Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN ISLAM


(PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM TARBIYAH, TAKLIM DAN
TAKDIB)

Dosen Pengampu: Dr. Wardana, S.Ag. M.Pd.i

OLEH:

KELOMPOK 2
JUMARNI (880042023004)
MUH. DWI ARKAM NUR (880042023019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa


Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya
yang telah memperjuangkan Agama Islam. Dan atas segala rahmat-Nya lagi
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.

Dan harapan kami semoga makalah Ilmu Pendidikan Islam ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini.

Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga tugas
makalah ini menjadi butir- butir amalan kami dan bermanfaat khususnya bagi kami
dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin.

Watampone, 27 September 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Tarbiyah, Taklim dan Takdib ......................................................... 2


1. Makna Tarbiyah .................................................................................... 2
2. Makna Taklim ........................................................................................ 3
3. Makna Takdib ........................................................................................ 5
B. Pengertian Pendidikan Islam........................................................................ 6
C. Tujuan Pendidikan Islam ............................................................................. 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran .......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber dasar ajaran Islam, yaitu Al-Quran dan Hadits, tidak hanya
memuat doktrin teologis tentang keimanan kepada Allah Subhanahu
Wata’ala tetapi juga petunjuk-petunjuk ilmiah tentang pendidikan. Oleh
karena itu, pengajaran konsep dasar pendidikan agama Islam harus mengacu
pada informasi yang terkandung baik dalam Al-Quran maupun Hadits.
Secara umum jika dicermati, setidaknya ada tiga istilah yang
digunakan dalam Al-Qur'an dan Hadits terkait dengan konsep dasar
pendidikan dalam Islam, ketiga istilah tersebut adalah Tarbiyah, Taklim dan
Takdib. Meski sering diterjemahkan dengan arti yang sama, yaitu
pendidikan bahkan terkadang mengajar, namun ketiga istilah ini
mempunyai arti yang berbeda secara mendasar. Oleh karena itu, semua
istilah tersebut harus dikaji untuk memperoleh pemahaman yang utuh
tentang hakikat pendidikan Islam. Untuk itu, makalah berikut ini akan
menyoroti uraian tiga istilah yang maknanya selalu dikaitkan dengan
pendidikan dalam Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna Tarbiyah, Taklim, dan Takdib?
2. Apakah pengertian pendidikan Islam itu?
3. Apa tujuan pendidikan Islam itu?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa makna mendalam dari Tarbiyah, Taklim, dan
Takdib.
2. Untuk mengetahui pengertian pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan Islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Tarbiyah, Taklim dan Takdib


1. Makna Tarbiyah

Istilah tarbiyah berasal dari bahasa arab, yang mana fi’il tsulasi
mujarrad-nya adalah Rabaa ‫ ربا‬yang berarti: Zaada/ ‫( زاد‬Bertambah),
Nasya-a ‫نشأ‬ (Tumbuh, bertambah besar), alaha ‫ا َ َه َل ََع‬berarti:
(Mendaki).(Ahmad Warson Munawwir, 1997: 469). Adapun makna
Tarbiyah dalam Lisanul, Arab ‫تربية‬-‫يربى‬-‫ربى‬yang berarti :‫الملك‬
(Raja/penguasa), ‫(السيد‬tuan),‫(ربدال‬pengatur),
ّ ‫(القيم‬penanggung jawab),
‫(المنعم‬pemberi nikmat). (Ahmad Munir, 2008: 32).

Tarbiyah merupakan bentuk mashdar dari bentuk fi’il madhi (kata


kerja) rabba ang mempunyai pengertian yang sama dengan kata rabb
yang berarti nama Allah. Dalam Al-Qur’an tidak ditemui secara langsung
istilah tarbiyah, namun ada istilah yang senada dengan itu, yakni: ar-rabb,
rabbayani, murabbi, rabbiyun i, Rabbani. (M. Naquib Al-Attas, 1988: 12).

Beberapa ahli tafsir berbeda pendapat dalam mengartikan kata


tarbiyah. Menurut Ahmad Tafsir Tarbiyah merupakan arti dari kata
pendidikan yang berasal dari tiga kata, yakni: rabba-yarbu yang bertambah,
tumbuh; rabbiya-yarbaa berarti menjadi besar; dan rabba-yarubbu yang
berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, memelihara.
(Ahmad Tafsir, 2007: 29).
Para ahli memberikan definisi At-Tarbiyah, bila diidentikan dengan
ar-Rabb sebagai berikut:
Menurut Mahmud Yunus dalam kamusnya, perkataan “tarbiyyah”
berasal dari bahasa Arab yang merupakan betuk isim fi’il yang dipetik
dari fi‟il (kata kerja) yang berarti “pendidikan”. (Mahmud Yunus, 2010:
137). Menurut Fathru r Razi, ar-Rabb merupakan fonem yang seakar

2
dengan at-Tarbiyah, yang memiliki arti at-Tanwiyah yakni pertumbuhan
dan perkembangan.(Fathur Razi, 1990: 12). Menurut Louis al-Ma’luf, ar-
Rabb berarti tuan, pemilik, memperbaiki, perawatan, tambah dan
mengumpulkan. (Louis al-Ma’luf, 1960: 6).
Al-Jauhari memberi arti at-Tarbiyah dengan rabban dan rabba
bermakna memberi makan, memelihara dan mengasuh. Dan menurut
Quraish Shihab kata tarbiyah seakar dengan kata rabb yaitu mengarahkan
sesuatu tahap demi tahap menuju kesempurnaan kejadian dan
fungsinya.
Abdurrahman An-Nahlawi dalam bukunya berpendapat tentang
arti at-Tarbiyah. Dari kata rabaa-yarbu yang berarti: bertambah dan
tumbuh; rabiya-yarba dengan wazn (bentuk) khafiya-yakhfa, berarti:
menjadi besar, dan rabba-yarubbu dengan wazn (bentuk) madda-yamuddu
berarti: memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, mengasuh
dan memelihara.
Secara istilah, at-Tarbiyah berarti proses menumbuhkan dan
mengembangkan potensi (fisik, intelektual, sosial estetika dan spiritual)
yang terdapat pada peserta didik sehingga dapat tumbuh dan terbina secara
optimal, melalui cara memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan
mengaturnya secara terencana sistematis dan berkelanjutan. Dalam
bahasa Indonesia. Istilah at-Tarbiyah diartikan sebagai pendidikan. Oleh
karena itu, tarbiyahmencakup pendidikan jasmani, akal, akhlak, perasaan,
keindahan dan kemasyarakatan.

2. Makna Taklim

Istilah lain yang digunakan untuk menunjuk konsep pendidikan


dalam Islam adalah ta'lim. Menurut Abdul Fattah Jalal konsep-konsep
pendidikan yang terkandung di dalamnya adalah sebagai berikut:

Pertama, ta'lim adalah proses pembelajaran terus menerus sejak


manusia lahir melalui pengembanagn fungsi-fungsi pendengaran,

3
penglihatan dan hati. Pengertian ini digali dari firman Allah SWT yang
terjemahannya sebagai berikut:

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan


tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur." (Q.S. al-Nahl/16:78).

Pengembangan fungsi-fungsi tersebut merupakan tanggung jawab


orang tua ketika anak masih kecil. Setelah dewasa, hendaknya orang belajar
secara mandiri sampai ia tidak mampu lagi meneruskan belajarnya, baik
karena meninggal atau karena usia tua renta.

Kedua, proses ta'lim tidak berhenti pada pencapaian pengetahuan


dalam domain kognisi semata, tetapi terus menjangkau wilayah psikomotor
dan afeksi. Pengetahuan yang hanya sampai pada batas- batas wilayah
kognisi tidak akan mendorong seorang untuk mengamalkannya, dan
pengetahuan semacam itu biasanya diperoleh atas dasar prasangka atau
taklid. Padahal al-Qur'an sangat mengecam orang yang hanya memiliki
pengetahuan semacam ini.

Ruang lingkup pengertian ta'lim yang tidak terbatas pada aspek


kognisi saja menurut Jalal didasarkan pada firman Allah Subhanahu Wa
Ta’ala yang terjemahannya sebagai berikut:

"…Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul di


antarakamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kamu al-Kitab dan al-
Hikmah, serta mengajarkan kamu apa yang belum kamu ketahui"

Berdasarkan ayat tersebut, pendidikan tilawah al-Qur'an tidak


terbatas pada kemampuan membaca harfiah, tetapi lebih luas darti itu adalah
membaca dengan perenungan yang sarat dengan pemahaman dan pada
gilirannya melahirkan tanggung jawab moral terhadap ilmu yang diperoleh
melalui bacaan itu. Melalui pendidikan semacam ini Rasulullah telah
mengantarkan para sahabatnya untuk mencapai tingkat tazkiyah (proses

4
penyucian diri) yang membuat mereka berada pada kondisi siap untuk
mencapai tingkat al-hikmah. Pada tingkat terakhir ini, ilmu, perkataan, dan
perilaku seseorang telah terintegrasi dalam membentuk kepribadian yang
kokoh.

3. Makna Takdib

Ta'dib berasal dari kata addaba, yuaddibu, ta'dib dan biasanya


diterjemahkan dengan "allama" maupun pendidikan. Addaba yang diartikan
pada Ibnu Manxur yang merupakan lawan kata dengan allama dan azzat
yang dimana dapat disebutkan pada sebuah ajaran yang diberikan kepada
Nabi, oleh karena Al-Attas ddapat merubah kata addaba (ta’dib) pada ta’dib.

Istilah Ta’dib biasanya diterjemahkan sebagai 'olahraga' atau


'latihan' dalam bahasa Indonesia. Berasal dari artidan etimologi aduba-
ya'dubu yang diartikan sebagai memperlatih maupun disiplin diri yang
dimana perilakuan tersebut dilakukan secara sopan dan patuh. Makna dari
kata adaba-ya’dibbu diartikan sebagai perilaku kebaikan (Muhmud Yunus,
2010:37 dalam Sitompul,dkk). Maka dari kata tersebut dapat dibentuk kata
kerja dari kata ta’dib yang diartikan sebagai pendidikan, akal budi pekerti,
kedisiplinan, memperbaiki dan tindakan (MahmudYunus, 2010: 37 dalam
Sitompul, dkk).

Maka pada hal tersebut kita dapat mengertikan istilah ta’dib dengan
aturan pendidikan sangat berfungsi supaya menciptakan makhluk hidup
yang berakhlak untuk dapat memandang semua fenomena-fenomena
melalui teropong dan dapat menyatukan ilmu pengetahuan humaniora
maupun Syariah untuk membentuk suatu perubahan Islam yang
benar (Sitompul, dkk). Konsep ta’dib ini mebutuhkan suatu proses
Islamisasi pengetahuan supaya mencapai tujuan utama dari konsep
pendidikan, kita tidak wajib mengintegrasikan sebuah ilmu tetapi juga
integrasi ilmu dan paradigma sekluer dalam Islam (Sitompul, dkk). Konsep
pendidikan tersebut sangat penting dikararenakan dapat mengingat sebuah

5
pertanda turun sikap moral di kalangan umat Islam semkain terlihat.
kejahatan, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan pembunuhan, dan lainnya
(Sitompul, dkk). Proses meningkatnya suatu ilmu terlihat bukan berbanding
lurusdengan kenyataan bahwa hal itu tidak ada hubungannya dengan akhlak
ataupun bertambahnya keimanan mereka (Sitompul, dkk).

B. Pengertian Pendidikan Islam


Konferensi internasional pertama tentang pendidikan islam yang
berlangsung di university of king Abdul Azis pada tahun 1977
mendefinisikan bahwa pendidikan Islam sebagai keseluruhan makna atau
pengertian yang tersimpul dalam terma ta,lim,tarbiyyah dan ta’dib.
Berdasarkan makna tarbiyah, ta’lim, ta’dib sebagaimana telah dipaparkan
sebelumnya, maka pendidikan islam dapat didefinisikan sebagai suatu
proses penciptaan lingkungan yang kondusif bagi memungkinkan manusia
sebagai peserta didik untuk mengembangkan diri-fisik-jasmani dan non
fisik-ruhani- dan potensi yang dimilikinya-al-jims, al’aql, al-nafs, dan al-
qabl-agar berkemampuan merealisasikan syahadah primordialnya terhadap
keberadaan dan kemahaesaan Allah swt, melalui pemenuhan fungsi dan
tugas penciptaannya, yakni sebagai ‘abd Allah dan khalifah Allah.
Dalam definisi di atas, kalimat penciptaan lingkungan yang kondusif
bermakna bahwa pendidikan islam pada hakikatnya adalah upaya manusia
muslim dalam menciptakan dan memperdayakan lingkungan yang baik bagi
memungkinkan pengembangan diri dan potensi manusia peserta didik.
Dalam definisi pendidikan islami, secara ekspilisit harus tampak konsepsi
islam tentang manusia sebagai subjekdan objek didik. Karenanya, dalam
definisi manusia ditempatkan sebagai makhluk yang merupakan kesatuan
utuh integral antara diri jasmani-rohani, fisik-nonfisik,atau materi-non
materi. Itu artinya, praktik pendidikan islam harus merupakan upaya harus
membantu peserta didik mengembangkan potensi jasmani dan
ruhaninyasecara utuh, integral dan seimbang. Dalam defenisi pendidikan
Islam, secara eksplisit harus tampak konsepsi Islam tentang manusia

6
sebagai subjek dan objek didik. Karenanya, dalam defenisi di atas, manusia
ditempatkan sebagai makhluk yang merupakan kesatuan utuh dan integral
antara diri dan jasmani rohani, fisik non fisik, atau materi non-materi,. Itu
artinya, praktik pendidikan islami harus merupakan upaya membantu
peserta didik mengembangkan potensi jasmani dan rohaninya secara utuh,
integral, seimbang antara tarbiyah-ta’lim-ta’dib jismiyyah wa al-ruhiyah
(aqliyah, nafsiyah,wa qalbiyah). Implimentasi konsep pendidikan seperti
inilah yang mampu menghantarkan manusia pada kesempurnaan
kemanuisannya (insan kamil). Dalam presefektik islami, pendidikan harus
melatih dan membiasakan berbagai keterampilan yang dibutuhkan sehingga
diri jasmani-fisik-materi mampu memenuhifungsi dan tugas diciptakannya.
Demikian pula pendidikan islam harus mengasahrasionalitas manusia
melakukan penalaran yang benar, menanamkan ahklaq dan adab ke dalam
jiwa, dan mensucikan nafs agar mampu meraih pencerahan diri dan
senantiasa berada dekat dengan Tuhan.

C. Tujuan Pendidikan Islam


Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan
statis, tetapi merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang,
berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya. Oleh sebab itu bahwa
tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada hakikatnya adalah suatu
perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dari dalam pribadi
manusia yang diinginkan yang merupakan produk dari proses
kependidikan yang mempengaruhi dan menggejala dalam perilaku
Islamiah. Sebagaimana diungkapkan Hasan Langgulung, bahwa berbicara
tentang tujuan pendidikan, tidak dapat tidak mengajak kita berbicara tentang
tujuan hidup, yaitu tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu
alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan
hidupnya (survival), baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat.
Al-Syaibany mendefinisikan tujuan pendidikan secara sederhana
yaitu perubahan yang diinginkan dan diusahakan oleh proses pendidikan

7
atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku dan
pada kehidupan pribadinya, atau pada kehidupan masyarakat dan pada alam
sekitarnya. Hasan Langgulung memberikan uraian lebih jauh tentang
tujuan pendidikan Islam yang dibagi menjadi tujuan akhir, tujuan umum
dan tujuan khusus.
a. Tujuan akhir pendidikan Islam

Dalam proses kependidikan, tujuan akhir merupakan tujuan


yang tertinggi yang akan dicapai pendidikan Islam, tujuan terakhirnya
merupakan kristalisasi nilai-nilai idealitas Islam yang diwujudkan dalam
pribadi anak didik. Maka tujuan akhir itu harus meliputi semua aspek pola
kepribadian yang ideal. Dalam konsep Islam pendidikan itu berlangsung
sepanjang kehidupan manusia, dengan demikian tujuan akhir pendidikan
Islam pada dasarnya sejajar dengan tujuan hidup manusia dan peranannya
sebagai makhluk ciptaan Allah dan sebagai kholifah di bumi.
Sebagaimana diungkapkan Hasan Langgulung bahwa “segala usaha untuk
menjadikan manusia menjadi ‘abidinilah tujuan tertinggi pendidikan
dalam Islam”

b. Tujuan umum pendidikan Islam


Yang dimaksud dengan tujuan umum pendidikan Islam menurut
Hasan Langgulung adalah perubahan-perubahan yang dikehendaki
serta diusahakan oleh pendidikan untuk mencapainya, yang bersifat
lebihdekat dengan tujuan tertinggi tetapi kurang khusus jika dibandingkan
dengan tujuan khusus.
Dalam memberikan rumusan tujuan umum pendidikan Islam ini,
Hasan Langgulung tidak mengungkapkan pendapatnya sendiri mengenai
hal ini namun beliau mengutip beberapapendapat dari tokoh-tokoh
pendidikan Islam, rumusan ini sebagaimana dituliskan dalam bukunya
Hasan Langgulung “Manusia dan Pendidikan” sebagai berikut:
Al-Abrasyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah
menyimpulkan lima tujuan umum bagi pendidikan Islam, yaitu:

8
1. Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia
2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
3. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfaat.
4. .Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan
keingin tahuan (curiosity) dan memungkinkan ia menggali ilmu
demi ilmu itu sendiri.
5. Menyiapkan pelajar dari segi profesional, tekhnikal dan
pertukangan supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan
ketrampilan pekerjaan tertentu agar ia dapat mencari rezeki dalam
hidup di samping memelihara segi kerokhanian dan keagamaan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Maka dari itu dapat kita simpulkan bahwasanya pendidikan islam
ialah pendidikan yang sangat berwarna dan pendidikan islam juga menjadi
landasan Islam. Maka dari itu bahwasanya pendidikan sangat
mempengaruhi terhadap semua pendidikan. Pendidikan sering dikatakan
sebagai tarbiyah, ta’lim maupun ta’dib. Dikarenakan setiap ketiga makna
tersebut memiliki makna yang sangat berbeda. Oleh karena itu dengan
adanya perbedaan tersebut maka istilah tersebut dapat berarti dengan hal
yang sama dalam pendidikan.
Tujuan pendidikan Islam identik dengan tujuan hidup seorang
muslim. Bila pendidikan dipandang sebagai suatu proses, maka proses
tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan pendidikan. Suatu tujuan
yang hendak dicapai oleh pendidikan pada hakikatnya adalah suatu
perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam pribadi manusia
yang diinginkan
B. Saran
Penulis menyadari penulisan makalah ini masih kurang baik dari segi
muatan materi maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik untuk perbaikan di masa mendatang. Dan semoga makalah
ini dapat memberikan pemahaman pada para pembaca mengenai pendidikan
Islam.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Munir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2007),

Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi (Yogyakarta: Teras Perum Polri, 2008)

Al-Attas, Muhammad An-Naquib, Konsep Pendidikan Dalam Islam, (Bandung:


Mizan, 1988)

Hasnita, dkk (2017). Makalah Konsep Tarbiyah, Ta’lim, Ta’dib, Pengertian,


Tujuan, Asas-Asas Pendidikan Islam. Universitas Negeri Sumatera Utara.

Jaya, F. (2020). Konsep Dasar dan Tujuan Pendidikan Dalam Islam: Ta’lim,
tarbiyah dan ta’dib. Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam, 9(1).

Ma’luf, Luis, Munjid fil Lughah, (Beirut:Dar al-Masyruq, 1960)

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa


Dzurriyyah, 2010)

Razi, Fathur, Tafsir Fath al-Razi, Teheran: Dar Kutub Al-Ilmiyah, tt.)

Ridwan, M. (2018). Konsep Tarbiyah, Ta’lim Dan Ta’dib Dalam Al-Qur’an.


Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1), 37-60.

Sitompul, F. A. F., Lubis, M. N., Jannah, N., & Tarigan, M. (2022). Hakikat Dan
Tujuan Pendidikan Dalam Islam: Konsep Tarbiyah, Ta’lim, Dan Ta’dib.
Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 5411-5416.

Syah, A. (2008). Term Tarbiyah, Ta'lim Dan Ta'dib Dalam Pendidikan Islam:
Tinjauan dari Aspek Semantik. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, 7(1),
138-150.

11

Anda mungkin juga menyukai