Anda di halaman 1dari 11

HADITS PENDIDIKAN

PESERTA DIDIK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : V

1. MAULIDA
2. MUHAMMAD LUTFI ARMANDA
3. INDRA AZRIAL

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL – HIKMAH MEDAN

T.A. 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT, yang


telah memberikan berlimpah nikmat berupa kesehatan jasmani
maupun rohani kepada Kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini sampai selesai.Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW.

Kami menyadari tersusunnya makalah ini bukanlah semata –


mata hasil jerih payah kami sendiri, melainkan berkat bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, Kami menghaturkan ucapan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu Kami dalam penyusunan
makalah ini.

Ucapan terimakasih, juga kami sampaikan kepada pihak


penyusun buku yang kami kutip.Demikian pula kepada Dosen
pembimbing yang telah memberikan kami pengajaran dan bimbingan
sehinggga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal dan


menjadikan amal sholeh bagisemua pihak yang telah turut
berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini . Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
AmiinYaRabbal‟alamin.

Medan, 12 Januari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ I

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar belakang. ........................................................................................................ 1


B. Rumusan masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan. .................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2


1. Pengertian Karakteristik Peserta Didik .................................................................. 2

BAB III KESIMPULAN ..................................................................................................... 7


DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 8

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dalam islam bahwa mengajarkan secara detail tentang karakteristik


peserta didik agar pembelajaran bisa dapat dilaksanakan dengan efektik dan
efisien. Didalam hadits bahwa Nabi Muhammad SAW sangat memerhatikan
dalam hal pendidikan dan banyak tertulis di buku – buku hadits.

Maka dari itu dalam makalah ini kami akan menyampaikan materi kami
dan akan membahas tentang karakteristik peserta didik agar kita semua
memahami karakter – karakter peserta didik.

2. RUMUSAN MASALAH
a. Jelaskan tentang karakteristik peserta didik ?
3. TUJUAN PEMBAHASAN
a. Mengetahui tentang karakter peserta didik

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Istilah karakter digunakan secara khusus dalam konteks pendidikan baru


muncul pada akhir abad ke 18, terminologi karakter mengacu pada pendekatan
(approach) idealis spiritualis dalam pendidikan yang juga dikenal dengan
teori pendidikan normatif, dimana yang menjadi priorit as adalah nilai-nilai
transenden yang dipercaya sebagai motivator dan dinamisator sejarah, baik bagi
individu maupun bagi perubahan sosial(Ni‟matulloh, 2016: 1).

Doni A. Koesoema menengaraipendidikan karakter sudah dimulai dari


Yunani. Dari zaman inilah dikenal konsep arête (kepahlawana dari bangsa
Yunani, kemudian konsepsi Socrates yang mengajak manusia untukmemulai
tindakan dengan “mengenalidiri sendiri” dan “ilusi pemikiran
akankebenaran”. Doni A. Koesoema juga menjelaskan keseluruhan historis
pendidikan karakter dengan urutan: homeros, hoseiodos, Athena, Socrates, Plato,
Hellenis, Romawi, Kristiani, Modern, Foerster, dan seterusnya ( Q- Anees dan
Hambali, 2008: 100).

Generasi Qur‟ani tidak lahirdengan sendirinya, tetapi ia dimulai dari


pembiasaan dan pendidikan dalam keluarga, misalnya menanamkan
pendidikan agama yang sesuai dengan tingkat perkembangan-nya, sebagaimana
hadits Nabi: “Perintahlah anak-anakmumengerjakan shalat, lantaran ia sudah
berumur 7 tahun, pukullah mereka setelah mereka berumur 10 tahun dan
pisahkan tempat tidurmu dan tempat tidur mereka” (HR. Abu Daud) (al-
Munawwar, 2002:353).

Hadits Nabi yang berkaitan dengan konsep pendidikan karakter adalah


hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, Muslim dan Ahmad sebagai
berikut,

Artinya:

5
“Usamah bin Zaid ra. berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Akan dihadapkan orang yang berilmu pada hari kiamat, lalu keluarlah semua
isi perutnya, lalu ia berputar-putar dengannya, sebagaimana himar yang
berputar-putar mengelilingi tempat tambatannya. Lalu penghuni neraka disuruh
mengelilinginya seraya bertanya: Apakah yang menimpamu? Dia menjawab:
Saya pernah menyuruh orang pada kebaikan.

Menurut tinjuan Abu Bakar Muhammad (1997: 70) dalam bukunya


Hadits Tarbawi, hadits ini beberapa pelajaran yang harus diperhatikan oleh
para sarjana khususnya dan orang- orang yang berilmu pada khususnya:

1. Setiap orang yang berilmu, teritama para ulama, sarjana, pembesar, guru dan
dosen, termasuk para muballigh dan khotib, harus konsekuen mengamalkan
ilmunya untuk kesejahteraan umat manusia.

2. Semua orang berilmu harus menjadi teladan bagi orang lain dalam tutur kata
dan tingkah lakunya.

3. Orang berilmu yang tidak konsekuen dengan tutur katanya, diancam dengan
siksaan yang berat dalam neraka kelak.

4. Dalam hadits tersebut terkandung larangan kepada para pembesar, ulama,


muballigh, guru dan dosen, berakhlak tercela.1

Jika ditelusuri dengan baik, hadis yang berkaitan atau memiliki hubungan
dengan peserta didik dari semua aspek yang bersentuhan dengannya sangat banyak
dijumpai dalam beberapa kitab hadis yang otoritasnya diakui, seperti halnya kutub
al-tis’ah. Penjelasan hadis tersebut memiliki redaksi yang berbeda-beda, sehingga
harus ada ketelitian bagi yang menelusurinya. Oleh karena itu, makanya penulis
merasa agak kesulitan untuk mendeteksi secara pasti berapa jumlah hadis yang

1
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 6

6
berkaitan dengan peserta didik secara umum, baik dari kecerdasannya maupun
karakteristiknya ketika melakukan proses belajar mengajar atau menuntut ilmu
pengetahuan.

Peserta didik adalah orang yang berada dalam fase pertum- buhan dan
perkembangan, baik secara fisik maupun psikis. Dengan demikian, ia tidak bisa
disamakan dengan orang dewasa yang ber- ukuran kecil karena mempunyai
spesifikasi tersendiri. Rasulullah saw., sangat memberikan perhatian terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan. Sehingga ditemukan hadis-hadis yang
membicarakan tentang mencari ilmu pengetahuan. Perhatian yang demikian tinggi,
karena Rasulullah saw. juga menyatakan dirinya sebagai pendidik. Rasulullah saw.
lebih mengutamakan majelis orang yang belajar dari pada majelis ahli ibadah. Di
antara hadis yang membicarakan tentang peserta didik adalah sebagai berikut:

Pertama, hadis yang diriwayatkan oleh Bukha>ri>, bersumber dari Mu‟a>wiyah


Khat}i>ban :

Dari uraian hadis di atas, untuk mewujudkan peserta didik yang


berkualitas berdasarkan tinjauan hadis dapat dikemukakan bahwa Rasulullah
saw, menjelaskan bahwa ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar. Artinya,
seseorang tidak bisa hanya bercita-cita, akan tetapi harus di iringi dengan ikhtiar.
Orang-orang yang berikhtiar untuk belajar, kelak akan dikaruniai kepahaman
agama yang pada akhirnya akan menghantarnya menuju kemuliaan dan
kebaikan.

Kedua, hadis yang diriwayatkan oleh Bukha>ri>, bersumber dari Abdulla>h ibn
Mas‟u>d

“Menceritakan kepada kami H{umaid, ia berkata, menceritakankepada kami


Sufya>n, ia berkata, menceritakan kepadaku Isma>‟il ibn Abu Kha>lid atas selain yang
kami ceritakan olehnya al-Zuhriy, ia berkata, “aku mendengar Ibn Qais ibn Abu
H{a>zim, ia berkata, aku mendengar „Abdulla>h ibn Mas‟u>d berkata, Nabi saw.,
bersabda,”tidak boleh iri hati kecuali dua hal, yaitu seorang laki-laki yangdiberi
harta oleh Allah lalu harta itu di kuasakan penggunaannya dalam kebenaran, dan

7
seorang laki-laki di beri hikmah oleh Allah dimana ia memutuskan perkara dan
mengajar dengannya” (H.R.Bukha>ri>).

Hadis di atas memberikan pemahaman bahwa sebagai peserta didik


hendaknya bersungguh-sungguh atau tekun dalam mencari ilmu baik ilmu agama
maupun ilmu pengetahuan. Peserta didik diserukan agar menjadi ilmuwan atau
orang yang pintar sebelum ia menikah atau menjadi pemimpin. Peserta didik tidak
diperbolehkan iri hati kepada orang lain kecuali dalam dua hal yaitu ilmu dan
kebaikan. Peserta didik diserukan untuk berlomba-lomba belajar atau menuntut
ilmu dalam suatu kebaikan. Sebagai peserta didik apabila telah mendapatkan ilmu,
maka hendaknya ilmu tersebut dipergunakannya dengan baik dan diajarkannya
kepada orang lain.

Ketiga, hadis yang diriwayatkan oleh Bukha>ri>, bersumber dariAbu Hurairah ra :

“Menceritakan kepada kami Ahmad ibn Abu>Bakar al-S{iddi>q Abu>Mus‟ab, ia


berkata, menceritakan kepada kami Muh}ammad ibn Ibra>- hi>m ibn Di>na>r, dari
Ibn Abi Z|i‟bu, dari Sa‟i>d al-Maqburi>y, dari Abu> Hurairah, ia berkata, aku
berkata kepada Rasulullah saw., “wahai Rasulullah, sesungguhnya aku
banyak mendengar hadis dari engkau, lalu aku lupa?” Rasulullah saw.,
bersabda, “hilangkan perkara yang burukmu,” lalu aku menghilangkannya...
lalu Rasulullah saw., ber- sabda, “hafalkanlah” lalu aku menhapalkannya,”
setelah itu aku tidak melupakan suatu hadis pun setelah itu,” (HR. Bukha>ri>).

Hadis di atas memberikan pemahaman bahwa peserta didik hendaknya menuliskan


ilmu yang disampaikan oleh pendidik, sehingga terjaga. Sekiranya terlupakan masih
bisa dilihat catatannya dan mengulangi kembali pelajaran yang telah diberikan
pendidik meskipun dalam jangka waktu yang lama. Peserta didik hendaknya
menyadari bahwa dalam menuntut ilmu tersebut, ia berada dalam rida Allah swt.,
dan mempermudah baginya jalan menuju surga. Peserta didik hendaknya berniat
untuk mengajarkan ilmu yang diperolehnya untuk disebarkan dan diajarkan kepada
orang lain agar bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain. Peserta didik tidak boleh
malu belajar, karena orang yang malu dan sombong tidak akan dapat mempelajari

8
ilmu agama. Sebaik-baik pelajar adalah yang tidak malu bertanya atas apa yang
belum dipahaminya serta tidak melanggar etika peserta didik.2

2
Amiruddin Siahaan, Nur Hidayah Nadwa, Jurnal Pendidikan Islam, Vol 8, No 1, April 2014

9
BAB III
KESIMPULAN

Dalam pembahasan diatas sudah dipastikan bahwa di dalam hadits


karakteristik peserta didik sangan pentig dalam pembelajaran sehari – hari karena
pendidikan adalah suatu hal yang paling penting dalam kehidupan sehari hari
dalam bermasyarakat dll.

Islam juga menekankan kewajiban bagi seluruh umat nya untuk terus
belajar sampai akhir hayat nya sehingga ilmu yang di dapat bisa bermanfaat bagi
diri nya dan orang lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 11


Amiruddin Siahaan, Nur Hidayah Nadwa, Jurnal Pendidikan Islam, Vol 8,
No 1, April 2014

11

Anda mungkin juga menyukai