Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ALQURAN

Dosen Pengampu : Dr.Ahmad Zuhri.MA

Muhammad Rusdi M,Pd

Disusun Oleh :
Zahrani Alawiah (228810009)
Rahma Dinda (228810007)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat waktu. Tak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Kami sebagai Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan pada penyusunan serta penulisannya. Penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca supaya makalah ini dapat lebih sempurna, serta menambah wawasan bagi
penelitian selanjutnya.Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis
memohon maaf. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, 23 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN..............................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Tujuan Pendidikan Menurut Al-Quran.................................................................................3
B. Analisis Tujuan Pendidikan Nasional....................................................................................4
C. Beberapa Ayat dan Hadis yang Berkaitan dengan Tujuan Pendidikan..............................6
D. Skema Tujuan Pendidikan Perspektif Al-Quran-Hadis.......................................................7
E. Tafsir Ayat dan Penjelasan Hadis yang Berkaitan dengan Tujuan Pendidikan.................8
Bab III................................................................................................................................................10
Penutup..............................................................................................................................................10
A. Kesimpulan............................................................................................................................10
Daftar Pustaka...................................................................................................................................11

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar dan
berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya memunculkan
kehidupan sosial yang bermoral. Sayangnya, sekalipun institusi-institusi pendidikan saat
ini memiliki kualitas dan fasilitas, namun institusi-institusi tersebut masih belum
memproduksi individu-individu yang beradab. Sebabnya, visi dan misi pendidikan yang
mengarah kepada terbentuknya manusia yang beradab, terabaikan dalam tujuan institusi
pendidikan.

Penekanan kepada pentingnya anak didik supaya hidup dengan nilai-nilai kebaikan,
spiritual dan moralitas seperti terabaikan. Bahkan kondisi sebaliknya yang terjadi. Saat
ini, banyak institusi pendidikan telah berubah menjadi industri bisnis, yang memiliki visi
dan misi yang pragmatis. Gelar dianggap sebagai tujuan utama, ingin segera dan
secepatnya diraih supaya modal yang selama ini dikeluarkan akan menuai keuntungan.
Sistem pendidikan seperti ini sekalipun akan memproduksi anak didik yang memiliki
status pendidikan yang tinggi, namun status tersebut tidak akan menjadikan mereka
sebagai individu-individu yang beradab.

B. RUMUSAN MASALAH
 Apa tujuan Pendidikan menurut Al Qur’an?
 Bagaimana analisis tujuan Pendidikan nasional?
 Apa saja dalil ayat dan hadits yang termasuk dalam tujuan Pendidikan?
 Apa saja skema tujuan Pendidikan dalam perspektif Al Qur’an dan hadits?
 Bagaimana tafsir ayat dan hadits mengenai penjelasan tujuan Pendidikan?

2
C. TUJUAN PENULISAN
 Untuk mengetahui tujuan Pendidikan menurut al qur’an
 Untuk mengetahui analisis tujuan Pendidikan nasional
 Untuk mengetahui ayat dan hadits yang termasuk dalam tujuan Pendidikan
 Untuk mengetahui skema tujuan Pendidikan dalam perspektif al qur’an dan hadits
 Untuk mengetahui tafsir ayat dan hadits mengenai penjelasan tujuan Pendidikan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan Menurut Al-Quran


Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan tujuan tertinggi atau terakhir, yaitu
tujuan yang tidak ada lagi tujuan di atasnya. Omar Muhammad ath-Taumy as-Syaibani
menjelaskan, kalau kita pandang tentang bentuk yang digambarkan oleh ungkapan
tentang tujuan terakhir pendidikan dengan kacamata al-Quran (Islam), maka kita dapati
tidak ada pertentangan dalam makna, dan tidak didapati di dalamnya apa yang
bertentangan dengan ruh Islam. Pandangan ini akan mengajak kita mengembalikan semua
kepada tujuan terakhir, yaitu persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat (Syaibani,
1979: 406). Tujuan terakhir dengan pengertian ini tidak terbatas pelaksanaannya pada
institusi-institusi khas, seperti sekolah, madrasah, pondok pesantren, masjid, dan lain-lain,
tetapi wajib dilaksanakan pula oleh semua institusi yang ada di masyarakat (Syaibani,
1979: 405). Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam adalah
menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah SWT. (Jalal, 1988: 119). Yang
dimaksud dengan menghambakan diri adalah beribadah kepada Allah. Islam
menghendaki agar manusia itu dididik sehingga ia mampu merealisasikan tujuan
hidupnya. Tujuan hidup manusia itu menurut al-Quran adalah beribadah kepada Allah
SWT. Sebagaimana firman-Nya yang artinya: ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku ” (Q. S. Adz-Dzariyat: 56). Pada
Ayat lain Allah SWT berfirman adalah beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana
firman-Nya yang artinya: ”Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu
dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa ” (Q. S. Al-Baqarah: 21). Ibadah
adalah suatu ben tuk kepatuhan dan ketundukan yang berpuncak kepada sesuatu yang
diyakini menguasai j iwa raga seseorang dengan penguasaan yang arti dan hakekatnya
tidak terjangkau. Karena itu, ketundukan atau kepatuhan kepada orang tua dan penguasa
tidak wajar dinamai ibadah (Shihab, 2002: 119). Kalau demikian, yang menjadi
pertanyaan adalah: ”Terhadap siapakah ibadah atau pengabdian harus ditujukan ?” Ayat
di atas menjelaskan bahwa ibadah tersebut ditujukan kepada Rabb (Tuhan) yang mencipta
seluruh manusia dan siapapun yang diberi potensi akal sebelum wujudnya seluruh
manusia yang mendengar panggilan ayat ini. Karena Pencipta itu adalah Rabb. Dr. Muh.

4
1
Fadhil al-Djamaly (Guru Besar Ilmu Pendidikan Univ. Tunisisa), menyatakan
kesimpulan dari studinya, sebagaimana dikutip oleh Prof. H. M. Arifin, M. Ed., bahwa
sasaran pendidikan Islam menurut al-Quran ialah membina pengetahuan/kesadaran
manusia atas dirinya, dan atas sistem kemasyarakatan Islami serta atas sikap dan rasa
tanggung jawab sosial. Juga memberi kesadaran manusia terhadap alam sekitar dan
ciptaan Allah serta mengembangkan ciptaan-Nya bagi kebaikan umat manusia. Tetapi
yang lebih utama dari itu semua adalah makrifat kepada sang Pencipta alam dan
beribadah kepada-Nya, dengan cara mentaati perintah-perintah dan menjauhi segala
larangan-Nya (Arifin, 1993: 133). Quraish Shihab dengan analisis tafsirnya, menyatakan
bahwa tujuan pendidikan menurut al-Quran adalah membina manusia secara pribadi dan
kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-
Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah. Atau
dengan kata yang lebih singkat dan sering digunakan al-Quran, ”untuk bertaqwa kepada
Allah SWT” (Shihab, 1994: 173).

Taqwa dalam konteks ini adalah merupakan puncak dari aktivitas pengabdian
seorang hamba kepada sang Pencipta. Taqwa dalam al-Quran mencakup segala bentuk
dan tingkat kebajikan, dan karenanya ia merupakan wasiat Tuhan kepada seluruh
makhluk dengan berbagai tingkatnya sejak Nabi hingga orang-orang awam. Dari uraian di
atas, dapat diketahui bahwa para ahli pendidikan Islam sepakat bahwa tujuan umum
pendidikan Islam atau tujuan pendidikan menurut al-Quran adalah mencetak manusia
yang baik, yaitu manusia yang mau beribadah kepada Allah. Lebih jauh, tentang tujuan
pendidikan dalam al-Quran dapat diklasifikasikan menjadi tiga aspek, yaitu: Menjadikan
hamba Allah yang bertaqwa, Mengantarkan peserta didik menjadi khalifah. Memperoleh
Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat.

B. Analisis Tujuan Pendidikan Nasional


Dijelaskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993, bahwa
pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, dan terampil, berdisiplin, beretos
kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan nasional harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah
air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada

1
file:///C:/Users/SPC/Downloads/1599-Article%20Text-3044-1-10-20180528.pdf

5
sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa pahlawan serta berorientasi masa depan
(Tap.MPR RI Th. 1993 No.II). Tujuan Pendidikan Nasional tersebut, pada dasarnya
identik dengan rumusan Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II pasal 3, yaitu: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Tim, 2006: 8-9).

Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang berilmu pengetahuan, dan untuk
memproleh pengetahuan harus menggunakan akal pikiran. Dalam hal ini, Islam
memberikan penghargaan yang tinggi terhadap keberadaan akal, dan menganjurkan
umatnya untuk selalu menuntut ilmu sejak lahir sampai ke liang lahat. Berfikir dan
menggunakan akal adalah ajaran yang jelas dan tegas dalam al-Quran. Hal ini tercermin
dari ayat al-Quran yang berbunyi adalah beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana
firman-Nya yang artinya: “Dan perumpamaan -perumpamaan ini Kami buat untuk
manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu ” (Q. S.
Al-‘Ankabut:43). Ayat di atas mengisyaratkan bahwa perumpamaanperumpamaan dalam
al-Quran mempunyai makna-makna yang dalam, bukan terbatas pada pengertian kata-
katanya. Masing-masing orang sesuai kemampuan ilmiahnya dapat menimba dari matsal
itu, pemahaman yang boleh jadi berbeda, bahkan lebih dalam dari orang lain. Ini juga
berarti bahwa perumpamaan yang dipaparkan dalam alQuran bukan sekedar
perumpamaan yang bertujuan sebagai hiasan kata-kata, tetapi ia mengandung makna serta
mengandung pembuktian yang sangat jelas. Kalau kita mengkaji sumber pokok dari
ajaran Islam, yaitu alQuran dan as-Sunnah, maka jelaslah bahwa Islam adalah agama
yang sangat menggalakkan upaya mencerdaskan kehidupan. Dengan demikian, tujuan
pendidikan nasional, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, adalah sangat relevan
dengan tujuan pendidikan dalam perspektif al-Quran.2

Allah SWT berfirman adalah beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-
Nya yang artinya: ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
2
file:///C:/Users/SPC/Downloads/1599-Article%20Text-3044-1-10-20180528.pdf

6
kiamat dan dia banyak menyebut Allah” ( Q. S. Al-Ahzab:21) Kata “uswah ” artinya tela
dan. Pakar tafsir az-Zamakhsyari ketika menafsirkan ayat di atas me nge mukakan dua
kemungkinan tentang maksud keteladanan yang ter dapat pada diri Rasul itu. Pertama,
dalam arti kepribadian beliau secara totalitasnya adalah teladan. Kedua, dalam arti
terdapat dalam kepribadian beliau hal-hal yang patut diteladani. Pendapat pertama
merupakan pendapat yang lebih kuat dan merupakan pilihan banyak ulama. Pakar tafsir
dan hukum, al-Qurthubi mengemukakan bahwa dalam masalah agama, keteladanan itu
merupakan kewajiban, tetapi dalam masalah keduniaan maka ia merupakan anjuran.
Dalam soal keagamaan, beliau wajib diteladani selama tidak ada bukti yang menunjukkan
bahwa ia adalah anjuran. Sementara ulama berpendapat bahwa dalam persoalan-persoalan
keduniaan, Rasul saw telah menyerahkan sepenuhnya kepada para pakar di bidang
masingmasing, sehingga keteladanan terhadap beliau (yang dibicarakan pada ayat di
atas), bukanlah dalam hal-hal yang berkaitan dengan soal-soal keduniaan (Shihab, 2002:
242-243). Hubungannya dengan pendidikan sebagai upaya mengembangkan budi pekerti
luhur, pendidikan Islam memandang bahwa pendidikan budi pekerti (akhlak al-karimah)
adalah jiwa (ruh) pendidikan Islam. Mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan yang
sebenarnya dari pendidikan, dengan tidak mengesampingkan aspek-aspek penting
lainnya, yaitu pendidikan jasmani, akal, ilmu pengetahuan, maupun segi-segi praktis
lainnya.

C. Beberapa Ayat dan Hadis yang Berkaitan dengan Tujuan Pendidikan


Pengumpulan ayat-ayat ini tidak berdasarkan kosa kata “tujuan pendidikan”,
namun ayat-ayat yang terkumpul dibawah ini merupakan ayat yang menurut hemat
penulis berbicara pada konteks tjuan pendidikan. Jika dikumpulkan ayat yang
berhubungan dengan tujuan pendidikan, baik tujuan pendidikan secara umum maupun
khusus, secara jelas maupun secara tersirat, maka menurut hemat penulis semua isi Al-
Quran berkaitan tujuan penddidikan, karena al-Quran merupakan petunjuk bagi manusia.
Sehingga ayat-ayat yang penulis kumpulkan merupakan ayat-ayat yang menurut hemat
penulis merupakan ayat-ayat yang mewakili tujuan pendidikan.

Adapun ayat-ayat tujuan pendidikan tersebut adalah, 1) QS. AlBaqarah: 207 yang
berkaitan mencari ridho Allah, 2) QS. Ali Imran: 102 yang berkaitan dengan taqwa
kepada Allah, 3) QS. Al-Dzariyat: 56 yang berkaitan dengan beribadah, 4) QS. Al-
Baqarah: 30 berkaitan dengan manusia sebagai khalifah dimuka bumi. Mencari ridho
Allah merupakan tujuan utama dari pendidikan, kemudian tujuan khususnya yaitu taqwa

7
kepada Allah, dan tujuan khusus taqwa kepada Allah ini dibagi menjadi dua, yakni tujuan
Khalifatullah dan tujuan Abdullah.

D. Skema Tujuan Pendidikan Perspektif Al-Quran-Hadis


.

1. QS. Al-Baqarah: 30 Tujuan Pendidikan sebagai khalifah dimuka bumi

Artinya: ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya


aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya
aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”3

E. Tafsir Ayat dan Penjelasan Hadis yang Berkaitan dengan Tujuan Pendidikan
1) Tafsir QS. Al-Baqarah: 207 Tujuan Pendidikan untuk Mencari RidhaAllah.

Menurut Ibnu Abbas, Anas, Sa’id ibnul Musayyab, Abu Usman An-Nahdi,
Ikrimah, dan sejumlah ulama lainnya, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Suhaib
ibnu Sinan Ar-Rumi. Demikian itu terjadi ketika Suhaib telah masuk Islam di Mekah
dan bermaksud untuk hijrah, lalu ia dihalang-halangi oleh orang-orang kafir Mekah
karena membawa hartanya. Mereka mempersyaratkan ‘jika Suhaib ingin hijrah, ia
harus melepaskan semua harta bendanya, maka barulah ia diperbolehkan hijrah’.
Ternyata Suhaib bersikeras hijrah, dan melepas semua harta bendanya, demi
melepaskan dirinya dari cengkeraman orang-orang kafir Mekah; maka ia terpaksa
menyerahkan harta bendanya kepada mereka, dan ikut hijrah bersama Nabi Saw. Lalu
turunlah ayat ini, dan Umar ibnul Khattab beserta sejumlah sahabat lainnya
menyambut kedatangannya di pinggiran kota Madinah, lalu mereka mengatakan
kepadanya, “Alangkah beruntungnya perniagaanmu.” Suhaib berkata kepada mereka,
“Demikian pula kalian, aku tidak akan membiarkan Allah merugikan perniagaan
kalian dan apa yang aku lakukan itu tidak ada apa-apanya.” Kemudian diberitakan

3
file:///C:/Users/SPC/Downloads/TUJUAN_PENDIDIKAN_PERSPEKTIF_AL-QURAN_DAN_HADITS_I.pdf

8
kepadanya bahwa Allah telah menurunkan ayat ini berkenaan dengan peristiwa
tersebut.

Menurut suatu riwayat, Rasulullah Saw. bersabda kepada Suhaib yang


Artinya:

Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu


Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Rustuh,
telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Daud, telah menceritakan kepada
kami Ja’far ibnu Sulai-man AdDabbi, telah menceritakan kepada kami Auf, dari Abu
Usman An-Nahdi, dari Suhaib yang menceritakan: Ketika aku hendak hijrah dari
Mekah kepada Nabi Saw. (di Madinah), maka orang-orang Quraisy berkata kepadaku,
“Hai Suhaib, kamu datang kepada kami pada mulanya tanpa harta, sedangkan
sekarang kamu hendak keluar meninggalkan kami dengan harta bendamu. Demi
Allah, hal tersebut tidak boleh terjadi selamanya.” Maka kukatakan kepada mereka,
“Bagaimanakah menurut kalian jika aku berikan kepada kalian semua hartaku, lalu
kalian membiarkan aku pergi.? Mereka menjawab, “Ya, kami setuju.” Maka
kuserahkan hartaku kepada mereka dan mereka membiarkan aku pergi. Lalu aku
berangkat hingga sampai di Madinah. Ketika berila ini sampai kepada Nabi Saw.,
maka beliau bersabda, “Suhaib telah beruntung dalam perniagaannya, Suhaib telah
beruntung dalam perniagaannya,” sebanyak dua kali. Hammad ibnu Salamah
meriwayatkan dari Ali ibnu Zaid, dari Sa’id ibnul Musayyab yang menceritakan
bahwa Suhaib berangkat berhijrah untuk bergabung dengan Nabi Saw. (di Madinah),
lalu ia dikejar oleh sejumlah orang-orang Quraisy. Maka Suhaib turun dari unta
kendaraannya dan mencabut anak panah yang ada pada wadah anak panahnya, lalu ia
berkata, “Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian telah mengetahui bahwa aku
adalah orang yang paling mahir dalam hal memanah di antara kalian semua. Demi
Allah, kalian tidak akan sampai kepadaku hingga aku melemparkan semua anak
panah yang ada pada wadah panahku ini, kemudian aku memukul dengan pedangku
selagi masih ada senjata di tanganku. Setelah itu barulah kalian dapat berbuat sesuka
hati kalian terhadap diriku. Tetapi jika kalian suka, aku akan tunjukkan kepada kalian
semua harta bendaku dan budakbudakku di Mekah buat kalian semua, tetapi kalian
jangan menghalanghalangi jalanku.” Mereka menjawab, “Ya.”Ketika Suhaib datang
ke Madinah, maka Nabi Saw. bersabda: Beruntunglah jual belinya. Perawi
melanjutkan kisahnya, bahwa sehubungan dengan peristiwa tersebut turunlah ayat

9
berikut, yaitu firman-Nya: Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan
dirinya karena mencari keridaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-
hamba-Nya. (Al-Baqarah: 207).

Menurut kebanyakan mufassirin, ayat ini diturunkan berkenaan dengan semua


mujahid yang berjuang di jalan Allah. Seperti pengertian yang terkandung di dalam
firman-Nya: Artinya: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin
diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di
jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang
benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih
menepati janjinya (selain) dari Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang
telah kalian lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (At-Taubah: 111).4

Bab III

Penutup

A. Kesimpulan
Quraish Shihab dengan analisis tafsirnya, menyatakan bahwa tujuan pendidikan
menurut al-Quran adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga
mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun
dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah.

4
file:///C:/Users/SPC/Downloads/TUJUAN_PENDIDIKAN_PERSPEKTIF_AL-QURAN_DAN_HADITS_I.pdf

10
Daftar Pustaka

file:///C:/Users/SPC/Downloads/TUJUAN_PENDIDIKAN_PERSPEKTIF_AL-
QURAN_DAN_HADITS_I.pdf

file:///C:/Users/SPC/Downloads/1599-Article%20Text-3044-1-10-20180528.pdf

http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/view/
1599/1186#:~:text=Quraish%20Shihab%20dengan%20analisis%20tafsirnya,dengan
%20konsep%20yang%20ditetapkan%20Allah.

https://antikmillatuzzuhria.wordpress.com/2016/06/10/makalah-tafsir-ayat-alquran-tentang-
tujuan-pendidikan-agama-islam/

11
12

Anda mungkin juga menyukai