Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
Misalnya,
hukuman
bagi
pezina,
pencuri,
yang
dijatuhkan
pada
pelaku
atas
yaitu
dasar
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
(al-uqubat
al-thakmiliyat),
yaitu
ringan
dan
beratnya
hukuman,
ulama
...
...
...Itulah
ketentuan
Allah,
maka
janganlah
kamu
disebut
hudud
karena
hukuman
tersebut
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
banyak, oleh karena itu, hak Allah identik dengan hak jamaah
atau hak masyarakat.
Dalam pelaksanaan hukuman jarimah ini, pelaku yang
telah terbukti berbuat jarimah yang masuk kelompok hudud,
hakim harus melaksanakannya sesuai dengan ketentuan syara,
karena memang tidak ada pilihan hukuman lain bagi jarimah ini.
Jadi, fungsi hakim terbatas pada penjatuhan hukuman yang telah
ditentukan, tidak berijtihad dalam memilih hukuman.
Para ulama membuat kaidah dalam menghadapi kasuskasus yang termasuk kelompok hudud, yaitu kesalahan dalam
memaafkan bagi seorang imam lebih baik dari pada kesalahan
dalam menjatuhkan sanksi. Hakim harus menghindari keraguan
dalam menjatuhkan vonis bagi pelaku jarimah, sebagaimana
kaidah hukum menyatakan berikut:
Hindarilah
hukuman
had
(hudud)
karena
ada
keraguan
(syubhat)
Adapun jarimah yang termasuk dala kelompok hudud
menurut para ulama ada tujuh macam, yaitu perzinaan, qadzaf,
minum-minuman keras, pencurian, pembegalan, pemberontakan
dan keluar dari agama islam. Diantara hukuman yang telah
ditetapkan oleh Allah dan Rasulullah SAW yang tidak boleh
diubah adalah sevagai berikut:
1. Hukuman pancung kepada orang yang tidak shalat tiga
waktu
berurut-turut
tanpa
udzur
syari
sesudah
dinasihatkan
2. Hukuman qisas, yaitu membunuh dibalas bunuh, luka
dibalas luka
3. Hukuman sebat kepada orang yang memfitnah orang lain
4. Hukuman rotan 100x bagi pezina yang belum menikah,
dirajam sampai mati bagi pezina yang sudah menikah
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
...
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
Ketahuilah...
ketahuilah,
sesungguhnya
Allah
telah
Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baikbaik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat
orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan
puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka
buat selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang
fasik. (Q.S An Nur: 4)
Terhadap pencuri dikenakan hukuman potong tangan.
Firman Allah SWT:
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
orang
yang
membuat
kerusakan
dimuka
bumi
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang
memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di
muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau
dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau
dibuang dari negeri (tempat kediamannya). yang demikian itu
(sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di
akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (Q.S Al Maidah:
33)
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
Barang siapa yang menukar agamanya, maka bunuhlah
dia
Bagi perusuh atau pelaku sengketa dikenakan hukuman
mati. Firman Allah SWT:
Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman
itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi
kalau yang satu melanggar Perjanjian terhadap yang lain,
hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu perangi sampai
surut kembali pada perintah Allah. kalau Dia telah surut,
damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah
kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang Berlaku adil. (Q.S Al Hujarat: 9)
Rasulullah SAW bersabda:
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
,
Nanti akan datang keburukan demi keburukan. Barang
siapa
yang
hendak
memecah
belah
umat
islam
dalam
dapat
menjamin
kemaslahatan
dan
kejahatan
individu
dan
serta
masyarakat.
kerusakan
Hukuman
sendi-sendi
zina
kehidupan
memang
lebih
qadzf, Tuduhan
ikatan
pernikahan
dapat
mengakibatkan
putusnya
hal
yang
sangat
bijaksana
dan
sangat
dasar
pragmatisme
dan
hawa
nafsu
masing-masing.
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
Indonesia,
ringannya
hukuman
bagi
para
pelaku
lainnya
disebabkan
oleh
khamar.
Hal
ini
ia
dapat
melakukan
tindakan
kriminal
yang
khamar.
Status
hukuman
bagi
pelanggaran-
pelanggaran tersebut terdapat dalam nash, baik didalam AlQuran maupun Sunnah Nabi. Itulah sebabnya, hukuman had
merupakan bentuk hukuman yang ditetapkan oleh syariat.
Sementara hukuman tazir, yaitu bentuk hukuman yang tidak
terdapat dalam nash Al-Quran maupun Sunnah Nabi, tetapi
10
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
ulama
sepakat
bahwa
hukuman
tazir
dapat
islam
menjamin
rasa
keadlilan
masyarakat
untuk
Suatu hukum yang dilaksanakan didunia adalah lebih baik
bagi penduduknya daripada dicurahi hujan selama empat puluh
hari
Dengan demikian, setiap perbuatan atau usaha yang bersifat
menghalangi dan menentang terlaksananya hukuman berarti
manghalangi hukum-hukum Allah.
Pelaksanaan hukuman membutuhkan ketegasan, tanpa
pandang bulu. Kasih sayang kepada masyarakat lebih penting
dari pada hanya kepada individu. Dalam suatu hadist ditegaskan:
Bertindak
keraslah
agar
tertib.
Barang
siapa
yang
tindakannya
telah
menggagalkan
usaha
untuk
11
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
melaksanakan
kewajibannya
dan
membuka
peluang
bagi
ditangan
hakim,
pemberian
perlindungan
dan
hadist
dari
Safwan
bin
Umayyah
yang
saat
akan
selendangnya.
memotong
Menjelang
jari
seseorang
pelaksanaan
yang
mencuri
hukuman,
Safwan
Tidak
apa-apa
diampuni,
seandainya
engkau
belum
penganut
madzhab
syafii
membagi
syubhat
12
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
mengenai
hukum
disebabkan
banyaknya
yakni
perbuatan
mempertanyakan
baginya.
kehalalan
Sementara
itu,
atau
tidak
13
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
mengetahui
dengan
pasti
haramnya
melakukan
dituduh
membela
diri,
berbuat
dan
jarimah
pelaksaan
tidak
memiliki
hukum
malah
kesempatan
menimbulkan
Wahai
Hazzal!
Jika
engkau
tutupi
dia
dengan
14
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
Jika
merahasiakan
kesalahan
itu
dianjurkan,
hukum
perbuatannya,
perzinaan
tersebut
lebih
baik
dirahasiakan dulu.
Disamping masalah kedudukan hakim dalam memutuskan
hukum, dalam hukum pidana islam dibicarakan juga tempat
pelaksaan hukuman dan proses persidangannya. Diantaranya
sebagai berikut:
a) Pelaksanaan hukuman didaerah perang
Mayoritas ulama, seperti Imam Malik dan Al Laitsy bin Saad
berpendapat bahwa meskipun diwilayah pertempuran, hukuman
harus dilaksanakan. Alasannya adalah perintah melaksanakan
hukuman bersifat umum serta tidak mengenal perbedaan
daerah. Sementara itu, Abu Hanifah berpendapat lain, bahwa
seorang amir yang sedang menaklukan daerah tidak boleh
melaksanakan
tentaranya,
hukuman
karena
terhadap
salah
melaksanakan
seorang
hukuman
anggota
didaerah
15
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
dalam
situasi
perang
dikhawatirkan
agar
tidak
terjadi
pengotoran.
Abu
Dawud
Rasulullah
pernah
bersabda
yang
berisi
larangan
persidangan
boleh
dilkuakan
didalam
masjid,
hukum
yang
memadai.
Hukum
yang
paling
16
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang
yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena
Allah... (Q.S An Nisa: 135)
Rasulullah SAW bersabda:
...
Barang siapa yang diantara kamu melihat kemungkaran,
hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya dan jika tidak
sanggup dengan lisannya...
Kedudukan hakim sama dengan orang lain. Ia tidak
diperkenankan
mengumumkan
sesuatu
yang
disaksikannya
...
...Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi
Maka mereka Itulah pada sisi Allah orang- orang yang dusta
(Q.S An Nur: 13)
Para ulama membagi masalah jinayah menjadi tiga bagian,
pembagian ini bedasarkan bobot hukuman yang dikenakan
terhadap pelaku jarimah, akan tetapi, adapula ulama yang
membaginya menjadi dua bagian karena memasukkan masalah
qisas/diyat dalam kelompok hudud, diantarnya, Al Mawardi, yang
17
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
jarimah
hudud,
qisas
atau
diyat
masuk
kedalam
Pembunuhan sengaja
Pembunuhan semi sengaja
Pembunuhan keliru
Penganiayaan sengaja
Penganiayaan
2) Jarimah Qisas
Diantara jarimah qisas diyat yang paling berat adalah
hukuman bagi pelaku tindak pidana pembunuhan sengaja karena
hukumannya
dibunuh.
Pada
dasarnya,
seseorang
haram
Dan Barang siapa yang membunuh seorang mukmin
dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di
18
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
sengaja
tidak
bersifat
mutlak,
karena
jika
tidak
berkuasa
memberikan
pengampunan
bagi
perbuatan
yang
dituduhkan
itu
dapat
dibuktikan.
19
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
hukuman
yang
setimpal,
sebagai
balasan
atas
manusia,
terdakwa
karena
untuk
tidak
memeperbaiki
memberi
kesempatan
kehidupanya.
Akan
kepda
tetapi,
barat
menerapkan
hukuman
bagi
pelaku
hakim
mengatakan
bahwa
untuk
menjamin
ulang
jika
berniat
membunuh
karena
sanksi
hukumananya berat.
Qisas berbeda dengan diyat. Qisas bentuk hukuman bagi
pelaku jarimah terhadap jiwa dan anggota badan yang dilakukan
dengan sengaja. Adapun diyat merupakan hukuman yang
dijatuhkan bagi pelaku jarimah dengan objek yang sama (nyawa
dan anggota badan), tetapi dilakukan tanpa sengaja. Jarimah
yang termasuk dalam kelompok qisas/diyat terdiri dari lima
macam. Dua termasuk dalam kelompok jarimah qisas yaitu
pembunuhan sengaja, pelukaan, dan penganiayan sengaja.
Adapun
tiga
pembunuhan
jarimah
tidak
termasuk
disengaja,
kelompok
pembunuhan
diyat,
semi
yaitu
sengaja,
20
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
dengan
jarimah
qisas/diyat
yang
macam
bentuk
dengan
perkembangan
masyarakat
dan
tempat
diseluruh
tempat
dan
tidak
akan
ada
syara
diantaranya
khianat,
suap
menyuap,
syara
kebijakan hakim.
penerapan
sanksinya
diserahkan
pada
21
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
oleh
syara
dan
bersifat
abadi,
artinya
sejak
sementara,
bergantung
pada
kedaaan
dan
dapat
diberikan
sanksi
sesuai
dengan
ketentuan
syara.
tazir,
acuan
utama
penguasa
adalah
menjaga
bahwa
selain
penguasa,
orang
yang
berhak
anaknya
yang
masih
kecil
dengan
tujuan
pendidikan.
2. Majikan: seorang majikan boleh men-tazir hambanya, baik
yang berkaitan denagn dirinya maupun dengan Allah.
3. Suami: seorang suami diperbolehkan melakukan tazir
kepada istri apabila istri melakukan nusyuz.
Abdul Qodir Audah membagi jarimah tazir menjadi tiga, yaitu:
1) Jarimah hudud dan qisas diyat yang mengandung unsur
Syubhat
(sama)
atau
tidak
memenuhi
syariat,
baik
22
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
sanksinya
oleh
syariat
diserahkan
kepada
menipu,
mengingkari
janji,
menghianati
dasarnya
hukuman
tazir
bertujuan
untuk
23
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
teguran
(tanbih),
dan
peringatan
6. Hukuman pengucilan (al-hajru)
Dalam sejarah, Rasulullah pernah melakukan hukuman
pengucilan terhadap tiga orang yang tidak ikut serta dalam
Perang Tabuk, yaitu Kaab bin Malik, Miroroh bin Rubaiah
dan Hilal bin Umayyah
7. Hukuman denda (tahdid)
Ada dua aspek yang ditonjolkan dari perbuatan jarimah,
yaitu
jarimah
secara
ijabiyyah,
artinya
aktif
melakukan
artinya
pelaku
perbuatan
jarimah,
seperti
pasif
tidak
tidak
melakukan
melakukan
sesuatu
shalat,
tidak
yang
24
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
seseorang
kepada
orang
lain
yang
qisas,
yaitu
jarimah
yang
diancam
dengan
25
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
dengan
yang
dialami
korban
atau
keluarganya.
mengakibatkan
terpotongnya
atau
terlukanya
anggota badan.
3. Jarimah hudud, yaitu jarimah yang diancam dengan
hukuman had. Had adalah hukuman yang telah ditentukan
dalam nash Al-Quran atau Sunnah Rasul dan telah pasti
macamnya serta menjadi hak Allah, tidak dapat diganti
dengan hukuman lain atau dibatalkan oleh manusia.
Pencurian
(as-sariqah),
perampokan
(al-hirabah),
dengan
tetapi
jenis
hukumannya
diserahkan
kepada
26
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
KOMENTAR
Lafal had mempunyai dua arti, yaitu arti umum dan arti khusus. Had
dalam arti umum meliputi semua hukuman yang telah di tentukan oleh syara,
baik hal itu merupakan hak Allah maupun hak individu. Dalam pengertian ini
termasuk hukuman qishash dan diat. Dalam aarti khusus had itu adalah hukuman
yang telah di tentukan oleh syara dan merupakan hak Allah, seperti hukuman
potong tangan untuk jarimah pencurian, dera seratus kali untuk jarimah zina, dan
dera delapan puluh kali untuk untuk jarimah qadzaf. Dalam pengertian khusus
ini , hukuman qishash dan diat tidak termasuk, karna keduanya merupakan hak
individu. Sedangkan pengertian tazir adalah hukuman yang belum di tentukan
oleh syara dan untuk penetapan serta pelaksanaannya diserahkan kepada Ulil
amri (penguasa) sesuai dengan bidangnya.
Walaupun demikian, meskipun hukuman tazir itu ketentuannya
diserahkan kepada Ulil amri (penguasa), namun dalam pelaksanaan tetap
berpedoman kepada dasar-dasar yang telah ditetapkan oleh Alquran dan Assunnah dengan tujuan untuk mencegah manusia, supaya ia tidak membuat
kekacauan dan kerusakan.
Suatu perbuatan dinamai jarimah (tindak pidana, peristiwa pidana atau
delik) apabila perbuatan tersebut mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau
masyarakat baik jasad (anggota badan atau jiwa), harta benda, keamanan, tata
aturan masyarakat, nama baik, perasaan ataupun hal-hal lain yang harus dipelihara
dan dijunjung tinggi keberadaannya. Jadi, yang menyebabkan suatu perbuatan
tersebut dianggap sebagai suaatu jarimah adalah dampak dari perilaku tersebut
yang menyebabkan kerugian kepada pihak lain, baik dalam bentuk material
(jasad, nyawa atau harta benda) maupun nonmateri atau gangguan nonfisik,
seperti ketenangan, ketenteraman, harga diri, adapt istiadat, dan sebagainya.
27
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
harta
seseorang,
dan
semacamnya
melakukan
berkaitan
gerakan-gerakan
dengan
hukum
macam-macam
jarimah
itu
sangat
banyak
28
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
2. Jarimah Qazdaf
3. Jarimah Syurbul khomri
4. Jarimah Pencurian
5. Jarimah Hirabah
6. Jarimah Riddah
7. Jarimah Al Baghyu (pemberontakan)
b. Jarimah Qisas/Diyat
Jarimah Qisas dan diyat adalah jarimah yang di ancam dengan hukuman
qisas atau diyat. Secara harfiah, qisas artinya memotong atau membalas. Qisas
yang dimkasud dalam hukum pidana islam adalah pembalasan setimpal yang
dikenakan kepada pelaku pidana sebagi sanksi atas perbuatannya. Sedangkan
diyat berarti denda dalam bentuk benda atau harta berdasarkan ketentuan yang
harus dibayar oleh pelaku pidana kepada pihak korban sebagai sanksi atas
pelanggaran yang dilakukakannya.2 Baik qisas maupun diyat keduanya adalah
hukuman yang sudah ditentukan oleh syara. Perbedaanya dengan hukuman had
adalah bahwa had merupakan hak Allah (masyarakat), sedangkan qisas dan diyat
adalah hak manusia (individu). Dan adapun yang dimaksud dengan hak manusia
sebagaimana dikemukakan oleh Mahmud Syaltut: Hak manusia adalah suatu
hak yang manfaatnya kembali kepada orang tertentu. Pengertian hak manusia
di sini adalah bahwa hukuman tersebut bisa dihapuskan atau dimaafkan oleh
korban atau keluarganya.
Adapun ciri hasnya jarimah qisas dan diyat adalah sebagai berikut:
1. Hukumannya sudah tertentu terbatas, dalam arti bahwa hukumannya telah
ditentukan oleh syara dan tidak ada batas minimal dan maksimal.
2. Hukuman tersebut merupakan hak perseorangan (individu), dalam arti
bahwa koban atau keluarganya berhak memberikan pengampunan
terhadap pelaku.
Adapun jarimah qisas dan diyat hanya ada dua macam, yaitu pembunuhan dan
penganiayaan. Namun apabila diperluas maka ada lima macam, yaitu:
1. Pembunuhan sengaja
2. Pembunuhan menyerupai sengaja
2 Zainuddin Ali..., hlm: 11
29
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
30
Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam