Anda di halaman 1dari 44

Hudud

&
Bughat
HUDUD

Kata hudud adalah bentuk jama’ dari kata had yang berarti pembatas antara dua hal atau pencegahan (al-
man'u).

Pengertian had:
Secara umum
Hukum-hukum syara’ yang disyari’atkan Allah Swt bagi hamba-Nya yang berupa ketetapan hukum halal
atau haram.
Secara istilah/khusus
hukuman-hukuman tertentu yang ditetapkan oleh syara’ sebagai sanksi hukum terhadap perbuatan
kejahatan selain pembunuhan dan penganiayaan, seperti hukuman berzina, qadzaf, mencuri, minum
minuman khamr, merampok dan bughat.

Tujuan inti dari hudud adalah tercapainya kemaslahatan bagi umat manusia berupa terjaganya agama,
terjaganya jiwa manusia, terjaganya keturunan, terjaganya akal dan terjaganya harta kekayaan.

Had tidak dapat gugur karena dimaafkan oleh pihak yang dirugikan
ZINA
Zina adalah masuknya kelamin laki-laki ke dalam farji terlarang karena zatnya tanpa ada syubhat dan disenangi menurut tabi'atnya Dari klausul

"'ke dalam farji" dalam definisi diatas dipahami bahwamelakukan persetubuhan namun bukan ke dalam farji (kemaluan perempuan)tidaklah

dinamakan zina, tetapi dinamakan liwat (sodomi), dan jikamemasukkannya ke dalam dubur (anal).

Sedangkan dari klausul "tanpa syubhat",dipahami bahwa tidak pula termasuk zina seperti bila melakukan hubungan intim dengan wanita lain

yang disangka isterinya sendiri, dan juga termasuk syubhat jika melakukan hubungan intim dengan wanita yang dinikahi melalui nikah mut'ah

(nikah yang menggunakan jangka waktu) atau pernikahan lain yang mengandung kesalahan prosedur, seperti nikahtanpa wali, atau nikah tanpa

saksi. Terhadap kasus pelanggaran seperti ini meskipun tidak masuk dalam kategori zina, namun tetap dikenakan hukuman yaitu berupa takzir

dan bukan had zina.

Takzir : hukuman yang tidak ditetapkan dalam dalil nash melainkan diserahkan pada keputusan pengadilan (kebijaksanaan hakim). Takzir ini

berlaku atas

kejahatan, baik yang menyangkut hak Allah Swt. maupun hak individu manusia.

Hukuman dalam bentuk had berbeda dengan hukuman dalam bentuk qisas, walaupun sebagian ada yang jenisnya sama, karena had merupakan

hak Allah Swt. sedangkan qisas adalah hak hamba.


Ayat dalam Al-Quran yang akan dibahas

‫لَّز اِنَي ُة َو الَّز اِني َف اْج ِلُد وا ُكَّل َو اِح ٍد‬ ‫َو اّٰلِت ْي َيْأِتْي َن اْلَف اِح َش َة ِم ْن‬
‫ْم‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬‫ُخ‬ ‫ْأ‬ ‫ِم ْن ُه َم ا ِم اَئَة َجْل َد ٍة ۖ َو اَل َت‬ ‫ِّنَس ۤإِى ُكْم َف اْس َت ْش ِه ُد ْو ا َع َلْي ِه َّن‬
‫ٌة‬ ‫َف‬‫ْأ‬ ‫َاْر َبَع ًة ِّم ْن ُكْم ۚ َف ِاْن َش ِه ُد ْو ا‬ ‫َو اَل َتْق َر ُبو۟ا ٱلِّز َنٰٓى ۖ َّنُه ۥ َكاَن َٰف ِح َش ًة‬
‫ْم‬ ‫ْنُت‬‫ُك‬ ‫ْن‬ ‫ِف ي ِد يِن ِهَّللا ِإ‬ ‫ِبِه َم ا َر‬ ‫ِإ‬
ۖ ‫ُتْؤ ِم ُنوَن ِبالَّلِه َو اْلَي ْو ِم اآْل ِخ ِر‬ ‫َف َاْم ِس ُكْو ُه َّن ِف ى اْلُبُي ْو ِت َحّٰت ى‬ ‫َوَس ٓاَء َس ِب يًل‬
‫َو ْلَي ْش َه ْد َع َذ اَبُه َم ا َط اِئَف ٌة ِم َن‬ ‫َيَت َو ّٰف ىُه َّن اْلَم ْو ُت َاْو َيْج َع َل ُهّٰللا‬
‫اْلُم ْؤ ِم ِنيَن‬ ‫َلُه َّن َس ِب ْي ًل‬

Artinya: "Dan para perempuan yang


Artinya: "Pezina perempuan dan pezina laki-
melakukan perbuatan keji di antara
laki, deralah masing-masing dari keduanya
perempuan-perempuan kamu, hendaklah
seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan
terhadap mereka ada empat orang saksi di Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati
kepada keduanya mencegah kamu untuk
antara kamu (yang menyaksikannya). Apabila zina, sesungguhnya zina adalah suatu
(menjalankan) agama (hukum) Allah, jika
mereka telah memberi kesaksian, maka perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang
kamu beriman kepada Allah dan hari
kurunglah mereka (perempuan itu) dalam buruk." (QS. Al-Isra: 32).
kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan)
rumah sampai mereka menemui ajalnya,
hukuman mereka disaksikan oleh sebagian
atau sampai Allah memberi jalan (yang lain)
orang-orang yang beriman." (An-Nur ayat 2)
kepadanya." (An-Nisa ayat 15)
Proses untuk penetapan hukuman had, tidaklah sederhana.
Berikut ini adalah dasar-dasar yang dapat digunakan untuk menetapkan bahwa
seseorang telah benar-benar berbuat zina:
a. Adanya empat orang saksi laki-laki yang adil. Yang kesaksian mereka harus sama
dalam hal tempat, waktu, pelaku dan cara melakukannya (Surat An-Nisa ayat 15)
b. Pengakuan pelaku zina,

Akan tetapi Jumhur Ulama’ berpendapat bahwa kehamilan saja tanpa pengakuan
atau kesaksian empat orang yang adil tidak dapat dijadikan dasar penetapan zina.
Adapun had zina itu sendiri dapat dijatuhkan terhadap pelakunya, jika telah
terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Pelaku zina sudah baligh dan berakal
2. Perbuatan zina dilakukan tanpa paksaan
3. Pelaku zina mengetahui bahwa konsekuensi dari perbuatan zina adalah had
4. Telah diyakini secara syara’ bahwa pelaku tindak zina benar-benar melakukan
perbuatan keji tersebut.
Zina terbagi atas 2 yaitu, zina muhsan dan zina ghairu muhsan

a. Zina muhsan yaitu perbuatan zina yang dilakukan oleh seorang yang sudah menikah. Maksud ungkapan “seorang yang sudah menikah” mencakup suami, istri, janda,

atau duda. Had (hukuman) yang diberlakukan kepada pezina mukhsan adalah rajam (melempari dengan batu).Batu yang digunakan tidak boleh terlalu kecil sehingga

memperlama proses kematian dan hukuman.

Sebagaimana juga tidak dibolehkan merajam dengan batu besar hingga menyebabkan kematian seketika yang dengan itu tujuan “memberikan pelajaran” kepada pezina

mukhsan tidak tercapai.

b. Zina ghairu muhsan yaitu zina yang dilakukan oleh seseorang yang belum pernah menikah. Para Ahli Fikih sepakat bahwa had (hukuman) bagi pezina gairu muhsan baik

laki-laki ataupun perempuan adalah cambukan sebanyak 100 kali.

Adapun hukuman pengasingan (taghrib/nafyun), para Ahli fikih berselisih pendapat.

1) Imam Syafi'i dan Imam Ahmad berpendapat bahwa had bagi pezina gairu Muhsan adalah cambuk sebanyak 100 kali dan pengasingan selama 1 tahun.

2) Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa had bagi pezina ghairu muhsan hanya cambuk sebanyak 100 kali. Pengasingan menurut Abu Hanifah hanyalah hukuman

tambahan yang kebijakan sepenuhnya dipasrahkan kepada hakim. Jika hakim memutuskan hukuman tambahan tersebut kepada pezina gairu muhsan, maka pengasingan

masuk dalam kategori takzir bukan had.

3) Imam Malik dan Imam Auza’i berpendapat bahwa had bagi pezina laki-laki merdeka ghairu muhsan adalah cambukan sebanyak 100 kali dan pengasingan selama 1

tahun. Adapun pezina perempuan merdeka gairu Muhsan hadnya hanya cambukan 100 kali. Ia tidak diasingkan karena wanita adalah aurat dan kemungkinan ia dilecehkan

di luar wilayahnya.

4) Dalil yang menegaskan bahwa pezina ghairu muhsan dikenai had berupa cambuk 100 kali dan pengasingan terdapat pada surat An-Nur ayat 2
Hukuman rajam adalah hukuman mati dengan cara dilempari batu. Keberadaan hukuman rajam dalam ketentuan
hukum pidana Islam ini merupakan hukuman yang telah diterima oleh hampir semua fuqaha, kecuali kelompok
Azariqah dari golongan Khawarij. Menurut mereka hukuman untuk jarimah zina, baik muhshan maupun ghairu
muhshan adalah hukuman jilid seratus kali berdasarkan firman Allah dalam QS. al-Nur: 2, sehingga mereka tidak
menerapkan hukuman rajam bagi pelaku zina muhshan. Sedangkan fuqaha’ yang menyepakati hukuman rajam bagi
pelaku zina muhshan berpendapat bahwa hadits shahih yang berkenaan dengan hukuman rajam dapat mentakhsis
QS. al - Nur: 2 tersebut di atas.

Hasil penelitian ini adalah jika dilihat dari setting historis, maka penetapan hukuman rajam bagi pelaku zina
muhshan itu didasarkan kepada hadits Nabi, baik secara qauliyah maupun fi‟liyah . Akan tetapi, ada kesulitan
dalam membedakan antara status teks sunnah mengenai apakah teks sunnah tersebut menjelaskan wahyu atau
tidak . Hal ini dapat disimpulkan bahwa hukuman rajam dalam hukum pidana Islam itu buk an berasal dari syari’at
Islam itu sendiri semata - mata, tetapi yang pasti bahwa hukuman rajam adalah berdasarkan nash atau ajaran
agama sebelumnya, yaitu nash dalam Kitab Taurat. Hal ini dapat dilacak dari dasar normatif yaitu hadits - hadits
Nabi yang menga cu kepada penerapan hukuman rajam bagi pelaku zina muhshan. Setidaknya Rasulullah saw.,
telah empat kali melaksanakan atau minimal memberitahukan pelaksanaan hukuman rajam bagi pelaku zina
muhshan .
Mendekati zina adalah hal yang dilarang secara tegas dalam islam. Hal ini secara lugas disebutkan dalam Surah Al-Isra’ ayat 32. Mendekati zina ini adalah perbuatan

yang besar kemungkinan akan mendorong dan menjerumuskan seseorang pada perbuatan zina yang sesungguhnya. Berikut adalah 10 contoh perilaku yang tergolong

mendekati zina:

Menjalin hubungan sebagai pacar

At-Tamanniy, yakni menghayal atau membayangkan sesuatu yang bisa memunculkan gejolak syahwat

Menonton atau membaca hal-hal yang mengundang syahwat

Berkhalwat atau berdua-duaan antara pria dan wanita yang bukan muhrim

Al-Qublah, adalah menyentuh lawan jenis yang adalah bukan muhrimnya

Chatting atau berbagi pesan yang intensif antara lelaki dan wanita yang bukan muhrim

Menatap lawan jenis yang dikagumi dengan durasi lebih dari yang dibolehkan oleh syariat

Ikhtilath atau kondisi di mana lelaki dan perempuan dipercampurkan dalam satu ruang sehingga tidak ada batasan dalam interaksi.

Tabarruj, yakni menghias diri berlebih-lebihan yang bisa membangkitkan syahwat yang melihat.

Khuthwah, yakni melangkahkan kakinya ke tempat-tempat di mana perbuatan maksiat berlangsung.

As-Sama’u, yakni mendengarkan hal-hal yang sekiranya bisa membangkitkan syahwat.

Al-kalam Al-Faahisy, yakni sengaja berbicara hal-hal yang mesum atau berbau seksual.

Al-lams, yakni jima’ dengan menyentuh tangan mereka yang bukan muhrimnya.

Perempuan yang bepergian tanpa adanya dampingan dari mahramnya juga dikategorikan ulama sebagai perbuatan mendekati zina sebab mendatangkan mudharat

juga fitnah
Jenis zina yang banyak terjadi pada zaman millenial:
a) Zina Mata
Adalah zina yang dilakukan saat muslim/muslimah memandang lawan jenisnya,
menatap matanya dan berlama-lama bertatapan dengannya.
b) Zina Tangan
Adalah zina yang dilakukan oleh dua orang yang bergandengan tangan dengan
yang bukan mahramnya.
c) Zina kaki
Yaitu zina yang terjadi saat salah seorang muslim/muslimah melangkahkan
kakinya menuju perzinahan.
d) Zina Mulut
zina ini tidak hanya saat muslimin/muslimah berciuman dengan yang bukan
mahramnya tapi juga saat seorang muslimin/muslimah membicarakan lawan
jenisnya.
e) Zina Hati
Hampir sama dengan pikiran, yaitu saat muslim/muslihan berangan-angan atau
memikirkan tentang lawan jenisnya.
LGBT
LGBT adalah kepanjangan dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender.
Liwath (Gay). Yaitu hubungan homoseksual antara laki-laki dengan laki-laki. Statusnya jauh lebih buruk dibandingkan zina. Salah

satu alasannya adalah Allah SWT menimpakan azab kepada kaum Nabi Luth AS, dengan azab yang tidak pernah ditimpakan

kepada siapapun sebelumnya.

Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani

mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi (Q.S. Hud [11]: 82).

Azab berupa bumi yang terbalik, seolah mengisyaratkan bahwa perilaku kaum Nabi Luth AS memang “terbalik” dibandingkan

perilaku manusia normal pada umumnya.

Menurut Imam Maliki, Syafi’i dan Hambali. Hukumannya sama dengan zina. Lalu dipilah lagi, Imam Maliki dan Hambali

berpendapat bahwa hukuman liwath adalah hukuman mati, baik pelakunya berstatus muhshan maupun ghairu muhshan.

Menurut Imam Syafi’i, disamakan dengan hukuman pezina, yaitu apabila berstatus muhshan, maka dihukum mati; apabila

berstatus ghairu muhshan, maka dipukul sebanyak 100 kali tanpa belas kasih. Sedangkan menurut Imam Hanafi yang menilai

bahwa pelaku gay (liwath) adalah dita’zir. Ta’zir berarti hukuman yang didasarkan pada kebijakan hakim yang berwenang. Dalam

kasus ini, hukuman ta’zir tidak boleh berupa hukuman mati.


Sihaq (Lesbi). Yaitu hubungan homoseksual antara wanita dengan wanita. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Perilaku lesbi antar kaum wanita adalah perzinahan” (H.R. al-Thabarani). Hukuman pelaku lesbi (sihaq) adalah
dita’zir sesuai dengan kebijakan hakim yang berwenang.

Transgender. Pertama, jika Transgender dalam pengertian laki-laki yang berperilaku seperti wanita (waria)
atau sebaliknya, maka hukumnya diharamkan, berdasarkan Hadis yang melarang laki-laki berpenampilan
seperti wanita atau sebaliknya. Kedua, jika Transgender dikaitkan dengan operasi mengubah kelamin, dari laki-
laki menjadi wanita atau sebaliknya, maka hukumnya juga diharamkan, karena tergolong tabdil atau mengubah
ciptaan Allah SWT.

Biseksual adalah baik laki-laki atau perempuan yang orientasi seksualnya ke perempuan dan juga laki-laki.
Biseksual hukumnya haram karena melaksanakan dari sihaq atau liwath
DAMPAK NEGATIF LGBT
Pelakunya akan dibinasakan Allah Swt
Umat Nabi Luṭ yang melakukan penyimpangan tersebut tidak mau mendengarkan peringatan yang disampaikan oleh Nabi Lut, maka
mereka dibinasakan oleh Allah Swt. melalui hujan batu.
LGBT menimbulkan penyakit
Di antara penyakit jasmani yang ditimbulkan dari LGBT adalah penyakit kelamin dan HIV/AIDS. Adapun penyakit kejiwaan yang
ditimbulkan dari LGBT adalah hilangnya orientasi yang normal atas perilaku seksualnya yang dapat mendorong kepada
perbuatanperbuatan kejahatan lainnya. Orang yang mempunyai orientasi seks menyimpang biasanya sangat posesif terhadap pasangannya
sehingga mudah cemburu yang tidak terkendali, akhirnya mendorongnya untuk membunuh pasangannya.
Merusak tata kehidupan sosial
Kehidupan sosial semakin terpuruk karena banyaknya perilaku menyimpang, seperti tindak asusila, pelecehan seksual, perzinaan yang
merajalela, dan masih banyak lagi dampak lainnya

DASAR KEHARAMAN LGBT


Menurut asy-Syanqiti, yang dimaksud melampaui batas dalam surat al- Mukminun itu mencakup zina, liwat, dan
semisalnya. Kemudian dalam QS. An-Nisa’ (4): 119, Allah Swt. Mengingatkan tentang sumpah iblis yang akan
membisikkan ke hati manusia supaya merubah fitrah manusia. Dalam hal ini, maka perilaku LGBT merupakan
perwujudan dari sumpah yang disampaikan iblis tersebut, yaitu perilaku mengubah fitrah yang sudah ditentukan oleh
Allah. Adapun QS. Al-A’raf (7): 33, Allah menyampaikan bahwa semua perbuatan fahisyah/keji adalah haram. Dan
sudah dimaklumi bahwa perilaku LGBT merupakan bagian dari perbuatan fahisyah/keji tersebut. Untuk itu dapat ditarik
kesimpulan, bahwa perilaku hukumnya adalah haram dan harus dijauhi.
3. Qadzaf
A. Pengertian Qadzaf
Qadzaf secara bahasa artinya adalah melempar dengan menggunakan batu atau
yang sejenis. Adapun menurut istilah dalam hukum Islam, qadzaf adalah penisbatan
yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain kepada perbuatan zina.

Qadzaf merupakan salah satu dosa besar yang diharamkan oleh syariat Islam.
B. Hukum Qadzaf

ۙ ‫ِاَّن اَّلِذ ْيَن َيْرُم ْو َن اْلُم ْحَص ٰن ِت اْلٰغ ِف ٰل ِت اْلُم ْؤ ِم ٰن ِت ُلِع ُنْو ا ِفى الُّد ْنَي ا َو اٰاْلِخ َرِۖة َو َلُه ْم َع َذ اٌب َع ِظ ْي ٌم‬
"Sungguh, orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan baik, yang lengah
dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan di akhirat,
dan mereka akan mendapat azab yang besar." (QS Nur: 23)
C. Had Qadzaf
Had (hukuman) bagi pelaku qadzaf adalah cambuk sebanyak 80 kali bagi yang
merdeka, dan cambuk 40 kali bagi budak, karena hukuman budak setengah
hukuman orang yang merdeka.
‫َو اَّلِذ ْيَن َيْرُم ْو َن اْلُم ْحَص ٰن ِت ُثَّم َلْم َيْأُتْو ا ِبَاْر َبَع ِة ُش َه َد ۤاَء َف اْج ِلُد ْو ُه ْم َثٰم ِنْي َن َجْلَد ًة َّو اَل َتْق َبُلْو ا َلُه ْم َش َه اَد ًة َاَبًد ۚا‬
‫ٰۤل‬
‫َو ُاو ِٕى َك ُه ُم ا ٰف ِس ُق ْو َن‬
‫ْل‬
"Dan orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang baik (berzina) dan
mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka delapan
puluh kali, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya.
Mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS Nur: 4)
D. Syarat-Syarat Berlakunya Had Qadzaf
Tertuduh berzina adalah
muhsan. Penuduh baligh dan Tuduhan berzina benar-
berakal benar sesuai aturan syara’
D. Gugurnya Had Qadzaf E. Hikmah Diharamkannya Qadzaf
Penuduh dapat menghadirkan Menjaga kehormatan diri seseorang
empat orang saksi laki-laki adil di mata masyarakat
bahwa tertuduh benar-benar telah Agar seseorang tidak begitu mudah
berzina. melakukan kebohongan dengan
Li'an, jika suami menuduh istri cara menuduh orang lain berbuat
berzina sedang dirinya tak mampu zina
menghadirkan 4 saksi adil. Agar si penuduh merasa jera dan
Tertuduh memaafkan sadar dari perbuatannya yang tidak
terpuji
Menjaga keharmonisan pergaulan
antar sesama anggota masyarakat
Mewujudkan keadilan dikalangan
masyarakat berdasarkan hukum
yang benar
4. Meminum Minuman
Keras
A. Pengertian Khamr
Secara definisi bahasa khamr mempunyai arti penutup akal. Berpijak dari definisi
diatas, cakupan khamr tidak hanya terkait dengan minuman, akan tetapi segala
sesuatu yang dikonsumsi baik makanan atau minuman yang memabukkan dan
membuat manusia tidak sadar, seperti ganja, heroin, sabu sabu dan yang
sejenisnya.
B. Hukum Minuman Keras
Meminum minuman khamr (minuman keras) termasuk salah satu dosa besar
diharamkan oleh semua agama. Dalam ketentuan hukum Islam sendiri disebutkan
bahwa barangsiapa yang meminum minuman khamr atau minuman yang
memabukkan dihukum (had) empat puluh kali. Dan boleh melebihkan hukuman
tersebut hingga sebanyak delapan puluh kali dera dengan jalan dikenakan takzir.
‫ٰٓيَاُّيَه ا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَخْم ُر َو اْلَم ْي ِس ُر َو اَاْلْنَص اُب َو اَاْلْز اَل ُم ِرْج ٌس ِّم ْن َع َم ِل الَّش ْي ٰط ِن َف اْج َت ِنُبْو ُه َلَع َّلُكْم‬
‫ ِاَّنَم ا ُيِرْيُد الَّش ْي ٰط ُن َاْن ُّيْو ِق َع َبْي َنُكُم اْلَع َداَو َة َو اْلَبْغ َض ۤاَء ِفى اْلَخْم ِر َو اْلَم ْي ِس ِر َو َيُص َّد ُكْم َع ْن ِذ ْك ِر ِهّٰللا‬. ‫ُتْف ِلُحْو َن‬
‫َو َع ِن الَّص ٰل وِة َف َه ْل َاْنُتْم ُّم ْنَت ُه ْو َن‬
Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi,
(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah
perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-
perbuatan) itu agar kamu beruntung. Dengan minuman keras dan judi itu, setan
hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu,
dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan salat, maka
tidakkah kamu mau berhenti? (QS Al-Maidah: 90-91)
C. Had Meminum Khamr
Jumhur Ulama diantaranya Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad bin
Hambal berpendapat bahwa jumlah pukulan dalam had minuman keras 80 kali
Alasan mereka, bahwa para sahabat di zaman Umar bin Khatthab pernah
bermusyawarah untuk menetapkan seringan-ringannya hukuman had.
Imam Syafi’i, Abu Daud dan Ulama Dzahiriyyah berpendapat bahwa jumlah had
minum khamr adalah 40 kali cambuk, tetapi imam/hakim boleh
menambahkannya sampai 80 kali.
D. Hikmah Diharamkannya Minuman Keras
Masyarakat terhindar dari kejahatan seseorang yang diakibatkan pengaruh
minum khamr
Menjaga kesehatan jasmani dan rohani dari berbagai penyakit yang disebabkan
oleh pengaruh minum khamr seperti busung lapar, hilang ingatan, atau
berbagai penyakit berbahaya lainnya
Masyarakat terhindar dari siksa kebencian dan permusuhan yang diakibatkan
oleh pengaruh khamr
Menjaga hati agar tetap bersih, jernih, dan dekat kepada Allah ta’ala
Narkoba
‫َو ُيِح ُّل َلُه ُم الَّط ِّيَباِت َو ُيَحِّرُم َع َلْي ِه ُم اْلَخَباِئَث‬
"... dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk ..." (QS Al-A'raf: 157)

‫َك‬ ‫َّت‬ ‫ىَل‬ ‫ُك‬ ‫َأ‬


‫َو اَل ُتْلُق وا ِب ْيِدي ْم ِإ ال ْه ِة‬
‫ُل‬
"... dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan ... "
(QS Al-Baqarah: 195)

‫ُك‬ ‫َن‬ ‫َك‬ ‫َّن‬ ‫ُك‬ ‫ْنُف‬‫َأ‬


‫َو اَل َتْق ُتُلوا َس ْم ِإ َهَّللا ا ِب ْم َرِح يًم ا‬
"... dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu." (QS An-Nisa: 95)
A. Stimulan
Mengaktifkan / menstimulasi sistem saraf simpatik dengan mengendalikan
pusat-pusat di hipotalamus
Efeknya: mempercepat denyut jantung, pengecilian pupil, peningkatan gula
darah, dll.
Contoh:
1. Kafein & nikotin: pengaruhnya tidak terlalu kuat
2. Kokain:
Menekan rasa sakit pada kulit, dapat digunakan untuk anestesi lokal
Mencegah pengeluaran dopamin oleh sinapsis, tubuh kekurangan dopamin →
melayang (1/2 sadar)
3. Amfetamin → Psikotropika (bukan narkotik, tapi mempunyai efek = narkotik)
Efek: Mengurangi rasa lelah, ngantuk, lapar, menimbulkan rasa haus
B. Depresan
Mengurangi aktifitas sistem saraf
Contoh:
1. Etilalkohol (Etanol)
Efek: Hilang ketangkasan dan kepekaan terhadap sentuhan, penglihatan &
pendengaran berkurang, cadel, jereng, muka merah, koordinasi
keseimbangan berkurang (sempoyongan)
2. Barbitura
Golongan obat-obatan seconal, nembutal, dan amytal
Efek: Mampu menekan formasi retikuler, sehingga mendorong rasa kantuk
3. Metaqualon
Menyebabkan kegagalan respirasi
4. Obat-obatan penenang: Valium & librium
Efek: Menurunkan kecemasan, ketegangan → Untuk perawatan pasien gila
(psikotrik)
5. Opiat:
Efek: Menekan pusat rasa nyeri, menimbulkan senang, bahagia (euphoria),
dan menekan pusat kendali batuk, pernapasan & motilitas
Contoh: Morfin (menghilangkan nyeri), Kodein (Menekan batuk), Heroin
(Lebih efektif, sangat adiktif), dan Metadon (Opiat sintetik)
6. Anestetik
Efek: Merintangi transmisi impuls listrik yang memicu kontraksi ventrikel
Contoh: Senyawa hidrokarbon dan pelarut yang mudah menguap (Eter,
kloroform, benzene, toluen, CCl4 , komponen lem)
C. Halusinogen
Efek: Merusak persepsi penglihatan dan pendengaran
Contoh: Mariyuana, LSD, psilosibin

Secara umum efek penggunaan NAPZA adalah: Penyalahgunaan


menimbulkan GMO (gejala mental organik). Reaksi langsung pada sel2 saraf
berupa gangguan berpikir, perasaan, dan perilaku
Setelah 1 jam penggunaan stimulan GMO, berupa gejala psikologik & fisik:
meningkatkan kewaspadaan, banyak bicara, harga diri meningkat
(grandiosity), gembira (elation)
Bila pemakaian dihentikan menimbulkan gejala
putus zat (withdrawal symptoms):
Ketagihan, kelelahan menyeluruh, tidur panjang, depresi, dan lesu
Pikiran tentang kematian / mencelakakan diri
Gejala fisik: tremor, mual, jantung berdebar, berkeringat, tekanan darah
meningkat, pelebaran pupil, dan sebagainya
Merampok, Menyamun, dan
Merompak
A. Pengertian
Mengambil harta orang lain dengan menggunakan
cara kekerasan atau mengancam pemilik harta dengan
senjata dan terkadang disertai dengan ancaman bahkan
pembunuhan.

B. Perbedaan
Perbedaannya hanya ada pada tempat kejadiannya
• menyamun dan merampok di darat
• sedangkan merompak di laut
C. Hukum

‫َذ‬ ‫ٰاْل‬ ‫َل‬


‫َو ُه ْم ِفى ا ِخ َرِة َع اٌب َع ِظ ْي ٌم‬...
"……. dan di akhirat mereka (para penyamun) mendapat
azab yang besar." (QS Al-Maidah [5] : 33)
D. Had

‫َف‬ ‫َل‬
‫ِاَّنَم ا َج ُؤ ا ا ِذ ْيَن ُيَحاِرُبْو َن َهّٰللا َو َرُس ْو ٗه َو َيْس َع ْو َن ِفى اَاْلْر ِض َس اًدا‬ ‫َّل‬ ‫ٰۤز‬
‫َاْن ُّيَق َّتُلْٓو ا َاْو ُيَص َّلُبْٓو ا َاْو ُتَق َّط َع َاْيِد ْيِه ْم َو َاْرُجُلُه ْم ِّم ْن ِخ اَل ٍف َاْو ُيْن َف ْو ا‬
‫ْي ٌم‬ ‫ِظ‬ ‫َع‬ ‫ٌب‬ ‫ا‬ ‫َذ‬ ‫َع‬ ‫ِة‬‫َر‬ ‫ِخ‬ ‫ٰاْل‬‫ا‬ ‫ِفى‬ ‫ُه‬ ‫َل‬
‫َي َو ْم‬ ‫ا‬ ‫ْن‬ ‫الُّد‬ ‫ِفى‬ ‫ْز‬ ‫ِخ‬ ‫ْم‬ ‫ُه‬‫َل‬ ‫َك‬ ‫ِل‬ ‫ٰذ‬ ‫ِۗض‬ ‫ْر‬‫َاْل‬‫ا‬ ‫َن‬ ‫ِم‬
‫ٌي‬

"Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat
kerusakan di bumi hanyalah dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki
mereka secara silang, atau diasingkan dari tempat kediamannya. Yang demikian itu
kehinaan bagi mereka di dunia, dan di akhirat mereka mendapat azab yang besar."
(QS. Al-Maidah [5]:33)

E. Pelaku yang Bertaubat

‫ُف‬ ‫َغ‬ ‫َّن‬‫َا‬ ‫ْٓو‬ ‫َل‬ ‫َف‬ ‫ْۚم‬ ‫َل‬


‫ِد ُرْو ا َع ْي ِه اْع ُم ا َهّٰللا ْو ٌر َّرِح ْي ٌم‬ ‫ْق‬‫َت‬ ‫ْن‬‫َا‬ ‫ْب ِل‬ ‫َق‬ ‫ْن‬ ‫َت‬ ‫َن‬ ‫َّل‬ ‫اَّل‬
‫ࣖ ِا ا ِذ ْي اُبْو ا ِم‬

Artinya: "Kecuali orang-orang yang bertobat


sebelum kamu dapat menguasai mereka; maka
ketahuilah, bahwa Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang." (QS.Al-Maidah [5] : 34)

F. Hikmah

1. Menjauhkan seseorang dari tindak kejahatan baik menyamun,


merampok, dan juga merompak.
2. Melindungi hak milik orang lain dengan aman.
3. Mendorong manusia untuk mamiliki harta dengan cara sah dan
halal
4. Terwujudnya lingkungan yang aman dan damai.
PENGERTIAN
Secara Bahasa

Secara terminologi kata "bughat" adalah


bentuk jama' dari kata "al-baaghii" yang
merupakan 'isim fa'il

Kata "baghii" mempunyai beberapa makna


antara lain, "mencari" (Thalaba), "orang yang
berbuat zalim" (Az-Zalimu), dan "orang yang
berbuat zalim dan menyombongkan diri (Az-
Zalimul Musta'li)
PENGERTIAN
Menurut Ahli

Al-Zamakhsyari mendefinisikan kata al- Sedangkan al-Zuhaily mengatakan pemberontakan adalah


baghyu yang merupakan bentuk mashdar sikap seseorang yang keluar dari kepatuhan kepada
dari kata al-bughat dengan melampaui pemimpin yang sah (pemerintah) dengan melakukan
batas, perbuatan zalim, dan menolak perlawanan dan revolusi bersenjata, atau pembangkangan
perdamaian. Ibnu Katsir mendefinisikan terhadap pemimpin dengan menggunakan kekerasan.
al-Baghyu dengan menolak kebenaran
dan merendahkan atau menganggap Adapun “bughat” dalam pengertian syara’ adalah orang-orang
remeh kepada manusia lainnya, yang menentang atau memberontak pemimpin Islam yang
permusuhan terhadap manusia. terpilih secara sah.
KRITERIA BUGHAT
a. Memiliki kekuatan, baik berupa
pengikut maupun senjata.

b. Memiliki takwil (alasan) atas


tindakan mereka keluar dari
kepemimpinan imam atau
tindakan mereka menolak
kewajiban.

c. Memiliki pengikut yang setia


kepada mereka.

d. Memiliki imam yang ditaati


TAHAP-TAHAP
MENGHADAPI KAUM BUGHAT

apabila tindakan jika usaha kedua tidak jika mereka tetap


mengirim utusan pertama tidak berhasil, berhasil, maka usaha tidak mau taat,
kepada mereka agar maka tindakan selanjutnya adalah maka tindakan
diketahui sebab– selanjutnya adalah memberi ultimatum terakhir adalah
sebab menasihati dan atau ancaman bahwa
mengajak mereka agar diperangi sampai
pemberontakan yang mereka akan
mau mentaati Imam mereka sadar dan
mereka lakukan. diperangi.
yang sah taat kembali.
STATUS HUKUM
Pelaku Bughat

Kalangan bughat tidak dihukumi kafir. Namun hukuman bagi pelaku bughat
secara jelas telah disebutkan yaitu diperangi, Sebagaimana al-Quran
menegaskan dalam surat al-Hujurat [49]: 9
HUKUM

Memerangi
BUGHAH
a. Bughah wajib diperangi. Apabila:

1) 2) 3)
Menyerang wanita Mengambil bagian dari Tidak mau menyerahkan
dalam kawasan baitul mal kaum muslimin hak yang telah diwajibkan
ahlu al adli. secara tidak sah. atas mereka.

4)
Secara jelas melakukan pembangkangan untuk menjatuhkan Imam/
pemimpin yang telah sah dibai'at dan wajib ditaati. Sebagaimana
disebutkan dalam hadis:

‫ َم اَت ِم يَت ًة َجاِه ِلَّي ًة‬, ‫ َو َم ْن َم اَت َو َلْي َس ِف ى ُع ُنِق ِه َبْي َع ٌة‬, ‫ َلِق َهَّللا َيْو َم اْلِق َي اَم ِة َال ُحَّجَة َلُه‬, ‫َم ْن َخَلَع َيًد ا ِم ْن َط اَع ٍة‬
‫َى‬
Artinya : “Barang siapa yang menarik dirinya dari ketaatan kepada imam, maka pada hari kiamat dia tidak akan memiliki hujjah
dihadapan Allah. Dan barang siapa mati sementara ia tidak ikut serta dalam bai’at, maka kematiannya seperti mati jahiliyah.”
(H.R. Imam Muslim)
B. BUGHAH MUBAH (BOLEH) DIPERANGI

Masih diperselisihkan oleh para Fuqahā adalah orang-orang


yang mengadakan pemisahan diri dari jama'ah muslimin dan
tidak mau menyerahkan zakat, kecuali kepada sesama
golongan mereka (kaum bughāh). Imam Syafi’i dalam qaul
qadiīmnya berpendapat mereka wajib diperangi atas dasar
pendapat bahwa zakat wajib diserahkan kepada baitul mal
muslimin. Namun dalam qaul jadid Imam Syafi’i berpendapat
mereka mubah diperangi atas dasar pendapat bahwa
penyerahan zakat ke baitul mal adalah sunat dan tidak wajib.
Hikmah
ADANYA HUKUMAN BAGI PELAKU BUGHAH

1 2 3 4 5
Mencegah adanya Agama islam Terhindar dari Menimbulkan efek Memberikan
pemeberontakan di melindungi tindakan yang jera bagi pelaku pemahaman pelaku
suatu negara. kedaulatan negara. melanggar bughah. bughah agar dapat
konstitusi. menyampaikan
pendapat dengan
baik bila ada
perbedaan.
Thank You For Nyimak :)

NGR
MES
AKF DAE FMH

Anda mungkin juga menyukai