Anda di halaman 1dari 22

EFEKTIVITAS HUKUMAN DALAM

MENEKAN TINDAK PIDANA SERTA


EFISIENSI ANGGARAN NEGARA
JIKA NEGARA MEMBERLAKUKAN
HUKUM PIDANA ISLAM

BY

ROKHMADI
rokhmadi@walisongo.ac.id
Pembagian Jarimah dlm hkm pidana Islam
Jarimah Hudud
Tindak pidana yang diancam hukuman hadd;
[az-zina, al-qadzaf, asy-syurbu, as-sirqah,
al-hirabah, al-baghyu & ar-riddah) ,tetapi
mnrt saya ; asy-syurbu, al-baghyu dan ar-
riddah tdk termasuk jarimah hudud

Jarimah qishash-diyat
Tindak pidana yg diancam hukuman
JARIMAH qishash/sepadan; (Al-qatl al-’amd dan al-jarh
al-’amd ) atau diyat ; (al-qatl syibh al-’amd, al-
qatl al-khatha’,, & al-jarh al-khatha’)

Jarimah ta’zir
Tindak pidana yg diancam dg hkmn ta’zir;
Hukuman diserahkan kpd kebijakan
penguasa/hakim
Problem Akademik
Masalahnya: Efektiv atau efisienkah?
Efektivitas Hukum
• Teori efektivitas hukum mnrt Lawrence M.
Friedmen; suatu hukum dikatakan efektif, jika
struktur hukum, substansi hukum dan budaya
hukum dari sistem hukum tsb berjalan efektif.
• Struktur hukum; bgmn hkm itu dilaksanakan
• Substansi hukum; peraturannya berlaku
mengikat dan sbg pedoman oleh penegak hkm
• Budaya hukum; pemahaman dan kesadaran
masyarakat dlm mentaati hukum
Efisensi Hukum
• Efisien hukum; cara untuk mencapai suatu
tujuan yaitu pemberian hukuman secara
optimal (cepat dan tepat) sesuai dengan tindak
pidana yang dituduhkan kepada pelaku tindak
pidana.
• Contohnya; Jika membunuh sengaja, maka
hukumannya dihukum mati/dibunuh, tanpa
perlu dipenjara terlalu lama, kecuali penjara
sblm eksekusi mati.
Konsep Hukum Pidana Islam
     
    
Tawaran Hukum Pidana Islam dlm
Pembaruan RUU-KUHP:
1
Tindak pidana perzinaan dalam RUU-KUHP, pasal 415
masih dalam bentuk delik aduan (tindak Pidana Privat),
baik oleh pasangannya (suami/istrinya) dan atau (orang
tua/anaknya) yg dirugikan, sanksinya hanya dipenjara
paling lama satu tahun. Sdgkn dalam Islam perzinaan
merupakan tindak pidana publik (masyarakat), baik ada
pengaduan ataupun tidak, jika terbukti adanya
pengakuan, saksi, dan qarinah (bukti kehamilan),
sanksinya cambuk 100 kali dan dipenjara satu tahun.
2
Tindak pidana penghinaan (pencemaran &
fitnah) dalam RUU-KUHP, belum memasukkan
tindak pidana qadzaf (menuduh berzina atau
menghilangkan nasab), padahal tindak pidana
qadzaf itu bertujuan menjaga kehormatan
seseorang terutama pihak perempuan.
Sebagaimana QS. An-Nur: 4 dg kalimat:
 [wanita-wanita yang Suci, akil
balig dan muslimah]
3
Semua tindak pidana yang mengarah kepada zina dalam RUU-
KUHP masih sebatas ketidakrelaan pasangan; jika dilakukan suka
sama suka, mk perbuatan tsb tidak dianggap pidana, berbeda dg
Islam bahwa semua perbuatan yang mengarah ke perzinaan, mk
perbuatan tsb adalah pidana baik dilakukan suka sama suka
maupun tidak, krn menjaga moral manusia, (QS. Al-Isra’:32)
kalimat :    , di antaranya;
1. Khalwat (berduan beda jenis kelamin bukan mahramnya) seperti
Qanun Aceh, pasal 23 (dicambuk 10 kali)
2. Ikhtilath (Perbuatan bermesraan baik ditempat terbuka atau
tertutup yang bukan mahramnya) seperti Qanun Aceh, pasal 25.
(dicambuk 30 kali)
3. Liwath (Homo seksual) seperti Qanun Aceh, pasal 63. (dicambuk
100 kali)
4. Musahaqah (Lesbian) seperti Qanun Aceh, pasal 64 (dicambuk
100 kali)
4
Ketentuan tindak pidana Pembunuhan dan Penganiayaan dalam RUU-
KUHP problem yang krusial adalah tentang penuntutan masih
dilakukan oleh jaksa (penuntut umum ) yg tdk mempunyai
kepentingan/dampak dari terjadinya pembunuhan dan penganiayaan.
Berbeda dg Islam bahwa justru pihak keluarglah (‘aqilah) yang berhak
menuntut hukuman kepada pihak terdakwa, krn keluarglah yg
menanggung beban/dampak dari pembunuhan dan penganiayaan
tersebut.
Dmk, faktor2 yg membuat pihak keluarga tdk puas/adil atas hukuman
yang diputuskan hakim;
1. Pihak keluarga tdk dilibatkan dalam penuntutan hukuman
2. Pihak keluarga juga tdk mendapatkan pembayaran diyat dari terpidana
Coba Camkan dan Renungkan
Firman Allah dibawah:
        •

         •
         •
• Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah Kafir, dzalim, dan
fasiq (QS. Al-Maidah: 44,45,47)
Ahli Tafsir; Orang yang tidak memutuskan
perkara menurut hukum Allah
ada tiga macam:
• a. Karena benci dan ingkarnya kepada hukum
Allah, orang yang semacam ini kafir (QS. Al-
Maidah: 44)
• b. Karena menurut hawa nafsu dan merugikan
orang lain dinamakan zalim (QS. Al-Maidah:
45)
• c. karena keluar dari jalan kebenaran dan
kebaikan, disebut Fasik (QS. Al-Maidah: 47)
Natijah/Simpulan
• Bahwa di dalam RUU-KUHP memang hampir semua
tindak kriminal sdh diatur, tetapi kurang Efektif, krn
sanksinya msh terlalu ringan, shg tdk menjerakan bagi
pelakunya.
• Berbeda dg syari’at Islam, sanksi yang ditawarkan, spt.
Cambuk, potong tangan, diyat, penjara, hukuman mati,
dan ta’zir, mungkin bisa efektif hukumannya.
• Krn Islam sanksinya jelas, mk bisa efisien negara dlm
menanganinya, tdk semua harus dipenjara yg
membutuhkan biaya besar dan hampir semua penjara
di Indonesia sdh overload
Harapan Hasil Webinar
Rekomendasi:
Dg hasil Webinar ini ada beberapa
tawaran yg dpt dipakai sbg bahan
acuan dlm pembaharuan hukum
pidana Islam sebagai
penyempurnaan RUU-KUHP
Indonesia pd masa mendatang

Terima Kasih
BUKU HUKUM PIDANA ISLAM

Anda mungkin juga menyukai