Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AGAMA ISLAM

“PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”

Dosen Pengempu :

Bapak Drs. Haji Imam Ghozali M.M

Disusun oleh :

Kelompok 1

Ketua Kelompok :

Sevia Anggun Safira (22011010039)

Anggota Kelompok :

Sabrina Ida Wahyuningrum (22011010040)

Nafisyah Fadhlina Aulya Rahmah (22011010042)

Zahwa Dalya Rufianty (22012010005)

Windi Nur Apriliya (22012010006)

KELAS G722

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL


“VETERAN” JAWA TIMUR TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kesempatan waktu dan
kemampuan jasmani serta rohani sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus
dapat menimba ilmu. Penulisan makalah ini merupakan tugas dari dosen mata kuliah Agama
Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa
yang berguna bagi agama,bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini penulis mengharapkan makalah ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan. Tetapi, penulis hanyalah manusia biasa sehingga makalah ini
masih ada kekurangan dan kesalahannya. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun sehingga makalah ini lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi para pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan.................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
A. Pengertian ............................................................................................................................... 5
B. Tujuan ..................................................................................................................................... 6
a. Tujuan Pendidikan Jasmani (Ahdaf Al-Jismiyyah). ............................................................ 6
b. Tujuan Pendidikan Ruhani (Ahdaf al ruhiyyah).................................................................. 7
c. Tujuan Pendidikan Akal (Ahdaf al-„aqliyyah) .................................................................... 7
C. Karakteristik Dalam Pendidikan Islam ................................................................................... 8
D.Pentingnya Pendidikan Agama Islam...................................................................................... 9
a) Pendidikan Agama dalam Lingkup Pendidikan Nasional ................................................... 9
b) Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum ............................................................... 10
c) Pendidikan Agama Dilembaga Sekolah ............................................................................ 11
d) Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Peserta Didik ............................................... 12
E. Menanamkan Pendidikan Agama Islam pada Remaja Saat Ini ............................................ 13
1. Berikan Pendidikan Akidah ............................................................................................... 13
2. Berikan Pendidikan Ibadah ................................................................................................ 13
3. Didik Anak dengan Akhlak ............................................................................................... 14
4. Ajarkan untuk Bersikap ..................................................................................................... 14
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................. 15
1.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 15
1.2 Saran ................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 16

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan sangat mendasar yang diperlukan
manusia. Di Indonesia banyak ragam atau macam pendidikan baik secara formal, informal,
non formal, pendidikan usia dini, pendidikan Agama Islam dan lain-lain. Pendidikan Agama
Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan pesertadidik
untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran atau pelatihan yang telah dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu cara yang
dapat ditempuh untuk menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam kepada peserta didik
agar terwujud kepribadian muslim sesuai dengan cita-cita pendidikan Islam. Mengingat di
Indonesia mayoritas masyarakatnya muslim dan merupakan penduduk muslim terbesar di
dunia, tetapi terdapat karakter-karakter anak didik maupun masyarakat indonesia yang tidak
sesuai dengan pendidikan islam. Pemerintah indonesia pun kurang mengetahui dan
memahami tentang pentingnya pendidikan islam terhadap masyarakat indonesia. Maka kami
akan mencoba untuk menela‟ah sekaligus membahas akan pentingnya pendidikan islam di
masyarakat Indonesia, agar memahami ajaran agama islam dengan harapan mereka memiliki
kecerdasan berpikir, kecerdasan emosional, dan memiliki kecerdasan spiritual untuk bekal
hidup menuju kesuksesan dunia dan akhirat.

1.2 Tujuan
 Mengetahui hakikat pendidikan agama Islam
 Mengetahui pentingnya pendidikan agama Islam
 Mengetahui cara menanamkan pendidikan agama Islam dalam kehidupan
 Mengetahui siapa saja yang dapat memperoleh pendidikan agama Islam
 Mengetahui dimana dan kapan memperoleh pendidikan agama islam

4
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Memahami pendidikan Islam dapat ditelusuri melalui keseluruhan sejarah
kemunculan Islam itu sendiri. Tentu saja untuk memahaminya, tidaklah dipahami sebagai
sebuah sistem pendidikan yang sudah mapan dan sistematis, melainkan proses pendidikan
lebih banyak terjadi secara insidental bahkan mungkin lebih banyak yang bersifat jawaban
dari berbagai problematika yang berkembang pada masa itu. Pendidikan dalam Islam, secara
bahasa memiliki terma yang sangat varian. Perbedaan ini tidak terlepas dari banyaknya istilah
yang muncul dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadits sebagai sumber rujukan utama pendidikan
Islam yang menyebutkan kata (kalimah) yang memiliki konotasi pendidikan atau pengajaran.
Setidaknya, ada empat istilah yang digunakan untuk menyebutkan makna pendidikan,
misalnya tarbiyah, ta‟dib, ta‟lim dan riyadhah. Tiga dari empat istilah tersebut pernah
direkomendasikan oleh Konfrensi Internasional I tentang Pendidikan Islam di Mekkah pada
tahun 1977. Masing-masing terma tersebut jelas memiliki aksentuasi dan implikasi yang
berbeda. Berikut akan dijelaskan masing-masing istilah tersebut.

1) Al -Tarbiyah

Menurut Abdurrahman Al-Nahlawi, kata tarbiyah secara bahasa merupakan kata yang
berasal tiga akar kata, yakni, pertama raba dan yarbu yang berarti bertambah atau bertumbuh.
Pengertian ini dapat dilihat dalam Al-Qur‟an, surat Al-Rum, ayat 39. Kedua, berasal dari
rabiya-yarba, yang berarti menjadi dasar dan yang ketiga rabba-yarubbu yang berarti
memperbaiki, menguasai urusan, menuntut, menjaga dan memelihara. Pengertian ini dapat
dilihat pada Al-Qur‟an surat Al-Isra ayat 24. Sementara, menurut Naquib Al-Attas, kata
tarbiyah mengandung konotasi mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan,
memelihara, menumbuhkan, dan juga menjadikannya lebih matang. Dengan demikian, maka
yang dimaksud dengan Al-Tarbiyah adalah proses mengasuh, membina, mengembangkan,
memelihara serta menjadi kematangan bagi suatu objek. Bahkan dalam hal ini, Imam
Baidawi memperjelas makna Tarbiyah dengan "Al Rabbu fi al Ashli bima'na al-Tarbiyah,
wahiya al-Tabligh al-Syai'u ila kamalihi syai‟an fa syay‟an". Al-Rabb asal katanya bermakna
Tarbiyah yakni menyampaikan atau mengantarkan sesuatu menuju ke arah kesempurnaan
sedikit demi sedikit.

2) Al-Ta‟dib

5
Kata Ta‟dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba, yang berarti pengenalan dan
pengakuan yang secara bertahap ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang
tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing
ke arah pengenalan dan pengakuan Kekuasaan dan Keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud
dan keberadaannya. Pengertian ini didasarkan pada Hadits Rasulullah SAW. yang
mengatakan "addabani rabbi fa ahsana ta‟dibi" yang berarti tuhanku telah mendidik ku,
sehingga menjadikan baik pendidikan ku. Kata Ta‟dib ini menurut Naquib Al-Attas
merupakan istilah yang lebih mendekati pemahaman ilmu atau dengan kata lain Ta‟dib
dipahami sebagai istilah pendidikan yang lebih mengarah pada proses pembelajaran,
pengetahuan dan pengasuhan. Oleh karenanya Naquib beranggapan bahwa penggunaan
istilah Ta‟dib lebih proporsional ketimbang istilah Tarbiyah untuk menyebut istilah
Pendidikan Islam.

3) Al-Ta‟lim

Menurut Abdul Fattah Jalal dalam buku Minal Ushul al-Tarbawiyah fi al-Islam,
istilah Ta‟lim diartikan dengan proses yang terus menerus diusahakan manusia sejak lahir
untuk melakukan pembinaan pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan
penanaman amanah. Batasan pengertian ini dipahami lebih luas cakupannya dibandingkan
dengan istilah Al-Tarbiyah, terutama dalam konteks sequency (cakupan dan wilayah) subjek
atau objek didiknya. Sementara menurut Athiyah Al-Abrasy, ta‟lim diartikan dengan upaya
menyiapkan individu dengan mengacu pada aspek-aspek tertentu saja. Al-Ta‟lim merupakan
bagian kecil dari al-tarbiyah alaqliyah, yang hanya mencakup domaik kognitif saja dan tidak
menyentuh aspek (domain) afektif dan psikomotorik

B. Tujuan
Tujuan pendidikan Islam baik yang umum maupun yang khusus jangkauannya masih
sangat luas,dan perlu dicari atau disarikan lagi sehingga lebih operasional dan fungsional.
Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah ada tiga tujuan pokok pendidikan Islam. Tiga pokok
tujuan tersebut akan di jabarkan di bawah ini.

a. Tujuan Pendidikan Jasmani (Ahdaf Al-Jismiyyah).


Peran penting manusia adalah sebagai khalifah untuk mengolah, mengatur, dan
mengekplorasi sumber daya alam. Di era modern ini, mencari kerja gampang-gampang sulit.

6
Gampang bagi yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan dunia pasar tetapi
sulit bagi yang tidak berilmu apalagi tidak memiliki keahlian hidup (life skill). Tetapi
persoalannya tidak hanya sampai disini, Islam mengajarkan bekerja yang baik dan jujur.
Untuk mencapai hal itu, maka pembelajaran harus disampaikan pesan-pesan Allah SWT akan
kejujuran dan berbuat baik, bekerja harus diniatkan untuk mencari rizki Allah dan hasilnya
digunakan sesuai dengan pesan-pesan Allah.

b. Tujuan Pendidikan Ruhani (Ahdaf al ruhiyyah)


Tujuan ruhani dalam pendidikan Islam di istilahkan dengan Ahdaf al ruhiyyah. Bagi
orang yang betul-betul menerima ajaran Islam, tentu akan menerima keseluruhan cita-cita
ideal yang ada di dalam Al-quran. Peningkatan iman dan kekuatan jiwa seseorang mampu
menunjukkan dirinya untuk taat dan tunduk kepada Allah untuk melaksanakan moralitas
Islami yang telah diteladankan ke dalam perilaku Rasulullah SAW.

c. Tujuan Pendidikan Akal (Ahdaf al-„aqliyyah)


Tujuan pendidikan akal (Ahdaf al-„aqliyyah) adalah mengarahkan kepada
perkembangan intelegensi seorang manusia sebagai individu untuk dapat menemukan
kebenaran yang sebenar-benarnya. Telaah terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah dan
penemuan-penemuan ayat-ayat-Nya membawa iman seseorang kepada sang Sang Pencipta
segala sesuatu yang ada ini.Akal mempunyai kekuatan yang luarbiasa untuk mempelajari,
mengkaji dan meneliti gejala-gejala alam dan fenomena sosial. Menurut HarunNasution, ilmu
merupakan konsumsi otak manusia yang melahirkan akal cerdas, semakin banyak otak
mengkonsumsi ilmu maka semakin cerdas akal seseorang. Peran penting pendidikan disini
adalah bagaimana seseorang dapat membaca dan meneliti fakta-fakta yang terhampar dialam
semesta ini menjadi sebuah kajian ilmu. Dalam Al-Qur`an manusia disebut dengan Al-
Nas.Istilah ini digunakan untuk memanggil manusia dari aspek sosiologis. Artinya manusia
adalah makhluk sosial yang memiliki dorongan atau kecenderungan untuk hidup
berkelompok dan bermasyarakat. Dalam masyarakat modern yang tersusun dari berbagai
varian (ras, etnis, budayadan agama). Setiap varian-varian itu terdiri dari sub varian lagi
dengan tradisi atau budaya yang berbeda-beda. Dalam Islam realitas varian ini adalah
sunnatullah mulai dari yang terkecil hingga yang paling kompleks. Yaitu mulai dari
lingkungan rumahtangga hingga lingkungan yang paling luas yaitu negara. (Kahmad,2012)

Dalam konteks ini, pendidikan merupakan usaha untuk membimbing dan mengembangkan
potensi seseorang secara optimal agar nantinya mereka mampu berperan aktif di masyarakat

7
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakatnya. Pengetahuan yang diperoleh melalui
proses pendidikan akan memposisikan peserta didik sadar diri di masyarakat. Pemenuhan
kewajiban dan tanggungjawab terhadap hak-hakasasi yang dimiliki, diharapkan nantinya
pribadi tersebut mampu turut serta dalam menciptakan suasana masyarakat yang aman dan
damai serta keterlibatannya dalam menciptakan keharmonisan masyarakat, bangsa dan
sesama umat manusia secara global. Dengan demikian, maka tujuan pendidikan diarahkan
kepada pembentukan manusia social yang memiliki sifat taqwa sebagai dasar sikap dan
perilaku sehingga seseorang dapat memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban,
tanggungjawab social, serta toleran, agar keharmonisan hubungan antar sesama manusia
dapat berjalan dengan harmonis. (Jalaludin,2003).

C. Karakteristik Dalam Pendidikan Islam


Islam diturunkan sebagai rahmatan lil „alamin. Untuk mengenalkan Islam ini diutus
Rasulullah SAW. Tujuan utamanya adalah memperbaiki manusia untuk kembali kepada
Allah SWT. Oleh karena itu selama kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan
memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada
derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan
inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.

Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah alam
beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan
menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan
berjalan sendirian sehingga akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan
membahayakan manusia. Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan
mudah terpedaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan
manfaat bagi alam dan seisinya.

Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi
yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11). Bahkan
syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak
mudah terpedaya oleh tipu muslihat syaithan.

Muadz bin Jabal ra. berkata: “Andaikata orang yang beakal itu mempunyai dosa pada
pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya dia cenderung masih bisa selamat
dari dosa tersebut namun sebaliknya, andaikata orang bodoh itu mempunyai kebaikan dan
kebajikan pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya ia cenderung tidak

8
bisa mempertahankannya sekalipun hanya seberat biji sawi.” Ada yang bertanya, “Bagaimana
hal itu bisa terjadi?” Ia menjawab, “Sesungguhnya jika orang berakal itu tergelincir, maka ia
segera menyadarinya dengan cara bertaubat, dan menggunakan akal yang dianugerahkan
kepadanya. Tetapi orang bodoh itu ibarat orang yang membangun dan langsung
merobohkannya karena kebodohannya ia terlalu mudah melakukan apa yang bisa merusak
amal shalihnya.”

Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh
karena itu, manusia butuh terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh
Allah SWT. Kemuliaan manusia terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal ini
digunakan untuk mendidik dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan
beribadah kepada-Nya dengan benar. Itulah sebabnya Rasulullah SAW menggunakan metode
pendidikan untuk memperbaiki manusia, karena dengan pendidikanlah manusia memiliki
ilmu yang benar. Dengan demikian, ia terhindar dari ketergelinciran pada maksiat,
kelemahan, kemiskinan dan terpecah belah.

D.Pentingnya Pendidikan Agama Islam

a) Pendidikan Agama dalam Lingkup Pendidikan Nasional


Kita sebagai warga Negara Indonesia yang beriman dan bertakwa, patriotic (cinta
tanah air) menjadikan falsafah pancasila sebagai pedoman hidup bernegara dan
bermasyarakat. Sepakat bahwa pendidikana agama (khususnya islam) harus kita sukseskan
dalam pelaksanaan pada semua jenis, jenjang, dan jalurnya. Sesuai dan sejalan dengan
aspirasi bangsa seperti telah digariskan dalam tap-tap MPR, dan undang-undang telah
menjabarkan aspirasi tersebut yang telah disetujui oleh DPR dan disahkan oleh presiden.
Sehingga menjadi dasar yuridis nasional kita mengikat seluruh warga Negara Indonesia ke
dalam satu sistem pendidikan nasional.

Permasalahan yang perlu kita bahas adalah bagaimana cara pelaksanaannya agar
pendidikan agama kita lebih berguna dalam mewujudkan generasi bangsa yang berkualitas
unggul, lahiriah, dan batiniah. Berkemampuan tinggi dalam kehidupan akliah dan akidah
serta berbobot dalam perilaku amaliah dan muamalah. Sehingga survive dalam arus dinamika
perubahan sosial budaya pada masa hidupnya. Ketahanan mental sprtitual dan fisik berkat
pendidikan agama kita benar-benar berfungsi efektif bagi kehidupan generasi bangsa dari
waktu kewaktu. Idealitas tersebut baru dapat terlakasana dengan tepat sasaran jika kita
mampu melaksanakan strategi dasar yang berwawan jauh kemasa depan kehidupan bangsa,

9
kehidupan yang dihadapkan kepada kemajuan ilmu dan teknologi canggih yang semakin
sekularistik arahnya.

Orientasi pendidikan agama islam ialah pendidikan ini secara tidak langsung
mengharuskan kita untuk menyelenggarakan proses pendidikan nasional yang konsisten dan
secara integralistik menuju kearah pencapaian tujuan akhir. Terbentuknya manusia Indonesia
seutuhnya yang berkualitas unggul yang berkembang dan tumbuh di atas pola kehidupan
yang seimbang antara lahiriah dan batiniah, antara jasmania dan rohaniah atau antara
kehidupan mental spiritual dan fisik material. Dalam bahasa islam, membentuk insan kamil
yang secara homeostatic dapat mengembangkan dirinya dalam pola kehidupan yang
kahasanah fiddunnya dan khasanah fil akhirat terhindar dari siksaan api neraka, secara
simultan tidak terpisah-pisah antara kedua unsurnya.

Jalan menuju ketujuan itu, tidak lain adalah melalui proses pendidikan yang
berorientasi kepada hubungan tiga arah yaitu hubungan anak didik dengan tuhannya, dengan
masyarakat dan dengan alam sekitarnya.

a. Hubungan dengan tuhannya menghendaki adanya konsepsi ketuhanan yang telah mapan
dan secara pasti dijabarkan dalam bentuk norma-norma ubudiyah mahdzab yang awajib
ditaati oleh anak didik secara syar‟i.

b. Hubungan dengan masyarakatnya memerlukan adanya aturan-aturan dan norma-norma


yang mengarahkan proses hubungan antar sesame manusia bersifat lentur dalam komfigurasi
rentangan tata nilainya, tapi tidak melanggar atau merusak prinsif-prinsif dasarnya yang
absolute, dalam arti tidak cultural relativistik. Seluruh lapangan hidup manusia adalah
merupakan arena di mana hubungan sosial dan inter personal terjadi sepanjang hayat,
termasuk lapangan hidup iptek.

c. Hubungan dengan alam sekitar menurut adanya kaida-kaida yang mengatur dan
mengarahkan kegiatan manusia didik dengan bekal ipteknya dalam penggalian, pemanfaatan,
dan pengolahan kekayaan yang menyejahterahkan kesadaran terhadap bahaya arus balik
sanksi alam, akibat pengurasan habis-habisan terhadap kekayaan alam melebihi kapasitas
alamiahnya.

b) Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum


Pendidikan secara kulturan pada umumnya berada dalam lingkup peran, fungsi dan
tujuan yang tidak berbeda. Semuanya hidup dalam upaya yang bermaksud mengangkat dan

10
menegakkan martabat manusia melalui transmisi yang dimilikinya, terutama dalam bentuk
transfer of knowledge dan transfer of values.

Dalam konteks ini secara jelas juga menjadi sasaran jangkauan pendidikan islam,
merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional, sekalipun dalam kehidupan bangsa
Indonesia tampak sekali eksistensinya secara cultural. Tapi secara kuat ia telah berusaha
untuk mengambil peran yang kompetitif dalam setting sosiologis bangsa, walaupun tetap saja
tidak mampu menyamai pendidikan umum yang ada dengan otonomi dan dukungan yang
lebih luas, dalam mewujudkan tujuan pendidikan secara nyata.

Sebagai pendidikan yang berlebel agama, maka pendidikan islam memiliki


transmisispritual yang lebih nyata dalam proses pengajarannya disbanding dengan pendidikan
umum, sekalipun lembaga ini juga memiliki muatan serupa. Kejelasannya terletak pada
keinginan pendidikan islam untuk mengembangkan keseluruhan aspek dalam diri anak didik
secara berimbang, baik aspek intelektual, imajinasi dan keilmiahan, kulturan serta
kepribadian. Karena itulah pendidikan islam memiliki beban yang multi paradigm, sebab
berusaha memadukan unsure profane dan imanen, dimana dengan pemaduan ini, akan
membuka kemungkinan terwujudnya tujuan inti pendidikan islam yaitu melahirkan manusia-
manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan, yang satu sama lainnya saling menunjang.

Antara ilmu pengetahuan dan pendidikan islam tidak dapat dipisahkan, karena
perkembangan masyarakat islam, serta tuntutannyadalam membangun manusia seutuhnya
(jasmani dan rohani) sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas ilmu pengetahuan yang
dicerna melalui proses pendidikan. Proses pendidikan tidak hanya menggali dan
mengembangkan sains, tetapi juga, lebih penting lagi yaitu dapat menemukan konsepsi baru
ilmu pengetahuan yang utuh, sehingga dapat membangun masyarakat islam sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan yang diperlukan.

c) Pendidikan Agama Dilembaga Sekolah


Manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa sebagai karsa sila
pertama pancasila, tidak dapat terwujud secara tiba-tiba. Manusia beriman dan bertaqwa
terbentukmelakukan proses kehidupan dan proses pendidikan, khususnya kehidupan
beragama dan pendidikan agama. Proses pendidikan itu berlangsung seumur hidup manusia
baik dilingkungan keluarga, di lingkungan sekolah dan di masyarakat.

Keimanan dan ketakwaan tidaklah dapat terwujud tampa agama. Hanya agamalah
yang dapat menuntun manusia menjadi manusia yang bertaqwa terhadap tuhan yang maha
11
Esa. Hal ini tertuang dengan jelas dalam tujuan pendidikan nasional, mempunyai makna yang
dalam bagi pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

Manusia taqwa adalah manusia yang secara optimal menghayati dan mengamalkan
ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam
kehidupan masyarakat. Menghayalkan agama itu juga dibina dan dituntun sendiri mungkin
melalui proses pendidikan yang juga diperankan oleh pendidikan agama dalam hubungan ini
pendidikan agama berfungsi sebagai usaha membina kehidupan beragama melalui pendidikan
disinilah letak fungsi yang dijalankan pendidikan agama dalam pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya.

Lebih lanjut dapatlah diungkapkan bahwa dalam rangka pembangunan manusia


seutuhnya (insane pancasila) dan masyarakat Indonesia seluruhnya (masyarakat pancasila),
maka pendidikan agama berfungsi: Dalam aspek individual adalah untuk membentuk
manusia yang percaya dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa.

d) Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Peserta Didik


Seseorang bayi yang baru lahir adalah makhluk Allah swt yang tidak berdaya dan
senantiasa memerlukan pertolongan untuk dapat melangsungkan hidupnya di dunia ini. Maha
bijak sana Allah swt yang telah menganugrahkan rasa kasih saying kepada semua ibu dan
bapak untuk memelihara anaknya dengan baik tampa mengharapkan imbalan. Manusia lahir
tidak mengetahui sesuatu apapun, tetapi dia anugrahi oleh Allah swt pancaindra, pikiran, dan
rasa sebagai modal untuk menerima ilmu pengetahuan, memiliki keterampilandan
mendapatkan sikap tertentu melalui proses kematangan dan belajar terlebih dahulu. Mengenai
pentingnyabelajar menurut A. R. Shaleh dan Soependi Soeryadinata: anak manusia tumbuh
dan berkembang, baik pikiran, rasa, kemauan, sikap dan tingkah lakunya. Dengan demikian
sangat pital adanya faktor belajar.

Jadi pendidikan agama islam adalah ikhtiar manusia dengan jalan bimbingan dan
pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama si anak didik menuju terbentuknya
kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama. Oleh karena itu masalah akhlak atau budi
pekerti merupakan salah satupokok ajaran islam yang harus diutamakan dalam pendidikan
agama islam untuk ditanamkan atau diajarkan kepada anak didik.

12
E. Menanamkan Pendidikan Agama Islam pada Remaja Saat Ini
Agama menjadi dasar bagi umat manusia dalam menjalani kehidupannya baik sebagai
hamba Tuhan ataupun makhluk sosial. Namun sayangnya seiring dengan kemajuan zaman
dan teknologi, agama seperti dianggap sebagai sampiran identitas saja. Itulah mengapa sangat
diperlukan cara menanamkan nilai keagamaan kepada anak-anak terutama remaja yang
sedang mencari jati dirinya.

Pergaulan remaja saat ini memang bisa dikatakan semakin memprihatinkan saja dan
jauh dari ajaran agama. Mau tidak mau orang tua harus membentengi anak mereka dengan
nilai keagamaan agar mereka tidak larut dalam jurang pergaulan bebas yang tidak baik
tersebut. Jauhkan anak remaja dari sumber-sumber dan faktor penyebab terjadinya pergaulan
bebas.

Orang tua harus menyadari pentingnya peran nilai keagamaan yang ditanamkan pada
diri anak-anak dan remaja. Bagaimanapun mereka yang telah dibekali dengan iman dan nilai
keagamaan akan memiliki akhlak mulia. Nah, bagaimana cara efektif untuk menanamkan
nilai keagamaan tersebut? Simak penjelasan berikut ini.

1. Berikan Pendidikan Akidah


Akidah menjadi dasar yang harus diletakkan orang tua untuk membentuk karakter
pada anak. Dalam hal ini pelajaran dan penanaman nilai-nilai akidah harus selalu diberikan
sejak mereka masih anak-anak hingga remaja. Nilai akidah yang telah ditanamkan sejak dini
akan membentuk sebuah kebiasaan pada anak.

Contohnya, membiasakan anak untuk selalu mengucapkan Bismillah setiap akan


memulai sesuatu dan mengakhirinya dengan hamdalah. Ini nampak sederhana namun
sebenarnya menjadi pondasi bagi anak untuk selalu mengingat Allah SWT dimanapun
mereka berada.

2. Berikan Pendidikan Ibadah


Apalagi yang harus dilakukan oleh orang tua setelah memberikan dasar nilai-nilai
akidah pada anak-anak? Kenalkan dan biasakan anak untuk melakukan ibadah sesuai dengan
agamanya ketika sedang dimana saja. Ingatkan anak untuk tidak lupa melakukan sholat wajib
lima waktu sesuai ajaran agama Islam meskipun mereka sedang sibuk sekalipun.

13
Walaupun sudah menginjak usia remaja tidak ada salahnya untuk tetap mengajak
anak melakukan ibadah bersama. Setidaknya lakukan shalat berjamaah setiap kali ada
kesempatan. Ini adalah cara menanamkan nilai keagamaan yang efektif untuk mengingatkan
anak pada ibadah wajib.

3. Didik Anak dengan Akhlak


Selain nilai akidah dan pendidikan menyangkut ibadah, Anda juga harus mengajarkan
tentang akhlak kepada anak-anak dan remaja. Akhlak ini berkaitan dengan karakter mereka
nantinya dan adab dalam bergaul secara sosial.

Beberapa contoh pendidikan akhlak yang bisa diajarkan adalah memberi salam
kepada orang yang lebih tua, mendahulukan orang tua ketika berada di tempat umum,
menolong orang lain yang membutuhkan bantuan dan sebagainya. Dengan menanamkan
akhlak sejak dini dimulai saat mereka masih usia anak-anak maka ketika menginjak remaja
sudah menjadi kebiasaan yang otomatis selalu dilakukan.

4. Ajarkan untuk Bersikap


Mengapa anak remaja banyak yang terjerumus dalam pergaulan bebas dan kenalan-
kenalan lainnya? Salah satu alasannya adalah karena mereka tidak diajarkan bagaimana harus
memiliki sikap yang tegas pada kebenaran sesuai ajaran agama dan norma sosial.

Anak yang telah diajarkan tentang sikap yang teguh dan benar pastinya tidak akan
mudah terpengaruh oleh hal negatif di luar sana. Oleh sebab itu ajarkan sejak dini bagaimana
anak harus bersikap sesuai dengan tuntunan agama.

Ketika anak-anak yang sudah menginjak remaja terjerumus dalam hal negatif
tentunya menjadi kesedihan bagi orang tua. Remaja merupakan fase awal meniti masa depan
karena itulah perlu diajarkan tentang cara menanamkan nilai keagamaan dengan benar.

14
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang seimbang berupaya merealisasikan
keseimbangan antara kepentingan duniawi dan ukhrawi. Pendidikan Agama Islam bukan
pendidikan duniawi saja, individual saja, atau sosial saja, juga tidak mengutamakan aspek
spiritual atau aspek materiil. Keseimbangan antara semua itu merupakan karakteristik
terpenting pendidikan Islam. Begitupun juga pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan
tingkah laku praktis, tidak cukup dengan kata-kata, tetapi memerhatikan aspek perbuatan.
Rukun Islam yang kelima, misalnya menuntut tingkah laku verbal dan praktis secara
simultan. Kesempurnaan manusia muslim antara lain terletak pada kesesuaian antara
perkataan dan perbuatan.

PAI adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak
selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta
menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan masyarakat. Dalam
perspektif pendidikan agama Islam sholat akhlak merupakan sarana untuk membentuk
kepribadian yang utama yang mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
hari sesuai dengan norma dan ukuran Islam. Untuk memenuhi harapan tersebut, pendidikan
harus dimulai sedini mungkin, agar dapat meresap dihati sanubari murid atau anak, sehingga
ia mampu menghayati, memahami dan mengamalkan ajaran islam dengan benar dalam
kehidupannya

1.2 Saran
Selanjutnya, pada akhir makalah ini kami memberikan saran yang membangun untuk
beberapa pihak yang terkait, diantaranya :

1. Lingkungan Keluarga
Orang tua hendaknya membimbing dan membiasakan anak mereka untuk senantiasa
beribadah serta mengintegrasikan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal
ini dapat ditempuh melalui pemberian tauladan seperti bersedekah.
2. Lembaga Pendidikan Islam
Untuk lembaga pendidikan islam hendaknya materi pendidikan agama islam tidak
disampaikan dengan cara normative dan simbolik semata, melainkan mampu
menghadirkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan
agar pendidikan agama islam mampu mewarnai dan mengarahkan individu yang
beriman dan bertaqwa.
3. Masyarakat
Masyarakat hendaknya senantiasa meningkatkan peran sertanya dalam
mengoptimalkan pendidikan agama islam.

15
DAFTAR PUSTAKA

Wahdi Sayuti.2022. “Memahami Konsep Dasar dan Lingkup Kajian”,


https://wahdi.lec.uinjkt.ac.id/articles/ilmupendidikanislam

Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, November 2015

Mcdens13.2013. “Makalah Tentang Pendidikan Agama Islam”,


https://mcdens13.wordpress.com/2013/04/01/makalah-tentang-penddikan-agama-islam/

Jari Rindu. 2022.” Peranan Penting Pendidikan Agama Islam”,


https://jaririndu.blogspot.com/2012/05/peranan-penting-pendidikan-agama-islam.html

Pacitanku.com.2021. “Begini Cara Menanamkan Nilai Keagamaan Pada Remaja”,


https://pacitanku.com/2021/07/30/begini-cara-menanamkan -nilai-keagamaan-pada-remaja/

16

Anda mungkin juga menyukai