Anda di halaman 1dari 16

ASAS LEGALITAS

DALAM HUKUM
PIDANA ISLAM
Oleh Kelompok 2
PERKENALAN
ANGGOTA
Atika Ulya
Fauziah
Muhammad Fajar
Ikhlas
Hana Hanifah
PENGERTIAN ASAS
LEGALITAS
Asas legalitas adalah asas yang menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran dan tidak
ada hukuman sebelum ada aturan yang mengaturnya. Asas ini didasarkan pada
beberapa firman Allah dalam Al-Qur'an, seperti:
• QS. Al-israa’ [17]:15
Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia
berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka
sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa
tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami
mengutus seorang rasul."
SUMBER ASAS
Salah satuLEGALITAS
aturan pokok yang sangat penting dalam Syari'at Islam ialah aturan yang berbunyi:
"Sebelum ada ketentuan, tidak ada hukum bagi perbuatan orang-orang yang berakal sehat".
Dengan perkataan lain perbuatan seseorang yang cakap tidak mungkin dikatakan dilarang, selama
belum ada ketentuan yang melarangnya, dan ia mempunyai kebebasan untuk melakukan perbuatan
itu atau meninggalkannya, sehingga ada nas yang melarangnya. Aturan pokok lain berbunyi
sebagai berikut: "Pada dasarnya semua perkara dan semua perbuatan dibolehkan". Dengan
perkataan lain, semua perbuatan dan semua sikap tidak berbuat dibolehkan dengan kebolehan yang
asli, artinya bukandari
Kesimpulan kebolehan
pada keduayangaturan
dinyatakan
pokok oleh Syara'.
tersebut ialahJadi selama
bahwa: belumperbuatan
"Sesuatu ada nas yang
melarang,
atau maka
sikap tidak
tidak ada tuntutan
berbuat tidakterhadap semua perbuatan
boleh dipandang sebagaidan sikapkecuali
jarimah tidak-berbuat.
karena adanya
nas (ketentuan) yang jelas dan yang melarang perbuatan dan sikap tidak berbuat
tersebut. Apabila tidak ada nas yang demikian sifatnya, maka ti dak ada tuntutan
ataupun hukuman atas pelakunya".
DASAR HUKUM
ASAS LEGALITAS
⚬Dalam Hukum Pidana Islam , Asas Legalitas dikenal sebagai salah satu prinsip jinayah,
yang didasarkan pada ayat-ayat Al-Quran antara lain Q.S 17 ayat 15, Q.S 28 ayat 59,
Q.S 6 ayat 19 dan hadits-hadits nabi. Dalam Jinayah, asas legalitas ( qowaid usulliyah)
dimaknai sebagai sesuatau perbuatan ( atau sikap tidak berbuat) tidak boleh dipandang
sebagai jarimah (tindak pidana) kecuali karena adanya had (ketentuan) yyang jelas dan
yang melarang perbuatan (dan sikap tidak berbuat)tersebut. Apabila tidak ada had yang
demikian sifatnya maka tidak ada tuntutan ataupun hukuman atas pelaku, "tidak ada
suatu tindak pidana tanpa ada had yang terlebih dahulu disiarkan atau diundangkan
kepada masyarakat".
JENIS-JENIS ASAS
DALAM HUKUM PIDANA
ISLAM
1. Asas Legalitas
Asas legalitas dalam hukum pidana Islam didasarkan pada ketentuan Tuhan, bukan
pada akal manusia. Antara lain, surah Al-Isra ayat 15 dan Al-Qashash ayat 59
digunakan sebagai dasar hukum asas legalitas. Prinsip legalitas ini diterapkan paling
tegas pada kejahatan-kejahatan hudud. Pelanggarannya dihukum dengan sanksi
hukum yang pasti. Prinsip tersebut juga diterapkan bagi kejahatan qishash dan diyat
dengan
2. Asas diletakanya
Teritorial prosedur khusus dan sanksi yang sesuai.
Asas teritorial dalam hukum pidana Islam adalah asas legalitas yang mengatur
tentang wilayah yang dilindungi oleh hukum pidana Islam. Menurut konsepsi hukum
Islam Asas teritorial yaitu hukum pidana Islam hanya berlaku di wilayah di mana
hukum Islam diberlakukan.
3. Asas Amar Makruf Nahi Munkar
Asas Amar Makruf Nahi Munkar, asas ini bermaksud menyampaikan kebaikan,
mencegah kejahatan. Menurut bahasa, amar makruf nahi munkar adalah menyuruh
kepada kebaikan, mencegah dari kejahatan.
JENIS-JENIS ASAS
DALAM HUKUM PIDANA
ISLAM
4. Asas Materi
Asas materi dalam hukum pidana Islam adalah asas legalitas yang mengatur tentang
hukum yang dilindungi oleh hukum pidana Islam, seperti hukum yang melindungi
kebebasan individu, kolektif, berpikir, berpendapat, beragama, berpolitik, dan lain
sebagainya. Asas material hukum pidana Islam menyatakan bahwa tindak pidana
ialah segala yang dilarang oleh hukum, baik dalam bentuk tindakan yang dilarang
maupun tidak melakukan tindakan yang diperintahkan, yang diancam hukum (had
atau ta’zir).
5. Asas Moralitas:
Asas moralitas dalam hukum pidana Islam adalah asas legalitas yang mengatur
tentang kewajiban moral yang diberikan Islam bagi setiap penganutnya, baik
kewajiban individu, kolektif, berpikir, berpendapat, beragama, berpolitik, dan lain
sebagainya.
PENERAPAN ASAS
LEGALITAS PADA
JARIMAH HUDUD, QIYAS-
DIYAT, DAN TA'ZIR
1. Asas Legalitas pada Jarimah Hudud
Asas legalitas diterapkan dengan teliti oleh Syara', dan hal ini nampak jelas dari nas-nas
yang mengenai jarimah tersebut.
Untuk Jarimah Zina
• Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QR. Israa’ 32)
Untuk Jarimah Qadzaf
• Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka
tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan
puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan
mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur 4)
PENERAPAN ASAS
LEGALITAS PADA
JARIMAH HUDUD, QIYAS-
DIYAT, DAN TA'ZIR
Untuk Jarimah Minum-minuman Keras
• Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-maidah 90)
Untuk Jarimah Pencurian
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-maidah 90)
Untuk Jarimah Riddah
• Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS.
PENERAPAN ASAS
LEGALITAS PADA
JARIMAH
Untuk Jarimah Riddah
HUDUD, QIYAS-
DIYAT,
• DAN TA'ZIR
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS.
Untuk Jarimah
Al-imran 85) pemberontakan (al-baghyu)
• Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu
damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain,
hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah
Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah
kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (QS. Al-
Hujarat 9)
PENERAPAN ASAS
LEGALITAS PADA
JARIMAH HUDUD, QIYAS-
2. Asas legalitas pada Jarimah Qizaz-diyat
DIYAT, DAN TA'ZIR
Asas Legalitas juga diterangkkan pada jarimah qisas-diyat sebagaimana yang dapat
diketahui dari nas-nas yang tersebut berikut ini. Jarimah-jarimah yang diancamkan
hukuman qisas ialah kut ini. pembunuhan sengaja, dan penganiayaan-sengaja.
Untuk pembunuhan-sengaja:
• Janganlah kamu membunuh jiwa yang dimuliakan oleh tuhan, kecuali dengan jalan yang
benar. Maka barangsiapa dibunuh dengan aniaya, maka Kami telah memberikan kepada
walinya (keluarganya) suatu kekuasaan. Oleh karena itu hendaklah ia jangan berlebih-
Untuk
lebihanpenganiayaan sengaja.
dalam melakukan hukuman (Qur-an, Isra' 33).
• Bagimu dalam qisas adalah suatu kehidupan, wahai orang- orang yang mempunyai fikiran
(Quran, al-Baqarah 179).
PENERAPAN ASAS
LEGALITAS PADA
JARIMAH HUDUD,
Untuk pembunuhan-tidak-sengaja:
QIYAS-
DIYAT, DAN TA'ZIR
• Tidaklah boleh bagi seseorang mu'min untuk membunuh seseorang mu'min lain, kecuali
karena keluputan (kekeliruan tidak sengaja). Barang siapa membunuh seseorang mu'min
karena keluputan maka atasnya membebaskan hamba mu'min dan diyat yang diberikan
kepada keluarganya kecuali kalau mereka menyedekahkannya. Kalau korban adalah dari
suatu kaum yang menjadi musuh bagimu sedang ia adalah orang mu'min, maka atasnya
membebaskan hamba mu'min. Kalau korban berasal dari kaum dimana antara kamu dengan
mereka ada suatu perjanjian muka atasnya adalah diyat yang diserahkan kepada keluarganya
dan membebaskan hamba yang mu'min. Barangsiapa tidak mendapatkan maka atasnya
puasa dua bulan berturut-turut sebagai syarat penerimaan taubat dari Allah (Qur-an, an-Nisa
92).
PENERAPAN ASAS
LEGALITAS PADA
JARIMAH HUDUD, QIYAS-
DIYAT, DAN TA'ZIR
Untuk penganiayaan tidak sengaja:
• Dalam jarimah ini Rasulullah menentukan batas-batas hukum diyat, dengan dasar
perhitungan apabila pada badan hanya terdapat satu macam anggota badan, seperti hidung,
lidah, alat kelamin, maka dikenakan satu diyat lengkap, yaitu seratus unta. Apabila yang
dirusakkan adalah anggota badan yang rangkap, seperti mata dan telinga, maka untuk
masing-masingnya dikenakan separo diyat, yaitu lima puluh unta. Menghilangkan satu gigi
di- kenakan lima unta. Rasulullah juga mewajibkan diyat pada penganiayaan yang
menghilangkan indera-indera, seperti pendengaran, penglihatan dan perasaan (fikiran).
Penganiayaan sengaja
• Dalam beberapa macam penganiayaan sengaja, Rasulullah s.a.w. telah menentukan
hukumannya. Seperti dalam melukai kepala dan muka, apabila sampai tulangnya nampak
(mudlihah), maka dikenakan lima unta. Apabila sampai mematahkan tulang, dikenakan
sepuluh unta. Apabila sampai mengenai lapisan otak, atau mengenai otak sendiri, dikenakan
sepertiga diyat (diyat ialah seratus unta). Tiap-tiap pelukaan yang sampai masuk perut atau
PENERAPAN ASAS
LEGALITAS PADA
JARIMAH HUDUD, QIYAS-
DIYAT, DAN TA'ZIR
3. Asas legalitas pada Jarimah Ta’zir
Asas legalitas juga diterapkan oleh Syara' pada jarimah taʼzir meskipun berbeda dengan
penerapan pada jarimah-jarimah hudud dan qisas-diyat karena penerapan pada jarimah ta'zir
diperlonggar, sebab corak jarimah ta'zir ini serta kemaslahatan umum menghendaki adanya
pelonggaran tersebut. Sebagai akibat adanya pelonggaran ini, maka untuk jarimah-jarimah
ta'zir tidak perlu ada penyebutan hukuman secara tersendiri, seperti yang kita dapati pada
jarimah-jarimah hudud dan qisas diyat. Dalam hal ini seseorang hakim boleh memilih
sesuatu hukuman yang sesuai dengan macamnya jarimah ta'zir dan pembuatannya, dari
kumpulan hukuman-hukuman yang disediakan untuk jarimah ta'zir. Juga hakim bisa
memperingan hukuman atau memberatkannya. Juga sebagai akibat adanya kelonggaran
tersebut ialah bahwa untuk beberapa jarimah yang mempunyai sifat-sifat tertentu tidak
diperlukan ketentuan tersendiri yang menyatakannya sebagai jarimah, melainkan cukup
dinyatakan dengan cara yang umum.
KESIMPULAN
Asas legalitas hukum pidana Indonesia diatur dalam Pasal 1 KUHP. Tujuannya adalah untuk
melindungi masyarakat, tidak memedulikan kesewenang-wenangan penguasa, dan sebagai
legalitas mengatur denda tanpa pembayaran di muka. Selain ketentuan mengenai perlunya
membuat undang-undang cadangan yang diancam peraturan dengan tertulis juga persetujuan pada
asas legalitas, ketentuan analogi pelarangan dan pelarangan berlaku pencabutan ketentuan
undang-undang tersebut. Asas legalitas hukum pidana Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an
diperkuat dengan rumusan penjelasan hadits dan didukung oleh akal budi manusia hukum.
Tujuannya adalah memuliakan manusia, asas legalitas dalam hukumhukum pidana Islam
bertujuan juga untuk melindungi jiwa, ruh, agama dan harta keturunan manusia. Hukum pidana
Indonesia dan hukum pidana Islam mempunyai ciri -ciri khas peraturan legalitasnya masing-
masing,persamaan dan perbedaannya. Undang-undang tersebut termasuk pidana hukum Islam
Kehidupan Masyarakat berpotensi untuk diterapkan dalam konteks Pembaharuan asas legalitas
diIndonesia. Karena berkembangnya zaman , hukum pidana harus mempunyai kemampuan
menciptakan hukumyang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
TERIM
KASIH
A

Anda mungkin juga menyukai