Anda di halaman 1dari 4

Periodesasi Pendidikan Islam

Menurut konsep pendidikan Islam, pendidikan agama dalam keluarga dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pendidikan prenatal dan pendidikan pasca natal, dan pendidikan konsepsi. A. Pendidikan Pra Konsepsi Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan yang dimulai ketika seseorang memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah terjadinya pembuahan dalam rahim sang ibu. Dalam kaitannya dengan hal ini, Islam telah mengajarkan hal-hal berikut : 1. Dalam memilih pasangan hidup, Islam mengajarkan agar mengutamakan pengetahuan agamanya yang sama-sama beragama Islam, dan juga memiliki perangai dan tingkah laku yang baik. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya : Wanita itu dikawini karena empat hal, yaitu karena kekayaannya, kecantikannya, keturunannya, dan karena agamanya, kamu pasti akan hidup bahagia. Berdasarkan hadits ini, sangatlah jelas bagaimana kita harus memilih calon pasangan hidup. Agama dan akhlak merupakan dua hal yang paling utama. Setelah kedua hal ini barulah faktor-faktor lain dipertimbangkan. 2. Mencari rizki dan makanan yang halal. Seperti disebutkan dalam Q.S. An Nahl :114, yang berbunyi Artinya : Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. Apa yang kita konsumsi sehari-hari itu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keturunan, baik itu fisik maupun mental. Selain itu, menurut disiplin ilmu biologi, makanan yang baik dan bergizi itu memiliki pengaruh yang besra terhadap pematangan ovum dan spermatozoa yang kemudian akan menjadi janin yang sehat dan kuat. B. Pendidikan Pre-Natal Pendidikan prenatal merupakan pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini ditandai dengan tiga fase, yaitu fase pemilihan jodoh, pernikahan dan kehamilan. 1. Fase Pemilihan Jodoh Fase ini merupakan fase persiapan bagi seseorang yang telah dewasa untuk menghadapi hidup baru, yaitu berkeluarga. Berkenaan dengan hal ini, syariat Islam telah meletakkan kaidah dan hokum bagi masing-masing pelamar dan yang dilamar, yaitu syarat yang penting dalam pemilihan calon istri dan calon suami. a. Syarat pemilihan calon istri 1. Memilih wanita karena agamanya/wanita shalehah Hal ini berdasarkan Sabda Rasulullah SAW, yang artinya Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah. 2. Wanita yang hidup di lingkungan yang baik. 3. Wanita yang jauh keturunannya dan jangan memilih yang dekat. 4. Wanita yang gadis dan subur (dapat melahirkan) b. Syarat pemilihan calon suami Tidak banyak hadits yang menyebutkan tentang pemilihan calon suami sebagaimana halnya memilih calon istri. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : Apabila kamu sekalian didatangi seseorang yang agama dan akhlaknya kamu ridhai, maka kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan menjadi fitnah dimuka bumi ini dan tersebarlah kerusakan . (HR. Tirmidzi) Berdasarkan hadits tersebut, maka jelaslah bahwa hal yang paling penting dalam memilih calon suami adalah dari agama yang dianutnya dan akhlak yang dimilikinya.

2.

Fase Perkawinan atau Pernikahan Ada beberapa aspek yang dijelaskan oleh syariat Islam yang berhubungan dengan anjuran pernikahan/perkawinan antara lain : a. Perkawinan merupakan Sunnah Rasul b. Perkawinan untuk ketentraman kasih sayang c. Perkawinan untuk mendapatkan keturunan d. Perkawinan untuk memelihara pandangan dan menjaga kemaluan ddari kemaksiatan Setelah calon dipilih, diadakan peminangan dan selanjutnya dilaksanakan pernikahan dengan Walimatul al-Ursy nya. Yang menarik dari pernikahan dalam Islam adalah dibacakannya khutbah nikah sebelum ijab qabul. Dalam khutbah nikah, terkandung nilai-nilai pendidikan, antara lain : 1. Peningkatan amal dan iman 2. Pergaulan yang baik antara suami dengan istri 3. Kerukunan dalam berumah tangga 4. Memelihara sillaturrahim 5. Mawas diri/berhati-hati dalam segala tindak dan perilaku 3.

Fase Kehamilan Salah satu tujuan rumah tangga adalah untuk mendapatkan seorang anak (keturunan). Karena itu, seorang istri berharap agar ia dapat melahirkan seorang anak. Untuk memiliki seorang anak dibutukhan proses selama sembilan bulan mengandung. Menurut Sabda Nabi, masa kehamilan memiliki beberapa tahapan, yaitu : a. Tahap Nuthfah Pada tahap ini, calon anak masih dalam bentuk cairan sperma dan sel telur. Tahap ini berlangsung selama 40 hari. b. Tahap Alaqah Setelah berumur 80 hari, cairan tersebut berkembang bagaikan segumpal darah kental dan bergantung pada dinding rahim ibu. c. Tahap Mudghah Setelah berumur 120 hari, segumpal darah tadi berkembang menjadi segumpal daging. Pada masa inilah, calon bayi telah siap menerima hembusan ruh dari Malaikat utusan Allah. Ada tiga faktor yang perlu dibicarakan berkaitan dengan proses pendidikan. Yaitu, pertama harus diyakini bahwa periode ini berawal dari adanya kehidupan. Hal ini dinyatakan dengan adanya perkembangan yang berawal dari nuthfah sampai menjadi mudghah, yang kemudian menjadi seorang bayi. Kedua, setelah berbentuk daging (mudghah), Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya. Tamapaknya, ruh inilah yang menjadi tahap awal bergeraknya kehidupan psikis manusia. Disisi lain, perkembanagan psikis manusia juga dipengaruhi oleh kegembiraan ataupun penderitaan yang dialami oleh sang ibu. Kebahagiaan, kelincahan ataupun kesedihan, kemurungan yang ditunjukkan oleh sanh ibu ketika mengandung akan tercermin kepada tingkah laku bayi yang dilahirkan. Ketiga, aspek yang paling penting adalah aspek agama. Naluri agama sebenarnya sudah ada pada setiap individu jauh sebelum kelahirannya didunia nyata. Dalam fase kehamilan ini, ada beberapa kewajiban seorang wanita yang sedang mengandung. Yaitu, Memakan makanan yang bergizi Menghindari benturan-benturan Menjauhi minuman keras, merokok, dan berbagai jenis makanan yang diharamkan Allah SWT Menjaga rahim dengan baik Proses pendidikan konsepsi ini dilaksanakan secara tidak langsung. Yaitu sebagai berikut : 1. Seorang ibu yang telah hamil harus mendoakan anaknya 2. Ibu harus selalu menjaga dirinya agar tetap memakan makanan dan minuman yang halal 3. Ikhlas mendidik anak 4. Memenuhi kebutuhan istri Menurut Baihaqi A.K ada beberapa kebutuhan istri yang harus dipenuhi. Misalnya, kebutuhan untuk diperhatikan, kasih sayang, makanan ekstra, mengabulkan beberapa kemauan yang aneh, ketenangan, pengharapan, perawatan, dan keindahan.

5. 6.

Taqarrub kepada Allah melalui ibadah wajib dan sunah Kedua orang tua berakhlak mulia. Akhlak mulia yang harus menjadi hiasan kedua orang tua antara lain, kasih sayang, sopa, lembut, pemaaf dan rukun. Menurut Zakiah Daradjad, proses pendidikan akan lebih berpengaruh kepada anak apabila diamalkan langsung oleh orang tuanya selama janin ada dalam kandungan. Kontak psikis secara langsung antara orang tua, terutama ibu dengan si janinlah yang sebenarnya disebut dengan pendidikan pada masa kehamilan. C. Pendidikan Pasca Natal Pendidikan pasca natal yaitu pendidikan yang dimulai semenjak lahirnya anak samapai mereka dewasa, bahkan sampai meninggal dunia yang kita kenal dengan pendidikan seumur hidup. Dalam upaya pengembangan pendidikan agama dalam keluarga, Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan kepada kita agar mendidik anak sesuai dengan perkembangan jiwanya. Ada beberapa tahapan sesuai dengan perkembangan jiwa anak yaitu : 1. Usia anak 0-3 tahun Pada anak usia 0-3 tahun yang dapat dilakukan kedua orang tua adalah memberikan suasana kehidupan yang agamis seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, seperti : a. Membaca adzan pada telinga kanan dan iqomat pada telinga kiri sang bayi pada saat baru dilahirkan. b. Disembelihkan aqiqah, disamping sebagai rasa syukur atas kelahiran anak, juga mengajarkan kepada anak agar suka bersedekah dan pandai bersyukur. c. Memberikan nama kepada anak dengan nama yang baik. d. Anak dicukur rambutnya/dibersihkan dari kotorannya. e. Setelah sampai usia 3 tahun, hendaknya selalu diberikan suasana agamis dan dibiasakan mendengarkan bacaan al-quran. Pada masa ini disebut juga dengan fase bayi (masa mulut/oral phrase). Disebut demikian karena bayi dapat mencapai ppemuasan kebutuhan hidupnya dengan menggunakan mulut. Cirri pada masa mulut yaitu : a. Pada bulan pertama bayi senang tidur sehingga disebut si penidur b. Hidupnya hanya makan, tidur, dan dibersihkan c. Seakan-akan belum ada hubungan dengan luar. d. Bila bangun tidur, akan bergerak secara spontan. 2. Usia 3-7 tahun Pada usia ini, anak sudah benar-benar dapat mulai dididik karena dalam perkembangan jiwanya sudah mulai mengenal bahasa. Bahkan, sesuai dengan pendapatpendapat ahli ilmu jiwa agama mengatakan, pada usia 3-4 tahun, anak sudah mulia mengenal tahun. Upaya pendidikan Islam yang dapat diberikan pada usia ini antara lain : a. Anak-anak mulai dilatih dan dibiasakan melakukan ajaran Islam yang bersifat praktis dan mudah b. Mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibu dengan pengenalan kepada Tuhan, Allah Swt. Karakter anak pada fase ini 1. Dapat mengontrol tindakannya 2. Selalu ingin bergerak 3. Berusaha mengenal lingkungan sekeliling 4. Perkembangan yang cepat dalam berbicara 5. Senantiasa ingin memiliki sesuatu 6. Mulai membedakan antara yang benar dan yang salah 7. Mulai mempelajari perilaku sosial 3. Usia 7-13 tahun Pada usia ini anak sudah mulai memasuki SD karena sudah mulai dapat menggunakan pikiran/rasionya. Dalam upaya pendidikan Islam, Rasulullah telah mengajarkan mengajarkan pada hadits yang artinya : Suruhlah anak-anak melakukan melakukan ibadah shalat pada usia 7 tahun dan bilamana smapai usia 10 tahun belum shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya. Karakteristik anak pada usia dini :

a. Anak mulai bersekolah b. Guru mulai menjadi pujaan c. Gigi tetap mulai tumbuh d. Anak mulai gemar membaca e. Anak mulai malu apabila auratnya dilihat orang f. Hubungan anak dan ayah semakin erat g. Anak suka sekali menghafal Tugas orang tua pada anak-anak usia tersebut adalah : a) Memasukkan anaknya ke sekolah yang tidak berbeda keyakinan b) Tetap mengawasi dan membimbing amaliyah agama sang anak c) Mmemberikan perhatian dan kasih sayang serta memberi kesempatan pada anaknya mengemukakan pendapat d) Memonitor pergaulan anak diluar rumah e) Menyediakan alat-alat atau fasilitas yang diperlukan dalam pendidikan agama 4. Masa Remaja Masa ini berlangsung dari umur 12-21 tahun. Pada masa remaja ini ditandai dengan adanya perubahan yang menyangkut gender sehingga sering juga disebut dengan peralihan dari aseksual menjadi seksual. Selain itu, terjadi pula perubahan fisik dan perubahan psikis. Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai hidup didalam eksplorasi remaja. Menurut Sumardi Suryabrata, proses tersebut mulai tiga langkah. Yaitu : a. Karena tidak ada pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang dianggap bernilai, pantas, dihargai, dan dipuja. b. Pada taraf yang kedua, objek pemujaan telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi yang dipandangnya mendukung sesuatu nilai. c. Pada taraf ketiga, si remaja telah dapat menghargai nilai-nilai lepas dari pendukungnya, nilai sebagai hal yang abstrak 5. Masa Dewasa Masa ini dibagi ke dalam tiga tahap, yakni : a. Dewasa dini b. Dewasa Madya c. Dewasa Akhir Sejalan dengan tingkat perkembangan usianya, Jalaludin mengatakan bahwa sikap keagamaan pada orang dewasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan yang matang, bukan hanya sekedar ikut-ikutan b. Cenderung bersifat realis c. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma agama dan berusaha untuk mempelajari dan memperdalam keagamaan d. Tingkat ketaatan agama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab diri e. Bersikap lebih terbuka dan wawasan lebih luas f. Bersikap lebih kritis g. Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kepribadian

Anda mungkin juga menyukai