PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN PRODUKSI
Dosen: Ir. Bakhtiar,ST.,MT.,IPM
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Amelia Andhini (180130130)
Eka Wulandari (180130134)
Bahraini (180130137)
Dandi Mega Sukma (180130150)
A4 Teknik Industri
Konsep Dasar dan Pengendalian Produksi
Pengertian perencanaan dan pengendalian produksi,
Maksud dan tujuan perencanaan produksi.
d. Batch Production
Batch Production adalah sistem produksi yang termasuk repetitive
production (produksi berulang) yang berada diantara sistem produksi
Job Shop dan Flow Shop. Karakteristik Batch:
○ Waktu produksi lebih pendek.
○ Tempat dan Mesin lebih fleksibel.
○ Tempat dan Mesin diatur untuk memproduksi produk dalam bentuk
batch dan diubah lagi pengaturannya untuk batch yang berikutnya.
○ Waktu dan biaya produksi lebih rendah dibandingkan dengan Job
Shop.
e. Continuous Production
Continuous Production adalah sistem produksi yang proses
produksinya berkesinambungan (continuously) terus menerus dan
berulang-ulang. Fasilitas Produksi disusun sesuai dengan urutan
operasi dari proses pertamanya hingga menjadi produk jadi dengan
aliran material yang konstan. Karakteristik Continuous Production
adalah sebagai berikut ini:
○ Semua Tempat/Pabrik atau Mesin/peralatan kerja didedikasikan
khusus untuk satu jenis produk (tidak memiliki fleksibilitas sama
sekali).
○ Material ditangani secara otomatis.
○ Proses operasi mengikuti urutan yang telah ditentukan.
○ Perencanaan dan Pengendalian dilakukan secara rutin.
○ Biaya per unit yang rendah karena volume produksi yang tinggi.
Contoh sistem produksi dengan proses Continuous Production
adalah seperti industri penyulingan minyak dan produk-produk
pertambangan lainnya.
2. Rangkaian Proses Produksi
A. Proses Produksi
Proses Produksi, yaitu metoda dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku
menjadi produk. Tahapan produksi secara umum dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:
1. Planning atau Perencanaan: bertujuan menentukan produk yang akan dibuat, bahan
baku yang digunakan, jumlah bahan baku yang akan digunakan, biaya proses produksi,
upah tenaga kerja, target jumlah hasil produksi yang dilakukan.
2. Routing atau Penentuan Alur: adalah proses untuk menetapkan dan menentukan urutan
kegiatan suatu proses produksi.
3. Scheduling atau Penjadwalan: adalah proses yang bertujuan untuk menetapkan dan
menentukan jadwal setiap alur produksi.
4. Dispatching atau Perintah untuk Memulai Produksi: merupakan proses menetapkan dan
menentukan proses memberikan sebuah perintah untuk mulai melakukan produksi. Setelah
perencanaan, penetapan alur, serta penjadwalan dilakukan dengan baik, maka dispatching
dilakukan untuk menjalankan produksi.
B. Perencanaan Proses Produksi
Perencanaan produksi merupakan tindakan antisipasi untuk masa yang akan
datang sesuai dengan perioda waktu yang direncanakan. Perencanaan produksi
harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Berjangka Waktu
Pendekatan yang biasa dilakukan adalah dengan membuat rencana produksi yang
mencakup periode waktu tertentu dan akan diperbaharui bila periode waktu tersebut
sudah di capai. Dalam perencanaan produksi, terdapat tiga jenis perencanaan periode
waktu yang dicakup oleh perencanaan tersebut, yaitu:
-Perencanaan Produksi Jangka Panjang.
-Perencanaan Produksi Jangka Menengah.
-Perencanaan Produksi Jangka Pendek.
b. Berjenjang
Pemilihan jenis perancangan produksi yang tepat bagi suatu perusahaan
bergantung kepada beberapa faktor, yaitu faktor eksternal berupa pangsa pasar yang
diraih, struktur ekonomi, dan lainnya serta faktor internal berupa ide manajemen
dalam menghadapi tantangan ke depan, ketersediaan tenaga ahli dan
pelaksanaanya, dan lainnya.
c. Perencanaan Produksi Jangka Panjang
Perencanaan produksi jangka panjang berhubungan dengan efek yang mungkin
muncul di masa mendatang yang mempengaruhi tujuan sistem dan tindakan yang
diperlukan dalam menghadapi perubahan tersebut.
g. Berkelanjutan
Perencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu yang merupakan
masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masa berlakunya, maka harus
dibuat rencana baru untuk periode waktu berikutnya lagi.
h. Terukur
Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan, maka rencana produksi harus
menetapkan suatu nilai yang harus diukur, sehingga dapat digunakan sebagai
dasar untuk menetapkan ada tidaknya penyimpangan.
i. Realistis
Dengan membuat rencana yang realistis, maka akan dapat memotivasi
pelaksana uuntuk berusaha mencapai apa yang telah disusun pada rencana
tersebut.
j. Akurat
Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi
yang akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga
angka-angka yang dimunculkan dalam target produksi dapat
dipertanggungjawabkan.
k. Menantang
Meskipun rencana produksi harus dibuat serealistis
mungkin, hal tersebut bukan berarti rencana produksi harus
menetapkan target yang dengan mudah dapat dicapai.
C. Pengendalian Produksi
Pengendalian dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dibuat untuk
menjaga agar realisasi dari suatu aktivitas sesuai dengan yang direncanakan. Oleh
karena itu, pengendalian terdiri atas prosedur-prosedur untuk menetukan
penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan dan tindakan-tidakan perbaikan
yang diperlukan untuk mengeliminasi penyimpangan tersebut.Pengendalian
produksi merupakan tindakan yang menjamin bahwa semua kegiatan yang
dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target yang telah
ditetapkan. Adapun pengendalian produksi melakukan aktivitas-aktivitas sebagai
berikut:
1. Mengukur realisasi dari rencana produksi.
2. Membandingkan realisasi dengan rencana produksi.
3. Mengamati penyimpangan yang terjadi.
4. Menganalisis sebab terjadinya penyimpangan.
5. Melakukan tindakan perbaikan.
Kerangka Kerja PPC
Cara menentukan atau membuat kerangka kerja PPC adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan global organisasi (Front End).
2. Perencanaan rinci material & kapasitas (Engine).
3. Eksekusi rencana berupa penjadwalan shop floor & pembelian (Back End).
THANKS