Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

EKONOMI MIKRO ISLAM


Permintaan, Penawaran dan Kesejahteraan Pasar
Dosen Pengampu : Atika, MA

Disusun Oleh :
Defi Rahayu (0502192132)
Rahmalisa Oktadila (0502193221)
Rasmita Tiara Br Barus (0502192111)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA (UINSU)
Tahun Ajaran 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

‫الل ِهالرَّحْ َمنِال َّر ِحي ِْم بِس‬


‫ْــــــــــــــــــم‬
ِ
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Permintaan, Penawaran dan Kesejahteraan Pasar.”
Makalah permintaan penawaran dan kesejahteraan pasar disusun guna
memenuhi tugas dosen pengampu Atika, ME.I pada mata kuliah ekonomi
mikro islam di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Selain itu, kami
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca
tentang permintaan penawaran dan kesejahteraan pasar.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua. Kami yakin dalam pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan. Saran dan kritik dari pembaca sangat
kami butuhkan untuk memperbaiki makalah ini nantinya.

Medan, 19 November 2020

Kelompok III

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Surplus Konsumen.......................................................................................3
B. Surplus Produsen.........................................................................................5
C. Penetapan Harga..........................................................................................7
D. Pajak dan Subsidi.......................................................................................10
E. Penetapan Harga dalam Islam....................................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................16

A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ilmu ekonomi kesejahteraan mempelajari bagaimana


pengalokasian sumber-sumber daya memengaruhi kesejahteraan penjual
dan pembeli secara keseluruhan. Kesejahteraan penjual dan pembeli
dalam suatu pasar dapat dipelajari dengan metode-metode dasar surplus
konsumen dan surplus produsen.
Kesejahteraan ekonomi para pelaku pasar juga dipengaruhi oleh
pajak. Hal tersebut dapat dipahami dengan membandingkan besar
pengurangan kesejahteraan pembeli dan penjual dengan kenaikan jumlah
pendapatan pemerintah, dengan menggunakan perangkat surplus
konsumen dan surplus produsen.
Selain surplus konsumen dan surplus produsen terdapat
perangkat-perangkat lain yang dapat digunakan untuk menganalisis cara
kerja pasar, diantaranya : penawaran, permintaan, keseimbangan dan
sebagainya. Dan perangkat-perangkat ini, pada akhirnya dapat kita
ketahui dampak-dampak perdagangan internasional terhadap
kesejahteraan umum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan surplus konsumen ?
2. Apa yang dimaksud dengan surplus produsen?
3. Apa yang dimaksud dengan pengendalian harga?
4. Apa yang dimaksud dengan pajak dan subsidi?
5. Bagaimana penentuan harga dalam Islam?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi dan melengkapi tugas mata kuliah Ekonomi
Mikro Islam.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang surplus konsumen dan
surplus produsen.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengendalian harga.
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang Pajak dan Subsidi
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang Penetapan harga dalam
Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Surplus Konsumen
Surplus adalah keuntungan atas kelebihan dari yang diperkirakan. Surplus
konsumen adalah keuntungan yang diperoleh konsumen karena membayar harga
yang lebih rendah dari harga yang dapat mereka bayar. Atau selisih antara jumlah
yang konsumen sedia bayarkan dengan yang harus dibayar. Konsumen mengalami
surplus apabila harga yang dibayarkannya untuk mendapatkan sejumlah komoditi
lebih rendah dari yang diperkirakan atau dari yang mampu dibayarkannya.
Surplus konsumen adalah manfaat yang dicapai konsumen ketika mereka dapat
membeli barang atau jasa dengan harga lebih rendah dari jumlah maksimum yang
bersedia mereka bayarkan.

Surplus terbagi menjadi dua yaitu surplus nominal dan surplus dan riel. Surplus
nominal adalah keuntungan kotor yang diperoleh konsumen atau produsen.
Konsumen dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu:
1. Kelompok konsumen supermarginal, yaitu konsumen yang kemampuan
belinya di atas rata-rata harga pasar. Konsumen ini menganggap bahwa
membeli adalah salah satu bagian dari pamer kekayaan.
2. Kelompok konsumen marginal, yaitu konsumen yang kemampuan belinya
sama dengan harga pasar. Kelompok ini adalah konsumen yang palin
rasional.
3. Kelompok konsumen submarginal, yaitu konsumen yang kemampuan
belinya di bawah harga pasar. Konsumen ini adalah yang paling realistis
dalam membelanjakan uangnya.
Konsumen mendapatkan surplus bila harga yang diperkirakannya lebih tinggi
dari harga keseimbangan pasar. Besarnya surplus bergantung pada berapa banyak
jumlah kuantitas yang akan dibeli di kalikan dengan selisih harga.

3
Dalam sebuah grafik, ini setara dengan perbedaan antara harga maksimum
yang bersedia konsumen bayar dan harga yang sebenarnya mereka bayar untuk unit
barang yang dibeli.

Misalnya, untuk membeli roti konsumen bersedia membayar Rp5.000, namun


dia mendapati roti yang diinginkan di harga Rp3.000, maka kelebihan harga sebesar
Rp2.000 adalah surplus yang dinikmati oleh konsumen.
Grafik di atas menunjukkan penawaran dan permintaan barang. Permintaan
adalah agregat dari pembelian individu semua konsumen. Konsumen akan
mengkonsumsi sejumlah barang yang tersedia dan membayar dengan harga pasar
yang sama.
Bahkan, beberapa konsumen akan membayar harga lebih tinggi dari harga
pasar. Karena itu, dengan hanya membayar dengan harga pasar, mereka menikmati
manfaat dari harga yang lebih rendah. Misalnya, konsumen hanya perlu membayar
dengan harga pasar Pe, meskipun harga tertinggi yang bersedia mereka bayar
adalah P1.
Secara grafis surplus konsumen adalah segitiga di atas harga pasar (harga
ekuilibrium) dan di bawah kurva permintaan.  Sedangkan, area di atas tingkat
penawaran dan di bawah harga ekuilibrium disebut surplus produksi.

4
Rumus :

Keterangan :

 Qe = Kuantitas permintaan pada titik ekuilibrium, di mana permintaan dan


penawaran adalah sama
 ΔP = Pmax – Pe
 Pmax = Harga yang bersedia dibayarkan konsumen
 Pe = Harga pada ekuilibrium, di mana permintaan dan penawaran sama

Misalnya, untuk air minum kemasan, pelanggan bersedia membayar Rp10 untuk
permen, yang merupakan yang tertinggi di antara pelanggan lainnya. Sebagian besar
pelanggan hanya bersedia membayar Rp5, yang merupakan harga yang ditentukan
saat permintaan sama dengan penawaran (harga ekuilibrium). 

B. Surplus Produsen
Surplus produsen merupakan keuntungan yang diperoleh produsen karena
memperoleh harga yang lebih tinggi dari harga produsen bersedia untuk menjual.
Atau selisih antara jumlah yang diterima dengan yang mereka harapkan untuk
dibayar.
Atau, dengan kata lain, ini adalah perbedaan antara total pendapatan yang
diterima oleh produsen suatu produk dan jumlah minimum yang mereka butuhkan
untuk memproduksi dan menjual produk. Surplus produsen adalah bagian dari total
surplus ekonomi di samping surplus konsumen dan merupakan ukuran kesejahteraan
produsen.
Surplus Produsen terjadi jika harga yang disepakati dengan konsumen lebih tinggi
dari harga yang seharusnya ia berikan pada konsumen. Produsen akan mendapatkan
surplus jika harga jual produknya lebih rendah dari harga yang mampu dibeli oleh

5
konsumen dalam kondisi keseimbangan pasar. Misalnya, jika biaya marjinal
perusahaan sama dengan Rp2.000 per unit dan harga pasar sebesar Rp3.000, maka
produsen memperoleh surplus senilai Rp1.000.
Kelompok produsen dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
1. Kelompok penjual supermarginal, yaitu penjual yang berani menjual
produknya di bawah harga pasar. Produsen ini memproduksi komoditi
sebanyak-banyaknya lalu menjualnya dengan harga yang
semurahmurahnya tapi masih menguntungkan.
2. Kelompok penjual marginal, yaitu produsen yang hanya mampu menjual
produknya sama dengan harga pasar.
3. Kelompok penjual submarginal, yaitu kelompok produsen yang sanggup
menjual produknya di atas harga pasar.

Karena kurva penawaran mengukur harga minimum yang diperlukan oleh


pemasok untuk memproduksi dan menjual produk, jumlah berapapun yang mereka
terima di atas harga minimum akan menjadi nilai tambah bagi produsen. Jadi, area di
atas kurva penawaran pasar dan di bawah harga pasar mengukur surplus produsen di
pasar tersebut, diwakili oleh area hijau dalam grafik.

6
Surplus produsen terjadi karena beberapa faktor produksi lebih produktif daripada
yang lain, seperti tanah subur di pertanian atau lokasi strategis di kota. Jika sumber
daya ini lebih produktif dari waktu ke waktu, sumber daya tersebut lebih bernilai bagi
pemilik dan harus memiliki harga pasar yang lebih tinggi.
Penurunan harga jual akan menyebabkan surplus produsen menurun. Sebaliknya,
kenaikan harga akan meningkatkan surplus dan memberikan insentif untuk
menghasilkan lebih banyak barang.
Seorang produsen akan mencoba meningkatkan surplus produsen dengan
mencoba menjual lebih banyak dan dengan harga yang lebih tinggi. Namun, tidak
mungkin untuk meningkatkan surplus produsen tanpa batas. Ini karena harga yang
lebih tinggi akan menyebabkan permintaan barang turun. Sebagai alternatif,
perusahaan dapat mengenakan diskriminasi harga di antara beberapa kelompok
konsumen untuk mengoptimalkan surplus produsen.

C. Pengendalian Harga ( Floor price dan ceiling price)


1. Floor Price

Kebijakan harga terendah disebut kebijakan harga minimum (floor price) yaitu
kebijakan harga terendah bagi suatu komoditi yang dijual produsen. Harga terendah
yang dilakukan peerintah biasanya adalah harga yang pada tingkat tertentu produsen
telah mengalami keuntungan.
Kebijakan ini menetapkan harga pada suatu tingkat diatas harga pasar. Hal ini
dilakukan biasanya untuk melindungi produsen dari harga yang terlalu rendah
sehingga tidak memperoleh margin keuntungan yang memadai ( bahkan merugi).
Contoh dari penetapan harga batas minimum ini misalnya pada produk-produk
pertanian atau Upah Minimum Provinsi (UMP) yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia.

7
2. Ceilling Price
Kebijakan harga maksimal atau kebijakan harga tertinggi yaitu kebijakan
yang dilakukan pemerintah agar produsen tidak semena-mena menaikkan harga jual
komoditinya meskipun jumlah produksinya sedikit. Alasan yang umum dalam
mengambil kebijakan ini adalah untuk melindungi konsumen dari harga yang terlalu
tinggi. Ceiling price adalah batas maksimum harga penjualan oleh produsen. Tujuan
penetapan harga yang tertinggi adalah agar harga produk dapat terjangkau oleh para
konsumen yang daya belinya kurang.
Contoh dari penetapan harga batas maksimum ini misalnya pada produk bahan
bakar minyak yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Teknik menentukan ceiling price dan floor price secara matematik dan
grafik
1. Ceiling Price
Jika diketahui fungsi permintaan dan penawaran dari suatu produk tertentu
adalah Pd = 120 - 4Q, Ps = 30+5Q jika pemerintah mengenakan harga batas
maksimum (celling price) sebesar Rp 60 dari produk tersebut, Berapakah
jumlah yang diminta oleh konsumen dan jumlah yang ditawarkan oleh
produsen dipasar?
Penyelesaian: Syarat keseimbangan pasar adalah Pd = Ps,
maka :
120 – 4Q= 30 + 5Q
-4Q – 5Q= 30-120
-9Q = -90
Q = 10
Substitusikan nilai Q =10 kedalam persamaan permintaan, maka P = 120 –
4(10) = 80
Jadi, keseimbangan pasar sebelum penetapan harga batas maksimum
E(10,80)

8
Jawabannya : jika pemerintah mengenakan harga batas maksimum setinggi
Rp. 60, maka substitusikan nilai P= 60 kedalam persamaan permintaan
dan penawaran, dan hasilnya,
60 =120 – 4Qd 4Q = 120 – 60 Q = 60/4 Qd = 15 (Jumlah
yang diminta konsumen )
60 = 30 + 5Qs 5Qs = 30 Qs = 6 ( jumlah yang ditawarkan
produsen )
2. Floor Price
Jika diketahui fungsi permintaan dan penawaran dari suatu produk
tertentu adalah Pd = 120 – 4Q dan Ps = 30 + 2Q. Jika pemerintah
mengenakan harga batas minimum (floor price) sebesar Rp 80 dari produk
tersebut.
a. Berapakah jumlah yang diminta oleh konsumen dan jumlah yang di
tawarkan oleh produsen di pasar? Dan
b. Hitungkah besarnya kelebihan penawaran (excess Suply) yang terjadi di
pasar?
Penyelesaian: syarat keseimbangan pasar adalah Pd = Ps, maka
120 – 4Q = 30+2Q
-4Q – 2Q = 30 -120
-6Q = -90
Q = -90/-6 = 15
Jawaban : substitusikan nilai Q = 15 ke dalam persamaan permintaan, maka P =
120 – 4(15) = 60. Jadi, keseimbangan pasar sebelum penetapan harga batas
maksimum E(15,60)
a. Jika pemerintah mengenakan harga batas minimum setinggi Rp 80 maka
substitusikan nilai P =80 ke dalam persamaan permintaan dan penawaran,
dan hasilnya 80 = 120 – 4Qd 4Qd = 120 – 80 Qd= 10 ( jumlah
yang diminta konsumen)

9
b. Kelebihan penawaran (KP) = Qs – Qd = 25 – 10 = 15. Kelebihan jumlah
ini yang harus di beli pemerintah dengan harga Rp 80 per unit produk
D. Pajak dan Subsidi
Pajak merupakan pungutan yang ditarik oleh pemerintah terhadap wajib pajak,
tanpa mendapatkan balas jasa langsung.
Ada dua jenis pajak :
 Pajak langsung, contohnya : pajak kekayaan, pajak pendapatan, dan pajak
perseroan
 Pajak tak langsung, contohnya : pajak penjualan dan pajak tontonan.
yang dibicarakan disini adalah PAJAK PENJUALAN.
Dengan dibebankannya pajak penjualan, maka harga yang ditawarkan oleh
penjual pada suatu tingkat jumlah/kuantitas tertentu akan bertambah sebesar pajak
yang dibebankan. Akibat pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu, maka
harga untuk konsumen akan lebih tinggi, sehingga jumlah yang diminta menjadi
berkurang. “
 Pajak per unit
Yang dimaksudkan dengan pajak per unit adalah pajak yang dikenakan terhadap
suatu barang tertentu, dimana pajak tersebut besarnya ditentukan dalam jumlah uang
yang tetap untuk setiap unit barang yang dihasilkan.
Dalam hal ini besarnya pajak per unit kita nyatakan dengan tanda “t”. dengan
adanya pajak per unit sebesar “t”, maka harga yang ditawarkan oleh penjual
(penawar) akan naik sebesar t untuk setiap tingkat jumlah/kuantitas yang ditawarkan.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Pajak ada
yang langsung diterima oleh masyarakat dan ada yang tidak diterima oleh
masyarakat. Jenis-jenis pajak adalah pajak penghasilan (PPH), pajak bumi dan
bangunan (PBB), pajak pertambahan nilai (PPN).

10
Sedangkan subsidi merupakan lawan atau kebalikan dari pajak. Oleh karena itu
subsidi sering disebut sebagai pajak negatif. subsidi yang diberikan pemerintah
kepada masyarakat akan menyebabkan ongkos produksi yang dikeluarkan oleh
produsen menjadi lebih rendah dari pada ongkos produksi sebelum adanya atau tanpa
adanya subsidi.
Yang menjadi indikator pengaruh pajak dan subsidipada keseimbangan pasar
yaitu pajak terhadap keseimbangan pasar dan subsidi terhadap keseimbangan pasar.
Ternyata pajak sangat berpengaruh terhadap atas penjualan selalu menambah harga
barang yang ditawarkan. Sehingga hanya mempengaruhi fungsi penawaran.
Sedangkan pada fungsi permintaan tidak mengalami perubahan sama sekali.
Sedangkan dengan adanya subsidi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat
akan menyebabkan ongkos produksi yang dikeluarkan oleh produsen menjadi lebih
rendah dari pada ongkos produksi. Menyebabkan daya beli konsumen terhadap
produk tersebut meningkat.
E. Penetapan Harga Dalam Islam
 Mekanisme Penetapan Harga dalam Ekonomi Islam
Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang menjelaskan tentang
pengambilan keputusan dalam setiap kegiatan ekonomi berdasarkan dengan aturan
atau syariat Islam.
Menurut beberapa ahli, ekonomi Islam merupakan ajaran atau aturan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan mengenai penetapan harga merupakan
praktek yang tidak diperbolehkan oleh syariat islam.
Pemerintah maupun otoritas ekonomi tidak mempunyai hak dan wewenang
untuk menentukan harga tetap, kecuali pemerintah telah menyediakan para pedagang
jumlah yang cukup untuk dijual dengan menggunakan harga yang telah ditentukan
oleh pemerintah tersebut ( Rozalinda 2017 : 169 ) . Menurut para ulama Fiqh dalam
kondisi apapun penetapan atau pematokan harga yang dilakukan oleh pihak
pemerintah merupakan suatu kezaliman.

11
Karena melonjaknya harga di pengaruhi oleh tingginya permintaan maupun
faktor alam dan segala bentuk campur tangan pemerintah mengenai penetapan harga
tidak di perbolehkan. Jika pemerintah ikut campur tangan dalam penetapan harga ini
berarti pemerintah telah berbuat zalim kepada para pihak yang melakukan jual beli
yang mengakibatkan rusaknya mekanisme pasar yang sehat.
Dari sini jelas bahwa tidak dibenarkan adanya intervensi atau kontrol
manusia dalam penentuan harga itu. Sehingga akan menghambat sistem alami pasar
yang dikenal dengan istilah supply and demand.
Ibnu Taimiyah memiliki konsepsi dalam masalah penetapan harga ia
membedakan pada dua keadaan yakni penetapan harga yang adil dan penetapan harga
yang tidak adil atau haram menurut hukum. penetapan harga yang tidak adil jika
penetapan harga itu mengandung kezaliman terhadap masyarakat dengan cara
memaksa mereka tanpa hak untuk menjual barang dagangannya dengan harga yang
tidak disukai atau melarang mereka terhadap apa yang dibolehkan Allah terhadap
mereka semua itu adalah haram.
Keadaan seperti ini terjadi ketika naiknya harga akibat kompetisi kekuatan
pasar yang bebas di akibatkan oleh supply dan naiknya permintaan. Memaksa
pedagang dalam keadaan seperti ini untuk menjual barang dagangan mereka dengan
harga tertentu adalah pemaksaan. sedangkan penetapan harga yang dibolehkan
bahkan diwajibkan adalah penetapan harga ketika terjadi kenaikan harga yang sangat
tinggi dan disebabkan oleh ulah spekulan.
Pada saat ketidak sempurnaan pasar karena Kezaliman, seperti ihtikar
pemerintah dapat memaksakan muhtakir untuk menjual barang-barangnya pada harga
yang adil karena penduduk sangat membutuhkan. Para pedagang juga menjual barang
dagangan mereka dengan harga yang lebih mahal daripada harga sebelumnya atau
harga normal, sedangkan pada saat yang sama penduduk sangat membutuhkan
barang-barang tersebut dan mereka diharuskan menjualnya pada tingkat yang sama.
Dalam kasus seperti ini Pemerintah juga harus bijak dalam menetapkan harga
barang dagangannya dengan harga yang setara, tindakan yang dapat dilakukan

12
pemerintah dalam menghadapi distorsi harga akibat tindakan spekulasi seperti itu
ialah dengan cara melakukan tindakan hukum seperti ihtikar adalah dengan
melakukan tindakan hukum muhtakir. Tindakan hukum itu berupa memaksa para
muhtakir untuk menjual barang dengan harga yang setara karena manusia pada waktu
itu sangat membutuhkan barang-barang tersebut.
Dalam rangka melindungi hak pembeli dan penjual, Islam membolehkan
bahkan mewajibkan untuk melakukan intervensi harga, ada beberapa faktor yang
memberikan intervensi harga antara lain :
a. Intervensi harga mencegah terjadinya ikhtikar
b. Intervensi harga melindungi kepentingan masyarakat yang lebih luas karena
pembeli biasanya mewakili masyarakat yang lebih luas sedangkan penjual
mewakili kelompok yang lebih kecil
c. Intervensi harga menyangkut kepentingan masyarakat yaitu untuk melindungi
penjual dalam hal profit margin atau keuntungan dan pembeli dalam hal
purchasing power Jika harga tidak ditetapkan ketika penjual menjual dengan
harga yang tinggi dapat merugikan pembeli.
Suatu intervensi dianggap zalim apabila harga maksimum ditetapkan di bawah
harga keseimbangan, ataupun harga minimum yang ditetapkan diatas harga
keseimbangan. penolakan Rasulullah terhadap penetapan harga atau tas'ir
berdasarkan hadis adalah karena Tidak ditemukannya kondisi yang mengharuskan
untuk melakukan.
Karena kenaikan harga yang terjadi masih dalam keadaan normal atau bukan
terjadi akibat distorsi pasar, dan ketika itu harga terbentuk berdasarkan atas Supply
dan demand yang apabila dilakukan intervensi akan menimbulkan kesulitan bagi
semua pihak. Namun, apabila harga barang di pasar tidak lagi ditentukan oleh
kekuatan penawaran dan permintaan.
Harga suatu barang disebabkan oleh hilangnya harga di pasaran atau kenaikan
harga suatu barang disebabkan oleh ketiadaan barang karena bencana alam.(Mustafa
Edwin Nasution 2017 : 96 ) .

13
Dalam konsep ekonomi islam, cara pengendalian harga dapat di tentukan
penyebabnya. jika penyebabnya adalah perubahan permintaan dan penawaran,
maka mekanisme pengendalian dilakukan melalui penghilangan distorsi tersebut.
Intervensi pasar ini menjadi sangat penting untuk menjamin ketersediaan barang
kebutuhan manusia karena dalam keadaan kekurangan barang kebutuhan pokok.
Pemerintah dapat membuat aturan agar pedagang tidak menjual barangnya ke
luar wilayah, ataupun dengan membuat kebijakan agar produsen meningkatkan
produksinya guna meningkatkan jumlah barang kebutuhan pokok yang ada di pasar.
Ketika harga pokok kebutuhan tinggi, pemerintah dapat melakukan intervensi
dengan cara melakukan operasi pasar guna menambah pasokan barang di pasar.
Manusia dalam berbisnis di beri kebebasan untuk mendapatkan keuntungan
yang sebesar-besarnya. Tetapi ia terikat dengan iman dan etika, sehingga manusia
tidak bebas mutlak menentukan penetapan suatu harga.
Rukun melakukan suatu kegiatan jual beli atau bisnis adalah menentukan objek
yang akan diperjualbelikan. Dalam memperjualbelikan objek tersebut harus jelas
syarat penawaran dan permintaan yang disebut dengan istilah harga.
Harga yang terlalu tinggi dan melebihi kemampuan daya beli masyarakat dan
bisa merugikan pihak pembeli atau yang membutuhkan karena tidak sanggup
membeli. Islam melarang untuk melambungkan harga atau menjual barang dengan
harga yang tidak di inginkan. Dalam berbisnis atau jual beli juga dilarang berjanji
sebelum membeli barang tersebut sebagaimana hadis di bawah ini.
Artinya : Dari Qotadah al-Anshori R.A bahwa ia mendengar Rasul SAW bersabda :
"hindari banyak bersumpah dalam berbisnis (jual beli), karena sesungguhnya yang
demikian itu bisa laku terjual kemudian terhapus (keberkahannya) (HR Muslim).
Dalam hadis diatas di jelaskan bahwa manusia muslim jika berbisnis lebih
baik untuk tidak terlalu banyak janji, maupun mengucapkan sumpah kepada si
penjual Karena hal tersebut bisa merugikan penjual, dan barang bisa laku terjual di
kemudian hari. Semua bentuk dalam jual beli harus berjalan sesuai dengan prinsip

14
atau kaidah keislaman dengan menerapkan prinsip keadilan guna menghindari
kezaliman.
Prinsip keadilan sangat penting di terapkan dalam ekonomi islam karena
keadilan mengandung prinsip dari semua prinsip hukum islam. Adanya suatu harga
yang adil dapat menjadi pedoman yang mendasar dalam transaksi Islam.
Pada prinsipnya transaksi bisnis di lakukan dengan harga yang adil
merupakan suatu cerminan bagi setiap muslim. Tujuan utama dari harga yang adil
adalah memlihara suatu keadilan dalam melakukan transaksi timbal balik di antara
anggota masyarakat. ( Supriyatno 2008 : 89 ) Pada konsep harga yang adil ini pihak
penjual maupun pembeli sama merasakan keadilannya, jadi bukan adil di salah satu
pihak saja.
Misalkan pada saat seorang muslim akan melakukan ibadah haji, mereka
harus membeli perlengkapan haji. Pembeli harus mendapatkan harga yang sama rata
dengan yang lainnya atau harga umum yang sesuai di pasaran. Pembeli juga harus
ikhlas jika membeli barang harganya mahal atau naik karena itu di sebabkan oleh
pengaruh supply dan demand, jika pembeli tidak merasa di rugikan, pemerintah di
larang untuk melakukan intervensi dari harga tersebut.
Sedangkan keadilan pada pihak penjual adalah dikenakan harga paksa yang
mengakibatkan kehilangan keuntungan di atas normal. Sebab, seseorang memiliki
hak untuk memilikinya. Untuk menjaga kestabilan harga di pasar, pemerintah harus
melakukan suatu penyuluhan maupun sosialisasi untuk menstabilitaskan harga di
pasaran yang dapat di terapkan.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Surplus adalah keuntungan atas kelebihan dari yang diperkirakan. Surplus


konsumen adalah keuntungan yang diperoleh konsumen karena membayar harga
yang lebih rendah dari harga yang dapat mereka bayar. Surplus produsen merupakan
keuntungan yang diperoleh produsen karena memperoleh harga yang lebih tinggi dari
harga produsen bersedia untuk menjual.
Kebijakan harga terendah disebut kebijakan harga minimum (floor price) yaitu
kebijakan harga terendah bagi suatu komoditi yang dijual produsen. Harga terendah
yang dilakukan peerintah biasanya adalah harga yang pada tingkat tertentu produsen
telah mengalami keuntungan. Kebijakan harga maksimal atau kebijakan harga
tertinggi yaitu kebijakan yang dilakukan pemerintah agar produsen tidak semena-
mena menaikkan harga jual komoditinya meskipun jumlah produksinya sedikit.
Pajak merupakan pungutan yang ditarik oleh pemerintah terhadap wajib pajak,
tanpa mendapatkan balas jasa langsung. Ternyata pajak sangat berpengaruh terhadap
atas penjualan selalu menambah harga barang yang ditawarkan. Sehingga hanya
mempengaruhi fungsi penawaran. Dengan adanya subsidi yang diberikan pemerintah
kepada masyarakat akan menyebabkan ongkos produksi yang dikeluarkan oleh
produsen menjadi lebih rendah dari pada ongkos produksi. Menyebabkan daya beli
konsumen terhadap produk tersebut meningkat.
Pemerintah maupun otoritas ekonomi tidak mempunyai hak dan wewenang untuk
menentukan harga tetap, kecuali pemerintah telah menyediakan para pedagang
jumlah yang cukup untuk dijual dengan menggunakan harga yang telah ditentukan
oleh pemerintah tersebut.

16
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang sudah dijelaskan, sebaiknya pemerintah tidak


meningkatkan pajak dengan seenaknya sendiri. Pemerintah juga harus
memperhatikan bagaimana mekanisme pasar yang sedang terjadi dan juga harus
melihat bagaimana suatu pasar itu berjalan. Dan pemerintah juga harus ekstra kerja
keras memikirkan bahagaimana suatu pajak itu tidak membebankan pihak pembeli
maupun penjual, sehingga pemerintah harus menyeimbangkan diantara keduanya.
Dan untuk penjual dan pembeli harus mengikuti aturan pemerintah yang sudah
ditetapkan agar suatu pasar dapat berjalan dengan baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

 Nasution, Mustafa Edwin,dkk.2017.Pengenalan Eksklusif : Ekonomi Islam.


Depok: Kencana.
 Rozalinda. 2017. Ekonomi Islam. Depok: Rajawali Pers.
 Supriyatno. 2008. Ekonomi Mikro Perspektif Islam. Malang: UIN Malang
Pers.
 Dr. M. Ridwan, MA, dkk. 2017 . Buku Diktat Ekonomi Mikro Islam.
 https://twentytwopm.wordpress.com/2011/11/04/kebijakan-price-floor-dan-
price-ceiling
 https://www.neliti.com/id/publications/78085/pengaruh-pajak-dan-subsidi-
pada-keseimbangan
 http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/ekawan/article/view/1016
 https://cerdasco.com/referensi/

18

Anda mungkin juga menyukai