Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
Transfer Pricing.......................................................................................... 6
Kesimpulan ................................................................................................ 9
Saran ......................................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
barang misalnya, manajemen puncak dapat menempuh kebijakan jika
menguntungkan perusahaan secara keseluruhan, manajer divisi diwajibkan
untuk memilih sumber pengadaan dari divisi lain dalam perusahaan, tidak
dari pemasok luar. Dengan kebijakan ini, manajer divisi dipaksa untuk
merundingkan harga transfer yang adil bagi semua divisi yang terlibat.
Sehingga dua atau lebih divisi yang terpisah perlu melakukan hubungan
dalam mencapai tujuan perusahaan bersama, harga transfer mendekatkan
dua atau lebih divisi yang semua melakukan bisnis secara independen.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan pembahasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Total Sales
ROE : Total After Tex
2. Pengukuran Kinerja Pusat Investasi Dengan Menggunakan ROL
Pengambilan atas investasi (imbal hasil atas investasi)
Satu cara mengaitkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan
adalah dengan menghitung pengembalian atas investasi (return on
investment ROI) yaitu laba yang diperoleh untuk setiap dollar investasi. ROI
adalah ukuran kinerja yang paling lazim bagi suatu pusat investasi orang
yang dapat didefinisikan sebagai berikut :
ROL : laba operasi / aktiva operasi rata-rata
Laba operasi (operation income) mengacu pada laba sebelum
bunga dan pajak. aktiva operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva
yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi termasuk kas, piutang,
persediaan, tanah, gedung, dan peralatan. Gambaran aktiva operasi rata-
rata dihitung sebagai berikut :
Aktiva operasi rata-rata : (nilai buku bersih awal + nilai buku bersih
akhir) / 2
Margin dan perputaran
Cara kedua untuk menghitung Roy adalah memisahkan rumusnya
(laba operasi atau aktiva operasi rata-rata) dalam margin dan
perpustakaan.
ROL : margin x perputaran
: laba margin x penjualan
Penjualan aktiva operasi rata-rata
Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan titik hal
ini menunjukkan jumlah laba operasi yang dihasilkan dari setiap dolar
penjualan. Hal ini menyatakan bagian dari penjualan yang tersedia untuk
bunga pajak dan laba. Perputaran (turnover) adalah suatu ukuran lain yang
dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva koperasi
rata-rata. Perputaran menunjukkan jumlah penjualan yang dihasilkan dari
setiap dollar yang diinvestasikan dalam aktiva operasi.
4
3. Pengukuran Kinerja Pusat Investasi Dengan Menggunakan Laba
Residu
Untuk mengatasi kecenderungan ROI untuk menghalangi investasi
yang menguntungkan bagi perusahaan, tetapi menurunkan ROI devisi,
beberapa perusahaan telah menerapkan alternatif ukuran kinerja seperti
laba residu. Laba residu (residual income) adalah perbedan antara laba
operasi dan pengembalian dolar minimum yang di isyaratkan atas aktiva
perusahaan. Cara menghitung residu :
Laba residu = laba operasi – (Tingkat pengembalian minimum x Aktiva
operasi rata rata)
Keunggulan Laba Residu adalah mendorong para manajer untuk
menerima proyek apapun yang menghasilkan tingkat diatas minimum.
Kelemahan Laba Residu adalah :
Mendorong orientasi jangka pendek
Perbandingan kinerja pada dua pusat investasi yang berbeda menjadi
lebih sulit karena tingkat investasinya bisa berbeda.
4. Pengukuran Kinerja Pusat Investasi Dengan Menggunakan EVA
Nilai Tambah ekonomi (economic value added-EVA) adalah laba
bersih (laba operasi dikurangi pajak) dikurangi total biaya modal tahunan.
Jika EVA positif, maka perusahaan sedang menciptakan kekayaan. Jika
negatif, maka perusahaan sedang menyianyiakan modal. Cara mengitung
EVA :
EVA : Laba Operasi Setelah Pajak – (presentase biaya modal actual X
total modal yang dipakai)
Aspek Perilaku EVA Sejumlah perusahaan telah menemukan
bahwa EVA membantu mendorong jenis perilaku yang sesuai dari berbagai
devisi dengan menunjukan penekanan semata-mata pada pendapatan
operasi tidaklah mencukupi.
Kelebihan EVA :
Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama
untuk perbandingan investasi.
5
Jika kinerja suatu pusat insvestasi diukur dengan EVA, maka
investasi-investasi yang menghasikan laba diatas biaya modal akan
meningkatkan EVA oleh karena itu akan menarik bagi manajer.
Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis
aktiva yang berbeda pula.
EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan
dalam nilai pasar perusahaan.
Kelemahan EVA :
Analisis EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan
dengan perhitungan aktiva tetap.
EVA akan tertekan sementara oleh investasi baru kerena tingginya
nilai buku bersih untuk tahun-tahun awal.
Secara praktis penerapan EVA masih sulit, karena proses
perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal dan
estimasi ini terutama untuk perusahaan yang belum go public sulit
dilakukan.
B. Transfer Pricing
6
laba kedua devisi tersebut sebagaimana juga akan dievaluasi dan
kompensasi para manajer mereka dipengaruhi oleh harga transfer. Sebagai
contoh, jika devisi penjual berada di negara yang pajaknya rendah dan divisi
pembeli beroperasi di negara yang pajaknya tinggi, maka biaya transfer
bisa ditetapkan cukup tinggi. Selanjutnya, laba akan masuk ke divisi yang
berada di negara yang pajaknya rendah dan biaya akan di bebankan pada
divisi yang berasa di negara dengan pajak tinggi hal ini menyebabkan
pengurangan dari pihak badan secara keseluruhan.
3. Kebijakan Penetapan Harga Transfer
Dalam penyusunan sebuah kebijakan harga transfer, kedua
pandangan dari devisi penjual dan devisi pembeli harus di pertimbangkan.
Berikut harga-harga yang di tetapkan di setiap devisi :
Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan membuat
keadaan devisi penjual tidak menjadi buruk jika barang dijual pada devisi
internal daripada di jual pada pihak luar. Hal ini biasanya disebut batas
bawah (floor) dari rentang penawaran.
Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat
keadaan devisi pembeli tidak menjadi lebih buruk jika suatu input dibeli
dari devisi internal daripada jika barang yang sama di beli secara
eksternal. Hal ini biasanya di sebuut batas atas (ceiling) dari rentang
penawaran.
4. Harga Pasar
Harga pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan harga
transfer. Karena devisi penjual mampu menjual harga barangnya pada
harga pasar, transfer internal pada harga yang lebih rendah dari harga
pasar akan mengakibatkan devisi tersebut merugi. Devisi pembeli yang
selalu mampu membeli barang pada harga pasar untuk barang yang di
transfer secara internal.
5. Harga Transfer Berdasarkan Biaya
Harga pasar luar negeri tidak tersedia hal tersebut bisa terjadi
karena produk yang akan ditransfer menggunakan desain hak paten yang
7
dimiliki perusahaan induk, dalam hal ini perusahaan bisa menggunakan
penetapan harga transfer berdasarkan biaya. Ketika perusahaan telah
menetapkan harga transfer berdasarkan biaya, maka devisi matras akan
membebankan biaya penuh mencangkup bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, overhead variable, dan bagian dari overhead tetap.
6. Harga Transfer Yang Dinegosiasi
Manajemen tingkat atas biasa mengizinkan manajer divisi pembeli
dan penjual untuk menegosiasikan harga transfer. Secara khusus
pendekatan ini berguna saat kondisi pasar tidak sempurna seperti
kemampuan divisi dalam perusahaan untuk menghindari biaya penjualan
dan distribusi, dalam hal ini biaya yang dihemat bisa dibagi diantara dua
divisi.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10