Anda di halaman 1dari 11

Tugas Makalah Dosen Pembimbing

Fiqh Jinayah Dra., Hj., Irdamisraini, M.A

Makalah Tentang

“Jarimah Qadzf”

Oleh Kelompok 6 :

Endang Aprilia (11920123263)

Nurul Aini (12020124222)

T. Cintia Aulia Dewi (11920122590)

LOKAL AH D

JURUSAN HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT yang


telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad SAW.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Advokasi. Dimana
makalah ini membahas tentang “Jarimah Qadzf”. Semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca yang berhubungan dengan pembahasaan
tersebut. Penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.

Pekanbaru, 20 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Jarimah Qadzf


B. Syarat dan Rukun Jarimah Qadzf
C. Alat Bukti Jarimah Qadzf
D. Hukuman Bagi Jarimah Qadzf

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap muslim seharusnya memelihara kehormatan dan keluhuran saudaranya sesama
muslim. Bukannya menelanjangi ataupun membuka rahasia yang akan mencemarkan
muslim lain. Maka kalau ada seorang muslim yang menuduh seorang muslim berzina,
namun tidak dapat membuktikannya dengan mengemukakan empat orang saksi yang
(juga) telah melihat kejahatan itu tengah dilakukan pada saat dan tempat yang sama, maka
si penuduh akan dihukum cambuk delapan puluh kali. Dianggap seorang fasik dan
kesaksiannya tidak akan diterima lagi kapan pun mengajukan persaksian.
Sebagaimana disebutkan dalam QS. An-Nuur ayat 4: “Dan orang-orang yang
menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan
empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan
janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-
orang yang fasik”. (QS. An-Nuur: 4) Adapun perbuatan yang dapat menurunkan harkat
dan martabat manusia serta menimbulkan bahaya bagi jiwa, harta, keturunan, dan akal
adalah jarimah (perbuatan dosa, perbuatan salah atau kejahatan). Menurut istilah para
fukaha, yang dinamakan jarimah adalah segala larangan syara’ (melakukan hal-hal yang
dilarang dan atau meninggalkan hal-hal yang diwajibkan) yang diancam dengan hukuman
had atau ta’zir.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa itu Jarimah Qadzf ?
2. Apa saja syarat dan rukun dari Jarimah Qadzf ?
3. Apa alat bukti dalam Jarimah Qadzf ?
4. Apa hukuman bagi Jarimah Qadzf ?

C. Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas seputar apa saja yang menjadi rumusan masalah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jarimah Qadzf


Secara bahasa, qadzf berarti menuduh, melempar dengan batu atau dengan benda-
benda lain. Adapun secara terminologis, qadzf berarti menuduh berzina. Akan tetapi
para ahli fiqh tidak sama persis dalam merumuskan definisi. Secara singkat,
deskripsinya dikemukakan sebagai berikut :1
1. Menurut Al-Syarbini, qadzf ialah menuduh zina dengan tujuan mem-beberkan
aib, tidak termasuk ke dalam kesaksian zina.
2. Menurut Taqiyyudin Al-Husaini, qadzf ialah menuduh zina dalam rangka
memberikan pengajaran.
3. Menurut Syaikh Al-Nawawi, qadzf ialah menuduh zina dalam rangka
menjelaskan tertuduh bukan dalam rangka kesaksian zina..
4. Menurut Wahbah Al-Zuhaili, qadzf ialah menisbatkan seseorang kepada orang
lain karena zina atau memutus nasab seorang muslim.

Dari beberapa definisi qadzf di atas, baik secara etimologis maupun terminologis,
penulis menyimpulkan bahwa qadzf ialah menuduh seorang muhsan (dewasa, berakal
sehat, merdeka, beragama Islam, dan orang baik-baik) melakukan zina. Kalau
penuduh ternyata tidak dapat mendatangkan empat orang saksi maka ia dicambuk
sebanyak delapan puluh kali.

Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Nur ayat 4-5

۟ ُ ‫تَث ُ َّمَل ْمَيأْت‬


َ‫واَ ِبأ ْربع ِةَشُهدآءَفَٱجْ ِلدُوهُ َْمَث َٰمنِينَج ْلدةًَوَل‬ َِ ‫وَٱلَّذِينََي ْر ُمونَٱ ْل ُمحْ ص َٰن‬
ٓ
َ ُ‫واَل ُه ْمَش َٰهدةًَأبدًاََۚوأ ُ ۟و َٰلئِكَهُ ُمَٱ ْل َٰف ِسق‬
‫ون‬ ۟ ُ‫ت ْقبل‬

Artinya : “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat


zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka
(yang menuduh itu) delapan puluh kali dera dan janganlah kamu terima kesaksian

1Irfan Nurul, Fiqh Jinayah, http://repository.uinjkt.ac.id, diakses pada 18 september 2022 pukul 20.22
mereka buat selama-lamanya. Mereka itulah orang-orang yang fasik, (Q.S An-Nur
ayat 4)2

‫َر ِحي ٌَم‬ ٌ ُ‫ّللَغف‬


َّ ‫ور‬ ۟ ‫صل ُح‬
ََّ ‫واَفإِ َّنَٱ‬ َٰ ‫َم ۢنَب ْعد‬
ْ ‫َِذ ِلكَوأ‬ ۟ ‫ِإ ََّلَٱلَّذِينََتاب‬
ِ ‫ُوا‬

Artinya : kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya),
maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S An Nisa
ayat 5)3

Perbuatan qadzf itu dilarang dan merupakan salah satu dari ketujuh jenis hudud di
atas, dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda :

Dari Abu Hurairah, dari Nabi, beliau bersabda, “Hindarilah tujuh dosa yang
membinasakan.” Mereka bertanya, “Tujuh dosa yang membinasakan itu apa saja?”
Beliau menjawab, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan
Allah kecuali atas dasar kebenaran, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari
dari medan pertempuran, dan menuduh zina seorang mukminah baik-baik yang tidak
mungkin berbuat mesum. (HR. Al-Bukhari)

Dari hadis ini dapat diketahui bahwa tujuh dosa besar yang disebutkan di
dalamnya tidak semuanya masuk dalam tujuh macam jarimah yang ada dalam hudud.
Di antara ketujuh macam al-muhlikat ini terdapat dua jenis dosa besar yang masuk
dalam hudud, yaitu membunuh dan qadzf. Jarimah ini sangat erat hubungannya
dengan hadis al-ifk, yaitu gosip perselingkuhan yang ternyata sama sekali bohong
setelah diturunkannya Surah Al-Nûr (24) ayat 26 yang berbunyi :

ٓ
َ‫تََۚأ ُ ۟و َٰلئِك‬ َّ ‫لط ِيبُونََ ِل‬
ِ ‫لط ِي َٰب‬ َّ ‫لط ِي ِبينَوَٱ‬
َّ ‫لط ِي َٰبتََُ ِل‬ ِ ‫ٱ ْلخ ِب َٰيثتََُ ِل ْلخ ِبيثِينَوَٱ ْلخ ِبيثُونََ ِل ْلخ ِب َٰيث‬
َّ ‫تََۖوَٱ‬
َ‫َم َّماَيقُولُونََۖل ُهمَ َّم ْغ ِفرةٌَو ِر ْز ٌقَك ِري ٌم‬
ِ ‫ُمب َّر ُءون‬

Wanita-wanita yang keji adalah untuk pria-pria yang keji dan pria-pria yang keji
adalah wanita-wanita yang keji (pula). Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
pria-pria yang baik dan pria-pria yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik

2 https://tafsirweb.com/6133-surat-an-nur-ayat-4.html, diakses pada 20 September 2022, pukul 22.00


3 https://tafsirweb.com/6133-surat-an-nur-ayat-5.html, diakses pada 20 September 2022, pukul 22.02
(pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang
menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).4

B. Syarat dan Rukun Jarimah Qadzf


Sebagaimana jarimah-jarimah lain, jarimah qadzf dapat dilaksanakan apabila
syarat dan rukunnya telah terpenuhi. Syarat qadzf ada tiga macam, syarat bagi
penuduh, syarat bagi tertuduh, dan syarat bagi materi tuduhan. 5
Penuduh harus memenuhi tiga syarat, yaitu :
1) Penuduh harus berakal sehat
2) Penuduh harus sudah baligh
3) Penuduh harus dalam keadaan sadar

Syarat-syarat yang harus dipenuhi pihak tertuduh ada lima syarat, yaitu :

1) Tertuduh harus beragama Islam


2) Tertuduh harus berakal sehat
3) Tertuduh harus sudah baligh
4) Tertuduh harus merdeka
5) Tertuduh harus orang yang baik dan menjaga diri dari kemaksiatan
seksual.

Kemudian syarat yang berkaitan dengan materi tuduhan, yaitu berupa tuduhan
zina atau penolakan nasab anak kepada ayah. Adapun cara melemparkan tuduhan
ada dua, yaitu :

1) Sarih, merupakan kalimat tegas, seperti kamu berzina atau hai pezina
2) Kinayah, merupan kalimat sindiran, seperti hai perempuan fasik, pendosa,
cabul.

Adapun rukun qadzf ada tiga, yaitu (1) isi tuduhan harus berupa tuduhan zina
atau menafikan nasab, (2) pihak tertuduh adalah orang yang muhsan, dan (3) ada niat
untuk melawan hukuman. Apabila semua syarat dan rukun qadzf telah terpenuhi,
pelaku dapat dikenai hukuman cambuk sebanyak delapan puluh kali.

4 https://tafsirweb.com/6133-surat-an-nur-ayat-26.html, diakses pada 20 September 2022, pukul


21.55
5Marsaid, Al-Fiqh Al-Jinayah, http://repository.radenfatah.ac.id, diakses pada 20 September 2022
pukul 23.00
C. Alat Bukti Qadzf
Adapun pembuktian qadzaf dapat dibuktikan dengan tiga macam alat bukti, yaitu: 6
1. Dengan saksi-saksi merupakan salah satu alat bukti untuk qadzaf. Syarat-
syarat saksi sama dengan syarat dalam jarimah zina, yaitu; baligh, berakal,
adil, dapat berbicara, islam dan tidak ada penghalang menjadi saksi. Adapun
jumlah saksi dalam qadzaf sekurang-kurangnya adalah dua orang.
2. Qadzaf bisa dibuktikan dengan adanya pengakuan dari pelaku (penuduh)
bahwa ia menuduh orang lain melakukan zina. Pengakuan ini cukup
dinyatakan satu kali dalam majelis pengadilan.
3. Dengan Sumpah, menurut Imam Syafi‟I, qadzaf bisa dibuktikan dengan
sumpah apabila tidak ada saksi dan pengakuan. Caranya adalah orang yang
dituduh menyuruh kepada orang yang menuduh untuk bersumpah bahwa ia
tidak melakukan penuduhan. Apabila penuduh enggan untuk bersumpah maka
jarimah qadzaf bisa dibuktikan dengan keengganannya untuk bersumpah
tersebut. Demikian pula sebaliknya, penuduh bisa meminta kepada orang yang
dituduh bahwa penuduh benar melakukan tuduhan. Apabila orang yang
dituduh enggan melakukan sumpah maka tuduhan dianggap benar dan
penuduh dibebaskan dari hukuman had qadzaf.
Akan tetapi, Imam Malik dan Imam Ahmad tidak membenarkan
pembuktian dengan sumpah, sebagaimana yang dikemukakan oleh mazhab
Syafi‟i. Sedangkan, sebagian ulama Hanafiyah berpendapat sama dengan
Imam Syafi‟I, yaitu membenarkan pembuktian dengan sumpah, tetapi
sebagian lagi tidak membenarkannya.

D. Hukuman Qadzaf
Hukuman untuk jarimah qadzaf ada dua macam, yaitu sebagai berikut : 7
a) Hukuman Pokok, yaitu jilid atau dera sebanyak delapan puluh kali. Hukuman
ini adalah hukuman had yang telah ditentukan oleh syara’, sehingga ulil amri
tidak punya hak untuk memberikan pengampunan. Adapun bagi orang yang
dituduh, para ulama berbeda pendapat. Menurut madzhab Syafi’i orang yang
dituduh berhak memberikan pengampunan, karena hak manusia lebih dominan

6Marsaid, Al-Fiqh Al-Jinayah, http://repository.radenfatah.ac.id, diakses pada 20 September 2022


pukul 23.00
7 Irfan Nurul, Fiqh Jinayah, http://repository.uinjkt.ac.id, diakses pada 19 september 2022 pukul 20.00
daripada hak Allah. Sedangkan menurut madzhab Hanafi korban tidak berhak
memberikan pengampunan, karena di dalam jarimah qadzaf hak Allah lebih
dominan daripada hak manusia.
b) Hukuman tambahan, yaitu tidak diterima persaksiannya dan dianggap orang
yang fasik. Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan gugur atau
tidaknya kesaksian pelaku jarimah qadzaf setelah bertobat. Menurut Imam
Abu Hanifah tetap tidak dapat diterima kesaksiannya. Sedangkan menurut
Imam Ahmad, Imam Syafi‟i, Imam Malik, dapat diterima kembali
persaksiannya apabila telah tobat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara bahasa, qadzf berarti menuduh, melempar dengan batu atau dengan
benda-benda lain. Adapun secara terminologis, qadzf berarti menuduh berzina.
Sehingga, qadzf ialah menuduh seorang muhsan (dewasa, berakal sehat, merdeka,
beragama Islam, dan orang baik-baik) melakukan zina. Qadzf adalah perbuatan yang
dilarang dan berdosa besar. Syarat dan rukun jatuhnya jarimah qadzf adalah dimana
syaratnya bagi penuduh dan orang yang dituduh adalah orang islam, baligh, berakal.
Adapun bagi orang yang dituduh baginya pun harus orang yang merdka dan orang
yang berperilaku baik.
Sedang rukun jarimah qadzaf adalah, (1) isi tuduhan harus berupa tuduhan
zina atau menafikan nasab, (2) pihak tertuduh adalah orang yang muhsan, dan (3) ada
niat untuk melawan hukuman. Apabila semua syarat dan rukun qadzf telah terpenuhi,
pelaku dapat dikenai hukuman cambuk sebanyak delapan puluh kali. Pembuktian
qadzf dapat dibuktikan dengan mendatangkan saksi- saksi dimana syaratnya
sekurang-kurangnya dua orang, islam, baligh, berakal, dan adil. Dapat pula dengan
pengakuan penuduh bahwa ia menuduh orang lain berbuat zina. Serta dapat pula
dibuktikan dengan sumpah, dimana penuduh enggan untuk bersumpah. Maka
terbuktilah bahwa ia menuduh orang lain berbuat zina. Hukuman qadzf terbagi
menjadi dua: pertama, hukuman pokok yakni dijilid atau didera sebanyak delapan
puluh kali. Kedua, hukuman tambahan, yakni tidak dianggap dimasyarakat dan
menjadi fasiq.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat di pertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Marsaid, Al-Fiqh Al- Jinayah. Palembang: CV Amanah. 2020

Irfan, Nurul. dan Masyrofah. Fiqh Jinayah. Jakarta: Amzah. 2013

https://tafsirweb-com/6154-surat-an-nur-ayat-26.html

https://tafsirweb.com/1537-surat-an-nisa-ayat-5.html

https://tafsirweb.com/1537-surat-an-nisa-ayat-4.htm

Anda mungkin juga menyukai