Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MAKALAH IBADAH MUAMALAH DAN AKHLAK

PERTEMUAN 15

DOSEN PENGAMPU :

H. Al Fitri, Lc, M.Pd

Di Susun Oleh :
LAILATUL HASNAH
(213410359)
KELAS 2A

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

FAKULTAS TEKNIK

PRODI TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH & KOTA

2021/2022
Soal!
1. Jelaskan definisi Jinayah!
2. Uraikan apa saja jenis-jenis Jinayah dalam Islam!
3. Apakah anda setuju jika ajaran Jinayah dalam Islam diterapkan di negara ini? Berikan
alasan!
Jawaban!
1. Defenisi Jinayah
Jinayah menurut bahasa adalah nama bagi hasil perbuatan seseorang yang
buruk dan apa yang diusahakan.Sedangkan menurut istilah jinayah yang
dikemukakan oleh Abdul Qadir Audah adalah suatu istilah untuk perbuatan
yang dilarang oleh syara’,baik perbuatan tersebut mengenai jiwa,harta dan lainnya.
Pada dasarnya pengertian dari istilah jinayah mengacu kepada hasil
perbuatan seseorang.Biasanya pengertian tersebut terbatas pada perbuatan yang
dilarang.
Berdasarkan uraian diatas dapat di jelaskan bahwa jinayah adalah semua
perbuatan yang diharamkan.Perbuatan yang diharamkan adalah tindakan yang
diharamkan atau dicegah oleh syara’ (hukum Islam).Apabila dilakukan perbuatan
tersebut mempunyai konsenkuensi membahayakan agama jiwa,akal kehormatan
dan harta benda.
2. Jenis-Jenis Jinayah dalam Islam
Jinayah dibagi dalam 3 (tiga) aspek yaitu:
a) Jaraimul Qishash,adalah kejahatan yang dapat dikenai hukuman qishash atau diyat.
Qishash artinya balasan yang sepadan,yaitu hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku
seperti perbuatan yang telah dilakukannya kepada korban.Misalnya hukuman bagi
pembunuh diqishash dengan cara dibunuh,hukuman bagi pelaku yang melukai yang
menyebabkan orang lain cacat diqishash seperti perbuatannya
(misalnya : qishash mata dengan mata,tangan dengan tangan,dan seterusnya).
Qishash diatur dalam Al Quran antara lain:
QS. Al Baqarah, 2:178
“Hai orang yang beriman,diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan orang
yang dibunuh,orang merdeka dengan orang merdeka,hamba dengan hamba,wanita
dengan wanita.Maka barangsiapa yang mendapatkan pemaafan dari saudaranya,
hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik,dan hendaklah (yang
diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik
(pula).Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu
rahmat.Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksaan yang
pedih”.
QS. Al Maidah, 5:45
“Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At-Taurat) bahwasanya
jiwa (dibalas) dengan jiwa,mata dengan mata,hidung dengan hidung,telinga dengan
telinga,gigi dengan gigi,dan luka-luka (pun) ada qishashnya.Barangsiapa yang
melepaskan (hak qishash)nya,maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa
baginya.Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah,
maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim ”.
Sedangkan Diyat adalah ganti rugi akibat dari suatu perbuatan pidana
(jinayat).Misalnya,orang yang membunuh dengan tidak sengaja dihukum dengan
diyat berupa memerdekakan hamba sahaya dan membayar 100 ekor unta kepada
keluarga korban.
Diyat diatur dalam Al Quran yaitu:
“dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaknya) ia
memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diyat yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu),(An-Nisa, 4:92)
b) Jaraimul Had,adalah kejahatan yang dikenai had atau hudud.Yang terdiri dari:
▪ Jarimah zina
▪ Jarimah qadzf (menuduh Muslimah baik-baik berbuat zina)
▪ Jarimah syurb al khamr (meminum minuman keras)
▪ Jarimah al baghyu (pemberontakan)
▪ Jarimah al riddah (murtad)
▪ Jarimah al-sariqah (pencurian)
▪ Jarimah al hirabah (perampokan)
c) Jaraimul Takzir,adalah kejahatan yang dapat dikenai takzir.Jenis dan hukumannya
sanksinya secara penuh ada pada wewenang penguasa (keputusan hakim) demi
terealiasinya kemaslahatan umat.Dalam hal ini unsur akhlak menjadi pertimbangan
paling utama.Dalam penetapannya prinsip utama yang mejadi acuan penguasa
adalah menjaga kepentingan umum dan melindungi setiap anggota masyarakat dari
kemadhorotan (bahaya),serta penegakannya harus sesuai dengan prinsip syar’i.
Misalnya takzir atas maksiat,kemaslahatan umum,pelanggaran terhadap lingkungan
hidup,pelanggaran lalu lintas,dan lain-lain.

3. Apakah anda setuju jika ajaran Jinayah dalam Islam diterapkan di negara ini? Berikan
alasan!
Menurut saya hukum pidana Islam atau jinayah hanya sering kita dengar di
Wilayah Aceh dan sekitarnya.Namun untuk di Indonesia masih belum bisa untuk
diterapkan karena,masih banyak perdebatan antara umat Muslim dan Non-muslim
dikalangan pemerintahan hukum pidana Islam tersebut adalah hukum yang pantas
untuk diterapkan dikarenakan hukum tersebut menjatuhkan sanksi sesuai dengan
apa yang dilakukan.
Seperti halnya berzina atau melakukan hubungan seksual yang diancam
dengan 100 kali jilid atau cambuk kemudian,bagi orang yang telah menikah maka
akan didera sampai mati dan bagi orang yang yang menuduh wanita baik-baik
berzina.Maka akan dikenakan hukuman 80 kali jilid atau cambuk,apabila dia tidak
dapat membuktikan persaksiannya di hadapan hakim.
Mengapa jinayah ini harus diterapkan dikarenakan,bahwa hukum jinayah
bukan hanya sebagai untuk melakukan hukuman saja namun terdapat juga sanksi
sosialnya dikarenakan pelaksanaan hukum tersebut dilakukan di depan orang banyak
dengan tujuan agar ia malu untuk melakukan hal itu lagi.Jadi dalam hal ini kita juga
mendapatkan efek yang baik,karena dilakukan di depan orang banyak maka secara
tidak langsung sanksi sosial bagi ia dan keluarganya karena ia akan dikucilkan secara
tidak langsung oleh orang-orang sekitarnya,yang akan menjadi cambuk bagi dirinya
agar tidak mengulangi lagi.
Namun,di sisi lain apabila jinayah ini diterapkan maka banyak yang akan tidak
setuju dikarenakan mereka akan mengatakan bahwa.Mengapa hukum ini harus
diterapkan apa faedahnya apa tujuannya dan apa manfaatnya bagi kami orang-orang
yang Non-muslim.Jika hukum jinayah ini diterapkan maka seluruhnya di wilayah
Indonesia akan mendapatkan sanksi dan hukuman yang sama dan tidak ada
perbedaan hukuman antara daerah satu dengan daerah yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai