Anda di halaman 1dari 13

ZINAH

A. Pengertian zinah
Zina (bahasa arab: ) adalkah perbuatan
bersenggamaantara laki-laki dan perempuan yang tidak teriokat
oleh hubungan pernikahan (perkawinan).

[1]

Di dalam Islam, Pelaku perzinaan dibedakan menjadi dua,


yaitu pezina muhshan dan ghayru muhshan. Pezina muhshan
adalah pezina yang sudah memiliki pasangan sah. Sedanngkan
pezina ghayru muhshan adalah pelaku yang belum pernah menikah
dan tidak memilki pasangan sah.
Zina bisa dipilah menjadi dua macam pengertian, yaitui
pengertian zina yang bersifat khusus dan yang dalam pengertian
yang bersifat umum. Dalam pengertian khusus adalah yang sematamata mengandung konsekuensi hukum hudud. Pengertian yang
bersifat umum meliputi yang berkonsekuensi dihukum hudud dan
yang tidak. yaitu hubungan seksual antara laki-laki dan wanita
yang bukan haknya pada kemaluannya.
Untuk itu konsekuensi hukumnya adalah cambuk 100 kali
sebagaimana yang difirmankan oleh allah SWT dalam Al-Quran AlKariem:



Artinya:

Perempua dan laki-laki yang berjina maka jilidlah mereka


masing-masing mereka 100 kali.dan janganlah belas kasihan kepada
mereka mencegah kamu dari menjalankan agama allah, jika kamu
beriman kepada allah dan hari Akhir. Dan hendaklah pelaksanaan
hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang
beriman. (QS. An-Nuur :2)
Sedangkan Al-Malikiyah mendefinisikan bahwa zina itu adalah
hubungan seksual yang dilakukan oleh seorang mukallaf muslim
pada kemaluan wanita yang bukan haknya (bukan istri atau budak)
tanpa syubhat atau disengaja.sedangkan As-syafiiyyah
mendefinisikan bahwa zina adalah masuknya kemaluan laki-laki
atau bagiannya kedalam kemaluan wanita yang bukan mahram
dengan dilakukan dengan keinginannya diluar hal yang syubhat.
Dan Al-Hanabilah mendefinisikan bahwa zina adalah
perbuatan fahisyah (hubungan seksual diluar nikah) yang dilakukan
pada kemalua atau dubur.
Dalil larangan zina secara umum adalah firman Allah SWT:


Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra:32)
B. Zinah Dalam Pandangan Islam
Dibawah hukum islam, perzinaan termasuk salah sau dosa besar.
Dalam agaa islam, hubungan seksual oleh lelaki/ perempuan yang telah
menikah dengan lelaki /perempuan yang bukan suami/istri
sahnya,termasuk perzinaan. Juga dikatakan bahwa semua orang muslim
percaya bahwa berzina adalah dosa besar dan dilarang oleh tuhan di AlQuran.

Tentang perzinaan didalam Al-Quran diebutkan didalam ayat-ayat


berikut: Al-Isra 32, Al-Araaf 33, An-Nuur 26. Dalam hukum islam, zina
akan dikenakan hukum rajam.
Hukumnya menurut agama islam untuk para pezina adalah sebagai
berikut:

Jika pelakunyamuhshan (pernah berjima dengan nikah


yang sah), mukallaf (sudah baligh dan berakal), suka
rela (tidak dipaksa, tidak diperkosa), maka dicambuk
100 kali, kemudian dirajam, berdasarkan perbuatan Ali
bin Abi Thalib atau cukup dirajam, tanpa didera ini lebih
baik, sebagaimana dilakukan oleh Muhammad, Abu

Bakar ash-shiddiq dan Umar bin Khatthab.


Jika pelakunya belum menikah, maka dia didera
(dicambuk) 100 kali. Kemudian diasingkan selama

setahun.
C. Hukum Zinah Dalam Pandangan Islam
Zina adalah haram hukumnya, dan termasuk dosa besar yang paling
besar. Allah SWT berfirman, QS Al-Israa:32
Dari abdullah bin masud r.a, ia berkata: saya pernah bertanya
kepada Rasulullah SAW, (Ya Rasulullah), dosa apa yang paling besar?
Jawab Beliau,m yaitu engkau mengangkat tuhan tandingan bagiu Allah,
padahal Dialah yang telah menciptakanmu. Lalu saya bertanya (lagi).
lalu apa lagi? Jawab Beliau, Engkau berzina dengan istri tetanggamu.
(Muttafaqun alaih: Fathul Bari XII: 114 No. 6811, Muslim I: 90 No. 86,
Aunul Mabud VI: 42 No.2293 No. Tirmidzi V: No.3232).
Allah SWT berfirman:
wa ladziina laayaduuna maallahi ilaahaa naakhara wa laa
yaqtuhunan nafsa lahii harramallahu illabil naqqi wa yaznuuna wa
yakhulud fiihii muhaanaa. Illaman taaba wa aamana waanula amalan
shaalihan

faulaaika

yubaddirullaahu

wakaanallahughafururrahiima.
Artimya:

sayyiatihim

hasanaatiw

dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta


Alah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang
melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya), (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat
dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina. Kecuali orangorang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu
kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Furqaan: 68-70).
Dari Ibnu Abbas r.a. Bahwa Rasulullah SAW bersabda, Tidaklah
seorang hamba berzina tatkalaia sebagai seorang mumin; dan tidaklah ia
mencuri, manakala tatkala ia mencuri sebagai seorang beriman;l dan
tidaklah ia meneguk arak ketika meneguknya sebagai seorang beriman;
dan tidaklah ia membunuh (orang tak berdosa), manakala ia membunuh
sebagai seorang beriman.
1. Dalam pandangan Islam, zina merupakan perbuatan kriminal
(jarimah) yang dikategorikan hukuman hudud. Yakni sebuah jenis
hukuman atas perbuatan maksiat yang menjadi hak Allah SWT,
sehingga tak ada seorangpun yang berhak memaafkan kemaksiatan
tersebut, baik oleh penguasa atau pihak berkaitan dengannya.
Berdasarkan QS. An-Nuur:2 yang berbunyi:



Artinya:
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, deralah tiaptiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah rasa
belas

kasihan

kepada

keduanya

mencegah

kamu

untuk

(menjalankan Agama Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah


(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orangorang beriman.

Pelaku perzinaan, baik laki-laki maupun perempuan harus dihukum


jilid (cambuk) sebanyak 100 kali. Namun, jika pelaku perzinaan itu
sudah muhshan (pernah menikah), sebagaimana ketentuan hadits
Nabi SAW maka diterapkan hukuman rajam.
2. Yang memiliki hak untuk menerapkan hukuman tersebut hanya
khalifah (kepala negara Khilafah Islamiyyah) atau orang-orang yang
ditugasi olehnya. Jika sekarang tidak ada khalifah, yang dilakukan
bukan menghukum pelaku perzinaan itu, namun harus berjuang
menegakkan Daulah Khilafah terlebih dahulu.
3. Yang berhak memutuskan perkara-perkara pelanggaran hukum
adalah qadhi (hakim) dalam mahkamah (pengadilan). Tentu saja,
dalam memutuskan perkara tersebut Qadhi itu harus merujuk dan
mengacu kepada ketetapan syara. Yang harus dilakukan pertama
kalai

oleh

qadhi

adalah

melakukan

pembuktian;

benarkah

pelanggaran hukum itu benar-benar telah terjadi. Dalam Islam ada


empat hal yang dapat dijadikan sebagai bukti,yakni: (1) saksi, (2)
sumpah, (3) pengakuan, dan (4) dokumen atau bukti tulisan.
Dalkam kasus perzinaan, pembuktian perzinaan ada dua, yakni
saksi yang berjumlah empat orang dan pengakuan pelaku. Tentang
kesaksian empat orang, didasarkan pada QS. An-Nuur:4 . yang
berbunyi:

Artinya:
Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik
(berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang skasi,
maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera
dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selamalamanya. Dan mereka itulah orang-orang fasik.

Sedangkan pengakuan pelaku, didasarkan beberapa hadits Nabi


SAW. Maiz bin Al-Aslami, sahabat Rasuullah SAW dan seorang
wanita dari Al-Ghamidiyyah dijatuhi hukuman raja ketika keduanya
mengaku

telah

berzina.

Disamping

kedua

bukti

tersebut,

berdasarkan QS. An-Nuur: 6-10. Ada hukum khusus bagi suami yang
menuduh isterinya berzina. Menurut ketetapan ayat tersebut
seorang suami yang menuduh isterinya berzina, sementara ia tidak
dapat mendatangkan empat orang saksi, ia dapat menggunakan
sumpah sebagai buktinya. Jika ia berani bersumpah sebanyak
empat kali yang menyatakan bahwa dia termasuk orang-orang yang
benar, dan pada sumpah kelima ia menyatakan bahwa laknat Allah
SWT atas dirinya jika ia termasuk yang berdusta, maka ucapan
sumpah itu dapat mengharuskan isterinya dijatuhi hukuman rajam.
Namun demikian, jika istrerinya juga berani bersumpahsebanyak
empat kali yang isinya bahwa suaminya termasuk orang-orang yang
berdusta , dan pada sumpah kelima ia menyatakan bahwa laknat
Allah SWT atas dirinya jika suaminya termasuk orang-orang yang
benar, dapat menghindarkan dirinya dari hukuman rajam. Jika ini
terjadi keduanya dipisahkan dari status suami isteri, dan tidak boleh
menikah selamanya. Inilah yang diukenal dengan lian.
4. Karena syaratnya harus ada empat orang saksi, seseorang tidak
dapat dijatuhi hukuman. Pengakuan dari salah satu pihak tidak
dapat menyeret pihak lainnya untuk dihukum. Dal;am hadits riwayat
Bukhari Muslim dari Abu Hurairah diceritakan bahwa ada seorang
budak laki-laki yang masih bujang mengaku telah berzina dengan
tuannya perempuan. Kepada dia, Rasulullah menetapkan hukuman
serta cambukan dan diasingkan selama satu tahun. Namun
demikian Rasulullah tidak secara otomatis menghukum wanitanya.
Rasulullah SAW memerintahkan Unais (salah seorang sahabat)
untuk menemui wanita tersebut, jika ia mengaku ia baru diterapkan
hukuman rajamm (lihat Bulugul Al-maran bab Hudud). Hasil visum
dokter juga tidak dapat dijadikan sebagai bukti perbuatan zina. Hasil
visum itu dapat dijadikan sebagai petunjuk saja.

5. Tuduhan perzinahan harus dapat dibuktikan dengan bukti-bukti


diatas. Tidak boleh menuduh seseorang melakukan zina, tanpa
dapat mendatangkan empat orang saksi.
6. Berzina termasuk perbuatan kriminal yang harus dihukum. Jenis
hukumannya hanya ada dua, yakni jilid dan rajam. Bagi pezina
ghairu muhshon yang dijatuhi hukuman jilid, bisa saja mereka
dinikahkan setelah menjalani hukuman. Seperti dalam Al-Quran QS.
An-Nuur:3 yang berbunyi:




Artinya:
Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang
berzina atau perempuan yang

musyrik; dan perempuan yang berzina

tidak di kawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki yang
musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang
mumin.
Memberikan kebolehan bagi pezina untuk menikah dengan sesama
pezina. Tentu saja, ini berbeda dengan pezina muhshon yang dijatuhi
hukuman rajamhingga mati, kesempatan untuk menikah bisa dikatakan
hampir tidak ada.
D. Had Zinah
a) zina adalah hubungan badan yang dilakukan antara laki-laki dan
perempuan tanpa melalui pernikahan yang sah, baik melalui alat
kelamin maupun dubur.
b) Hukum zina: 100 kali dera (QS An_Nuur:2)
c) Syarat-syarat pemberlakuan had zina pelaku zina adalah muzlim
dan beakal, melakukan dengan senang hati perbuatan zina dan
tidak ada perasaan benci, mengakuiperbuatan sedang ia dalam
keadaan stabil (jika tidak mengakui setidaknya harus ada 4 saksi),
tidak ada pencabutan pengakuan pelaku zina.

d) Cara memberlakukan had zina kepada wanita yang berzina.


Perawan (didera 100 kali an diasingkan 1 tahun), janda/bersuai
(didera 100 kali kemudian dirajam/dilempari batu).
e) Hukum perempuan yang diperkosa, jika ada saksi maka lepas dari
hukuman had.
f) Rajam bagi wanita muhshan yang hamil karena zina: dirajam
setelah melahirkan.
g) Batalnya kesaksian dan gugurnya hukuman had jika wanita itu
masih gadis atau kemaluannya sangat sempit sehingga kemaluan
laki-laki akan terputus karenanya.
h) Mendera dengan tandan kurma ketika yang didera dalam keadaan
sakit.
Ulama Al-Hanafiyah memberikan definisi yang jauh lebih rinci lagi
yaitu:
Hubungan seksual yang haram yang dilakukan oleh mukallaf pada
kemaluan wanita yang hidup dan musytahah dalam kondisi tanpa paksaan
dan dilakukan diwilayah hukum islam diluar hubungan kepemilikan atau
nikah atau syubhat kepemilikan atau syubhat nikah.
Bila kita breakdown definisi Al-Hanafiyah tentang batasan zina yang
mewajibkan hukuman cambuk atau rajam ini, maka kita bisa melihat lebih
detail lagi:

Hubungan seksual
: Sedangkan percumbuan yang tidak sampai penetrasi bukanlah

dikatakan sebagai zina


Yang haram
: maksudnya pelakunya adalah seorang mukallaf. maka orang gila

atau anak kecil tidak masuk dalam definisi ini.


Pada kemaluan
: sehingga bila dilakukan pada dubur bukanlah termasuk zina, oleh
Al-Imam Abu hanifah. Sedangkan oleh Al-Malakiyah, Asy Syafiiyah

dan Al-Hanbaliah meski dilakukan pada dubur sudah termasuk zina.


Seorang wanita
: Bila dilakukan pada sesama jenis ato binatang bukan termasuk

zina
Yang hidup
: Bila dilakukan pada mayat bukan termasuk zina

Musytahah maksudnya adalah bukan wanita anak kecil yang secara

umum tidak menarik untuk disetubuhi.


Bukan paksaan
: Perkosaan yang dialami seorang wanita tidaklah mewajibkan

dirinya harus dihukum.


Di wilayah hukum Islam
: bila zina itu dilakukan diluar wilayah hukum yang memberlakukan
hukum hudud, maka pelakunya tidak bisa dipaksa untuk dihukum

sesuai hukum hudud, baik cambuk ataupun rajam.


Diluar hubungan kepemilikan
: Atau nikah atau syubhat kepemilikan atau syubhat nikah.

E. Macam-Macam Zinah
a. Zina al-lamam

Zina aain (zina mata) yaitu memandang lawan jenis dengan

perasaan senang
Zina qolbi (zina hati) yaitu memikirkan atau menghayalkan

lawan jenis dengan perasaan senang kepadanya


Zina lisan (zina ucapan) yaitu membincangkan lawan jenis

dengan perasaan senang kepadanya


Zina yadin (zina tangan) yaitu memegang tuuh lawan dengan
perasaan senang kepadanya

b. Zina luar, luar al-lamam (zina yang sebenarnya)

Zina muhsan yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang telah

bersuami istri,
Hukumannya adalah dirajam sampai mati.
Zina ghairu muhsan yaitu ziona yang dilakukan oleh orang
yang belum bersuami istri , hukumannya adalah didera 100
kali dengan menggunakan roran.
Perbuatan zina adalah perbuatan dosa besar yang berakibat
akan mendapatkan sangsi yang berat bvagi pelaku, oleh
karena itu untuk menentukan bahwa seseorang telah berbuat
zina dapat dilakukan dengan 4 cara sebagaimana tellah
digariskan oleh Rasulullah SAW, yaiyu: ada 4 orang saksi yang

adil, laki-laki, memberikan keterangan yang sama mengenai :


tempat, waktu, pelaku, dan cara melakukannya.
F. Klasifikasi Orang Berzina
Orang yang berzina adakalanya bikr ataughairu muhshan (perawan
atau lajang)(untuk perempuan) dan perjaka atau bujang (untuk laki-laki)),
atau adakalanya muhshan (orang yang sudah beristeriatau bersuami).
Jika yang berzina adalah orang merdeka, muhshan, mukallaf dan
tanpa paksaan dari siapapun, maka hukumannya adalah harus dirajam
hingga mati.
Muhshan ialah orang yang pernah melakukan jima mnelalui akad
nikah yang shahih. Sedangkan mukallaf ialah orang yang sudah mencapai
usia akil baligh. Oleh sebab itu, anak dan orang gila tidak usah dijatuhi
hukuman.
Berdasarkan hadist rufi al-qalaman tsalatsatin (diangkat pena dari
tiga golongan).
Dari jabir bin Abdullah al-anshari ra bahwa ada seorang laki lakidari
daerah aslam datang kepoada nabiSAW lalu mengatakan kepada Beliau
bahwa dirinya benar-benar telah berzina, lantas ia mempersaksikan aas
dirinya (dengan mengucapkan) empat kali sumpah. Maka kemudian
Rasulullah SAW menyuruh (para sahabat agar mempersiapkannya untuk
dirajam), lalu setelah siap ia dirajam . dan ia adalah orang yang sudah
pernah nikah.
Dari Ibnu Abbas r.a bahwa umar bin khattab ra pernah berkhutbah
dihadapan rakyatnya, yaitu dia berkata: sesungguhnya Allah telah
mengutus

Muhammad

SAW

dengan

cara

yang

hakdan

dia

telah

menurunkan kepadanya kitab al-quran. Diantara ayat qur,an yang


diturunkan

Allah

ialah

ayat

rajam,

kami

telah

membacanya,

merenungkannya dan menghafalkannya. Rasulullah Saw pernah merajam


dan kamipun sepeninggal Belaiau maerajam (juag). Saya khawatir jika
zaman yang dilalui orang-porang sudah berjalan lama, ada seseorang
mengatakan, Wallahi, kami tidak menjumpai ayat rajam dalam Kitabullah
. Sehingga mereka tersesat disebabkanmeninggalkan kewajiban yang
diturunkan Allah itu, padahal ayat rajam termaktub dalam Kitabullah yang
mesti dikenakan kepada orang yang berzina yang sudah pernah menikah,

baik laki-laki maupun perempuan, jika bukti sudah jelas, atau hamil atau
adapengakuan. (Mutafaqar alaih: Fathul Bari XII: 144 No: 6830, Muslim
III: 1317 No. 1691, Aunul Mabud XII: 97 No: 4395, Tirmidzi II: 442 No:
1456).

G. Status Anak Zinah Diakhirat Kategori Muslim


Anak
menjelaskan,

zina

itu

maksud

menyimpan
dia

buruk

3
dari

keburukan.
aspek

Sebagian

asal-usul

dan

ulama
unsur

pembentukannya, garis nasab, dan kelahirannya. Penjelasannya, dia


merupakan kombinasi dari sperma dan ovum pezina, satu jenis cairan
yang menjijikan (karena dari pezina). Sementara gen itu terus menjalar
turun temurun, dikhawatirkan keburukan tersebut akan berpengaruh pada
diri untuk melakukan kejahatan. Dalam konteks inilah, Allah menepis
potensi negative dari pribadi Maryam dengan FirmanNya. Walaupun
demikian adanya, dia tidak dibebani dosa orang tuannya.
Dosa dan sanksi zina didunia dan diakhirat ditanggung oleh orang tuanya.
Tetapi dikhawatirkan sifat bawaan yang negatif itu akan terwarisi dan
akan membawa untuk beruntuk buruk kerusakan. Namun hal ini tidak
selalu menjadi acuan kadangkala Allah akan Selain itu, penerapan syariat
islam merupakan solusi terhadap berbagai problematika moral ini dan
pennyakit sosial lainnya. Karena seandainya syariat ini diterapkan secara
kaffah (menyeluruh dalam segala

aspek

kehidupan manusia) dan

sungguh-sungguh, maka sudah dapat dipastikan tingkat maksiat, khalwat,


zina, pemerkosaan dan kriminal lainnya akan berkurang drastic, seperti
halnya di Arab Saudi. Survei membuktikan, kasus kriminal di Arab Saudi
paling sedikit didunia.
Orang tuapun sangat berperan dalam pembentukan moral anaknya
dengan memberi pemahaman dan pendidikan islami terhadap mereka.
Orang tua hendaknya menutup peluang dan gerak untuk maksiat ini
dengan menyuruh anak gadisnya untuk berpakian syari (tidak ketat, tipis,
nampak auratdan menyerupai lawan jenis). Memberi pemahaman akan
bahaya

pacarandan

pergaulan

bebas.

Dalam

konteks

kehidupan

masyarakat, tokoh masyarakatdapat memberikan sanksi tegas terhadap

pelaku

zina

sebagai

preventif

(pencegahan).

Jangan

terlalu

cepat

menempuh jalur damai nikah, sebelum ada sanksi secara adat, seperti
menggiring pelaku zina ke seluruh kampung untuk dipertontonkan dan
sebagainya. Selain itu, majelis talim dan ceramah pula sangat berperan
dalam mendidik moral masyarakat dan membimbing mereka.
Begitu pila sekolah, dayah dan kampus sebagai tempat pendidikan
secara formal dan informal mempunyai peran dalam pembentukan moral
pelajar/mahasiswa. Dengan diajarkan mata pelajaran Tauhid, Al-Quran,
Hadits dan Akhlak secara komprehensif dan berkesinambungan, maka
para pelajar/mahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi seorang muslim
yang cerdas intelektualnya, namun juga cerdas moralnya (akhlaknya)
Peran pemerintah dalam amal maruf nahi munkar mesti dilakukan.
Pemerintah diharapkan mengawasi dan menertibkan warnet-warnet,
salon-salon, kafe-kafe dan pasangan non- muhrim yang berboncengan .
karena, bisa memberi celah dan ruang untuk maksiat ini. Mesti ada
tindakan pemblokiran situs-situs porno sebagaimana yang diterapkan di
Negara Islam lainnya seperti Arab Saudi, Irak, Malaysia dan sebagainya.
Pemerintah aceh hendaknya bersungguh sungguh menegakan
syariat Islam di Bumi Serambi Mekah ini, dengan membuat qanun-qanun
yang islami, khususnya qanun jinayat (hukum pidana) dengan sanksi yang
tegas, demi terciptanya keamanan, kenyamanan dan ketentraman di
Aceh. Disamping itu, konsep Pendidikan Islami mesti segera dirumuskan
da diterapkan di Aceh. Sebagai solusi atas kegagalan dan kelemahan
sistempendidikan selama ini yang tidak mendidik moral generasi bangsa.
Tidak ada pilihan lain, pendidikan Islam sudah menjadi pilihan dan
proiritas di Aceh seperti yang diamanatkan dalam renstra Qanun
pendidikan untuk segera diterapkan dan juga merupakan solui terhadap
permasalahan moral generasi bangsa.

memperbaiki sehingga menjadi manusia yang alim, bertaqwa. Dengan


demikian menjadi satu kombinasi yang terdiri atas tiga komponen yang
baik.
H. Solusi permasalahan

Islam adalah agama fitrah yang mengakui keberadaan naluri


seksual. Didalam islam, pernikahan merupakan bentuk penyaluran naluri
seks yang dapat membentengi seorang muslim dari jurang kenistaan.
Mak, dalam masalah ini nikah adalah solusi jitu yang ditawarkan
Rasulullah SAW sejak 14 abad yang lampau bagi gadis/perjaka.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Zinah adalah perbuatan yang sangat keji. Dalam Islam zinah
diharamkan dan termasuk perbuatan dosa besar yang tidak akan
diampuni oleh Allah SWT. Zinah ada beberapa macam, yaitu zinah mata,
zinah hati, zinah ucapan dan zinah tangan
B. Saran
Kita seorang muslim harus menjauhi zinah, apalagi di zaman seperti
sekarang ini. Dengan cara selalu mendekatkan diri kepada Allah seperti
Shalat.

Anda mungkin juga menyukai