Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FILOSOFI DAN HIKMAH KURSUS PRA NIKAH

Makalah di ajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti perkuliahan Filsafat Hukum

Islam II

DISUSUN :

MUHAMMAD SYAMIR BIN ANUAR ( 11920115442 )

NUR AMANAH ( 11920123295 )

PUTRI ZULHA HARAHAP (11920122566)

Dosen Pembimbing : Zulfahmi, M.H

JURUSAN HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

T.A 2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah,segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada
kita sehingga dapat merasakan nikmat yang gitu besar yaitu berupa kesehatan dan
kesempayan ini. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan buat baginda nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan menuju alam
yang penuh ilmu pengetahuan.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing mata kuliah Administrasi Peradilan Agama dengan dosen pengampu pak
Zulfahmi, M.H yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga dengan
adanya makalah yang judulnya “Hikmah dan Filosofi Kursus Pra Nikah“ ini dapat
menambahkan pengetahuan kita semua. Aamin ya robbal alamin.
Kita sadari bahwa makalah yang kami susun ini bukanlah merupakan makalah yang
sempurna, oleh karna itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca demi sempurnakan makalah ini.

Pekanbaru, 16 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….


B. Rumusan Masalah……………………………………………………….
C. Batasan Masalah………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kursus Pra Nikah……………………………………………


B. BP4 sebagai Penyelenggara Kursus Pra Nikah…………………………
C. Hikmah Kursus Pra Nikah

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan organisasi terkecil dalam masyarakat yang akan menjadi


penentu baik-buruknya masyarakat atau generasi yang akan datang. Keluarga menjadi sekolah
pertama bagi setiap individu, oleh karena itu sangat dituntut agar setiap individu
mendapatkan sekolah pertama yang baik yaitu keluarga yang baik, lebih tepatnya Islam
menyebutnya dengan ke luarga sakinah. Keluarga sakinah adalah keluarga yang me
miliki ketenangan minimal suami, istri, dan anak-anak, bukan sakinah salah satu pihak di atas
penderitaan pihak lain. 1 Dalam mewujudkan keluarga sakinah, dibutuhkan pemahaman yang
kuat dari anggota keluarga tersebut khususnya suami dan istri agar dapat membina rumah
tangga dan keluarga yang sakinah. Jika anggota keluarga tidak sepenuhnya paham akan peran
dan kewajiban masing-masing, maka akan sulit untuk menyelesaikan perselisihan atau hal
lain yang menimpa keluarga mereka, dan akhirnya banyak pasangan yang gagal
mempertahankan rumah tangga mereka dan berakhir dengan perceraian.
Sejak Indonesia merdeka, masalah yang menjadi perhatian negara khususnya
Kementerian Agama adalah tingginya jumlah perceraian dibandingkan jumlah pernikahan.
Pada tahun 1950 sampai dengan 1954 pemerintah melakukan penilaian terhadap
statistik Nikah,Talak, dan Rujuk (NTR) seluruh Indonesia dan di temukan fakta bahwa angka
perceraian dan talak mencapai 60% sampai 70%, bahkan angka tersebut lebih besar
dibandingkan dengan angka pernikahan yang terjadi pada waktu itu.2

Secara garis besar, Muharam memapar kan bahwa ada dua penyebab utama ketidak
harmonisan antara lain adalah kekurangan nafkah lahir dan batin. Nafkah lahir ialah
kewajiban pasangan untuk saling menghidupi, misal nya b e r k o ntr ib us i d a la m
p e nge lo la a n e k o no mi rumah tangga. Adapun nafkah batin adalah cara pasangan suami-istri
memperlakukan satu sama lain baik dalam memenuhi kebutuhan biologis maupun sikap dalam
keseharian.3 Dan untuk mengatasi hal ini, pasangan suami-istri harus mendapatkan
pembekalan dan pemahaman terkait hak dan kewajiban dalam rumah tangga dan
sebagainya baik dari pemahaman agama maupun perundang-undangan.

Khoiruddin Nasution, Hukum Perdata (Keluarga) Islam Indonesia dan Perbandingan Hukum Perkawinan di
Dunia Muslim, (Yogyakarta : Academia, 2009), hlm. 226.

Sujiantoko, Peran dan Fungsi BP4 dalam Mediasi Perkawinan di Kabupaten Jepara, skripsi publikasi online,
(Semarang: Akhwalul Syaksiyah ). 2010, hlm. 25.

3
Ahmad Faisal, Efektivitas BP4 dan Perannya dalam Memberikan Penataran atau Bimbingan pada Calon Pengantin ,
hlm. 15.

4
B. Rumusa n Masalah
1. Apa pengertia n dari kursus pra nikah ?
2. Lemabaga apa yang berperan dalam penyele nggar aa n Kursus Pra Nikah ?
3. Apa Hikmah dilakuka nnya Kursus Pra Nikah ?

C. Batasan Masalah

Makalah ini hanya membahas mengenai hikmah dan filosofi kursus pra
nikah.

5
BAB II

PEM BAHASAN

A. Pe nge rtian Kurs us Pra Nikah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah kursus diartikan dengan pelajaran tentang
suatu pengetahuan atau keterampilan yang diberikan pada waktu singkat. 4 Sementara pra
nikah adalah sebelum perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran
agama.5 Sementara pengertian kursus pra nikah menurut istilah dapat dilihat dalam Putusan
Dirjen Bimas Islam No. 542 D.J.II/2013. Dalam Pasal 1 putusan Dirjen ini disebutkan
pengertian Kursus Pran Nikah adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan, dan penumbuhan keasadaran kepada remaja usia nikah tentang kehidupan
rumah tangga dan keluarga.

Usia nikah yang dimaksud dalam definisi disesuaikan dengan usia pernikahan yang
disebutkan dalam UU No. 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan. Pasal 7 UU Perkawinan
tersebut dikatakan bahwa usia nikah adalah laki-laki Muslim berumur sekurang-kurangnya 19
tahun dan perempuan Muslimah 19 tahun. Dalam pasal 7 Peraturan Dirjen No. 542
diperjelaskan bahwa peserta kursus pra nikah adalah remaja usia nikah dan calon pengantin
yang akan melangsungkan perkawinan.

Kursus pra nikah merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan
pemahaman tentang berumahtangga kepada calon pasangan suami istri dan
keterampilan guna mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah serta menekan
tingginya angka perceraian di dalam masyarakat. Adapun yang berwenang untuk
melaksanakan kursus pra nikah adalah Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian
Perkawinan (BP4). BP4 adalah badan atau lembaga atau organisasi yang bersifat semi resmi
yang bernaung di bawah Kementerian Agama yang bergerak dalam bidang pemberian
nasehat perkawinan, perselisihan, dan perceraian.6 Berdasarkan SK Menteri Agama Nomor
85 Tahun 1961 BP4 dikukuhkan sebagai satu- satunya badan yang berusaha dalam bidang
penasehatan perkawinan dan penurunan angka perceraian, dengan status sebagai badan semi
resmi.

4
Departemen Pendidikan Nasioanl, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, hal. 617
5
Departemen Pendidikan Nasioanl, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, hal. 782
6

Harun Nasution et, all, Ensiklopedi Islam “Badan Penasehat Perkawinan, Perselisihan, dan Penyelesaian
Perceraian”, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1993), hlm. 212

6
B. BP4 s e bagai Pe nye le nggara Kurs us Pe rkawinan

Kursus pra nikah merupakan program yang memberikan nasehat atau pelajaran berkaitan
dengan perihal rumah tangga, dan BP4 sebagai konselor perkawinan yang
melaksanakannya bagi setiap calon pasangan suami istri. Jika dilihat dari segi penasehat
perkawinan, sejak zaman Rasulullah saw telah ada kegiatan pemberian nasehat bahkan hukum
terkait perihal keluarga. Sebagaimana yang banyak kita dapati dalam riwayat-riwayat hadis,
antara lain :“Dari Aisyah ra, ia berkata, “Hindun binti „utbah, istri Abu Sufyan,
menemui Rasulullah saw. Seraya berkata, „wahai rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan
adalah seorang laki-laki yang kikir/ pelit, tidak memberikan nafkah k e p a d a k u
d e nga n na fk a h ya ng me nc uk up i untuk ku dan anakku kecuali dari apa yang aku ambil
dari hartanya tanpa sepengetahuannya. Apakah aku berdosa akan hal itu?‟ Rasulullah saw
menjawab, „ambillah dari hartanya dengan cara yang ma‟ruf‟ dengan secukupnya untukmu
dan anakmu”. (Muttafaq „alaih)7
Namun yang membedakan adalah pada masa Rasulullah saw, orang datang
untuk mengadu permasalahan yang dialami dan mena-nyakan bagaimana hukum atau
solusinya lalu Rasulullah memberikan jawaban, dan adapula yang tampa ditanya Rasulullah saw
memberikan nasehat kepada orang yang hendak menikah. Sedangkan BP4 sebagai
penyelenggara kursus pra nikah merupakan lembaga di bawah naungan pemerintah yang
mengupayakan pemberian pe-mahaman tentang perihal kehidupan rumah tangga yang
dilakukan sebelum terjadinya perkawinan, sebagai persiapan kematangan bagi para calon
pengantin agar tidak mudah melepaskan ikatan perkawinan di kemudian hari.Dalam
upaya meningkatkan peran serta ma sya rakat, BP4 dapat berfungsi sebagai pen y e
le n g g a r a s e b a g a ima n a h a ln y a b a d a n / le mb a ga s wa s ta la innya k a r e na
BP 4 s e s ua i kepu tusan Munas Ke XIV tahun 1999 menjadi organi sasi yang mandiri,
profesional dan mitra kerja Kementerian Agama, sehingga BP4 sama kedudukan dan
fungsinya seperti organisasi lainnya, BP4 tidak lagi menjadi lembaga semi resmi
pemerintah yang berbasis pada dua kaki yaitu pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu
badan/lembaga penyelenggara kursus termasuk BP4 harus mendapatkan akreditasi dari
Kementerian Agama. BP4 memiliki tanggung jawab penuh dalam menyukseskan
penyelenggaraan kursus pra nikah, karena selain telah memdapatkan akreditas dari
Kementerian Agama sebagai penye-lenggara kursus tersebut, BP4 juga merupakan satu-
satunya badan yang berfungsi menjalankan tugas di bidang penasehatan perkawinan guna
menekan angka perceraian di Indonesia.Materi yang diajarkan atau diinformasikan kepada
peserta kursus pra nikah dapat di kelompokkan menjadi tiga, dasar, inti, dan penunjang. Adapun

Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram dan dalil-dalil Hukum, terj. Khalifaturrahman dan Haer Haeruddin,
(Jakarta: Gema Insani. 2013), hlm. 504

7
materi dasar meliputi fikih munakahat, Peraturan Perundangan tentang perkawinan dan pembinaan
keluarga, prosedur perkawinan serta nilai-nilai karakter bangsa.Sedangkan materi inti meliputi
pembahasan tentang pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga, merawat cinta kasih dalam keluarga,
manajemen konflik dalam keluarga, psikologi perkawinan dan keluarga, serta kesehatan
reproduksi pasangan suami istri. Dan yang menjadi pembahasan dalam materi penunjang
antara lain Buku Saku Membina Keluarga Bahagia, Majalah Perkawinan dan Keluarga BP4
serta kisah- kisah kasus keluarga.
C. Hikmah dan Filos ofi Kurs us Pra Nikah
1. Menekan angka perceraian
Di Indonesia sendiri, ada dua juta pasangan pengantin baru dan 365.000
pasangan yang bercerai setiap tahunnya. Penyebab perceraian antara lain soal
konflik berkepanjangan. Hal inilah yang membuat pemerintah akhirnya
merencanakan program Bimbingan Pranikah. Perceraian sendiri seringkali
disebabkan oleh masalah finansial, kekerasan dalam rumah tangga, kurangnya
komunikasi antarpasangan, penganiayaan, perselingkuhan, hingga ketidakcocokan
dalam hubungan. Melalui program bimbingan pranikah, Anda dan pasangan akan
dibekali pemahaman tentang psikologi keluarga. Bimbingan ini juga mengusung
metode partisipan yang artinya masyarakat yang mengikuti program ini dapat aktif
berpartisipasi langsung. Jadi, tidak hanya mendengarkan ceramah, namun juga bisa
berdiskusi.
2. Menumbuhkan kemampuan berkomunikasi
Komunikasi merupakan kunci utama di dalam sebuah hubungan. Keterbukaan juga
akan mengantarkan Anda dan pasangan kepada rasa saling percaya. Melalui
program ini, calon pengantin akan dibekali bagaimana caranya berkomunikasi yang
efektif bersama pasangan sehingga terhindar dari masalah yang timbul dari
kurangnya komunikasi dan keterbukaan itu sendiri.
3. Mengetahui tanggung jawab masing- masing pasangan

Tinggal satu atap dengan pasangan membuat kita tentunya akan memiliki tanggung
jawab dan peranan masing-masing. Contohnya seperti mencari nafkah, mengatur
keuangan, membersihkan rumah, mendidik anak-anak, menjaga kehormatan
anggota keluarga, dan lain sebagainya. Namun, pada kenyataanya masih banyak
sekali pasangan yang tidak melakukan kewajibannya secara maksimal. Bimbingan
pranikah telah memiliki materi mengenai hal ini sehingga nantinya Anda akan
memiliki 'bekal' yang kuat untuk dapat mengetahui peran dan tanggung jawab
masing- masing.
4. Mengetahui cara menyatukan visi dan misi bersama pasangan

8
Setiap calon pengantin tentunya memiliki impian yang akan diwujudkan di masa
depan. Satukan visi misi Anda bersama pasangan dan berikan komitmen penuh atas
hal itu. Namun, untuk menyatukan dua kepala dalam satu rumah tangga tentunya
bukan perkara mudah karena pastinya dibutuhkan penyesuaian untuk bisa membuat
kesepakatan bersama. Dalam bimbingan pranikah, para ahli dalam bidang
psikologis akan memberikan kiat-kita mengenai cara untuk mengomunikasikan visi
dan misi bersama pasangan dengan kepala dingin.
5. Memantapkan hati bahwa menikah itu adalah proses perjalanan panjang antara
sepasang manusia
Tak cuma sekadar cinta yang ada dalam diri pasangan yang akan menikah. Saling
menghargai perbedaan, sifat, sikap, serta menyatukan pola pikir agar bersinergi
adalah kunci langgengnya pernikahan. Memantapkan hati dalam memilih
pasangannya serta menjalani kehidupan setelahnya adalah hal yang harus dimiliki
setiap pasangan.
6. Mengetahui pendidikan parenting sejak dini
7. Membangun Keterampilan Komunikasi
Ketika pasangan pergi ke konseling, mereka berbicara bersama dengan seorang
konselor atau pemimpin agama yang memiliki pelatihan yang diperlukan untuk
membantu mereka lebih memahami satu sama lain. Pasangan yang menjalani jenis
konseling ini mau tidak mau membangun keterampilan komunikasi yang lebih baik
karena mereka memiliki pihak netral di sana untuk membantu mereka memahami satu
sama lain.Tidak diragukan lagi ini adalah salah satu manfaat terbesar dari konseling
pranikah. Selain belajar bagaimana mengomunikasikan kebutuhan dan keinginan
individu dengan lebih baik, pasangan juga belajar bagaimana lebih memahami satu
sama lain. Mereka mendapatkan keterampilan kasih sayang dan komunikasi yang
akan membantu mereka melewati masa-masa sulit.
8. Memberikan Peluang untuk Mengatasi Masalah
Konseling pranikah juga memberikan kesempatan besar bagi pasangan untuk
menghadapi masalah yang dapat menyebabkan perceraian sebelum menjadi serius.
Dengan berbicara dengan seorang konselor, pasangan mungkin dapat menyelesaikan
perselisihan uang atau berbicara tentang rencana mereka untuk memiliki anak.
Mengatasi masalah sebelum menikah adalah cara terbaik untuk memastikan fondasi
yang kokoh untuk masa depan dan untuk menghindari konflik serius setelah menikah.
Tentu saja, penting bagi pasangan untuk berterus terang ketika mereka menghadiri
konseling pranikah.
9. Memungkinkan Pasangan Lebih Bijaksana

9
Berbicara dengan seseorang yang telah lama menikah adalah manfaat besar lainnya
dari mencari konseling pranikah. Ketika dirimu berbicara dengan seorang konselor,
dirimu mendapat manfaat dari suara kebijaksanaan tentang masalah pernikahan. Ini
lebih dari sekadar seseorang yang membagikan apa yang telah mereka pelajari dari
sebuah buku.
10. Memungkinkan Pasangan Menemukan Hal Baru Tentang Diri Mereka Sendiri
Konselor mengajukan banyak pertanyaan ketika mereka bekerja dengan pasangan
yang bertunangan. Mendengarkan dengan cermat jawaban pasanganmu adalah cara
yang bagus untuk mempelajari lebih lanjut tentang individu itu. Ya, banyak pasangan
merasa bahwa tidak ada yang mengenal pasangannya lebih baik daripada mereka.
Namun, konselor dapat membantu menyampaikan informasi penting yang mungkin
enggan dibagikan oleh pasangan. Ini menawarkan peluang pertumbuhan yang besar
sambil membantu pasangan belajar lebih banyak tentang satu sama lain. Ini juga
merupakan ruang yang aman bagi individu untuk berbagi hal-hal yang membuat
mereka gugup atau kesal dengan pasangan mereka. Akan sangat membantu jika salah
satu pasangan pernah mengalami kegagalan dalam hubungan sebelumnya.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpula n

Kursus pra nikah merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan
pemahaman tentang berumahtangga kepada calon pasangan suami istri dan
keterampilan guna mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah serta menekan
tingginya angka perceraian di dalam masyarakat. Adapun yang ber wenang untuk
melaksanakan kursus pra nikah adalah Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian
Perkawinan (BP4). BP4 adalah badan atau lembaga atau organisasi yang bersifat semi resmi
yang bernaung di bawah Kementerian Agama yang bergerak dalam bidang pemberian
nasehat perkawinan, perselisihan, dan perceraian.8 Berdasarkan SK Menteri Agama Nomor
85 Tahun 1961 BP4 dikukuhkan sebagai satu- satunya badan yang berusaha dalam bidang
penasehatan perkawinan dan penurunan angka perceraian, dengan status sebagai badan semi
resmi.
BP4 sebagai penyelenggara kursus pra nikah merupakan lembaga di bawah naungan pemerintah
yang mengupayakan pemberian pe-mahaman tentang perihal kehidupan rumah tangga
yang dilakukan sebelum terjadinya perkawinan, sebagai persiapan kematangan bagi para
calon pengantin agar tidak mudah melepaskan ikatan perkawinan di kemudian
hari.Dalam upaya meningkatkan peran serta ma sya rakat, BP4 dapat berfungsi
sebagai pen y e le n g g a r a s e b a g a ima n a h a ln y a b a d a n / le mb a ga s wa s ta
la innya k a r e na BP 4 s e s ua i kepu tusan Munas Ke XIV tahun 1999 menjadi organi sasi
yang mandiri, profesional dan mitra kerja Kementerian Agama, sehingga BP4 sama
kedudukan dan fungsinya seperti organisasi lainnya, BP4 tidak lagi menjadi lembaga
semi resmi pemerintah yang berbasis pada dua kaki yaitu pemerintah dan masyarakat.

Hikmah kursus Pra Nikah :

1. Menekan angka perceraian


2. Menumbuhkan kemampuan berkomunikasi
3. Mengetahui tanggung jawab masing- masing pasangan
4. Mengetahui cara menyatukan visi dan misi bersama pasangan
5. Memantapkan hati bahwa menikah itu adalah proses perjalanan panjang antara
sepasang manusia
6. Mengetahui pendidikan parenting sejak dini

Harun Nasution et, all, Ensiklopedi Islam “Badan Penasehat Perkawinan, Perselisihan, dan Penyelesaian
Perceraian”, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1993), hlm. 212

11
7. Membangun Keterampilan Komunikasi
8. Memberikan Peluang untuk Mengatasi Masalah
9. Memungkinkan Pasangan Lebih Bijaksana
10. Memungkinkan Pasangan Menemukan Hal Baru Tentang Diri Mereka Sendiri

B. Saran

Makalah ini masiih jauh dari kata sempurna sehingga pemakalah berharap kritik dan
saran yang membangun dari pembaca agar terciptanya makalah yang lebih baik lagi
kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Khoiruddin. 2009. Hukum Perdata (Keluarga) Islam Indonesia dan Perbandingan
Hukum Perkawinan di Dunia Muslim. Yogyakarta : Academia.

Sujiantoko. 2010. Peran dan Fungsi BP4 dalam Mediasi Perkawinan di Kabupaten Jepara,
skripsi publikasi online. Semarang: Akhwalul Syaksiya.

Faisal. Ahmad. Efektivitas BP4 dan Perannya dalam Memberikan Penataran atau Bimbingan
pada Calon Pengantin,

Departemen Pendidikan Nasioanal, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2005.
Nasution. Harun. 1993 et, all, Ensiklopedi Islam “Badan Penasehat Perkawinan,
Perselisihan, dan Penyelesaian Perceraian”, Jakarta: Departemen Agama RI.

13

Anda mungkin juga menyukai