Anda di halaman 1dari 11

PERMASALAHAN DALAM PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN

DAN PENGEMBANGAN PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN

DISUSUN

Oleh

Nama : Muhammad Karazaki Al Mughniy

NIM : 20411011

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pembimbing : Dr. Rahmat Hidayat .MA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS DHARMAWANGSA

MEDAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan kesempatan
pada saya untuk makalah ini dengan sebaik-baiknya. Atas rahmat dan hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERMASALAHAN DALAM
PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN PENERAPAN
ASAS-ASAS PENDIDIKAN “ tepat waktu. Adapun tujuan makalah disusun guna
memenuhi tugas dari dosen pembimbing Bapak Dr. Rahmat Hidayat .MA pada bidang
studi Ilmu Pendidikan. Selain itu, saya juga berharap makalah ini dapat menambah
wawasan bagi para pembaca.

Saya berterimakasih kepada beberapa pihak yang telah membantu saya dalam
proses penyususnan makalah ini. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, keritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat saya
butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 11 November 2020

( Penulis )

Muhammad Karazaki Al Mughniy


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan dan Manfaat

BAB II KAJIAN TEORETIS

2.1 Permasalahan Dalam Penerapan Asas-Asas Pendidikan

2.1.1 Masalah Pendekatan Komunikasi oleh Guru

2.1.2 Masalah peranan pendidikan

2.1.3 Masalah tujuan belajar

2.2 Pengembangan Penerapan Asas-Asas Pendidikan

2.2.1 Mengembangkan komunikasi dua arah

2.2.2 Menggeser peranan pendidik menjadi fasiliator, informator, motivator,


dan organisator.

2.2.3 Mengambangkan tujuan belajar menjadi learning to know, learning to


do, learning to be, dan learning to life together

2.3 Upaya Pengembangan Dalam Penerapan Asas-asas Pendidikan Oleh


Pemerintah
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk memberikan bimbingan
atau pertolongan dalam mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang
diberikan oleh orang dewasa kepada peserta didik untuk mencapai
kedewasaanya serta mencapai tujuan agar peserta didik mampu melaksanakan
tugas hidupnya secara mandiri. Pendidikan merupakan fenomena yang
fundamental atau asasi dalam hidup manusia dimana ada kehidupan disitu pasti
ada pendidikan Pendidikan sebagai gejala sekaligus upaya memanusiakan
manusia itu sendiri. Dalam perkembangan adanya tuntutan adanya pendidikan
lebih baik, teratur untuk mengembangkan potensi manusia, sehingga muncul
pemikiran teoritis tentang pendidikan.
Makalah ini disusun untuk membahas Asas-Asas Pendidikan, Permasalahan
dalam Penerapan Asas-asas Pendidikan, dan Pengembangan Penerapan Asas-
Asas Pendidikan, Pendidikan Sebagai Suatu Sistem, Komponen-komponen
Pendidikan, Permasalahan-permasalahan Pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan masalah yang menjadi pembahasan di makalah ini yaitu :
1. Apa saja permasalahan dalam penerapan asas-asas pendidikan ?
2. Bagaimana Pengembangan penerapan Asas-asas pendidikan ?
3. Apa saja upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi
permasalahan dalam asas-asas pendidikan ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, untuk mengetahui permasalahn
apa saja yang menjadi kendala dalam kegiatan pengajaran antara tenaga
pengajar/guru dengan murid. Dengan demikian makalah ini dapat dimanfaatkan
sebagai pembelajaran untuk memperbaiki sistem-sitem pembelajaran yang ada
untuk lebih baik lagi.
BAB II
KAJIAN TEORETIS

2.1 Permasalahan Dalam Penerapan Asas-asas Pendidikan


Penerapan Asas-asas pendidikan dalam kegiatan pembelajaran terdapat
beberapa, masalah yang perlu mendapat perhatian, yakni :
2.1.1 Masalah Pendekatan Komunikasi oleh Guru
Masih dapat kecendrungan bahwa peserta didik terikat oleh
penggunaan komunikasi satu arah dalam kegiatan pembelajaran dengan
mengandalkan metode ceramah. Dengan kondisi demikian, pendidik harus
menempatkan dirinya dalam kedudukan yang lebih tinggi dari peserta didik.
Bahkan, tidak jarang peserta didik dijadikan objek komunikasi oleh seseorang
guru. Akibatnya, arus komunikasi cendrung satu arah dengan rendahnya umpan
balik dari peserta didik. Komunikasi yang demikian memberikan implikasi
yang negatif terhadap Out Put pendidikan, yang membuat peserta didik tidak
terdorong untuk belajar mandiri. Karena mereka sudah tergantung kepada
informasi yang diberikaan pendidik.

2.1.2 Masalah Peranan Pendidik


Sejalan dengan pendekatan komunikasi satu arah yang cenderung
digunakan pendidik, nah pendidik sering menempatkan dirinya sebagai orang
yang paling dominan. Tidak jarang, seorang pendidik, apakah itu orang tua,
guru, atau dosen menempatkan dirinya sebagai orang yang paling tahu dalam
segala hal pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Padahal kenyataannya,
dalam era komunikasi canggih ini, tidak hanya dari sekolah, tetapi ilmu
pembelajaran juga bisa didapat dari media massa seperti, televisi, radio, koran
dan internet. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bahwa orang tua,
guru, ataupun dosen ketinggalan informasi dibanding dengan peserta didik.
Sehingga, seorang pendidik harus mendorong peserta didik untuk mencari
informasi sendiri yang dikatakan sebagai upaya belajar mandiri.
2.1.2 Masalah Tujuan Belajar

Learning to know dan Learning to do belum cukup untuk dijadikan


tujuan belajar. Oleh karena itu, kemajuan teknologi terutama kamajuan transportasi
dan komunikasi membuat dunia semkin sempit. Sehingga, intensitas interaksi
anytar manusia semakin tinggi tanpa dibatasi oleh perbedaan suku, agama, ras, dan
asal-usul. Oleh karena itu, tujuan belajar diperluas dengan learning to life together
dan learning to be, sehingga apa yang dipelajari hari ini dapat dijadikan sebagai
dasar untuk belajar lebih lanjut dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan
lapangan kerja dan bahkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan.

2.2 Pengembangan Penerapan Asas-asas Pendidikan


Sehubung dengan permasalahn yang dihadapi dalam penerapan asas-asas
pendidikan, maka perlu diadakannya upaya pengembangan penerapan asas-asas
pendidikan dengan tujuan untuk membantu mengatasi permasalahan yang telah
dijelaskan di pembahasan sebelumnya.
2.2.1 Mengembangkan Komunikasi Dua Arah
Seorang guru harus mengembangkan komunikasi dua arah untuk
meningkatkan umpan balik dari siswa-siswi. Agar siswa-siswi tidak hanya
mendengarkan namun juga memberikan respon dalam setiap permasalahn yang
diberikan tenaga pendidik/guru kepada siswanya. Dengan demikian, peserta didik
akan terdorong untuk belajar mandiri, tidak tergantung kepada pendidik saja.
2.2.2 Menggeser Peranan Pendidik Menjadi Fasiliator, Informator,
Motivator dan Organisator.
Fasilisator sebagai penyedia layanan misalnya memberikan kasus
yang harus dipecahkan atau didiskusikan. Informator sebagai pemberi informasi
terkini yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Motivator sebagai pemberi
motivasi kepada peserta didik. Sedangkan sebagai Organisator pendidikan,
membimbing peserta didik menyelesaikan tahap-tahap pembelajaran yang telah
ada.
2.2.3 Mengembangkan tujuan belajar menjadi Learning to know, learning
to do, learning to be dan learning to life together.
Adapun pengembangan konsep learning to know, learning to do,
learning to be, dan learning to life together, adalah sebagai berikut :
1. Learning to know (belajar mengetahui)
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk mencari agar
mengetahui informasi yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupan.
Belajar untuk mengetahui dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui apa
yang bermakna tetapi sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat
bagi kehidupannya. Untuk mengimplementasikan “learning to know” guru
harus mampu menempatkan dirinya sebagai fasiliator. Disamping itu guru
dituntut untuk dapat berperan ganda sebagai teman berdialog bagi
siswanya dalam rangka mengembangkan penguasaan pengetahuan siswa.

2. Learning to be (belajar melakukan sesuatu)


Pendidikan juga merupakan proses belajar untuk bisa melakukan sesuatu
(learning to do). Proses belajar menghasilkan perubahan dalam rana
kognitif, peningkatan kompetensi, serta pemeliharaan dan penerimaan
secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan perasaan, serta kemauana
untuk berbuat atau merespon suatu stimulasi. Pendidikan membekali
manusia tidak sekedar untuk mengetahui, tetapi lebih jauh untuk trampil
berbuat atau mengerjakan sesuatu, sehingga menghasilkan sesuatu yang
bermakna bagi kehidupan.
Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar, seharusnya memfasilitasi
siswanya untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimilki, serta bakat
dan minatnya, agar “learning to do” dapat terealisasikan. Walaupun bakat
dan minat dipengaruhi fator keturunan. Namun tumbuh dan
berkembangnya bakat dan minat juga bergantung pada lingkungan.
3. Learning to be (belajar menjadi sesuatu)
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses
menjadi diri sendiri. Hal ini erat sekali kaitannya dengan bakat, minat,
perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi
lingkungannya. Misalnya, siswa yang agresif akan menemukan jati dirinya
bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi
siswa yang pasif, peran guru sebagai kompas penunjuk arah sekaligus
menjadi fasiliator sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan potensi
diri siswa secara utuh dan maksimal. Menjadi diri sendiri diartikan sebagai
proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar berprilaku
sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat.

4. Learning to life together (belajar hidup bersama)


Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi, dan
menerima perlu dikembangkan disekolah. Kondisi seperi inilah yang
memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian antara ras, suku, dan
agama. Dengan kemampuan yang dimiliki, sebagai hasil dari proses
pendidikan agar dapat dijadikan sebagai bekal untuk berperan dalam
linkungan dimana individu tersebut berada, dan sekaligus mampu
menempatkan diri sesuai dengan perannya.

2.3. Upaya Pengembangan dalam penerapan Asas-asas Pendidikan oleh


Pemerintah

1. Pembinaan guru dan tenaga pendidik disemua jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan.

2. Pengembangan sarana dan pra sarana sesuai dengan perkembangan ilmu


dan teknologi.

3. Perkembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan perkembangan


ilmu dan teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya bangsa.

4. Pengembangan buku ajar sesuai tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi serta perkembangan budaya bangsa.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Keempat tujuan belajar yaitu (1)Learning to know (belajar


mengetahui),(2) learning to do (belajar melakukan sesuatu), (3) learning to be
(belajar menjadi sesuatu) dan (4) learning to life together (belajar hidup
bersama) tidak efisien jika tidak di seimbangi dengan empat upaya
pemerintah yaitu: (1) Pembinaan guru dan tenaga pendidik disemua jalur,
jenis, dan jenjang pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan. (2)
Pengembangan sarana dan pra sarana sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi. (3) Perkembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya
bangsa. (4) Pengembangan buku ajar sesuai tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan budaya bangsa.di dalam
lingkungan sekolah, maka dari itu sebagai tenaga pendidik kita harus bisa
menyeimbangkan antara tujuan belajar dan upaya dari pemerintah agar
peserta didik dapat belajar dengan mudah.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini saya berharap kita semua bisa


mengetahui apa saja permasalahan dalam penerapan asas asas pendidikan
dan pengembangan asas asas pendidikan serta upaya pemerintah dalam
menangani hal tersebut.agar tenaga pendidik dapat menerapkannya secara
efektif di lingkungan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmat Hidayat , Abdillah. 2019. Ilmu Pendidikan”konsep, teori, dan


aplikasinya”. Medan, Lembaga Peduli Pengebangan Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai