Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Program Studi Pascasarjana Pendidikan Agama Islam Semester Dua
Oleh

Kelompok II

MUASA FATUR RASUL


861082023023

MEGAWATI
861082023009

KURNIATI DARWIS
861082023033

Dosen Pengajar: Dr. Wardhana, S.Ag., M.Pd.I

PROGRAM PASCASARJANA
IAIN BONE
2024
KATA PENGANTAR

‫ِبۡس ِم ٱِهَّلل ٱلَّر ۡح َٰم ِن ٱلَّر ِح يِم‬

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan

rahmat, kesempatan, dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

makalah ini yang berjudul, “Sumber dan Objek Pendidikan Islam”. Dan juga tidak

lupa kita kirimkan Shalawat serta Salam kepada junjungan kita Nabi Besar

Muhammad Saw. Yang telah membawa kita dari alam yang penuh kegelapan dan

kebiadaban menuju alam yang terang benderang dan kedamaian pada saat ini.

Ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut ikut serta membantu

mencurahkan segenap tenaga dan pikiran dalam pembuatan makalah ini yang

telah kami buat dalam bentuk yang sederhana dan ringkas dengan harapan semoga

para pembaca mudah memahami isi makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat banyak kekurangan.

Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

sehingga dalam penulisan makalah ini selanjutnya menjadi lebih baik.

Watampone, 14 April 2024

Kelompok III

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Tentang PAI 4

B. Dasar Pelaksanaan PAI 7

C. Tujian PAI 9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR RUJUKAN 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses transformasi
pengetahuan menuju ke arah perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan
semua potensi manusia. Oleh karena itu, pendidikan tidak dibatasi oleh ruang
dan waktu, ia tidak pula dibatasi oleh tebalnya tembok sekolah juga
sempitnya waktu belajar di kelas. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat
dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja manusia mau dan mampu
melakukan proses pendidikan.
Dalam undang-undang RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab III pasal 3, disebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”.
Bersamaan dengan itu Islam memandang pendidikan sebagai dasar
utama seseorang diutamakan dan dimuliakan. Hal ini sebagaimana firman
Allah Ta’ala dalam al-Qur’an Surat al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang


beriman diantara kamu sekalian dan orang-orang yag diberi ilmu
pengetahuan bebearapa derajat” (Q.S. al Mujadalah: 11)
2

Dalam makalah ini, penulis mendeskripsikan terkait subjek dan objek


Pendidikan Islam, yang diawali dengan manusia sebagai makhluk ciptaan
Allah SWT. yang tidak akan bebas nilai sebab menjadi subjek sekaligus objek
yang tentunya berpegang teguh pada sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an
dan Hadis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah

pokok dalam pembahasan ini adalah Bagaimana Sumber dan Objek

Pendidikan Islam:

1. Bagaimana Konsep Dasar Tentang PAI?

2. Bagaimana Dasar Pelaksanaan PAI?

3. Bagaimana Tujuan PAI?

C. Tujuan Masalah

Sehubungan dengan penulisan yang dilakukan, maka ada beberapa

tujuan yang hendak dicapai dan kegunaannya dalam penulisan ini. Tujuan dan

kegunaan yang dimaksud sebagai berikut:

1. Tujuan penulisan

a. Untuk mengetahui Konsep Dasar Tentang PAI.

b. Untuk mengetahui Dasar Pelaksanaan PAI.

c. Untuk mengetahui Tujuan PAI.

2. Kegunaan Penulisan

a. Keguanaan teoritis, yaitu penulisan ini diharapkan dapat memberi

kontribusi terhadap ilmu pengetahuan pada umumnya serta refrensi

bagi penulis maupun pembaca mengenai Konsep Dasar Pendidikan

Agama Islam.
3

b. Kegunaan praktis, yaitu penulisan ini diharapkan dapat memberi

sumbangsi pemikiran dan masukan terhadap individu mengenai Konsep

Dasar Pendidikan Agama Islam.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Tentang PAI

Konsep menurut bahasa adalah ide umum; pengertian, pemikiran;

rancangan dan rencana dasar. Konsep itu sangat penting dalam pendidikan. Jika

pendidikan tanpa konsep maka bisa ditebak pendidikan itu akan berjalan tidak

sesuai harapan. Untuk itu pendidikan terutama Pendidikan Islam harus

mempunyai konsep yang mapan.

Istilah dasar bermakna landasan untuk berdirinya sesuatu. Dasar yang

menjadi acuan pendidikan harus merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan

yang dapat mengantarkan pada aktivitas yang di cita-citakan.1

Adapun pengertian Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang

dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk menyakini,

memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.2

Pembicaraan tentang konsep dasar pendidikan islam ini mencangkup

pengertian istilah tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. Analisis term ini dimaksudkan

untuk mendapatkan konsep yang lebih tepat tentang pendidikan islam.


1. Istilah Tarbiyah

Kata Tarbiyah berasal dari kata dasar “rabba” ( ‫) َر َّبى‬, yurabbi (

‫)ُیَر ِّبى‬ menjadi “tarbiyah” yang mengandung arti memelihara,

membesarkan dan mendidik. Dalam statusnya sebagai khalifah berarti

manusia hidup di alam mendapat kuasa dari Allah untuk mewakili dan
1
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, ( Bandung: CV Pustaka Setia: 2011), h. 103

2
Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 86

4
5

sekaligus sebagai pelaksana dari peran dan fungsi Allah di alam. Dengan

demikian manusia sebagai bagian dari alam memiliki potensi untuk

tumbuh dan berkembang bersama alam lingkungannya. Tetapi sebagai

khalifah Allah maka manusia mempunyai tugas untuk memadukan

pertumbuhan dan perkembangannya bersama dengan alam.3

2. Istilah al-Ta’lim

Secara etimologi, ta’lim berkonotasi pembelajaran, yaitu semacam

proses transfer ilmu pengetahuan. Hakekat ilmu pengetahuan bersumber

dari Allah SWT. Adapun proses pembelajaran (ta’lim) secara simbolis

dinyatakan dalam informasi al-Qur’an ketika penciptaan Adam as oleh

Allah SWT, ia menerima pemahaman tentang konsep ilmu pengetahuan

langsung dari penciptanya. Proses pembelajaran ini disajikan dengan

menggunakan konsep ta’lim yang sekaligus menjelaskan hubungan antara

pengetahuan Adam as dengan Tuhannya.

3. Istilah al-Ta’dib

Al-Ta’dib berarti pengenalan dan pengetahuan secara berangsur-

angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-

tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan

pendekatan ini pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah

pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud

dan kepribadiannya.4

Pendidikan ini harus mampu membimbing, mendidik dan mengajarkan

ajaran-ajaran Islam terhadap murid baik mengenai jasmani maupun rohaninya,

agar jasmani dan rohani, berkembang dan tumbuh secara selaras.

3
Zuhairini , dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara. 1995). h. 121
4
Zuhairini , dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara. 1995). h. 121
6

Untuk memenuhi harapan tersebut, pendidikan harus dimulai sedini

mungkin, agar dapat meresap dihati sanubari murid atau anak, sehingga ia mampu

menghayati, memahami dan mengamalkan ajaran islam dengan tertib dan benar

dalam kehidupannya.

Pendidikan Islam adalah usaha merubah tingkah laku individu di dalam

kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam

alam sekitar melalui proses pendidikan. Pertama, pendidikan Islam menyangkut

aspek jasmani dan rohani. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa

dipisahkan. Oleh karena itu pembinaan terhadap keduanya harus seimbang

(tawazun). Kedua, Pendidikan Islam berdasarkan konsepsinya pada nilai-nilai

religius. Ini berarti bahwa pendidikan Islam tidak mengabaikan teologis sebagai

sumber dari ilmu itu sendiri. Ketiga, adanya unsur takwa sebagai tujuan yang

harus dicapai. Sebagaimana kita ketahui, bahwa takwa merupakan benteng yang

dapat berfungsi sebagai daya tangkal terhadap pengaruh-pengaruh negatif yang

datang dari luar.

Berdasarkan pengertian dari tiga poin di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan agama Islam adalah “bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia

berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.”

B. Dasar Pelaksanaan PAI

Dasar – dasar pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah

mempunyai dasar yang kuat. Dasar pelaksanaan PAI dapat ditinjau dari

berbagai segi, yaitu:

1. Segi Yuridis / Hukum Negara

Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-

undangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara

formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam :


7

a. Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara pancasila , sila per-

tama: ketuhanan yang maha esa

b. Dasar structural/konstitusional, yaitu UUD’45 dalam Bab XI

pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi:

1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang maha esa

2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk un-

tuk memeluk agama masing-masing dan beribadah

menurut agama dan kepercayaannya itu.

c. Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No IV/

MPR/1978 Ketetapan MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR

No. II/MPR 1993 tentang garis-garis besar haluan Negara yang

pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan

agama secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-

sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan

tinggi.

2. Segi Religius / Agama

Pendidikan Islam bersumber pada enam hal, yaitu al-Qur’an (yang

merupakan sumber utama dalam ajaran Islam), as-Sunnah (perkataan,

perbuatan dan persetujuan Nabi atas perkataan dan perbuatan para

sahabatnya), kata-kata sahabat (madzhab shahabat), kemaslahatan

umat (mashalih al-mursalah), tradisi atau kebiasaan masyarakat (‘urf)

dan ijtihad (hasil para ahli dalam Islam). Keenam sumber tersebut

disusun dan digunakan secara hierarkis, artinya rujukan pendidikan

Islam berurutan diawali dari sumber utama yakni al-Qur’an dan

dilanjutkan hingga sumber-sumber yang lain dengan tidak menyalahi

atau bertentangan dengan sumber utama.


8

Sedangkan dasar dari pendidikan Islam adalah tauhid. Dalam

struktur ajaran Islam, tauhid merupakan ajaran yang sangat

fundamental dan mendasari segala aspek kehidupan penganutnya, tak

terkecuali aspek pendidikan. Dalam kaitan ini para pakar berpendapat

bahwa dasar pendidikan Islam adalah tauhid. Melalui dasar ini dapat

dirumuskan hal-hal sebagai berikut:

a. Kesatuan kehidupan. Bagi manusia ini berarti bahwa kehidupan

duniawi menyatu dengan kehidupan ukhrawinya. Sukses atau

kegagalan ukhrawi ditentukan diduniawinya.

b. Kesatuan ilmu. Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama

dengan ilmu-ilmu umum karena semuanya bersumber dari satu

sumber, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala.

c. Kesatuan iman dan rasio. Karena masing-masing dibutuhkan dan

masing-masing mempunyai wilayahnya, sehingga harus saling

melengkapi.

d. Kesatuan agama. Agama yang dibawa oleh para nabi semuanya

bersumber dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, prinsip-prinsip

pokoknya menyangkut akidah dan akhlak tetap sama, dari zaman

dahulu sampai zaman sekarang.

e. Kesatuan kepribadian manusia. Mereka semua diciptakan dari ta-

nah dan roh ilahi.

f. Kesatuan individu dan masyarakat. Masing-masing harus saling

menunjang.5

3. Segi Psikologis
5
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i atas berbagai persoalan umat.
(Bandung:Mizan, 1996.) h..382-383
9

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan

kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,

manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat

dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak

tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Sebagaimana

dikemukakan oleh Zuhairini dkk (1983:25) bahwa: semua manusia di

dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut

agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan

yang mengakui adanya Zat yang Maha Kuasa, tempat mereka

berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan-nya. Hal

semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun

masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tentram

hatinya kalu mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada Zat yang

Maha Kuasa.6

C. Tujuan PAI

Tujuan pendidikan Agama Islam secara umum adalah untuk mencapai

tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai

makhluk Allah SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia

yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya.

Tujuan pendidikan Agama Islam adalah “suatu istilah untuk mencari

fadilah, kurikulum pendidikan islam berintikan akhlak yang mulia dan

mendidik jiwa manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat-sifat

kemanusiaan yakni kedudukan yang mulia yang diberikan Allah Subhanahu

6
Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi(Bandung: Pt Remaja Rosdakarya: 2006), Hlm. 133
10

wa Ta’ala melebihi makhluk-makhluk lain dan dia diangkat sebagai

khalifah.”7 Tujuan pendidikan Islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan dimuka bumi

dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memak-

murkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan.

2. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifa-

hannya dimuka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Al-

lah, sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan.

3. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga tidak menya-

lahgunakan fungsi kekhalifahannya.

4. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, se-

hingga ia memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan yang semua ini

dapat digunakan guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifa-

hannya.

5. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia

dan diakhirat.8

Apabila perumusan tersebut dikaitkan dengan ayat-ayat al-Qur’an

dan hadits maka tujuan pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:

1. Tujuan pertama adalah menumbuhkan dan mengembangkan ketak-

waan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada

Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali

7
Hasan Lunggalung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Pustaka Al-Husna, Tahun 1992), h.
117.
8
Hasan Lunggalung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Pustaka Al-Husna, Tahun 1992), h.
117.
11

kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.” (Qs. Ali

Imran [3] : 102)

2. Tujuan pendidikan Islam adalah menumbuhkan sikap dan jiwa yang

selalu beribadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah Subhanahu

wa Ta’ala:

Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia

melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Qs. Adz-Dzariyat

[51] : 56)

3. Tujuan pendidikan Islam adalah membina dan memupuk akhlakul karimah

sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: yang

Artinya : “Dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘Anhu (semoga Allah merid-

lainya) ia berkata, bahwa Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah

bersabda: “sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan

akhlak (manusia).”

Apabila diambil kesimpulan sesuai dengan pendapat Dr. M. Athiyah al-

Abrasi maka tujuan pendidikan Islam bukan hanya sekedar memahami otak

murid-murid dengan ilmu pengetahuan tetapi tujuannya adalah, mendidik akhlak

dengan memperhatikan segi-segi kesehatan, pendidikan fisik dan mental, perasaan

dan praktek mempersiapkan manusia menjadi anggota masyarakat. Suatu moral

yang tinggi adalah tujuan utama dan tertinggi dalam pendidikan Islam bukan

sekedar mengajarkan kepada anak-anak apa yang tidak diketahui mereka, tetapi

lebih jauh dari itu menanamkan fadilah, membiasakan bermoral tinggi, sopan
12

santun, islamiyah, tingkah perbuatan yang baik sehingga hidup ini menjadi suci,

kesucian yang disertai dengan keikhlasan.9

Tujuan pendidikan Agama Islam adalah “suatu istilah untuk mencari

fadilah, kurikulum pendidikan islam berintikan akhlak yang mulia dan mendidik

jiwa manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaan

yakni kedudukan yang mulia yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala melebihi

makhluk-makhluk lain dan dia diangkat sebagai khalifah.

9
M. Athiyah Al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta:Bulan Bintang
tahun 1984) h. 76
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan diatas, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

Pembicaraan tentang konsep dasar pendidikan islam ini

mencangkup pengertian istilah tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. Analisis term

ini dimaksudkan untuk mendapatkan konsep yang lebih tepat tentang

pendidikan islam.

Dasar – dasar pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah

mempunyai dasar yang kuat. Dasar pelaksanaan PAI dapat ditinjau dari

berbagai segi, yaitu: satu segi yuridis / hukum yang mencakup Pancasila,

UUD 1945 dan Tap MPR. Dua segi religius / agama yang mencakup enam

hal, yaitu al-Qur’an (yang merupakan sumber utama dalam ajaran Islam),

as-Sunnah (perkataan, perbuatan dan persetujuan Nabi atas perkataan dan

perbuatan para sahabatnya), kata-kata sahabat (madzhab shahabat),

kemaslahatan umat (mashalih al-mursalah), tradisi atau kebiasaan

masyarakat (‘urf) dan ijtihad (hasil para ahli dalam Islam). Tiga segi

psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan

kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,

manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat

dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak

tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat dipahami bahwa bagaimana

bentuk subjek dan objek Pendidikan Islam dapat membimbing para mahasiswa

13
14

dengan pemikiran yang rasional (kritis, logis, dan sistematis), objektif, radikal

(mendalam), dan komprehensif (menyeluruh), dalam rangka mempersoalkan

serta usaha untuk menemukan pemahaman yang dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.

Pemikiran yang rasional diharapkan dapat menciptakan pemahaman

yang jelas dan masuk akal. Dengan demikian yang radikal, diharapkan dapat

sampai pada pemahaman pokok sebagai inti dari penjelasan subjek dan objek

Pendidikan Islam. Eksistensi pemikiran komprehensif diharapakan dapat

memiliki pemahaman yang lengkap dan utuh.


DAFTAR PUSTAKA

Mahmud. (2011). Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.


Zakiyah Drajat. (1992). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Zuhairini, dkk. (1995). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Shihab, Q. (1996). Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i atas Berbagai Persoalan
Umat. Bandung: Mizan.
Abdul Majid & Dian Andayani. (2006). Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.
Lunggalung, H. (1992). Asas-asas Pendidikan Islam. Pustaka Al-Husna.
Al-Abrasy, M. A. (1984). Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan
Bintang.

15

Anda mungkin juga menyukai