Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Periodesasi Pendidikan Islam”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampuh:

ABD HAFID, S.Ag.,MM, M.Pd

Di susun oleh :

1. Anis Wulandari

2. Elsa Aprian Deny (2171.19.2162)

3. Nurjannah

SEMESTER 2C
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
IBNU SINA BATAM
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat, taufik,
hidayah-Nya, serta Inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
terang benderang, yakni addinul Islam. Semoga kita mendapat syafa’atnya. Aamiin.
Makalah yang berjudul “Periodesasi Pendidikan Islam” disusun unuk menyelesaikan
salah satu tugas kelompok mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam jurusan Pendidikan
Agama islam.adapun makalah ini sudah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga memperlancar penyusunan
makalah.
Untuk itu penulis tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada:

1. ABD HAFID, S.Ag.,MM, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan atas
pembuatan makalah kelompok ini.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan materi dan moril.
3. Rekan-rekan kelompok 8 yang sudah berkeja sama dalam menyelesaikan
makalah.
4. Serta semua pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa yang disajikan dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kepada semua pihak atas kritik dan saran
dari kesempurnaan makalah ini. Akhirnya dengan mengucapkan syukur
Alhamdulillah atas terselesainya tugas makalah ini dan semoga bermanfaat bagi kita
semua, Amin.

Batam, 03 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………..………………………………………………i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi.................................................................3
B. Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah)...........................4
C. Pendidikan Islam masa Bayi...............................................................................7
D. Pendidikan Islam masa Kanak-Kanak................................................................8
E. Pendidikan Islam masa Remaja........................................................................10
F. Pendidikan Islam masa Dewasa........................................................................11
BAB III........................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................12
A. KESIMPULAN.................................................................................................12
B. SARAN.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan karakter manusia.


Sebagai suatu proses, pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat
saja. Tetapi proses pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari
sini lah kemudian muncul istilah pendidikan sepanjang hayat (life ling
education), dan ada juga yang menyebut pendidikan terus menerus (continuing
education).
Istilah islam sendiri telah menggariskan tentang proses pendidikan
sepanjang hayat. Dalam suatu riwayat, Rasulullah SAW bersabda: “tuntutlah
ilmu sejak masih dalam ayunan hingga dimasukkan dalam liang kubur”.
Bahkan bila diteliti labih jauh lagi, ternyata ditemukan beberapa ayat al-qur’an
dan hadist Rasulullah yang tampak memberikan isyarat adanya proses
pendidikan. Menurut hadist pemilihan jodoh (suami/istri) sebagai awal proses
pendidikan, atau setidak-tidaknya dianggap sebagai masa persiapan proses
pendidikan. Begitu pula akhir dari proses pendidikan pada saat berpisahnya
nyawa dengan badan.
Karena perjalanan manusia melalui tahapan-tahapan tertentu, maka
pembahasan tentang pendidikannya harus difokuskan pada tahapan-tahapan
tersebut, yang biasanya disebut dengan priodesasi pendidikan islam. Adapun
priode pendidikan islam dimaksud ialah:
(1) Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi,(2) Pendidikan Islam masa
Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah), (pemilihan jodoh, pernikahan,
kehamilan) dan (3) Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-
Wiladah) (pendidikan bayi, kanak-kanak, anak- anak, dan dewasa).

1
B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian dari Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi ?


2. Jelaskan pengertian dari Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl
Al-Wiladah) ?
3. Jelaskan pengertian dari Pendidikan masa Bayi?
4. Jelaskan pengertian masa kanak-kanak?
5. Jelaskan pengertian masa Remaja?
6. Jelaskan pengertian dari masa Dewasa?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari masa Pra Konsepsi.


2. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan Islam masa Pranatal
(Tarbiyah Qabl Al-Wiladah).
3. Untuk mengetahui pengertian dari masa bayi
4. Untuk mengetahui pengertian dari kanak-kanak.
5. Untuk mengetahui pengertian dari Masa remaja
6. Untuk mengetahui pengertian dari Masa Dewasa

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi

Masa prakonsepsi merupakan masa persiapan individu dewasa menuju masa


konsepsi atau dikenal dengan istilah pernikahan yang bertujuan untuk membentuk
generasi-generasi atau keturunan yang diinginkan dan yang sesuai dengan tuntutan
zaman. Dalam rentang waktu prakonsepsi, individu diminta untuk memilih pasangan
yang akan mendampingi hidupnya dan orang yang akan saling melengkapi
kekurangan dan kelebihan satu sama lainnya agar terjadi kehidupan rumahtangga
yang harmoni dan seimbang dengan didasari fondasi ketaatan dalam beragama yang
kokoh.1
Menurut Desmita, periode prakonsepsi yaitu perkembangan manusia sebelum
masa pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada periode ini wujud manusia belum
berbentuk, tetapi perlu dikemukakan bahwa hal ini berkaitan dengan bibit manusia,
yang akan mempengaruhi kualitas generasi yang akan dilahirkan kelak.2
Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan
yang dimulai ketika seseorang memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah
terjadinya pembuahan dalam rahim sang ibu. Dalam kaitannya dengan hal ini, Islam
telah mengajarkan hal-hal berikut :

1. Dalam memilih pasangan hidup, Islam mengajarkan agar mengutamakan


pengetahuan agamanya yang sama-sama beragama Islam, dan juga memiliki
perangai dan tingkah laku yang baik. Rasulullah SAW bersabda, yang
َ‫ِّين تَ ِربَتْ يَدَاك‬
ِ ‫ت الد‬ َ ‫ َولِ َح‬،‫ لِ َمالِ َها‬:‫تُ ْن َك ُح ا ْل َم ْرَأةُ ِال ْربَ ٍع‬
ِ ‫ فَا ْظفَ ْر بِ َذا‬.‫ َولِ ِدينِ َها‬،‫ َو َج َمالِ َها‬،‫سبِ َها‬
artinya : “Wanita itu dikawini karena empat hal, yaitu karena kekayaannya,
kecantikannya, keturunannya, dan karena agamanya, kamu pasti akan hidup
bahagia.” )HR. Bukhari)
Berdasarkan hadits ini, sangatlah jelas bagaimana kita harus memilih
calon pasangan hidup. Agama dan akhlak merupakan dua hal yang paling utama.
Setelah kedua hal ini barulah faktor-faktor lain dipertimbangkan.

1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Muliya, 2002), hlm. 302
2
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, hlm 25

3
2. Mencari rizki dan makanan yang halal. Seperti disebutkan dalam Firman Allah
SWT (Q.S An-Nahl/16 :114)
ْ ‫فَ ُكلُوا ِم َّما َر َزقَ ُك ُم هَّللا ُ َحاَل اًل طَيِّبًا َوا‬
َ‫ش ُك ُروا نِ ْع َمتَ هَّللا ِ ِإنْ ُك ْنتُ ْم ِإيَّاهُ تَ ْعبُدُون‬
artinya : “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan
Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah”.

B. Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah)

Pranatal berasal dari kata pre yang berarti sebelum, dan natal
yang berarti lahir, jadi pranatal adalah sebelum kelahiran, yang
berkaitan atau keadaan sebelum melahirkan. Menurut pandangan
psikologi, pranatal adalah aktivitas-aktivitas manusia sebagai calon
suami istri yang berkaitan dengan hal-hal sebelum melahirkan yang
meliputi sikap dan tingkah laku dalam rangka untuk memilih pasangan
hidup agar lahir anak sehat jasmani dan rohani3.
Setiap Muslim akan merasa kagum dengan kebesaran agama
Islam ini. Islam adalah agama kasih sayang dan kebajikan. Sebaimana
Islam memberikan perhatian kepada anak sebelum kejadianya, Islam
pun memberikan perhatian besar kepada anak ketika masih menjadi
janin dalam kandungan ibunya4.

Pendidikan Pranatal adalah pendidikan sebelum masa


melahirkan. Masa ini ditandai dengan fase pemilihan jodoh,
pernikahan, dan kehamilan.

1. Fase Pemilihan Jodoh

Fase ini adalah persiapan bagi seseorang yang sudah dewasa


untuk menghadapi hidup baru yaitu berkeluarga. Salah satu
pendidikan yang dimiliki oleh seseorang yang sudah dewasa itu adalah
masalah pemilihan jodoh yang tepat. Sebab masalah ini mempengaruhi
terhadap kebahagiaan rumah tangga nantinya5.
Menurut R.I Suhartin, memilih jodoh harus ada syarat dan
kriterianya. Kriteria ini dibagi kepada dua golongan yakni; kriteria
umum dan kriteria yang bersifat khusus (subjektif). Syarat umum
adalah bahwa seyogyanya jodoh yang dipilih sudah dewasa agar tida

3
Mansur. Mendidik anak sejak dalam kandungan,( Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004), hlm. 16
4
Yusuf Muhammad al Hasan, (M. Yusuf Harun MA), Al Wajiz Fi at Tarbiyah, Pendidikan
Anak dalam Islam, hlm. 11
5
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta : Kalam Muliya), hlm. 302

2
mengalami kesulitan dalam berkeluarga dan syarat khususnya tentu
sesuai dengan selera masing – masing. Namun syarat yang terpenting
adalah saling mencintai.

Berkenaan dengan pemilihan jodoh dalam perkawinan, Syariat


Islam telah meletakkan kaidah–kaidah dan hukum–hukum bagi
masing–masing pelamar dan yang dilamar, yang apabila petunjuknya
itu dilaksanakan maka perkawinan itu akan berada pada puncak
keharmonisan, kecintaan dan keserasian.
Rasulullah SAW telah memberikan gambaran dalam hadisnya mengenai
pemilihan calon istri atau suami. Berikut ini adalah beberapa hadis yang berkenaan
dengan pemilihan jodoh di antaranya :

a) Pemilihan Calon Istri


1) Sabda Rasululah SAW,
Artinya : “Tidak akan saling bercinta- cintaan dua yang karena Allah
SWT., kecuali yang lebih utama antara keduanya yaitu bagi yang lebih
hebat cintanya yang satu terhadap yang lainnya”. (HR. Bukhari)
Artinya : “Wanita itu dinikahi karna empat pertimbangan; karena
hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya.
Dapatkanlah wanita yang memiliki agama, akan beruntunglah kamu”.
(HR. Bukhari Muslim)6.
Dari penjelasan hadis Rasulullah diatas, maka dapatlah
diambil beberapa syarat yang penting untuk memilih calon istri
diantaranya7:

a. Saling mencintai antara calon kedua menilai.


b. Memilih wanita karena agamanya agar nantinya mendapat
berkah dari Allah SWT.
c. Wanita yang sholehah.
d. Sama derajatnya dengan calon mempelai.
e. Wanita yang hidup di lingkungan yang baik.
f. Wanita yang jauh keturunannya dan jangan memilih wanita yang
dekat sebab dapat menurunkan anak yang lemah jasmani dan bodoh.
g. Wanita yang gadis dan subur (bisa melahirkan).Pemilihan Calon
Suami
Tidak banyak hadits yang menyebutkan tentang pemilihan calon
suami sebagaimana halnya memilih calon istri. Rasulullah SAW
bersabda yang artinya : “Apabila kamu sekalian didatangi seseorang
6
Hussein Bahreisj, Al Jamius Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya : CV. Karya Utama), hlm.
164
7
Hussein Bahreisj, Al Jamius Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya : CV. Karya Utama), hlm.
164

13
yang agama dan akhlaknya kamu ridhai, maka kawinkanlah ia. Jika
kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan menjadi fitnah dimuka
bumi ini dan tersebarlah kerusakan .” (HR. Tirmidzi)
Berdasarkan hadits tersebut, maka jelaslah bahwa hal yang
paling penting dalam memilih calon suami adalah dari agama yang
dianutnya dan akhlak yang dimilikinya.

2. Fase Perkawinan/Pernikahan
Ada beberapa aspek yang dijelaskan oleh syari’at Islam yang
berhubungan dengan anjuran pernikahan/perkawinan antara lain :
a. Perkawinan merupakan Sunnah Rasul
Sabda Nabi: “Siapa saja yang mampu menikah, namun ia tidak menikah
maka tidaklah termasuk golonganku.” (HR. Thabrani dan Baihaki).
b. Perkawinan untuk ketentraman kasih sayang
Firman Allah:“Dan di antara tanda – tanda kekuasaan-Nya ialah, Dia
menciptakan untukmu istri – istri dari jenismu sendiri supaya kamu
cenderung tenteram kapadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa
kasih sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar–benar terdapat
tanda – tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar Rum : 21)
c. Perkawinan untuk mendapatkan keturunan.
d. Perkawinan untuk memelihara pandangan dan menjaga kemaluan dari
kemaksiatan.
e. Setelah calon dipilih, diadakan peminangan dan selanjutnya dilaksanakan
pernikahan dengan Walimatul al-Ursy nya. Yang menarik dari pernikahan
dalam Islam adalah dibacakannya khutbah nikah sebelum ijab qabul.
Dalam khutbah nikah, terkandung nilai-nilai pendidikan, antara lain :

a. Peningkatan amal dan iman


b. Pergaulan yang baik antara suami dengan istri
c. Kerukunan dalam berumah tangga
d. Memelihara sillaturrahim
e. Mawas diri/berhati-hati dalam segala tindak dan perilaku

2
3. Fase Kehamilan

Salah satu tujuan berumah tangga adalah untuk mendapatkan


keturunan, karena itu seorang istri mengharapakan ia dapat melahirkan
seorang anak. Sebagai tanda seorang istri akan memiliki anak adalah
melalui proses kehamilan selama lebih kurang 9 bulan.
Menurut Sabda Nabi, masa kehamilan memiliki beberapa tahapan, yaitu :

a. Tahap Nuthfah
Pada tahap ini, calon anak masih dalam bentuk cairan sperma dan sel
telur. Tahap ini berlangsung selama 40 hari.
b. Tahap ‘Alaqah Setelah berumur 80 hari, cairan tersebut berkembang bagaikan
segumpal darah kental dan bergantung pada dinding rahim ibu.

c. Tahap Mudghah Setelah berumur 120 hari, segumpal darah tadi berkembang
menjadi segumpal daging. Pada masa inilah, calon bayi telah siap menerima
hembusan ruh dari Malaikat utusan Allah.

Dalam fase kehamilan ini, ada beberapa kewajiban seorang wanita yang sedang
mengandung. Yaitu:
a) Memakan makanan yang bergizi.
b) Menghindari benturan-benturan.
c) Menjauhi minuman keras, merokok, dan berbagai jenis makanan
yang diharamkan Allah SWT.
d) Menjaga rahim dengan baik.

C. Pendidikan Islam masa Bayi

Fase bayi Fase bayi ialah fase masa kehidupan manusia terhitung dari
saat kelahiran sampai kirakira berumur dua tahun. Perkembangan yang
menonjol pada saat itu adalah pendengaran. Firman Allah ”Dia yang
menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan
hati, tetapi amat sedikit kamu bersyukur”.Hal yang harus dilakukan orang tua
terhadap anaknya:
1. Mengeluarkan zakat fitrah.
2. Mendapat hak waris.
3. Menyampaikan kabar gembira dan ucapan selamat atas kelahiran.

13
4. Menyuarakan azan dan iqamah di telinga bayi.
5. Aqiqah.
6. Memberi nama.

D. Pendidikan Islam masa Kanak-Kanak

Fase kanak-kanak Fase kanak-kanak disebut sebagai masa estetika, masa


indera, dan masa menentang orang tua. Ada beberapa tahapan sesuai dengan
perkembangan jiwa anak yaitu :

1. Usia anak 0 – 3 tahun


Pada anak usia 0-3 tahun yang dapat dilakukan kedua orang tua
adalah memberikan suasana kehidupan yang agamis seperti yang dianjurkan
oleh Rasulullah SAW, seperti8 :
a. Membaca adzan pada telinga kanan dan iqomat pada telinga kiri sang bayi
pada saat baru dilahirkan.
b. Disembelihkan aqiqah, disamping sebagai rasa syukur atas kelahiran
anak, juga mengajarkan kepada anak agar suka bersedekah dan pandai
bersyukur.
c. Memberikan nama kepada anak dengan nama yang baik.
d. Anak dicukur rambutnya/dibersihkan dari kotorannya.
e. Setelah sampai usia 3 tahun, hendaknya selalu diberikan suasana agamis
dan dibiasakan mendengarkan bacaan al-qur’an.
Pada masa ini disebut juga dengan fase bayi (masa mulut/oral
phrase). Disebut demikian karena bayi dapat mencapai ppemuasan kebutuhan
hidupnya dengan menggunakan mulut. Ciri pada masa mulut yaitu 9:

a. Pada bulan pertama bayi senang tidur sehingga disebut si penidur.


b. Hidupnya hanya makan, tidur, dan dibersihkan
c. Seakan-akan belum ada hubungan dengan luar.
d. Bila bangun tidur, akan bergerak secara spontan.

8
Syarifuddin,M Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2 No. 2 (2012), hal. 101
9
Fikri Ardiansyah, Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika. GRAVITY Vol. 3 No.
1 (2017), hal. 56.

2
2. Usia 3 – 7 tahun
Pada usia ini, anak sudah benar-benar dapat mulai dididik karena
dalam perkembangan jiwanya sudah mulai mengenal bahasa. Bahkan, sesuai
dengan pendapat-pendapat ahli ilmu jiwa agama mengatakan, pada usia 3-4
tahun, anak sudah mulia mengenal tahun.
Upaya pendidikan Islam yang dapat diberikan pada usia ini antara lain :

a. Anak-anak mulai dilatih dan dibiasakan melakukan ajaran Islam yang


bersifat praktis dan mudah
b. Mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibu dengan pengenalan kepada
Tuhan, Allah Swt.

Karakter anak pada fase ini adalah:

a. Dapat mengontrol tindakannya.


b. Selalu ingin bergerak.
c. Berusaha mengenal lingkungan sekeliling.
d. Perkembangan yang cepat dalam berbicara.
e. Senantiasa ingin memiliki sesuatu.
f. Mulai membedakan antara yang benar dan yang salah.
g. Mulai mempelajari perilaku social.

3. Usia 7-13 tahun


Pada usia ini anak sudah mulai memasuki SD karena sudah mulai
dapat menggunakan pikiran/rasionya10. Dalam upaya pendidikan Islam,
Rasulullah telah mengajarkan mengajarkan pada hadits yang
artinya : “Suruhlah anak-anak melakukan melakukan ibadah shalat pada
usia 7 tahun dan bilamana smapai usia 10 tahun belum shalat, maka pukullah
ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya.”

Karakteristik anak pada usia dini :

a. Anak mulai bersekolah


b. Guru mulai menjadi pujaan
c. Gigi tetap mulai tumbuh

10
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: CV Ramadhani, 1986), hlm. 80

13
d. Anak mulai gemar membaca
e. Anak mulai malu apabila auratnya dilihat orang
f. Hubungan anak dan ayah semakin erat
g. Anak suka sekali menghafal

Tugas orang tua pada anak-anak usia tersebut adalah :

a. Memasukkan anaknya ke sekolah yang tidak berbeda keyakinan.


b. Tetap mengawasi dan membimbing amaliyah agama sang anak.
c. Memberikan perhatian dan kasih sayang serta memberi kesempatan
pada anaknya mengemukakan pendapat.
d. Memonitor pergaulan anak diluar rumah.
e. Menyediakan alat-alat atau fasilitas yang diperlukan dalam pendidikan
agama.

E. Pendidikan Islam masa Remaja

Fase dimana usia anak telah mencapai usia muda, yang ditandai dengan mimpi
bagi laki-laki dan haid bagi perempuan. Pada saat ini anak telah memiliki kesadaran
penuh akan dirinya, sehingga ia diberi beban taklif (tanggung jawab). Fase ini disebut
juga fase ‘aqil fase tingkah laku intelektual seorang mencapai kondisi puncak
sehingga mampu membedakan perilaku yang benar dan salah, baik dan buruk. Fase
ini dimulai sekitar 15-40 tahun11.
Menurut Zulkifli L, orang barat menyebutkan remaja itu dengan istilah
“puber” sedangkan orang amerika menyebutkan “Adolesen” keduanya merupakan
masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Sedangkan dinegara kita ada yang
menyebutkan dengan “akil baligh“, “pubertas“ dan yang paling banyak menyebutkan
dengan istilah remaja12.
Fase remaja Awal remaja ditandai dengan dimulainya keguncangan, baik bagi
laki-laki maupun perempuan. Proses terbentuknya pedirian hidup dipandang sebagai
penemuan nilai-nilai hidup. Menurut Sumardi Suryabrata proses tersebut melalui tiga
langkah :

a. Karena tidak ada pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang dianggap


bernilai, pantas dihargai dan dipuja.
b. Pada taraf kedua, objek pemujaan itu telah mulai lebih jelas, yaitu pribadi
pribadi yang dianggap mendukung sesuatu nilai.

11
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, hlm. 26
12
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: CV Ramadhani, 1986), hlm. 86

2
c. Pada taraf yang ketiga, si remaja telah dapat menghargai nilai-nilai lepas
daripendukungnya.

F. Pendidikan Islam masa Dewasa

Fase dewasa Usia dewasa dimulai sejak berakhirnya


kegoncangan- kegoncangan kejiwaan pada masa remaja. Maka uasia
dewasa dikatakan masa ketenangan jiwa, ketetapan hati dankemanan
yang tegas. Fase-fasenya yaitu :

a. Fase dewasa dini, yaitu masa pencarian kemantapan, yaitu suau masa yang
penuh dengan masalah dan ketegangan emosional.
b. Fase dewasa madya, (40-60 tahun), masa ini ditandai dengan adanya
perubahanperubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi
penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti dengan penurunan daya ingat.
c. Fase dewasa akhir, ciri-ciri fase dewasa akhir merupakan periode
kemunduran, perbedaan individual, usia tua dinilai dengan kriteria yang
berbeda.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Masa Prakonsepsi merupakan masa persiapan individu dewasa menuju masa


konsepsi atau dikenal dengan istilah pernikahan yang bertujuan untuk
membentuk generasi-generasi atau keturunan yang diinginkan dan yang sesuai
dengan tuntunan zaman.
2. Masa Pranatal adalah pendidikan sebelum masa melahirka. Masa ini ditandai
dengan fase pemilihan jodoh, pernikahan, dan kehamilan.

2
3. Masa Bayi ialah fase kehidupan manusia terhitung dari saat kelahiran sampai
kira-kira berumur 2 tahun. Perkembangan yang menonjol pada saat masa ini
adalah pendengaran.
4. Masa Kanak-kanak disebut masa estetika. Beberapa tahapan pada masa
ini.Usia anak 0-3 tahun,Usia 3-7 tahun,Usia 7-13 tahun.
5. Masa Remaja merupakan fase dimana usia anak telah mencapai usia muda,
yang ditandai dengan mimpi basah bagi laki-laki, dan haid bagi perempuan.
Pada saat ini anak telah memiliki kesadaran penuh akan dirinya, sehingga ia
memiliki beban taklif (tanggung jawab).
6. Masa Dewasa merupakan fase dimana mulai berakhirnya kegoncangan-
kegoncangan kejiwaan, ketetapan hati, dan keamanan yang tegas.

B. SARAN

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang


telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini hingga
kami dapat mengaplikasikan kemampuan kami di dalam makalah ini, tidak
lupa kami ucapkan  terima kasih kepada bapak dosen yang telah membimbing
dan mengawasi proses pembuatan makalah ini, serta teman-teman yang telah
mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Kami mohon maaf apabila didalam makalah ini terdapat beberapa
kesalahan dan beberapa kekurangan. Kritik dan saran yang dapat membangun
agar Makalah ini lebih baik sangat kami butuhkan

DAFTAR PUSTAKA

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik

Hussein Bahreisj, Al Jamius Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya : CV. Karya Utama)
Mansur, Mendidik anak sejak dalam kandungan,( Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Muliya, 2002)
Yusuf Muhammad al Hasan, (M. Yusuf Harun MA), Al Wajiz Fi at Tarbiyah,

Pendidikan Anak dalam Islam

13
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: CV Ramadhani, 1986)

Anda mungkin juga menyukai