Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR

PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN PRODUKSI
Dosen: Ir. Bakhtiar,ST.,MT.,IPM

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Amelia Andhini (180130130)
Eka Wulandari (180130134)
Bahraini (180130137)
Dandi Mega Sukma (180130150)

A4 Teknik Industri
Konsep Dasar dan Pengendalian Produksi
Pengertian perencanaan dan pengendalian produksi,
Maksud dan tujuan perencanaan produksi.

Aliran Proses dan Rangkaian Proses Produksi


Subjudul
Aliran proses produksi, dan Rangkaian proses produksi.

Kerangka Kerja PPC


Konsep Dasar dan Pengendalian Produksi

Konsep Dasar PPIC/PPC (Planning Product Control and


Inventory) Pengendalian Produksi ditujukan untuk memberikan
pengertian mengenai masalah perencanaan dan pengendalian
produksi, serta memberikan kemampuan untuk memecahkan
masalah yang terkait dengan menggunakan teknik-teknik dasar
peramalan permintaan, penyusunan rencana agregat dan jadwal
produksi induk,  manajemen persediaan yang independen,
perencanaan kebutuhan material, dan  sebagainya.
1. Pengertian Perencanaan dan Pengendalian Produksi (PPC)

Perencanaan dan Pengendalian Produksi diartikan sebagai aktifitas merencanakan


dan mengendalikan material masuk, proses, dan keluar dari sistem produksi sehingga
permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang
tepat dan biaya produksi yang minimum.
Perencanaan Produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah awal dari
tindakan-tindakan yang harus dilakukan di masa mendatang, mengenai apa, seberapa
banyak, dan kapan harus dilakukan.
2. Maksud dan Tujuan Perencanaan Produksi
Peranan perencanaan dan pengendalian produksi adalah
mengkoordinasikan kegiatan dari bagian-bagian yang langsung
atau tidak langsung dalam berproduksi, merencanakan,
menjadwalkan, dan mengendalikan kegiatan produksi dari mulai
tahapan bahan baku, proses, sampai output yang dihasilkan
sehingga perusahaan betul-betul dapat menghasilkan barang
atau jasa dengan efektif dan efisien.
Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi adalah:
○ Untuk mencapai tingkat atau keuntungan tertentu.
○ Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil atau output
perusahaan tetap mempunyai market share.
○ Untuk mengusahakan dan memperhatikan supaya
pekerjaan dan kesempatan kerja yang sudah ada tetap pada
tingkatnya dan berkembang.
○ Untuk menggunakan sebaik-baiknya (efisien) fasilitas yang
sudah ada pada perusahaan yang bersangkutan.
Aliran Proses dan Rangkaian Proses Produksi
1. Aliran Proses Produksi
a. Job Shop Production
Job Shop adalah jenis aliran proses produksi yang digunakan untuk produk-
produk dengan jumlah produksi yang sedikit tetapi banyak model atau variannya.
Karakteristik dari proses produksi Job Shop Production adalah sebagai berikut :
- Memiliki ragam produk atau Varian yang banyak dan rendah volume produksi.
- Menggunakan fasilitas dan mesin-mesin umum (general).
- Tenaga kerja yang sangat terampil dan yang dapat menerima tantangan
pekerjaan atas keunikan produk yang dikerjakannya.
- Memerlukan Persediaan bahan dan peralatan yang banyak.
- Memerlukan perencanaan yang sangat terperinci terhadap setiap permintaan
dan kebutuhan.
b. Flow Shop Production (Mass Production)
Flow Shop Production adalah jenis proses produksi yang
digunakan untuk produk-produk yang dirakit atau diproduksi
dalam jumlah banyak dan berturut-turut (continuous).
Karakteristik dari flow shop production adalah:
○ Memiliki Standarisasi Produk dan urutan proses.
○ Menggunakan Mesin dan peralatan kerja khusus yang memiliki
kapasitas produksi dan tingkat output yang lebih tinggi.
○ Volume produksi yang tinggi.
○ Siklus produksi yang lebih pendek.
○ Perencanaan dan Pengendalian produksi lebih mudah
dilakukan.
○ Penanganan material dapat dilakukan secara otomatis.
○ Persediaan material dapat lebih cepat untuk dikonversikan
menjadi penjualan (sales).
c. Project (Proyek)
Project (Proyek) merupakan sistem produksi yang biasanya
diaplikasikan pada produk-produk yang agak rumit dan dibatasi oleh
waktu penyelesaiannya.
Karakteristik dari sistem produksi Project ini adalah memiliki
fleksibilitas yang tinggi namun volume produksinya sangat rendah.

d. Batch Production
Batch Production adalah sistem produksi yang termasuk repetitive
production (produksi berulang) yang berada diantara sistem produksi
Job Shop dan Flow Shop. Karakteristik Batch:
○ Waktu produksi lebih pendek.
○ Tempat dan Mesin lebih fleksibel.
○ Tempat dan Mesin diatur untuk memproduksi produk dalam bentuk
batch dan diubah lagi pengaturannya untuk batch yang berikutnya.
○ Waktu dan biaya produksi lebih rendah dibandingkan dengan Job
Shop.
e. Continuous Production
Continuous Production adalah sistem produksi yang proses
produksinya berkesinambungan (continuously) terus menerus dan
berulang-ulang. Fasilitas Produksi disusun sesuai dengan urutan
operasi dari proses pertamanya hingga menjadi produk jadi dengan
aliran material yang konstan. Karakteristik Continuous Production
adalah sebagai berikut ini:
○ Semua Tempat/Pabrik atau Mesin/peralatan kerja didedikasikan
khusus untuk satu jenis produk (tidak memiliki fleksibilitas sama
sekali).
○ Material ditangani secara otomatis.
○ Proses operasi mengikuti urutan yang telah ditentukan.
○ Perencanaan dan Pengendalian dilakukan secara rutin.
○ Biaya per unit yang rendah karena volume produksi yang tinggi.
Contoh sistem produksi dengan proses Continuous Production
adalah seperti industri penyulingan minyak dan produk-produk
pertambangan lainnya.
2. Rangkaian Proses Produksi
A. Proses Produksi
Proses Produksi, yaitu metoda dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku
menjadi produk. Tahapan produksi secara umum dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:
1. Planning atau Perencanaan: bertujuan menentukan produk yang akan dibuat, bahan
baku yang digunakan, jumlah bahan baku yang akan digunakan, biaya proses produksi,
upah tenaga kerja, target jumlah hasil produksi yang dilakukan.
2. Routing atau Penentuan Alur: adalah proses untuk menetapkan dan menentukan urutan
kegiatan suatu proses produksi.
3. Scheduling atau Penjadwalan: adalah proses yang bertujuan untuk menetapkan dan
menentukan jadwal setiap alur produksi.
4. Dispatching atau Perintah untuk Memulai Produksi: merupakan proses menetapkan dan
menentukan proses memberikan sebuah perintah untuk mulai melakukan produksi. Setelah
perencanaan, penetapan alur, serta penjadwalan dilakukan dengan baik, maka dispatching
dilakukan untuk menjalankan produksi.
B. Perencanaan Proses Produksi
Perencanaan produksi merupakan tindakan antisipasi untuk masa yang akan
datang sesuai dengan perioda waktu yang direncanakan. Perencanaan produksi
harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Berjangka Waktu
Pendekatan yang biasa dilakukan adalah dengan membuat rencana produksi yang
mencakup periode waktu tertentu dan akan diperbaharui bila periode waktu tersebut
sudah di capai. Dalam perencanaan produksi, terdapat tiga jenis perencanaan periode
waktu yang dicakup oleh perencanaan tersebut, yaitu:
-Perencanaan Produksi Jangka Panjang.
-Perencanaan Produksi Jangka Menengah.
-Perencanaan Produksi Jangka Pendek.

b. Berjenjang
Pemilihan jenis perancangan produksi yang tepat bagi suatu perusahaan
bergantung kepada beberapa faktor, yaitu faktor eksternal berupa pangsa pasar yang
diraih, struktur ekonomi, dan lainnya serta faktor internal berupa ide manajemen
dalam menghadapi tantangan ke depan, ketersediaan tenaga ahli dan
pelaksanaanya, dan lainnya.
c. Perencanaan Produksi Jangka Panjang
Perencanaan produksi jangka panjang berhubungan dengan efek yang mungkin
muncul di masa mendatang yang mempengaruhi tujuan sistem dan tindakan yang
diperlukan dalam menghadapi perubahan tersebut.

d. Perencanaan Produksi Jangka Menengah ( Perencanaan Agregat)


Perencanaan agregat mempunyai horizon perencanaan umumnya antara 1
sampai 18 bulan, dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang telah ditetapkan
pada perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan agregat didasarkan pada
peramalan permintaan tahunan dari bulan kebulan dan sumber daya produktif yang
ada, seperti jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan, biaya produksi, jumlah supplier
dan subkontraktor, dengan asumsi kapasitas produksi relatif tetap.

e. Perencanaan Produksi Jangka Pendek


Mempunyai horizon perencanaan kurang dari 1 bulan, dengan bentuk
perencanaan jadwal produksi. Tujuan dari jadwal produksi adalah menyeimbangkan
permintaan aktual yang dinyatakan dengan jumlah pesanan yang diterima dengan
sumberdaya yang tersedia, termasuk jumlah departemen, waktu shift yang tersedia,
banyaknya operator, tingkat persediaan yang dimiliki, dan peralatan yang ada,
sesuai batasan-batasan yang ditetapkan pada perencanaan agregat.
f. Terpadu
Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor, seperti bahan baku,
mesin dan peralatan, tenaga kerja, dan waktu. Kesemua faktor tersebut harus
sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai target produksi
tertentu yang didasarkan atas perkiraan.

g. Berkelanjutan
Perencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu yang merupakan
masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masa berlakunya, maka harus
dibuat rencana baru untuk periode waktu berikutnya lagi.

h. Terukur
Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan, maka rencana produksi harus
menetapkan suatu nilai yang harus diukur, sehingga dapat digunakan sebagai
dasar untuk menetapkan ada tidaknya penyimpangan.

i. Realistis
Dengan membuat rencana yang realistis, maka akan dapat memotivasi
pelaksana uuntuk berusaha mencapai apa yang telah disusun pada rencana
tersebut.
j. Akurat
Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi
yang akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga
angka-angka yang dimunculkan dalam target produksi dapat
dipertanggungjawabkan.

k. Menantang
Meskipun rencana produksi harus dibuat serealistis
mungkin, hal tersebut bukan berarti rencana produksi harus
menetapkan target yang dengan mudah dapat dicapai.
C. Pengendalian Produksi
Pengendalian dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dibuat untuk
menjaga agar realisasi dari suatu aktivitas sesuai dengan yang direncanakan. Oleh
karena itu, pengendalian terdiri atas prosedur-prosedur untuk menetukan
penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan dan tindakan-tidakan perbaikan
yang diperlukan untuk mengeliminasi penyimpangan tersebut.Pengendalian
produksi merupakan tindakan yang menjamin bahwa semua kegiatan yang
dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target yang telah
ditetapkan. Adapun pengendalian produksi melakukan aktivitas-aktivitas sebagai
berikut:
1. Mengukur realisasi dari rencana produksi.
2. Membandingkan realisasi dengan rencana produksi.
3. Mengamati penyimpangan yang terjadi.
4. Menganalisis sebab terjadinya penyimpangan.
5. Melakukan tindakan perbaikan.
Kerangka Kerja PPC
Cara menentukan atau membuat kerangka kerja PPC adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan global organisasi (Front End).
2. Perencanaan rinci material & kapasitas (Engine).
3. Eksekusi rencana berupa penjadwalan shop floor & pembelian (Back End).
THANKS

Anda mungkin juga menyukai