Disusun oleh :
Kelompok VI
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Periodisasi Pendidikan Islam. Shalawat serta
salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw
yang telah menunjukkan jalan yang benar yakni agama Islam.
Dalam penyelesaian makalah kesulitan belajar ini, penulis mendapatkan bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak hingga makalah ini bisa terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, akan
tetapi harapan penulis dengan bantuan para pembaca akan dapat menuju ke arah yang lebih
baik, karena itu penulis mengharapkan kritik, saran, ataupun nasihat yang berguna bagi
perbaikan selanjutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai penulis sendiri
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Penilitian...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 13
ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan karakter manusia. Sebagai suatu proses,
pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat saja. Tetapi proses pendidikan harus
berlangsung secara berkelanjutan. Dari sini lah kemudian muncul istilah pendidikan
sepanjang hayat (life ling education), dan ada juga yang menyebut pendidikan terus menerus
(continuing education).
Istilah islam sendiri telah menggariskan tentang proses pendidikan sepanjang hayat. Dalam
suatu riwayat, Rasulullah SAW bersabda: “tuntutlah ilmu sejak masih dalam ayunan hingga
dimasukkan dalam liang kubur”. Bahkan bila diteliti labih jauh lagi, ternyata ditemukan
beberapa ayat al-qur’an dan hadist Rasulullah yang tampak memberikan isyarat adanya
proses pendidikan. Menurut hadist pemilihan jodoh (suami/istri) sebagai awal proses
pendidikan, atau setidak-tidaknya dianggap sebagai masa persiapan proses pendidikan.
Begitu pula akhir dari proses pendidikan pada saat berpisahnya nyawa dengan badan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan latar belakang di atas maka kami merumuskan hal-hal
sebagai berikut:
1. Apa itu Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi?
2. Apa itu Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah)?
3. Bagaimana Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis paparkan beberapa tujuannya
yakni sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pendidikan Islam masa Pra Konsepsi.
2. Untuk mengetahui pendidikan Islam masa Prantal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah).
3. Untuk mengetahui Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Widayah).
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan yang dimulai
ketika seseorang memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah terjadinya pembuahan
dalam rahim sang ibu. Dalam kaitannya dengan hal ini, Islam telah mengajarkan hal-hal
berikut :
“Wanita itu dikawini karena empat hal, yaitu karena kekayaannya, kecantikannya,
keturunannya, dan karena agamanya, kamu pasti akan hidup bahagia.”
Berdasarkan hadits ini, sangatlah jelas bagaimana kita harus memilih calon pasangan hidup.
Agama dan akhlak merupakan dua hal yang paling utama. Setelah kedua hal ini barulah
faktor-faktor lain dipertimbangkan.
2. Mencari rizki dan makanan yang halal. Seperti disebutkan dalam Q.S. An Nahl :114,
yang artinya :
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan
syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
Apa yang kita konsumsi sehari-hari itu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
keturunan, baik itu fisik maupun mental. Selain itu, menurut disiplin ilmu biologi, makanan
yang baik dan bergizi itu memiliki pengaruh yang besra terhadap pematangan ovum dan
spermatozoa yang kemudian akan menjadi janin yang sehat dan kuat.
2
B. Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah)
Pendidikan Pranatal adalah pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini ditandai dengan
fase pemilihan jodoh, pernikahan, dan kehamilan.
Fase ini adalah persiapan bagi seseorang yang sudah dewasa untuk menghadapi hidup baru
yaitu berkeluarga. Salah satu pendidikan yang dimiliki oleh seseorang yang sudah dewasa itu
adalah masalah pemilihan jodoh yang tepat. Sebab masalah ini mempengaruhi terhadap
kebahagiaan rumah tangga nantinya.
Berkenaan dengan pemilihan jodoh dalam perkawinan, Syariat Islam telah meletakkan kaidah
– kaidah dan hukum – hukum bagi masing – masing pelamar dan yang dilamar, yang apabila
petunjuknya itu dilaksanakan maka perkawinan itu akan berada pada puncak keharmonisan,
kecintaan dan keserasian.
Rasulullah SAW telah memberikan gambaran dalam hadisnya mengenai pemilihan calon istri
atau suami. Berikut ini adalah beberapa hadis yang berkenaan dengan pemilihan jodoh di
antaranya :
Artinya :
Tidak akan saling bercinta-cintaan dua yang karena Allah SWT., kecuali yang lebih utama
antara keduanya yaitu bagi yang lebih hebat cintanya yang satu terhadap yang lainnya. (HR.
Bukhari).
Artinya :
3
Wanita itu dinikahi karna empat pertimbangan; karena hartanya, keturunannya,
kecantikannya, dan karena agamanya. Dapatkanlah wanita yang memiliki agama, akan
beruntunglah kamu. (HR. Bukhari Muslim).
Artinya :
Dunia ini adalah perhiasan, sebaik-baiknya perhiasan adalahwanita yang shalehah. (HR.
Muslim)
Artinya :
Seleksi untuk air mani (calon istri) kamu sekalian dan kawinlah oleh kamu sekalian orang-
orang yang sama derajatnya (HR. Daruquthni dan Ibnu Majah).
Artinya :
Kawinlah olehmu sekalian gadis-gadis. Sebab mereka itu lebih manis pembicaraannya, lebih
banyak melahirkan anak, lebih sedikittuntunan dan tipuanserta lebih menyukai kemudahan.
(HR. Ibnu Majah dan Baihagi).
Dari penjelasan hadis Rasulullah diatas, maka dapatlah diambil beberapa syarat yang penting
untuk memilih calon istri diantaranya:
4
b. Pemilihan Calon Suami
Tidak banyak hadits yang menyebutkan tentang pemilihan calon suami sebagaimana halnya
memilih calon istri. Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Apabila kamu sekalian didatangi seseorang yang agama dan akhlaknya kamu ridhai, maka
kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan menjadi fitnah
dimuka bumi ini dan tersebarlah kerusakan .” (HR. Tirmidzi)
Berdasarkan hadits tersebut, maka jelaslah bahwa hal yang paling penting dalam memilih
calon suami adalah dari agama yang dianutnya dan akhlak yang dimilikinya.
2. Fase Perkawinan/Pernikahan
Ada beberapa aspek yang dijelaskan oleh syari’at Islam yang berhubungan dengan anjuran
pernikahan/perkawinan antara lain :
Sabda Nabi:
“Siapa saja yang mampu menikah, namun ia tidak menikah maka tidaklah termasuk
golonganku.” (HR. Thabrani dan Baihaki)
Firman Allah:
“Dan di antara tanda – tanda kekuasaan-Nya ialah, Dia menciptakan untukmu istri – istri dari
jenismu sendiri supaya kamu cenderung tenteram kapadanya, dan dijadikan-Nya di antara
kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar – benar terdapat tanda –
tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar Rum : 21)
Setelah calon dipilih, diadakan peminangan dan selanjutnya dilaksanakan pernikahan dengan
Walimatul al-Ursy nya. Yang menarik dari pernikahan dalam Islam adalah dibacakannya
khutbah nikah sebelum ijab qabul.
3. Fase Kehamilan
Salah satu tujuan berumah tangga adalah untuk mendapatkan keturunan, karena itu seorang
istri mengharapakan ia dapat melahirkan seorang anak. Sebagai tanda seorang istri akan
memiliki anak adalah melalui proses kehamilan selama lebih kurang 9 bulan.
a. Tahap Nuthfah
Pada tahap ini, calon anak masih dalam bentuk cairan sperma dan sel telur. Tahap ini
berlangsung selama 40 hari.
b. Tahap ‘Alaqah
Setelah berumur 80 hari, cairan tersebut berkembang bagaikan segumpal darah kental
dan bergantung pada dinding rahim ibu.
c. Tahap Mudghah
Setelah berumur 120 hari, segumpal darah tadi berkembang menjadi segumpal daging.
Pada masa inilah, calon bayi telah siap menerima hembusan ruh dari Malaikat utusan
Allah.
6
Ada tiga faktor yang perlu dibicarakan berkaitan dengan proses pendidikan.
Yaitu, Pertama harus diyakini bahwa periode ini berawal dari adanya kehidupan. Hal ini
dinyatakan dengan adanya perkembangan yang berawal dari nuthfah sampai menjadi
mudghah, yang kemudian menjadi seorang bayi.
Kedua, setelah berbentuk daging (mudghah), Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh
kepadanya. Tamapaknya, ruh inilah yang menjadi tahap awal bergeraknya kehidupan psikis
manusia.
Disisi lain, perkembanagan psikis manusia juga dipengaruhi oleh kegembiraan ataupun
penderitaan yang dialami oleh sang ibu. Kebahagiaan, kelincahan ataupun kesedihan,
kemurungan yang ditunjukkan oleh sanh ibu ketika mengandung akan tercermin kepada
tingkah laku bayi yang dilahirkan.
Ketiga, aspek yang paling penting adalah aspek agama. Naluri agama sebenarnya sudah ada
pada setiap individu jauh sebelum kelahirannya didunia nyata.
Dalam fase kehamilan ini, ada beberapa kewajiban seorang wanita yang sedang
mengandung. Yaitu:
Proses pendidikan konsepsi ini dilaksanakan secara tidak langsung. Yaitu sebagai berikut:
Pendidikan pasca natal yaitu pendidikan yang dimulai semenjak lahirnya anak samapai
mereka dewasa, bahkan sampai meninggal dunia yang kita kenal dengan pendidikan seumur
hidup.
Dalam upaya pengembangan pendidikan agama dalam keluarga, Rasulullah SAW telah
memberikan tuntunan kepada kita agar mendidik anak sesuai dengan perkembangan jiwanya.
Ada beberapa tahapan sesuai dengan perkembangan jiwa anak yaitu :
8
Pada masa ini disebut juga dengan fase bayi (masa mulut/oral phrase). Disebut
demikian karena bayi dapat mencapai ppemuasan kebutuhan hidupnya dengan menggunakan
mulut. Cirri pada masa mulut yaitu :
2. Usia 3 – 7 tahun
Pada usia ini, anak sudah benar-benar dapat mulai dididik karena dalam
perkembangan jiwanya sudah mulai mengenal bahasa. Bahkan, sesuai dengan
pendapat-pendapat ahli ilmu jiwa agama mengatakan, pada usia 3-4 tahun, anak
sudah mulia mengenal tahun.
Upaya pendidikan Islam yang dapat diberikan pada usia ini antara lain :
a. Anak-anak mulai dilatih dan dibiasakan melakukan ajaran Islam yang bersifat
praktis dan mudah
b. Mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibu dengan pengenalan kepada
Tuhan, Allah Swt.
3. Usia 7-13 tahun
Pada usia ini anak sudah mulai memasuki SD karena sudah mulai dapat
menggunakan pikiran/rasionya. Dalam upaya pendidikan Islam, Rasulullah telah
mengajarkan mengajarkan pada hadits yang artinya :
“Suruhlah anak-anak melakukan melakukan ibadah shalat pada usia 7 tahun dan
bilamana smapai usia 10 tahun belum shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah
tempat tidurnya.”
9
Karakteristik anak pada usia dini :
4. Masa Remaja
Masa ini berlangsung dari umur 12-21 tahun. Pada masa remaja ini ditandai dengan
adanya perubahan yang menyangkut gender sehingga sering juga disebut dengan
peralihan dari aseksual menjadi seksual.
Selain itu, terjadi pula perubahan fisik dan perubahan psikis. Proses terbentuknya
pendirian atau pandangan hidup dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai hidup
didalam eksplorasi remaja.
Menurut Sumardi Suryabrata, proses tersebut mulai tiga langkah. Yaitu :
1. Karena tidak ada pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang dianggap
bernilai, pantas, dihargai, dan dipuja.
2. Pada taraf yang kedua, objek pemujaan telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi
yang dipandangnya mendukung sesuatu nilai.
10
3. Pada taraf ketiga, si remaja telah dapat menghargai nilai-nilai lepas dari
pendukungnya, nilai sebagai hal yang abstrak.
5. Masa Dewasa
a. Dewasa dini
Yaitu masa pencarian kemantapan dan masa produktif, yaitu suatu maasa yang
penuh masalah dan ketenangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen
dan masa ketergantungan.
b. Dewasa Madya
Fase ini dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun,masa tersebut
ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada masa 60 tahun
biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik sering pula diikuti oleh penurunan daya
ingat.
c. Dewasa Akhir
Adapun ciri-ciri usia lanjut ini adalah:
1) Merupakan periode kemunduran
2) Perbedaan individual pada efek menua
3) Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Periodesasi pendidikan Islam dibagi manjadi 3 fase yakni:
12
DAFTAR PUSTAKA
http://mayuzta.blogspot.com/2015/06/periodesasi-dalam-pendidikan-islam.html
https://www.academia.edu/15163377/
MAKALAH_PERIODISASI_SEJARAH_PENDIDIKAN_ISLAM_SUPERVISI_PE
NDIDIKAN_ISLAM_GPAI_2015
https://www.coursehero.com/file/76854703/PEMBAHASAN-IPI-TENTANG-
PERIODESASI-PENDIDIKAN-ISLAMdocx/
13