Strategi yang dianut oleh perusahaan juga akan berpengaruh terhadap ROA.
Perusahaan yang menganut strategi diferensiasi bisa meningkatkan profit margin-nya.
Sebaliknya perusahaan yang menganut strategi biaya rendah bisa meningkatkan
perputaran aktivanya. Perusahaan yang mempunyai strategi di antara kedua titik ekstrem
tersebut akan mempunyai fleksibilitas yang lebih besar.

13
DAFTAR PUSTAKA
M. Hanafi, Mamduh,. dan Halim Abdul. 2016. Analisis Laporan Keuangan Edisi Kelima,
Yogyakarta. UPP STM YKPN

14

Anda mungkin juga menyukai