Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HADIST TENTANG DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


HADIST TARBAWI

DOSEN PENGAMPU :
Dr. HEMAWATI, MA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4


1. ABDURRAHMAN (900.20.004)
2. AMANDA WARRAHMA (900.20.032)
3. ANNISA (900.20.042)
4. CUT TASYA MULIANI (900.20.080)
5. DIAN ANGGRAINI (900.20.098)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH H.ABDUL
HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH BINJAI

T.A 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Hadist tentang dasar dan tujuan pendidikan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah yang di ampu oleh Ibu dosen Dr. hemawati, MA pada Mata
kuliah Hadist Tarbawi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang dasar dan tujuan pendidikan islam  bagi para pembaca dan juga
bagi kami sebagai penulis.
Kami juga mengucapkan ribuan terima kasih kepada saudara/saudari,
terutama kepada ibu Dr. Hemawati, MA yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebahagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis dan susun ini masih jauh dari kata
sempurna,oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirul kalam Wabillahi taufiq wal hidayah wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.

Binjai, Maret 2022

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................6
2.1 Pengertian Pendidikan........................................................................................6
2.2 Dasar Pendidikan...............................................................................................7

2.2.1 Dasar Ideal Pendidikan Islam ...........................................................................8


2.3 Tujuan Pendidikan ..........................................................................................15

2.3.1 Tujuan Pendidikan Menurut Hadist................................................................16

BAB III PENUTUP.................................................................................................18


3.1 Kesimpulan......................................................................................................18
3.2 Saran................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................19

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah pendidikan berasal dari kata "didik" dengan memberinya awal "pe"
dan akhiran "kan", mengandung arti "perbuatan" (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah
pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu "paedagogie", yang berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris dengan "education" yang bearti pengembangan atau
bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan "tarbiyah"
yang berarti pendidikan.
Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa
agar ia menjadi dewasa Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha
yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi
seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup
dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 2 Dengan demikian
pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak
untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pendidikan?
2. Apa hadist dasar pendidikan?
3. Apa tujuan pendidikan menurut hadist?

1
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1976), h.250.
2
N. Sudirman, et.al, Ilmu Pendidikan, (Bandung: CV. Remaja Karya, 1987), h.4.

4
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan.
2. Untuk mengetahui hadist dasar pendidikan.
3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan menurut hadist.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan


Istilah "pendidikan" dalam pendidikan Islam kadang-kadang disebut al
taʼlim. Al-ta'lim biasanya diterjemahkan dengan "pengajaran". Ia kadang kadang
disebut dengan al'ta'dib. Al-ta'dib secara etimologi diterjemahkan dengan
perjamuan makan atau pendidikan sopan santun.3 Sedangkan al Ghazali menyebut
"pendidikan" dengan sebutan al-riyadhat. Al-riyadhat dalam arti bahasa
diterjemahkan dengan oleah raga atau pelatihan. Term ini dikhususkan untuk
pendidikan masa kanak-kanak, sehingga a-Ghazali menyebutnya dengan riyadha
alshibyan.
Menurut Kamus kebahasaan, kata al-tarbiyah memiliki tiga akar
kebahasaan,4 yaitu:
a) ‫ يربو – ربا‬. ‫ تربية‬:Yang memiliki arti tambah (zad) dan berkembang (nama) :
Pengertian ini didasarkan atas QS. Al-Rum ayat 39.

b) ‫ ربي‬. ‫ تربية‬. ‫ يرتي‬: Yang memiliki arti tumbuh (nasya') dan menjadi besar (Tara
ra'a).

c) ‫ رب‬- ‫ يرتي‬. ‫ تربية‬: Yang memiliki arti memperbaiki (ashalaha), menguasai


urusan, memelihara, merawat, menunaikan, memperindah, memberi makan,
mengasuh, tuan, memiliki, mengatur dan menjaga kelestarian dan
eksistensinya.5

3
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: YP3A, 1973), h.149.
4
"Ibn Manzhur, Abiy al-Fadhl al-Din Muhammad Mukarram, Lihat Lasan al-Arah, (Bairut: Dar al-
Ahya', tt), h. 94-96, Jilid V.”
5
Karim al-Bastani, dkk, Al-Munjid fi Lughat wa Alam, (Bairut: Dar al-Masyriq, 1975), h.243

6
Pada masa sekarang istilah yang populer dipakai orang adalah tarbiyah,
karena menurut Athiyah Abrasyi al-Tarbiyah adalah term yang mencakup
keseluruhan kegiatan pendidikan. Ia adalah upaya yang mempersiapkan individu
untuk kehidupan yang lebih sempurna etika, sisematis dalam berpikir, memiliki
ketajaman intuisi, giat dalam berkreasi, memiliki toleransi pada yang lain,
berkompetensi dalam mengungkap bahasa lisan dan tulis, serta memiliki beberapa
keterampilan.6 Sedangkan istilah yang lain merupakan bagian dari kegiatan
tarbiyah. Dengan demikian maka istilah pendidikan Islam disebut Tarbiyah
Islamiyah.

2.2 Dasar Pendidikan

Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah


memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan
untuk berdirinya sesuatu Setiap negara mempunyai dasar pendidikannya sendiri la
merupakan pencerminan falsafah hidup suatu banga Berdasarkan kepada dasar
itulah pendidikan suatu bangsa disusun Dasar pendidikan di Malaysia misalnya,
diasaskan kepada prinsip-prinsip Rukun negara, karena Rukun negara adalah
merupakan falsafah hidup bangsa Malaysia Prinsip-prinsip rukun negara ialah
seperti berikut

1) Kepercayaan kepada Tuhan

2) Kesetiaan perkembangan

3) Keluhuran perkembanga

4) Kedaulatan Undang undang

6
"Muhammad Athiyah al-Abrasyiy, Rub al-Tarbiyat wa al-Ta'lim, (Saudi Arabiyah: Dar al Ahya',
tt), h.7.

7
5) Kesopanan dan kesusilaan.7

2.2.1 Dasar Ideal Pendidikan Islam

Dasar ideal pendidikan Islam adalah identik dengan ajaran Islam itu sendiri
Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu Al-Qur'an dan Hadits Kemudian
dasar tadi dikembangkan dalam pemahaman pada ulama dalam bentuk :

1. Al Qur'an

Umat sebagai suatu umat yang dianugerahkan Tuhan suatu kitab suci Al
Qur'an yang lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek
kehidupan dan bersifat universal, sudah barang tentu daar pendidikan mereka
adalah bersumber kepada falsafah hidup yang berdasarkan kepada Al-Qur'an.

Rasulullah SAW sebagai pendidik pertama, pada masa awal pertumbuhan


Islam telah menjadikan Al-Qur'an sebagai daar pendidikan Islam si samping
Sunnah beliau sendiri Kedudukan Al-Qur'an sebagai sumber pokok pendidikan
Islam dapat dipahami dari ayat Al-Qur'an itu sendiri. Firman Allah SWT.

‫وما أنزلنا عليك الكتب إال لشين لهم الذي اختلفوا فيه وهدى ورحمة لقوم يؤمنون‬

"Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) in melainkan agar


kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang meru perselisihkan itu dan
menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum y beriman." (QS. An-Nahl/16 64)

Selanjutnya firman Allah SWT pada ayat lain :

‫ وليتذكر أولوا األلـب‬، ‫كنت أبرلته إليك مبرك ليدبروا «اينته‬

7
Ibrahim Saad, Isu Pendidikan di Malaysia, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasan dan Pustaka, 1982),
h.459.

8
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendupai pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran" (QS. Shad/38 29)

Berkenaan dengan masalah tersebut, Muhammad Fadhil Al-


Jamalimenyatakan sebagai berikut: "Pada hakekatnya Al-Qur'an itu adalah
merupakan perbendaharaan yang besar untuk kebudayaan manusia, terutama
bidang kerohanian. la pada umumnya adalah merupakan kitab pendidikan
kemasyarakatan, moril (akhlak) dan spiritual (kerohanian). 8 Begitu pula Al-Nadwi
mempertegas dengan menyatakan bahwa pendidikan dan pengajaran umat Islam itu
haruslah bersumberkan kepada aqidah islamiyah Menurut beliau lagi sekiranya
pendidikan umat Islam itu tidak didasarkan kepada akidah yang bersumberkan
kepada Al-Qur'an dan Al-Hadits, maka pendidikan itu bukanlah pendidikan Islam,
tetapi adalah pendidikan asing.9

2. Sunnah (Hadits)

Dasar yang kedua selain Al-Qur'an adalah Sunnah Rasulullah. Amalan yang
dikerjakan oleh Rasulullah SAW dalam proses perubahan hidup sehari-hari menjadi
sumber utama pendidikan Islam karena Allah SWT mejadikan Muhammad sebagai
teladan bagi umatnya. Firman Allah SWT

‫لقد كان لكم في رسول هللا أسوة حسنة لمن كان يرجوا هللا واليوم‬

‫األجر وذكر هللا كثيرا‬

8
"Muhammad Fadhil al-Jamali, Tarbiyat al-Insan al-Jadid, (Al-Tunissiyyat: al-Syarikat, tt), h.37.
9
"Abu al-Hasan al-Nadwi, Nabwa al-Tarbiyah al-Islamiyat al-Hurrat, (Kairo: Al-Mukhtar al Islami,
1974) h.3.

9
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah" (QS Al-Ahzab/33 21)”

Nabi mengajarkan dan mempraktekkan sikap dan amak baik kepada isteri
dan sahabatnya, dan seterusnya mereka mempraktekkan pula seperti yang
dipraktekkan nabi dan mengajarkan pula kepada orang lain Perkataan atau
perbuatan dan ketetapan nabi inilah yang disebut hadits atau sunnah.

Konsepsi dasar pendidikan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW


sebagai berikut :

a) Disampaikan sebagai rahmatan lil'alamin (QS Al Anbiya' 107)

b) Disampaikan secara universal (QS)

c) Apa yang disampaikan merupakan kebenaran mutlak (QS. Al Hajr (9)

d) Kehadiran, nabi sebagai evaluator atau segala aktifitas pendidikan (QS Al


Syura 48)

e) Perilaku nabi sebagai figur identifikasi (uswah hasanah) bagi umatnya (QS.
Al-Ahzab 21). Adanya dasar yang kokoh ini terutama Al-Qur'an dan
Sunnah, karena keabsahan dasar ini sebagai pedoman hidup dan kehidupan
sudah mendapat jaminan Allah SWT dan Rasul-Nya.

Prinsip menjadikan Al-Qur'an dam Hadits sebagai dasar pendidikan Islam


bukan hanya dipandang sebagai kebenaran keyakinan semata. Lebih jauh kebenaran
itu juga sejalan dengan kebenaran yang dapat diterima oleh akal yang sehat dan
bukti sejarah Dengan demikian barangkali wajar jika kebenaran itu kita kembalikan
kepada pembuktian kebenaran pernyataan Allah SWT dalam Al-Qur'an

10
3. Perkataan. Perbuatan dan Sikap para Sahabat Pada masa Khulafa al-
Rasyidin

Sumber pendidikan dalam Islam sudah mengalami perkembangan. Selain


Al-Qur'an dan Sunnah juga perkataan, sikap dan perbuatan para sahabat Perkataan
mereka dapat dijadikan poloman karena Allah sendiri yang memberikan pernyataan
Firman Alla SWT :

‫من المهجرين واألنصار والدين البعوهم األولون والشيفوت اح رضى هللا عنهم ورضوا عنه وأعد لهم حلت‬
‫تجرى عنها األنهر حلدين فيها أبدا ذلك الفوز العظم‬

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam dan golongan
muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengik mereka dengan hark Allah
ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan
bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya
mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar" (QS. At-Taubah/9 :
100).”

Pada sejarawan mencatat perkataan sikap sahabat-sahabat tersebut yang


dapat dijadikan sebagal dasar pendidikan dalam Islam di antaranya adalah:

a) Setelah Abu Bakar dibai at mejadi khalifah ia mengucapkan pidato sebagai


berikut :

Hai manusia, saya telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal


aku bukan orang terbaik diantara kamu. Jika aku menjalankan tugasku
dengan baik ikutilah aku. Tetapi jika aku berbuat salah betulkan aku, orang
yang kamu pandang kuat, saya pandang lemah sehingga aku dapat
mengambil hak dari padanya. sedangkan orang yang kamu pandang lemah
aku pandang kuat sehingga aku dapat mengembalikan haknya. Hendaknya
kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi jika

11
aku tidak mentaati Allah dan Rasul-Nya, kamu tak perlu mentaati aku." 10
Menurut pandangan Nazmi Luqa, ungkapan Abu Bakar ini mengandung arti
bahwa manusia harus mempunyai prinsip yang sama dihadapan Khaliknya.
Selama baik dan lurus ta harus dikuti. tetapi sebaliknya (kalau ia tidak lurus
dan baik) manusia harus bertanggungjawab membetulkannya.11

b) Umar bin Khattab terkenal dengan sifat yang jujur, adil, cakap. berjiwa
demokratis yang dapat dijadikan panutan masyakat. Sifat sifat Umar ini
disaksikan dan dirasakan bahwa csendiri oleh masyarakat pada waktu itu.
Sifat-sifat seperti ini sangat perlu dimiliki oleh seorang pendidik, karena di
dalamnya terkandung nilai-nilai pedagogis dan teladan yang baik yang
harus ditiru

c) Usaha-usaha para sahabat dalam pendidikan Islam sangat menentukan bagi


perkembangan pendidikan Islam sampai sekarang, diantaranya :

1) Abu Bakar melakukan modifikasi Al-Qur'an.

2) Umar bin Khattab sebagai bapak reaktuator terhadap ajaran Islam yang
dapat dijadikan sebagai prinsip strategi pendidikan.

3) Usman bin Affan sebagai bapak pemersatu sistematika penulisan ilmiah


melalui upaya mempersatukan sistematika penulisan Al-Qur'an.

4) Ali bin Abi Thalib sebagai perumus konsep-konsep pendidikan.

Menurut Fazlur Rahman, "para sahabat Nabi memiliki karakteristik yang


berbeda dari kebanyakan orang. Karakteristik yang berbeda itu di antaranya

a. Sunnah yang dilakukan para sahabat tidak terpisah dari sunnah nabi

10
Jarji Zaidan, Tarikh al-Tamaddun al-Islam, (Dar al-Maktabah al-Hayat, tt), h.67.
11
Nazmi Luqa, Nawariyu Muhammad, (Dar al-Hilal, 1971), h.46.

12
b. Kandungan yang khusus yang aktual sunnah sahabat sebagian besar
produk sendiri.

c. Unsur kreatif dari kandaungan merupakan ijtihad personal yang


mengalami kristalisasi menjadi ijma' berdasarkan petunjuk Nabi
terhadap sesuatu yang bersifat spesifik.

d. Praktek amaliah sahabat identik dengan ijma'.

4. Ijtihad

Setelah jatuhnya kekhalifahan Ali bin Abi Thalib berakhir masa


pemerintahan Khulafa Al-Rasyidin dan digantikan oleh Dinasti Umayyan. Pada
masa ini Islam telah meluas sampai ke Afrika Utara, bahkan ke Spanyol Perluasan
daerah kekuasaan ini diikuti oleh ulama dan guru atau pendidik Akibatnya terjadi
pula perluasan pusat-pusat pendidikan yang tersebar di kota-kota besar seperti :

a. Makkah dan Madinah (Hijaz)

b. Basrah dan Kuffah (Iran).

c. Damsyik dan Palestina

d. Fistat (Mesir)

Dengan berdirinya pusat pusat pendidikan di atas, berarti telah ter


perkembangan haru dalam masalah pendidikan sebagai akihat inter nilai-nilai
budaha daerah yang ditaklukkan dengan nilai-nilai Islam berarti perlunya pemikiran
yang mendalam tentang cara menge permasalahannya yang timbul Oemikiran yang
seperti ini disebut "jo.

Al-Qur'an dan Hadits banyak mengandung arti umum, maka para a hukum
dalam Islam menggunakan "ijtihad" untuk menetapkan hu tersebut had ini terasa
sekali kebutuhannya setelah wafatnya Nabi SAW Dan heranjaknya Islam mulat

13
keluar dari tanah Arab, karena situasi de konitisinya banyak berbeda dengan tanah
Arab.

Majelis muzakarah Al-Azhar menetapkan bahwa ijtihas adalah ja yang


dilalui dengan semua daya dengan kesungguhan yang diwujudk deh akal melaluim,
qiyas istihsan dengan zhan (mendekati keyakinan untuk mengistinbathkan hukum
dari pada dalil-dalil Al-Qur'an dan Sunna untuk menentukan batas yang ditentukan.

Para Fuqaha mengartikan ijtihad dengan berpikir menggunakan seluruh


ilmu yang dimiliki oleh ilmu syariat Islam dalam hal yang ternyata belum
ditegaskan hukumnya oleh Al-Qur'an dan Hadits, penetapan hukum dilakukan
dengan ijtihad.

Dari kutipan di atas dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksudkan


dengan ijtihad adalah penggunaan akal pikiran oleh fuqaha' fuqaha Islam untuk
menetapkan suatu hukum yang belum ada ketetapanya dalam Al-Qur'an dan hadits
dengan syarat-syarat tertentu. Ijtihad dapat dilakukan dengan ijma qiyas, istihsan,
mashalih mursalah dan lain-lain.

Ijtihad ijtihad di bidang pendidikan ternyata semakin perlu, sebab ajaran


Islam yang terdapat dalam Al Qur'an dan Sunnah hanya berupa prinsip-prinsip
pokok saja. Bila ternyata ada yang agar terinci, maka rincian itu merupakan contoh
Islam dalam menerapkan prinsip pokok tersebut. Sejak diturunkan ajaran Islam
kepada Nabi Muhammad SAW sampai sekarang Islam telah tumbuh dan
berkembang melalui ijtihad yang dituntut oleh perubahan situasi dan kondsi sosial
yang tumbuh dan berkembang melalui ijtihad yang dituntut oleh perubahan situasi
dan kondisi sosial yang tumbuh dan berkembang pula.

Usaha ijtihad para ahli dalam merumuskan teori pendidikan Islam


dipandang sebagai hal yang sangat penting bagi pengembangan teori pendidikan
pada masa yang akan datang, sehingga pendidikan Islam tidak melegitimasi status

14
quo serta tidak terjebak dengan ide justifikasi terhadap khazanah pemikiran pra
orientalis dan sekuler. Allah sangat menghargai kesungguhan para mujtahis dalam
berijtihad.

Sabda Rasulullah SAW:

‫ إذا حكم الحاكم فاجتهد ثم‬:‫ أنه سمع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬:‫عن عمرو بن العاص‬

‫ (رواه البخاري ومسلم‬.‫ وإذا حكم فاجتهد ثم أخطأ فله أجر‬،‫أصاب فله أجران‬

"Apabila hakim telah menetapkan hukum, kemudian dia berijtihad dan ijtihadnya
itu benar, maka baginya dua pahala, akan tetapi apabila ia berijtihad dan ternyata
ijtihadnya salah, maka baginya satu pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2.3 Tujuan Pendidikan

Pandangan "objective oriented" (berorientasi pada tujuan) mengajarkan


bahwa tugas guru yang sesungguhnya bukanlah mengajarkan ilmu atau kecakapan
tertentu pada anak didiknya saja, akan tetapi juga merealisasikan atau mencapai
tujuan pendidikan Istilah "tujuan atau "sasaran" atau "maksud", dalam bahasa Arab
dinyatakan dengan ghayat atau ahdaf atau maqasid Sedangkan dalam bahasa
Inggris, istilah "tujuan dinyatakan dengan goal atau purpose atau ibjective atau aim.
Secara umum istilah-istilah itu mengandung pengertian yang sama, yaitu perbuatan
yang diarahkan kepada suatu tujuan tertentu, atau arah, maksud yang hendak
dicapai melalui upaya atau aktivitas.12

Tujuan itu sendiri, menurut Zakiah Daradjat, adalah sesuatu yang


diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai.13 Sedangkan menurut
HM Arifin, tujuan itu bisa jadi menunjukkan kenada futuritas (masa depan) yang

12
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h.222.
13
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.29.

15
terletak suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha melalui
proses tertentu.14 Meskipun banyak pendapat tentang pengertian tujuan, akan tetapi
pada umumnya pengertian itu berpusat pada usaha atau perbuatan yang
dilaksanakan untuk suatu maksud tertentu.

Upaya untuk memformulasi suatu bentuk tujuan, tidak terlepas dari


pandangan masyarakat dan nilai yang dianut pelaku aktivitas itu. Maka tidaklah
mengherankan jika terdapat perbedaan tujuan yang ingin dicapai oleh masing-
masing manusia, baik dalam suatu masyarakat, bangsa maupun negara, karena
perbedaan kepentingan yang ingin dicapai.15

2.3.1 Tujuan Pendidikan Menurut Hadist

Berikut beberapa tujuan pendidikan menurut hadis:

1. Mencari ridho Allah subhanahu wa ta'ala

َ‫يب بِ ِه ع ََرضًا ِمنَ ال ُّد ْنيَا لَ ْم يَ ِج ْد َعرْ ف‬ ِ ‫ْن تَ َعلَّ َم ِع ْل ًما ِم َّما يُ ْبتَغَى بِ ِه َوجْ هُ هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل الَ يَتَ َعلَّ ُمهُ ِإالَّ لِي‬
َ ‫ُص‬

‫ْال َجنَّ ِة يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬

Artinya : “Titik-titik dari abu Hurairah Ra. Ia berkata Rasulullah SAW


bersabda: barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang
semestinya bertujuan untuk mencari ridho Allah azza wa jalla.
Kemudian ia mempelajarinya dengan tujuan hanya untuk mendapatkan
kedudukan atau kekayaan duniawi maka ia tidak akan mendapatkan
baunya surga kelak pada hari kiamat."(HR. Abu Daud) sanad hadits ini
shohih.

14
H.M. Arifin, Op.cit, h.223.
15
Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, Konsep dan Perkembangan Pemikirannya,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), h. 39

16
2. Agar menjadi orang yang memiliki ilmu pengetahuan

َ ِ‫صلَّى هّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُك ْن عَالِ ًما َأوْ ُمتَ َعلِّ ًما َأوْ ُم ْستَ ِمعًا َأوْ ُم ِحبًّا َواَل تَ ُك ْن خَا ِمسًا فَتَ ْهل‬
‫ك‬ َ ‫قَا َل النَّبِ ُّي‬

(‫)رواه بيهقى‬

Artinya: “Rasulullah SAW bersabda"jadilah engkau orang yang berilmu


(pandai) atau orang yang belajar; atau orang yang mendengarkan ilmu
atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang
kelima, maka kamu akan celaka." (HR.Baihaqi)

3. Agar bahagia dunia dan akhirat

‫ َو َم ْن َأ َرا َدهُ َما فَ َعلَ ْي ِه باِل ِع ْل ِم‬،‫ َو َم ْن َأ َرا َد اآل ِخ َرهَ فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم‬،‫َم ْن َأ َرا َد ال ُّد ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه بِاْل ِع ْل ِم‬

Artinya ; “Barangsiapa yang menghendaki kebaikan dunia maka dengan


ilmu barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan di akhirat maka
dengan ilmu, barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan
ilmu.” (HR.Bukhori muslim).16

BAB III

PENUTUP

16
Angga Arjunes, makalah hadits tarbawi tujuan, dalam,
http://manorarjunes.blogspot.co.id/2016/11/makalah-hadist-tarbawi-tujuan.html, di akses pada
tanggal 9 November 2017

17
3.1 Kesimpulan

Tujuan pendidikan yaitu untuk mencari Rida Allah subhanahu wa ta'ala


karena memang kita sebagai hamba-nya yang diciptakan di dunia ini yang
tujuannya hanya satu sebenarnya yaitu hanya untuk beribadah kepada Allah SWT
dan yang lainnya hanya sebagai pelengkap maka sudah sepatutnya kita di dunia ini
hanya untuk mencari ridhonya. Dan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat kita
karena kita bukan hanya hidup di dunia setelah mati masih ada kehidupan yang
kekal yaitu akhirat maka kita disuruh mencari kebahagiaan yang hakiki yaitu
akhirat. Dan agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan, untuk menjadi penerus
ulama agar yang memegang tetap ahlinya agar tidak terjadi kehancuran.

3.2 Saran

Kami sadari betul bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka
dari itu saran dan kritik dan arahan dari dosen pembimbing masih di harapkan demi
kesempurnaan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

18
Rizal samsul. 2021. Ilmu pendidikan islam, (Medan : Merdeka Kreasi Group).

WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka,


1976), h.250. N. Sudirman, et.al, Ilmu Pendidikan, (Bandung: CV. Remaja Karya,
1987), h.4. ³Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: YP3A, 1973), h.149.

"Iba Manzhur, Abiy al-Fadhl al-Din Muhammad Mukarram, Lihat Lasan al-Arah,
(Bairut: Dar al-Ahya', tt), h. 94-96, Jilid V. "Karim al-Bastani, dkk, Al-Munjid fi
Lughat wa Alam, (Bairut: Dar al-Masyriq, 1975), h.243

244 "Muhammad Athiyah al-Abrasyiy, Rub al-Tarbiyat wa al-Ta'lim, (Saudi


Arabiyah: Dar al Ahya', tt), h.7. Mustafa al-Maraghiy, Tafsir al-Maragbry, (Bairut:
Dar al-Fikr, tt), Juz I, h.30.

Ibrahim Saad, Isu Pendidikan di Malaysia, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasan dan
Pustaka, 1982), h.459.

"Muhammad Fadhil al-Jamali, Tarbiyat al-Insan al-Jadid, (Al-Tunissiyyat: al-


Syarikat, tt), h.37. "Abu al-Hasan al-Nadwi, Nabwa al-Tarbiyah al-Islamiyat al-
Hurrat, (Kairo: Al-Mukhtar al Islami, 1974) h.3.

Jarji Zaidan, Tarikh al-Tamaddun al-Islam, (Dar al-Maktabah al-Hayat, tt), h.67.
50Nazmi Luqa, Nawariyu Muhammad, (Dar al-Hilal, 1971), h.46.

SH.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h.222.
53Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.29.

54H.M. Arifin, Op.cit, h.223.55Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan


Islam, Konsep dan Perkembangan Pemikirannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1994), h. 39

Angga Arjunes, makalah hadits tarbawi tujuan, dalam,


http://manorarjunes.blogspot.co.id/2016/11/makalah-hadist-tarbawi-tujuan.html, di
akses pada tanggal 9 November 2017.

19

Anda mungkin juga menyukai