Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
Nurmayasari (2101010031)
Rahma (21010100 )
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun sampaikan kepada Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta
seluruh umat manusia di dunia ini, atas hidayah dan inayah- Nya, penyusun bisa
menyusun makalah ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
nabi besar, Muhammad SAW. Tak lupa pada keluarganya, sahabat, tabi’in sampai
pada kita semoga mendapat syafa’at nya nanti di hari
pembalasan .Aaminn .Makalah ini, penyusun buat untuk memenuhi tugas
matakuliah” ILMU PENDIDIKAN ISLAM” yang membahas tentang
“PENGERTIAN PENDIDKIKAN ISLAM”
Penulis yakin bahwa dalam penulisannya banyak kekurangan, oleh karena
itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun, kami harapkan dari para
pembaca. Akhir kata saya ucapkan semoga makalah ini bermanfaat untuk para
pembaca.Aaminn.
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Kesimpulan................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1. Al-Tarbiyah
DalamMu’jam al-Lughah al-Arabiycih al-Muashirah(ADictionary
of Modern Written Arabic),karangan Hans Wehr,kata al-tarbiyah diartikan
sebagai: education (pendidikan),upbringing (pengembangan), teaching
(pengajaran),instruction (perintah), pedagogy (pembinaan kepribadian),
breeding (memberimakan), raising (ofanimals) (menumbuhkan). Kata
tarbiyah berasaldari kata rabba, yarub-bu, rabban yang berarti mengasuh,
memimpin, mengasuh (anak).Penjelasanatas kata Al-Tarbiyah ini lebih
lanjut dapat dikemukakan sebagai berikut:
Pertama, Tarbiyah berasal dari kata rabaa, yarbu tarbiyatan
yang memiliki makna tambah (zad) dan berkembang (mimu). Pengertian
ini misal nya terdapat dalam surat ar-Rum (30) ayat 39, yang artinya: Dan
sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.Berdasarkan pada
ayat tersebut, maka al-tarbiyah dapat berarti proses menumbuhkan dan
v
mengembangkan apa yang ada pada diri peserta didik, baik secara
fisik, psikis, sosial, maupun spiritual.
Kedua, Rabaa, yurbi, tarbiyatan, yang memiliki makna tumbuh
(nasyaa) dan menjadi besar atau dewasa. Dengan mengacu kepada kata
yang kedua ini, maka tarbiyah berarti usaha menumbuhkan dan
mendewasakan peserta didik baik secara fisik, sosial , maupun spiritual.
Ketiga, Rabba, yarubbu tarbiyatan yang mengandung arti
memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara dan merawat,
memperindah, memberi makna, mengasuh, memiliki , mengatur dan
menjaga kelestarian maupun eksistensinya. Dengan menggunakan kata
yang ketiga ini, maka tarbiyah berarti usaha memelihara,
mengasuh,merawat, memperbaiki dan mengatur kehidupan peserta didik,
agar dapat survive lebih baik dalam kehidupannya.
2. .Al-Ta’lim
Kata al-ta’lim yang ja ma knya ta’alim, menurut Hans Weher dapat
berarti information (pemberitahuan tentang sesuatu), advice (nasihat),
instruction (perintah), direction (pengarahan), teaching (pengajaran),
training (pelatihan), schooling (pembelajaran), education (pendidikan),
dan apprenticeship (pekerjaan sebagai magang, masa belajar suatu
keahlian). Selanjutnya, Mahmud Yunus dengan singkat mengartikan al-
ta’limadalah hal yang berkaitan dengan mengajar dan melatih.
Sementara itu, Muhammad Rasyid Ridha mengartikan al-ta’im sebagai
proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa
adanya batasan dan ketentuan tertentu. Sementara itu H.M Quraisy Shihab,
ketika mengartikan kata yu’allimu sebbagaimna terdapat dalam surah Al-
Jumu’ah (62:2), dengan arti mengajar yang intinya tidak kecuali mengisi
benak anak didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam
metafisika serta fisika.
Kata al-ta’lim atau asal kata nya, yaitu ‘allam, yu’allimu, ta’liman
dijumpai dalam hadis sebagai berikut:
vi
“Pengetahuan adalah kehidupan Islam dan pilar iman, dan barang
siapa yang mengajarkan ilmu Allah akan menyempurnakan pahala
baginya, dan barang siapa yang mengajarkan ilmu dan ia mengamalkan
ilmu yang diajarkann yaitu, maka Allah akan mengajarkan kepadanya
sesuatu yang ia belum ketahui.” (HR. Abu Syaikh).
Didalam hadis tersebut ksta ta’lim dihubungkan dengan
mengajarkan ilmu kepada seeorang dan orang yang mengajarkan ilmu
tersebut akan mendapatkan pahala dari tuhan. Selanjutnya jika ia bukan
hanya mengajarkan ilmu tersebut, melainkan mengamalkannya, maka ia
kan mendapatkan pahala dan memperoleh pengetahuan tentang sesuatu
yang belum diketahuinya yang bentuknya dapat berupa ilmu laduni.
3. Al-Ta’dib
Kata al-ta’dib berasal dari kata addaba, yuaddibu, ta’dibanyang
dapat berarti education (pendidikan), discipline (disiplin, patuh, dan
tunduk pada aturan), punishment (peringatan atau hukuman), dan
chastisement (hukuman penyucian). Kata al-ta’dib berasal dari kata adab
yang berarti beradab, bersopan santun, tata karma, adab, budi pekerti,
akhlak, moral, dan etika.
Kata ta’dib dalam pendidikan sebagaimana menurut Al-Naquib Al-
Atas. Dalam hubungan ini, ia mengartikan al-ta’dib sebagai pengenalan
dan pengakuan secra berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia
tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan
penciptaan, sehingga membimbing kerah pengenalan dan pengakuan
kekuatan dan keagungan tuhan.
Penggunaan kata al-ta’dib alam arti pendidikan antara lain
dijumpai dalam hadis rasulullah saw sebagai berikut:
“Didiklah putera-puteramu sekalian dengan tiga perkara: yaitu
mencintai nabi mereka, mencintai keluarganya, membaca Al-Qur’an,
karena orang yang menghafal AL-Qu’an akan berada dibawah naungan
allah, pada hari yag tidak ada perlindungan kecuali perlindungannya
bersama para nabi dan para sahabatnya” (HR. Dailami dari Ali).
vii
“Tuhan telah mendidiku, maka ia menjadikan pendidikanku menjadi baik”
Menurut muhaimin (2001:29) istilah pendidikan islam dapat
dipahami dalam beberapa pengertian, antara lain:
a. Pendidikan menurut islam adalah pendidikan islami, yaitu pendidikan
yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai
fundamental yang terkandung dalam sumber dasarny, yaitu Al-Qur’an
dan Hadist.
b. Pendidikan ke-Islaman atau pendidikan agama islam adalah upaya
mendidikan agama islam atau jaran islam dan nilai-nilainya agar
menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.
c. Pendidikan dalam silam atau proses dan praktek penyelenggaraan
pendidikan islam dapat dipahami sebagai proses pembudayaan dan
pewarisan ajaran agama, budaya dan peradaban umat islam dari
generasi ke generasi sepanjang sejarahnya.
Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam
Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu
bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di
dunia dan akhirat (lihat S. Al-Dzariat:56; S. ali Imran: 102).
Tujuan khusus yang lebih spesifik menjelaskan apa yang ingin dicapai
melalui pendidikan Islam. Sifatnya lebih praxis, sehingga konsep pendidikan
Islam jadinya tidak sekedar idealisasi ajaran-ajaran Islam dalam bidang
pendidikan. Dengan kerangka tujuan ini dirumuskan harapan-harapan yang
ingin dicapai di dalam tahap-tahap tertentu proses pendidikan, sekaligus dapat
pula dinilai hasil-hasil yang telah dicapai.
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah
terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan
haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah.
Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan
tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup
viii
menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat
Al Dzariyat ayat 56 :
ix
Kata al-tarbiyah berasal dari kata rabba atau rabaa di dalam al-
Quran disebutkan lebih dari delapan ratus kali, dan sebagian besar atau
bahkan seluruhnya dengan Tuhan, yaitu terkadang dihubungkan dengan alam
jagat raya (bumi, langit, bulan, bintang, matahari, tumbu-tumbuhan, binatang,
gunung, laut dan sebagainya), dengan manusia seperti pada kata rabbuna
(Tuhan kami), rabbuhu (Tuhannya), rabbuhum (Tuhan mereka semua),
rabbiy (Tuhan-ku).
Karena luasnya pengertian al-tarbiyah, maka ada sebagian pakar
pendidikan, seperti Naquid al-Attas yang tidak sependapat dengan pakar
pendidikan lainnya yang menggunakan kata al-tarbiyah sebagai arti
pendidikan.
Menurutnya, kata al-tarbiyah terlalu luas arti dan jangkauannya.
Kata tersebut tidak hanya menjangkau manusia melainkan juga menjangkau
alam jagat raya sebagaimana disebutkan. Benda-benda alam selain manusia,
menurutnya tidak dapat dididik, karna benda-benda alam selain manusia itu
tidak memiliki persyaratan potensial, seperti akal, pancaindra, hati nurani,
insting, dan fitrah yang memungkinkan untuk di didik. Yang memiliki
potensi-potensial diatas itu hanya manusia. Untuk itu Naquid al-Attas lebih
memilih kata al-ta’dib (sebagaimana nanti akan dijelaskan) untuk adti
pendidikan, dan bukan kata al-tarbiyah.
Kata al-ta’dib berasal dari kata addaba, yuaddibu, ta’diban yang
dapat berarti education (pendidikan), discipline (disiplin), punishment
(peringatan atau hukuman) dan chastisement (hukuman-penyucian). kata al-
ta’dib berasal dari kata adab yang berarti beradab, bersopan santun, tata
krama, adab, budi pekerti, akhlak, moral dan etika.
Kata al-ta’dib dalam arti pendidikan ialah kata yang dipilih oleh Naquid al-
Attas. Dalam hubungan ini ia mengartikan al-ta’dib sebagai pengenalan dan
pengakuan yang secara berangssur-angsur ditanamkan kepada manusia
tentang tempat-tenpat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan
penciptaan, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan
kekuatan dan keagungan Tuhan.
x
Ruang Lingkup Pendidikan Islam
a. Pendidik dan Pendidik dan perbuatan mendidik
Para pendidik adalah guru, ustadz, ulama, ayah, Ibu serta siapa saja yang
memfungsikan dirinya untuk mendidik. Perbuatan mendidik adalah
seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan serta sikap yang dilakukan
pendidik sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didik.
b. Anak didik dan materi pendidikan Islam(maddatut tarbiyah)
Anak didik adalah objek para pendidik dalam melaksanakan tindakan yang
bersifat mendidik. Sedangkan materi pendidikan islam yaitu bahan-bahan
atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu agama islam yang disusun
sedemikian rupa untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik
c. Metode pendidkkan Islam (Tariqatut tarbiyah)
Yaitu strategi yang relevan yang dilakukan pendidik untuk menyampaikan
materi pendidikan Islam kepada anak didik.
d. Pendidik dan perbuatan mendidik
Para pendidik adalah guru, ustadz, ulama, ayah, Ibu serta siapa saja yang
memfungsikan dirinya untuk mendidik. Perbuatan mendidik adalah
seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan serta sikap yang dilakukan
pendidik sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didik.
e. Anak didik dan materi pendidikan Islam(maddatut tarbiyah)
Anak didik adalah objek para pendidik dalam melaksanakan tindakan yang
bersifat mendidik. Sedangkan materi pendidikan islam yaitu bahan-bahan
atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu agama islam yang disusun
sedemikian rupa untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik
f. Metode pendidkkan Islam (Tariqatut tarbiyah)
Yaitu strategi yang relevan yang dilakukan pendidik untuk menyampaikan
materi pendidikan Islam kepada anak didik.
g. Evaluasi Pendidikan
Yaitu suatu sistem penilaian yang diterapkan pada anak didik, untuk
mengetahui keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan.
h. Alat-alat pendidikan
xi
Alat-alat pendidikan yaitu semua alat yang digunakan selama
melaksanakan pendidikan Islam agar tujuan pendidikan Islam tercapai.
i. Lingkungan Pendidikan
Yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan Islam di sini ialah keadaan-
keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan Islam
xii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
xiii
DAFTAR PUSTAKA
xiv
uTsAhXWXisKHeDhDnwQFjACegQIBRAB&usg=AOvVaw139vreqaLe2SZpN
I5mvX7R&cshid=1604358652397
Ihsan, Fuad H. 2005. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Rousseau, J.J. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
xv