Anda di halaman 1dari 40

Asas-asas Hukum Islam

Pengertian asas:
Dasar, basis, pondasi
Kebenaran yang dipergunakan sebagai
tumpuan berfikir dan alasan pendapat,
terutama, dalam penegakan dan pelaksanaan
hukum
Asas hukum Islam diambil dari sumber hukum
Islam terutama al-Quran dan sunnah yang
dikembangkan oleh akal pikiran orang yg
memenuhi syarat untuk berijtihad
Asas-asas syariah Islam
Meniadakan kepicikan atau kesempitan (
): meniadakan hal-hal yang menyulitkan
masyarakat yang berlebih-lebihan yang
menghabiskan daya kekuatan manusia dalam
melaksanakannya
Menyedikitkan beban ()
Berangsur-angsur dalam menetapkan hukum
Sejalan dengan kemaslahatan manusia
Mewujudkan keadilan yang merata
Asas umum hukum Islam:
Asas keadilan
Asas kepastian hukum
Asas kemanfaatan
ASAS KEADILAN
Kata keadilan disebutkan dalam al-Quran sebanyak
1.000 kali. Allah mengingatkan betapa pentingnya
keadilan diterapkan.
Surat ash-shod ayat 26: Hai Daud, Sesungguhnya
Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka
bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara
manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari
jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat
dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat,
karena mereka melupakan hari perhitungan.
Surat an-Nisa ayat 135: Wahai orang-orang yang
beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu. jika ia (red: tergugat/terdakwa) kaya
ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-
kata) atau enggan menjadi saksi, Maka
Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala
apa yang kamu kerjakan.
ASAS KEPASTIAN HUKUM
sebelum ada nas al-Quran atau Hadis yang
menjelaskan, tidak ada hukum bagi perbuatan
orang-orang yang berakal sehat. Selama
belum ada nas yang melarang, maka tidak ada
tuntutan ataupun hukuman atas pelakunya.
Al-Isro:15

". Dan kami tidak akan menyiksa sebelum kami
mengutus seorang rasul."
ASAS KEMANFAATAN
asas yang mengiringi keadilan dan kepastian
hukum tersebut diatas. Dalam melaksanakan
asas keadilan dan kepastian hukum hendaknya
memperhatikan manfaat bagi terpidana atau
masyarakat umum
Contoh: hukum mati bila dalam pertimbangan
hukum mati lebih membawa manfaat bagi
masyarakat, efek jerah, maka hukum itu
dijatuhkan.
Pembagian hukum Islam
Hukum Muamalat yang diklasifikasikan
menjadi dua bagian yaitu: Hukum privat Islam
(muamalat) dan Hukum publik Islam (jinayat)
Hukum ibadat
Prinsip hukum Muamalat
Pada dasarnya segala bentuk muamalat
adalah mubah, kecuali yang ditentukan lain
oleh al-Quran dan sunnah
Muamalat dilakukan atas dasar sukarela,
tanpa mengandung paksaan
Muamalat dilaksanakan atas dasar
pertimbangan mendatangkan manfaat dan
menghindari mudharat bagi kehidupan
Muamalat dilaksanakan dengan memelihara
nilai keadilan, menghindari unsur-unsur
penganiayaan, unsur-unsur mengambil
kesempatan dalam kesempitan
Prinsip pertama
Hukum islam memberikan kesempatan luas
perkembangan bentuk dan macam muamalat
baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan
hidup masyarakat
Prinsip kedua
Menunjukan bahwa kebebasan kehendak
pihak-pihak bersangkutan selalu diperhatikan.
Pelanggaran terhadap kebebasan kehendak
itu berakibat tidak dapat dibenarkannya suatu
bentuk muamalat. Mislanya jual beli atas
dasar paksaan dianggap tidak sah
Prinsip ketiga
Menunjukan bahwa suatu bentuk muamalat
harus dilakukan atas dasar pertimbangan
mendatangkan manfaat dan menghindari
mudharat dalam hidup masyarakat, dengan
akibat segala bentuk muamalat yang merusak
kehidupan masyarakat tidak dibenarkan.
Misalnya berdagang narkotika, ganja,
perjudian dan prostitusi
Prinsip keempat
Menunjukan bahwa segala bentuk muamalat
yang mengandung unsur penindasan tidak
dibenarkan. Misalnya berjual barang jauh
dibawah harga pantas karena penjulanya amat
memerlukan uang untuk menutupi kebutuhan
primernya, atau sebaliknya penjual menjual
barang di atas harga semestinya karena
pembelinya amat membutuhkan barang
tersebut.
Asas-asas hukum perdata Islam
Asas kebolehan atau mubah
Asas kemaslahatan hidup
Asas kebebasan dan kesukarelaan
Asas menolak mudarat dan mengmbil
manfaat
Asas kebajikan (kebaikan)
Asas kekeluargaan atau asas kebersamaan
yang sederajat
Asas adil dan berimbang
Asas mendahulukan kewajiban dari hak
Lanjutan...
Asas larangan merugikan diri sendiri dan
orang lain
Asas kemampuan berbuat atau bertindak
Asas mendapatkan hak karena usaha dan jasa
Asas perlindugan hak
Asas hak milik berfungsi sosial
Asas yang beriktikad baik harus dilindungi
Asas mengatur dan memberi petunjuk
Asas tertulis atau diucapkan di depan saksi
Objek hukum muamalat (hukum perdata
Islam)
Hanya menyangkut urusan-urusan
keperdataan dalam hubungan kebendaan, dan
meliputi tiga maslah pokok, yaitu hak dan
pendukungnya, benda dan milik atasnya, dan
perikatan hukum (akad)
Hukum pidana Islam
Dalam istilah fikih disebut jinayat yang berarti
perbuatan dosa, kejahatan atau pelanggran.
Perbuatan pidana disebut jarimah, yaitu
larangan syara yang diancam Allah dengan
hukuman hadd dan tazir
Macam jarimah: jarimah qisas, jarimah diyat,
jarima hudud, dan jarima tazir
Unsur jarimah:
Unsur formal: adanya ketentuan atau nas yang
menunjukannya sebagai jarimah
Unsur material: adanya perbuatan melanggar
hukum yang benar-benar telah dilakukan
Unsur moral: adanya niat pelaku untuk
berbuat jarimah
Jarimah qisas (kisas)
Jarimah yg diancam dengan pidana qisas,
pidana yang sama dengan macam perbuatan
piddana yang dilakukan
Macamnya: pembunuhan yang disengaja,
penganiayaan
Jarimah diyat:
Jarimah yang ancaman pidana asalnya adalah
diyat (hukuman ganti rugi atas penderitaan
yang dialami si korban atau keluarganya)
Macamnya: pembunuhan yang tidak sengaja,
pembunuhan seperti disengaja (semi sengaja)
dan penganiayaan yang tidak disengaja
Jarimah hudud:
Jarimah yang diancam dengan hukuman hadd
(hukuman yang telah ditentukan dalam nash
al-Quran atau sunnah Rasul dan telah pasti
acamnya.
Diantaranya: pencuri, perampokan,
pemberontakan, zina, menuduh zina, minum-
minuman keras dan riddah (keluar dari agama
Islam)
Jarimah tazir:
Jarimah yang diancam dengan hukum tazir
(macam kejahatan ada yang telah disebutkan
dalam nash tetapi macam hukumannya
diserahkan kepada penguasa)
Misalnya: memakan harta anak yatim, riba,
homoseksual, dll
Asas-asas hukum pidana Islam
Asas legalitas (al-Isra: 15)
Asas tidak berlaku surut dalam hukum pidana
Islam (an-Nisa: 23)
Asas praduga tak bersalah
Tidak sahnya hukuman karena keraguan
Prinsip kesamaan di hadapan hukum
Asas larangan memindahkan kesalahan pada
orang lain
Hukuman setimpal dengan jarimahnya
Asas legalitas
dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa
orang lain, dan kami tidak akan meng'azab sebelum kami
mengutus seorang rasul (al-Isra, 17:15)
tetapi bagi mereka ada waktu yang tertetu (untuk
mendapat azab).. (al-Kahfi, 18: 58)
dia menjadi saksi antara Aku dan kamu. dan Al Quran Ini
diwahyukan kepadaku supaya dengan dia Aku memberi
peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai
Al-Quran (kepadanya).. (al-Anam, 6:19)
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (al-baqarah:286)
Kaidah fikih:
Tidak ada hukum bagi perbuatan manusia
sebelum adanya aturan
hukum asal sesuatu itu adalah boleh sampai
datang petunjuk yang melarang
Penerapan asas legalitas dalam hukum
pidana Islam
Dari macam tindak pidana, Pidana hudud dan
pidana qisas serta pidana tazir biasa jenis
perbuatannya sudah ditentukan, sedangkan
tazir untuk kepentingan umum perbuatannya
tidak ditentukan hanya sifatnya saja.
Dari segi hukuman, pidana hudud dan qisas
sudah ditentukan, sedangkan tazir syariaat
hanya menyediakan sekumpulan hukum,
hakimlah yang menenukan
Jenis Pidana Islam:
Hudud:sanksi hukum yang kadarnya telah
ditetapkan secara jelas berdasarkan teks atau
nash, baik al-Quran maupun hadits
tazir adalah sanksi hukum yang ketetapannya
tidak ditentukan, atau tidak jelas
ketentuannya, baik dalam al-Quran maupun
hadits
Hudud:
Zina: dera 100 kali, pengasingan, rajam
Qadzaf (menuduh zina): dera 80 kali
Minum khamar: dera 80 kali
Pencurian: potong tangan
Hirabah (mengganggu keamanan): hukuman
mati, hukuman mati dengan disalib, potong
tangan dan kaki, pengasingan
Murtad: hukuman mati
Pemberontakan: hukuman mati
Qisas-diyat:
Pembunuhan sengaja: hukuman mati
Pembunuhan menyerupai sengaja: diyat
Pembunuhan karena kesalahan: diyat
Penganiayaan: pembalasan setimpal
Menimbulkan luka karena kesalahan: diyat
Kifarat:
Pembunuhan menyerupai sengaja,
pembunuhan karena kesaalahan
Perusakan puasa
Merusak ihram
Melanggar sumpah
Menggauli istri bulan ramadhan
Menggauli istri sesudah mendziharnya
Hukumannya: membebaskan budak, memberi
makan orang miskin, memberi pakaian orang
miskin, berpuasa
Tazir:
Jenisnya: tindak pidana selain yang sudah
disebutkan
Hukumannya: Hukuman Mati, dera/jilid,
hukuman kurungan, pengasingan, hukuman
salib, hukuman pengucilan, ancaman, teguran,
peringatan dan denda
Asas tidak berlaku surut
Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita
yang Telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali
pada masa yang Telah lampau.. (an-Nisa: 22)
Sabda Rasul setiap kesalahan yang terjadi di
masa Jahiliyyah harus dihapuskan, dan aku
mulai dengan tuntutan dari al Harists ibn Abd
al-Muthalib; riba yang dilakukan selama
periode itu juga dihapuskan mulai dari riba
pamanku, al-abbas ibn abd al-muthalib
Pengecualian asas ini:
Kejahatan-kejahatan berbahaya yang
membahayakan keamanan dan ketertiban
umum
Dalam kasus yang sangat diperlukan, untuk
suatu kasus yang penerapannya berlaku surut
adalah bagi kepentingan masyarakat
Contoh:
di zaman pra-Islam, seorang anak diizinkan
menikahi istri dari ayahnya. Islam melarang
praktek ini, tetapi ayat Al-Quran secara khusus
mengecualikan setiap perkawinan seperti itu yang
dilakukan sebelum pernyataan dilarang: Dan
janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah
dikawini ayahmu, terkecuali pada masa yang
telah lampau. (an-Nisa: 22). Sebagai akibatnya,
ikatan perkawinan seperti itu menjadi putus,
namun dari sisi hukum pidana pelakunya tidak
dipidana
Asas praduga tidak bersalah
Sabda nabi: hindarkan bagi muslim hukuman
hudud kapan saja kamu dapat dan bila kamu
menemukan jalan untuk membebaskannya.
Jika imam salah, lebih baik salah dalam
membebaskan daripada salah dalam
menghukum.
Tidaknya sahnya hukam karena
keraguan :
Sabda Nabi: Hindarkan hudud dalam keadaan
ragu lebih baik salah dalam membebaskan
daripada salah menghukum.
putusan untuk menjatuhkan hukuman harus
dilakukan dengan keyakinan, tanpa adanya
keraguan
Keraguan membawa pembebasan terdakwa dan
pembatalan hukuman hadd. Akan tetapi, ketika
pembatalan hukuman had ini, hakim (jika
diperlukan) masih memiliki otoritas untuk
menjatuhkan hukuman ta'zir kepada terdakwa
Prinsip kesamaan di hadapan hukum:
Sabda Rasullah: Wahai manusia! Kalian
menyembah Tuhan yang sama, kalian mempunyai
bapak yang sama. Bangsa Arab tidak lebih mulia
dari bangsa Persia, dan merah tidak lebih mulia
dari hitan, kecuali dalam ketaqwaan
Dalam Islam tidak memberikan keistimewaan
hukum kepada siapapun dalam masalah pidana
termasuk kepada kepala negara asing, diplomata
asing, anggota legislator, orang kaya dan anggota
masyarakat terhormat
Asas material
Asas material hukum pidana Islam
menyatakan bahwa tindak pidana ialah segala
yang dilarang oleh hukum, baik dalam bentuk
tindakan yang dilarang maupun tidak
melakukan tindakan yang diperintahkan, yang
diancam hukum (had atau tazir)
Asas moral:
Asas Adamul Uzri yang menyatakan bahwa seseorang tidak
diterima pernyataannya bahwa ia tidak tahu hukum
Asas Raful Qalam yang menyatakan bahwa sanksi atas suatu
tindak pidana dapat dihapuskan karena alasan-alasan tertentu,
yaitu karena pelakunya di bawah umur, orang yang tertidur dan
orang gila
Asas al-Khath wa Nis-yan:seseorang tidak dapat dituntut
pertanggungan jawab atas tindakan pidananya jika ia dalam
melakukan tindakannya itu karena kesalahan atau karena
kelupaan
Asas Suquth al-Uqubah:Asas ini menyatakan bahwa sanksi
hukum dapat gugur karena dua hal : pertama, karena si pelaku
dalam melaksanakan tindakannya melaksanakan tugas; kedua,
karena terpaksa

Anda mungkin juga menyukai