Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PRAKTIKUM IBADAH

PRAKTIKUM HAJI: RUKUN HAJI

Dosen pengampu: Dr. Muhammad Idris, MA

Oleh:
Kelompok I :
1. Imam Satria Arief (20196587)
2. Iin Meutia (20196525)

Program Studi Pendidikan Agama Islam


STAI AL- HIKMAH MEDAN
TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang tidak henti


memberikan nikmat kepada kita sehingga selalu terbuka jalan untuk kita meraih apa
yang kita cita-citakan.

Puji syukur kami ucapkan kembali atas selesainya makalah Praktikum


Ibadah dengan topik “Praktikum Haji: Rukun Haji”. Terimakasih pula penulis
ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah praktikum ibadah yang telah
memberikan arahan dalam pembuatan makalah ini. Pembuatan makalah ini didasari
oleh kebutuhan Keguruan sebagai calon guru yang harus mengerti praktikum
ibadah.

Tentu saja masih terdapat banyak kekurangan dalam berbagai sisi dari
makalah ini .Untu kitu kami menerima kritik dan saran demi penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa pendidikan
khususnya dan khalayak umum pada umumnya.

Medan, 02 November 2021

(Penyusun)

ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
BAB I: PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ........................................................................................ 1
b. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
c. Tujuan Pembahasan ................................................................................ 2

BAB II: PEMBAHASAN

a. Pengertian Rukun Haji ............................................................................ 3


b. Rukun-rukun Haji ................................................................................... 4
c. Akibat jika tidak melakukan rukun-rukun haji ...................................... 10

BAB III: KESIMPULAN ................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Agama Islam bertugas mendidik dhahir manusia, mensucikan jiwa
manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang
tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah kita
akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam banyak
macamnya. Haji adalah salah satunya, yang merupakan rukun iman yang
kelima. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa
nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat
dan harta.
Ibadah haji sendiri sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap
mental dan akhlak yang mulia. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat
islam seluruh dunia menjadi umat yang satu karena memiliki persamaan atau
satu akidah. Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah
merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat, biaya
besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi segala
godaan dan rintangan. Ibadah haji Menumbuhkan semangat berkorban, baik
harta, benda, jiwa besar dan pemurah, tenaga serta waktu untuk melakukannya.
Dengan melaksanakan ibadah haji kita bisa mendapatkan manfaatnya
yaitu untuk membangun persatuan dan kesatuan umat Islam sedunia. Dalam
mengerjakan haji, kita juga harus memenuhi rukun-rukun haji yang merupakan
ketentuan-ketentuan atau perbuatan-perbuatan yang wajib dikerjakan dalam
ibadah haji apabila ditinggalkan, meskipun hanya salah satunya, ibadah haji
tidak sah.

B. Rumusan masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas penulis membuat beberapa
rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian rukun haji ?
2. Apa saja rukun-rukun haji ?
3. Apa akibat jika tidak melakukan rukun-rukun haji ?

1
C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan tentang pengertian Rukun Haji
2. Menyebutkan Rukun-rukun Haji
3. Menjelaskan akibat jika tidak melakukan Rukun Haji

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rukun Haji

Rukun haji adalah sesuatu yang harus dilakukan saat menunaikan ibadah
haji.1 Rukun haji ada 6 yaitu niat ihram, wukuf, thawaf , sa’i, tahalul, dan tertib.
Rukun haji harus dilaksanakan apabila ada salah satu yang tidak dilaksanakan maka
ibadah hajinya tidak sah. Tertib yang dimaksud dalam rukun haji yang terakhir,
artinya rukun haji harus dilakukan secara berurutan, tidak boleh melompati atau
tidak berurutan.2

Misalnya, setelah melakukan thawaf seharusnya seorang jamaah haji harus


melakukan sa’i, tidak diperbolehkan jika melakukan tahalul dulu baru sa’i. Jika hal
ini dilakukan maka hajinya tidak sah dan harus mengulang proses haji tahun depan
dan tidak bisa diganti dengan membayar dam.

Kewajiban Haji

Diwajibkan bagi setiap muslim, balig (dewasa), merdeka dan mampu


(istita’ah).
Kemampuan (istita’ah) ditinjau dari:

1) Sehat jasmani.
2) Mampu biaya
3) Aman sepanjang pelaksanaanhaji.
4) Memenuhi peraturan perundang-undangan.

Rangkaian Ibadah Haji


Ibadah yang dilakukan dalam rangkaian ibadah haji ialah ibadah haji itu
sendiri dan ibadah ‘umrah. Waktu pelaksanaan (miqat zamani) ibadah haji ialah
sejak bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijjah.

Cara Pelaksanaan Ibadah Haji

1
Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki pada tanggal 13 Maret pukul 21.13
2
Diakses dari http://tugasgalau.blogspot.co.id/2015/01/makalah-tentang-haji.html
pada tanggal 13 Maret 2017 pukul 21.24

3
1. Ifrad, melakukan ibadah haji, kemudian melakukan ibadah ‘umrah
2. Tamattu’, melakukan ibadah ‘umrah, kemudian melakukan ibadah haji
3. Qiran, melakukan ibadah haji dengan ibadah ‘umrah sekaligus.

B. Rukun-rukun Haji

Dalam ibadah haji terdapat 6 rukun haji yang harus dilaksanakan sesuai
urutannya. Urutan rukun haji yaitu ihram, wukuf, tawaf, sa’i, tahalul dan tertib.
Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Ihram
Ihram (Bahasa Arab: ‫ إحرام‬Ihrām) adalah keadaan seseorang yang
telah beniat untuk melaksanakan ibadah haji dan atau umrah. Asal kata
ihram adalah larangan, seakan-akan seorang yang sedang ihram dilarang
dari beberapa hal, atau dalam ibadah lainnya disebut dengan niat. Jadi,
arti ihram secara mudah dipahami adalah niat masuk ke dalam ibadah
haji.3 Melakukan ihram harus disertai dengan niat ibadah haji dengan
memakai pakaian ihram. Pakaian ihram untuk pria terdiri dari dua helai
kain putih yang tak terjahit dan tidak bersambung semacam sarung.
Dipakai satu helai untuk selendang panjang serta satu helai lainnya
untuk kain panjang yang dililitkan sebagai penutup aurat. Sedangkan
pakaian ihram untuk kaum wanita adalah berpakaian yang menutup
aurat seperti halnya pakaian biasa (pakaian berjahit) dengan muka dan
telapak tangan tetap terbuka.
Ketika sudah ihram diharamkan melakukan perbuatan tertentu
seperti memakai pakaian berjahit, menutup kepala (bagi lelaki) dan
muka (bagi perempuan), bersetubuh, menikah, melontarkan ucapan
kotor, membunuh binatang dan tumbuhan, dan memotong rambut atau
kuku.4 Dan inilah niat ihram :“Labbaikallaahumma hajjan”,
Artinya: Ya Allah, kupenuhi panggilan-Mu untuk berhaji.
❖ Larangan ketika ber Ihram

3
Abdullah, Fikih Ibadah, (Jawa Tengah: Media Zikir,2010), hlm.440
4
Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2010), hlm.70

4
1) Memakai pakaian berjahit.
2) Menutup kepala dan memakai alas kaki yang menutup
kedua mata kaki untuk laki-laki dan menutup wajah
untukperempuan.
3) Memakai parfum.
4) Memakai minyak rambut.
5) Memotong rambut ataukuku.
6) Memburu binatang.

2. Wuquf di Padang Arafah


Wuquf berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk mashdar
ghairu mim dalam wazan tsulasi mujarrad. Kata wuquf berasal dari kata
waqofa yaqifu waqfan. Dalam bahasa Indonesia kata wuquf
diterjemahkan berhenti. Sementara dalam istilah ibadah haji, kata wukuf
bermakna berhenti di areal padang Arafah untuk berzikir, beristigfar,
berdoa, dan memperbanyak pujian atas Allah SWT.5
Wukuf di padang Arafah merupakan rukun haji yang
terpenting.6 Orang yang tidak melaksanakan wukuf, berarti hajinya
tidak sah. Arafah sendiri menurut riwayat adalah tempat bertemunya
Nabi Adam dan Hawa di bumi setelah keduanya disuruh keluar dari
surga. Waktu wukuf dimulai dari matahari tergelincir atau waktu zawal
pada hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah sampai waktu terbit fajar Subuh
pada hari nahr tanggal 10 Dzulhijjah. Jika wukuf dilaksanakan selain
pada waktu tersebut, maka wukufnya tidak sah berdasarkan kesepakatan
para ulama.7 Artinya orang yang sedang melaksanakan haji wajib
berada di Arafah pada waktu tersebut.
Wukuf di Arafah merupakan rukun terpenting dari haji, sesuai
dengan hadits nabi yang artinya:

5
Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki pada tanggal 13 Maret pukul 22.14
6
M. Noor Matdawam, Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh, ( Yogyakarta: Yayasan
Bina Karier, 1986), hlm.7
7
Diakses dari gushay.blogdetik.com/2010/12/13/wukuf-di-arafah-kunci-ibadah-haji/
pada tanggal 13 Maret 2017 pukul 22.52

5
“Haji itu di Arafah barang siapa yang datang pada malamnya
jam’in (tanggal 8) sebelum terbitnya pajar maka ia menjumpai hajinya
(hajinya sah)”. (HR.Tirmidzi)
3. Thawaf
Thawaf (‫ )ﻃﻮاﻑ‬adalah kegiatan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh
kali.8 Thawaf adalah salah satu amal ibadah yang dilakukan oleh
Muslim pada saat melaksanakan haji dan umrah. Thawaf dimulai dan
berakhir di Hajar Aswad (tempat batu hitam) dengan menjadikan
Baitullah disebelah kiri. Setiap orang yang melakukan thawaf harus
dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar.9 Jamaah haji yang
batal wudhunya hendaknya menghentikan thawafnyua kemudian
berwudhu, lalu melanjutkan kembali thawafnya dari arah yang sejajar
dengan hajar aswad tanpa harus mengulangi dari awal.
❖ Macam-macam Thawaf
1) Thawaf ifadah, yaitu thawaf yang menjadi rukun haji,
dilakukan setelah melempar Jumratul Ula tanggal 10
Dzulhijjah
2) Thawaf qudum, yaitu thawaf yang dilakukan saat
memasuki kota Mekkah (hukumnya wajib)
3) Thawaaf wada’, yaitu thawaf yang dilakukan ketika
meninggalkan kota Mekkah (hukumnya wajib).
4) Thawaf sunnah, yaitu thawaf yang dilakukan ketika
memasuki Masjidil Haram atau yang dilakukan kapan
saja (hukumnya sunnah)
5) Thawaf nazar, hukumnya wajib
❖ Syarat Thawaf
1) Suci daripada hadats
2) Suci badan/pakaian/tempat thawaf daripada najis
3) Menutup aurat

8
Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki pada tanggal 13 Maret pukul 22.31
9
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensido,2013), hlm.252

6
4) Bermula pada sudut Al-Hajarul Aswad dan berniat
Thawaf
5) Menjadikan Baitullah disebelah kiri dan berjalan
kehadapan (berlawanan dengan arah jarum jam jika
dilihat dari atas)
6) Berjalan bertujuan Thawaf, bukan bertujuan lain
7) Berjalan menuju ke depan tidak mundur ke belakang
atau jalan menyamping.
8) Tujuh kali keliling dengan yakin.
9) Mengelilingi Ka’bah 7 kali putaran10

❖ Tata Cara Thawaf


1) Saat menghadap Hajar Aswad membaca:
“Bismilllaahi Wallaahu akbar, allaahumma iimaanan
bika watashdiiqan bikitaabika, wawafaa'an bi'ahdika
wattiibaa'an li sunnatin nabiyyi shallallaahu 'alaihi wa
sallam.”
Artinya: "Dengan nama Allah, Allah yang maha besar,
Ya Allah, demi keimanan kepada-Mu, dan
membenarkan kitab suci-Mu, memenuhi janji dengan-
Mu serta mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad
SAW."
2) Jika telah mulai thawaf, diucapkan:
“Subhanallaahi walhamdulillaahi walaa ilaaha
illallaah wallaahu akbar, walaa haula walaa quwwata
illaa billaahi”
Artinya: "Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, dan
tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Mahabesar dan
tiada daya maupun tegaga kecuali dengan Allah." (H.R.
Ibnu Majah)

10
Diakses dari http://edieko271.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pelaksanaan-ibadah-
haji.html pada tanggal 13 Maret pukul 23.01

7
Atau membaca doa-doa lain untuk kebaikan dan
kebarokahan dunia akhirat.
Ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar
Aswad, disunnahkan membaca (QS. Al-Baqarah:21).
Jika telah selesai 7 putaran, shalatlah dua rakat'at dekat
maqam Ibrahim, sambil membaca: (QS. Al-
Baqarah:125). Dengan demikian berakhirlah thawaf.

4. Sa’i
Sa’i adalah berlari-lari kecil diantara bukit Safa dan Marwah
sebanyak 7 kali. ang berakhir di bukit Marwah. Perjalanan dari bukit
Safa ke bukit Marwah dihitung satu kali dan juga dari bukit Marwah ke
bukit Safa dihitung satu kali.11 Kedua bukit yang satu sama lainnya
berjarak sekitar 405 meter. Ketika melintasi Bathnul Waadi yaitu
kawasan yang terletak di antara bukit Shafa dan bukit Marwah (saat ini
ditandai dengan lampu neon berwarna hijau) para jama'ah pria
disunatkan untuk berlari-lari kecil sedangkan untuk jama'ah wanita
berjalan cepat. Dalil yang menyebutkan dan menjelaskan tentang sa’i :
(QS. Al-Baqarah:158).
❖ Syarat-syarat Sa’i
1. Hendaklah dimulai dari bukit Safa dan disudahi di bukit
Marwah
2. Hendaklah sa’i itu 7 kali karena Rasulullah Saw,telah sa’I 7
kali dari Safa ke Marwah dihitung satu kali dan kembalinya
dari Marwah ke Safa dihitung 2 kali dan seterusnya
3. Waktu sa’i hendaklah sesudah tawaf

Dalam ibadah Sa’i antara Shafa dan Marwah mengandung


pengertian memohon pertolongan kepada Allah dalam menghadapi
kesulitan, dan memohon ampunan dari seluruh perbuatan dosa. Karena,
pada tempat itu Allah telah menghilangkan kesusahan yang menimpa
Hajar dan anaknya yang bernama Ismail.

11
A.Munir, Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta: Rineka Cipta,2001), hlm.205

8
5. Tahallul
Menurut bahasa Tahallul berarti ‘menjadi boleh’ atau
‘diperbolehkan’. Dengan demikian tahallul ialah diperbolehkan atau
dibebaskannya seseorang dari larangan atau pantangan Ihram.12
Tahallul bukan sekedar mencukur rambut seperti yang banyak dipahami
banyak orang. Prakteknya adalah dengan mencukur sebagian atau
seluruh rambut di kepala atau menggunting sekurang-kurangnya tiga
helai rambut, khususnya bagi wanita. Hampir semua Mashab
berpendapat bahwa tahallul merupakan wajib haji, hanya Syafi’iyah
menganggapnya sebagai rukun haji. Dalil yang menjelaskan tentang
tahallul adalah : (QS. Al-Fath : 27)
Tahallul atau bercukur adalah salah satu ritual haji yang sangat
penting dan tidak boleh ditinggalkan, terutama dalam Madzhab Syafi’i.
Meski bercukur atau memotong sebagian rambut ini terkesan remeh,
namun jika ditinggalkan akan membuat ibadah haji tidak sah. Jika
demikian, itu artinya diwajibkan untuk mengulang kembali ibadah
tersebut pada waktu yang lain atau tahun berikutnya. Melakukan
tahallul yaitu mencukur rambut adalah simbol dari meletakkan mahkota
seseorang. Artinya, orang tersebut menanggalkan kesombongan yang
menjadi seseorang tinggi hati dari orang lain.
❖ Tahallul terdiri dari:
1) Tahallul awwal, dilakukan setelah melempar Jumratul Ula
tanggal 10 Dzulhijjah dan setelah itu larangan-larangan bagi
yang melakukan haji tidak berlaku lagi, kecuali larangan
melakukan hubungan suami istri.
2) Tahallul tsani, dilakukan setelah sa’i sebagai tanda bahwa
ibadah haji telah selesai.

❖ Syarat-syarat Tahallul
1) Sekurang-kurangnya memotong / mencukur tiga helai
rambut.

12
M. Taufiq Ali Yahya, Manasik Lengkap Haji & Umroh Serta Do’a-do’anya,
(Jakarta: Lentera, 2008), hlm. 447

9
2) Saat pencukuran dilakukan, seluruh rukun ‘haji berupa
Ihram, wukuf, Thawaf dan Sa’I telah dilaksanakan dengan
tertib.
3) Bagi yang tidak memiliki rambut maka cukup
menjalankan pisau cukur di kepalanya.
4) Tidak memadai jika yang dicukur kumis atau jenggot.
5) Ihtiyathan (menjaga kehati-hatian), sebaiknya yang
mencukur rambut Si Muhrim adalah Si Halal.

6. Tertib
Tertib ialah mengerjakan semua rukun-rukun haji sesuai urutannya
dan tidak boleh ada yang terlewat. Tidak hanya haji, banyak ibadah
dalam syariah Islam yang memasukan tertib sebagai rukun dan biasanya
menjadi rukun terakhir. Sedangkan rukun sendiri bermakna apa-apa
yang harus dijalankan. Sehingga dengan adanya rukun tertib, kita tidak
boleh meloncati rukun-rukun yang telah ditetapkan dan membuat umat
Islam sedunia seragam dalam menjalankan ibadah.

C. Akibat jika tidak melakukan Rukun-rukun Haji

Akibat jika meninggalkan baik disengaja atau tidak disengaja atau tidak
dikerjakan salah satu rukun haji maka hajinya tidak sah dan hajinya harus di ulangi
di tahun depan atau jika sudah mempunyai harta yang cukup untuk melakukan
ibadah haji kembali. Perbedaan antara rukun dan wajib haji adalah rukun jika
ditinggalkan meneyebabkan hajinya tidak sah dan harus diulang pada tahun
berikutnya. Sedangkan wajib haji, apabila ditinggalkan, tidak menyebabkan hajinya
batal, hajinya tetap sah tetapi harus membayar dam (kafarah).

10
BAB III
KESIMPULAN
Rukun haji adalah sesuatu yang harus dilakukan saat menunaikan ibadah
haji.
Dalam ibadah haji terdapat 6 rukun haji yang harus dilaksanakan sesuai
urutannya. Urutan rukun haji yaitu :
1. Ihram
2. Wukuf
3. Thawaf
4. Sa’i
5. Tahalul
6. Tertib
Akibat jika meninggalkan baik disengaja atau tidak disengaja atau tidak
dikerjakan salah satu rukun haji maka hajinya tidak sah dan hajinya harus di ulangi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2010. Fikih Ibadah. Jawa Tengah: Media Zikir


Syarifuddin, Amir. 2010. Garis-garis Besar Fiqh. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Matdawam, M. Noor. 1986. Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh.
Yogyakarta: Yayasan Bina Karier
Rasjid, Sulaiman. 2013. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensido
Munir, A. 2001. Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta: Rineka Cipta
Ali Yahya, M. Taufiq. 2008. Manasik Lengkap Haji & Umroh Serta Do’a-
do’anya. Jakarta: Lentera

http://id.wikipedia.org/wiki
http://tugasgalau.blogspot.co.id/2015/01/makalah-tentang-haji.html
http://id.wikipedia.org/wiki pada tanggal 13 Maret pukul 22.14
gushay.blogdetik.com/2010/12/13/wukuf-di-arafah-kunci-ibadah-
hajihttp://id.wikipedia.org/wiki
http://edieko271.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pelaksanaan-ibadah-haji.html

12

Anda mungkin juga menyukai