Anda di halaman 1dari 6

Makalah Al-Islam III

BAB I
PENDAHULUAN

I.1   Latar belakang
            Pemberian hukum dalam rangka hak Allah swt, ditetapkan demi kemaslahatan
masyarakat dan terpeliharanya ketenteraman atau ketertiban umum.Oleh karena itu hukuman itu
didasarkan atas hak Allah SWT, maka tidak dapat digugurkan, baik oleh individu maupun oleh
masyarakat.
            Hadirnya Islam di tengah-tengah kehidupan manusia merupakan rahmat.Rahmat berarti
anugrah karunia atau pemberian Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Manusia
diharapkan mampu mengambil manfaat secara maksimal dengan kesadaran akan dirinya sendiri.
Semua aturan yang ada dalam  Islam, baik yang berupa perintah, larangan, maupun anjuran
adalah untuk manusia itu sendri. Manusia hendaknya menerima ketentuan-ketentuan hukum
islam dengan hati yang lapang kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.Dalam hal
ini di antara aturan Islam yang hendak di bahas meliputi zina, qazf, minuman keras, dan lain
sebagainya. Kata hudud adalah bentuk jamak dari kata had. Pada dasarnya had berarti pemisah
antara dua hal atau yang membedakan antara sesuatu dengan yang lain.
            Untuk lebih meningkatkan wawasan mahasiswa dan pendalaman terhadap ilmu agama
yang lebih luas lagi timbul rasa kecintaan terhadap ilmu agama, maka kami menganggap perlu
untuk bisa lebih jauh mengenalinya termasuk materi yang akan dibahas ini yaitu Hukum Hudud.
            Penyusunan makalah ini bertujuan supaya mengenali lebih jauh tentang ilmu agama
khususnya hukum hudud, tetapi tidak hanya sekedar mengenali dan diharapkan agar memahami
serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

I.2   Rumusan masalah
1.      Pengertian hudud.
2.      Kedudukan hukum hudud dalam islam.
3.      Macam-macam tindakan hudud.
4.      Ciri-ciri hudud.
5.      Hikmah pensyariatan hukum hudud.

I.3   Tujuan penulisan
1.      Mengetahui ruang lingkup hukum hudud.
2.      Mengetahui tindakan-tindakan yang termasuk dalam hukum hudud.
3.      Mengetahui hikmahnya pelaksanaan hudud.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian hudud


            Hudud adalah bentuk jamak dari kata “Had” yang artinya sesuatu yang membatasi dua
benda. Dan pada asalnya perkataan had ialah sesuatu yang memisahkan antara dua perkara dan
digunakan atas sesuatu yang membedakan sesuatu yang lain.
            Menurut syar’I, hudud adalah hukuman-hukuman kejahatan yang telah ditetapkan oleh
syara untuk mencegah dari terjerumusnya seseorang kepada kejahatan yang sama. Oleh karena
itu tidak termasuk ta’zir kerena ta’zir tidak ada ketentuan hukumnya dan tidak termasuk pula
qisas karena qisas adalah hak anak adam. Kesalahan dalam jinayah hudud dianggap sebagai
kesalahan terhadap hak Allah, karena perbuatan itu menyentuh kepentingan masyarakat umum
yaitu menjelaskan ketenteraman dan keselamatan orang ramai dan hukumannya pula memberi
kebaikan kepada mereka.Kesalahan ini tidak boleh diampunkan oleh manusia pada mangsa
jinayah itu sendiri, warisnya, ataupun masyarakat umum.
            Hukuman hudud wajib dikenakan pada orang yang melanggar larangan-larangan tertentu
dalam agama, misalnya zina, menuduh zina, qadzab, dan lain-lain.Mereka yang melanggar
ketetapan hukum Allah yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya adalah termasuk dalam
golongan orang yang zalim. Firman Allah SWT yang artinya :“Dan siapa yang melanggar
aturan-aturan hukum Allah maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.(Q.S.Al-Baqarah (2) :
229).

II.2 Kedudukan hukum hudud dalam Islam

            Islam diturunkan untuk dilaksanakan dalam kehidupan manusia di dunia dan sebagai
pedoman hidup yang mutlak bagi umat manusia khususnya bagi orang-orang Islam. Ajaran-
ajaran islam itu adalah bersifat universal, rasional, dan fitri serta sesuai untuk sepanjang zaman
xemua tempat dan keadaan. Tidak ada hukum Allah dan Rasul-Nya yang sudah lapuk ditelan
zaman, bahkan hukum-hukum Allah dan Rasul itulah hukum ultra moden karena ia dicipta oleh
Allah Yang Bijaksana dan Mengetahui akan sifat hambnya zahir dan batin. Tiada alternative lain
bagi umat Islam selain dari hukum-hukum Allah. Hukum-hukum islam itu telah dijalankan
sepenuhnya oleh Rasulullah dan Khulafur-Rasyidin dan Khalifah-khalifah Islam berikutnya
sehingga zaman kejatuhan Islam. Tidak ada siapapun yang erhak menukar gantikannya atau
memansukhkannya.Hukum-hukum tersebut adalah kekal abadi sampai akhir zaman. Allah telah
menurunkan hukum-hukumnya dan kepada kita sebagai hambanya diwajibkan melaksanakan
hukum-hukum itu dengan penuh ketaatan “kami dengar dan kami taat”, bukannya dengan dolak-
dalik dan helah seperti kaum Yahudi dan orang-orang munafiq.
 
Pelaksanaan hukum hudud dan lain-lain syariat islam dapat menyelesaikan masalah kerusakan
moral dan sahsiah yang sedang mengancam masyarakat menusia dan pasti akan wujud
masyarakat yang aman damai dan makmur dalam keridhaan Allah. Demikian jaminan Allah dan
Allah tidak akan memungkiri janji-janji-Nya.

II.3 Macam-macam tindakan yang golongan hudud


             Ada berbagai tindakan yang termasuk golongan hudud, antara lain :
1.      Zina
a.       Pengertian zina      
      Zina secara harfiyah artinya fahisyah, yaitu perbuatan keji. Zina dalam pengertian istilah
adalah hubungan kelamin diantara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang satu sama
lain tidak terkait hubungan perkawinan. (Abdurrahman Doi, 1991 : 31).
      Para fuqaha mengartikan bahwa zina yaitu melakukan hubungan seksual dalam arti
memasukkan zakar (kelamin pria) kedalam kelamin vagina (kelamin wanita) yang dinyatkan
haram, bukan karena syubhat, dan atas dasar syahwat.Jadi perbuatan zina itu adalah haram
hukumnya dan termasuk salah satu dosa besar, karena perbuatan tersebut termasuk perbuatan
yang sangat keji, pergaulan seperti binatang. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Isra (17) : 32.
Artinya “Dan janganlah kamu mendekati zina, sungguh zina itu perbuatan yang keji, dan jalan
suatu yang buruk”.

b.      Dasar penetapan adanya perbuatan zina


Ada dua cara yang dijadikan dasar untuk menetapkan bahwa menurut syara seorang telah
melakukan zina, yaitu :
1)      Empat orang saksi dengan syarat : semuanya laki-laki adil, memberikan kesaksian yang sama
tentang tempat, waktu dan cara melakukannya.
2)      Pengakuan dari pelaku, dengan syarat sudah baligh dan berakal. Jika orang yang mengaku telah
berbuat zina itu belum baligh atau sudah baligh tapi akalnya terganggu atau gila, maka tidak bisa
ditetapkan had zina padanya.

c.       Macam-macam had bagi pezina


1)      Had bagi pelaku zina muhsan (orang yang sudah baligh, berakal, dan pernah melakukan
hubungan dengan jalan yang sah) yaitu dirajam atau dilempari dengan batu sampai mati.
2)      Had bagi pelaku zina Ghairu muhsan (orang yang belum pernah menikah) yaitu didera atau
dicambuk sebanyak 100 kali dan diasingkan satu tahun. Haddnya berupa cambuk seratus kali
sesuai dengan firman Allah “Deralah masing-masing dari keduanya seratus kali”(Q.S.An-nur
(24) : 2). Hadd diasingkan selama satu tahun, ketentuan ini sesuai dengan hadist
nabi : “Perzinaan yang dilakukan oelh laki-laki perjaka dengan perempuan perawan hukumnya
seratuskali dera dan dibuang selama satu tahun (Hr.Muslim)”.

1.      Menuduh zina (Qazf)


            Menuduh sama juga dengan fitnah yang merupakan suatu pelanggaran yang terjadi bila
seorang dengan bohong menuduh seorang muslim berzina atau meragukan silsilahnya. Ia
merupakan kejahatn yang besar dalam islam dan yang melakukannya disebut pelanggaran yang
berdosa. Hukum bagi orang yang menuduh zina dan tidak terbukti berdasarkan firman Allah
dalam Q.S. An-Nur (24) : 4 “dan orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang baik
berzina , dan mereka tidak dapat mendatangkan empot orang saksi, maka mereka didera
delapan puluh kali, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya.
Mereka itulah orang-orang yang fasik”.

2.      Minuman yang memabukkan (Khamar)


            Larangan meminum minuman yang memabukkan didasarkan pada Q.S.Al-Ma’idah (5) :
90 Artinya “wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras,
berjudi(berkurban untuk) berhala, dan mengundil nasib dengan anak panah adalah perbuatan
keji dantermasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu
beruntung”.
            Firman Allah SWT di atas tidak menegaskan hukuman apa bagi peminuman keras
(khamar). Sanksi terhadap delik ini disandarkan pada hadist Nabi SAW, yakni melalui sunnah
fi’liyahnya bahwa hukuman terhadap jarimah ini adalah empat puluh kali dera.
1.      Mencuri
            Mencuri adalah perbuatan mengambil harta orang lain tanpa seizin pemilik ya (secara
diam-diam), dengan maksud untuk memiliki.
            Mencuri merupakan perbuatan yang dilarang dan diancam hukuman potong tangan
sebagaimana disebutkan dalam Q.S Al-maidah (5) : 38, artinya “adapun laki-laki maupun
perempuan yang mencuri potonglah tangan kaduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang
mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah dan Allah maha perkasa maha bijaksana”.
                 Berdasarkan firman Allah swt diatas, orang yang mencuri dikenakan hukuman potong
tangan.Hukum potong tangan sebagai sanksi kejahatan pencurian.Tindak pencurian dikenai
sanksi potong tangan jika telah memenuhi syarat-syarat pencurian yang wajib dikenai potong
tangan.Adapun jika pencurin itu belum memenuhi syarat pencuri tidak boleh dikenai sanksi
potong tangan. Misalnya orang yang mencuri karena kelaparan, mencuri barang-barang milik
umum, belum sampai nisab (1/4 dinar), dan lain sebagainya tidak boleh dikenai had potong
tangan.

2.      Murtad
            Murtad berarti menolak agama islam dan memeluk agama lain baik melalui perbuatan
maupun lisan. Dengan demikian perbuatan murtad mengeluarkan seseorang dari lingkungan
islam. Bila seseorang menolak prinsip-prinsip dasar kepercayaan (iman) seperti keyakinan akan
adanya Allah serta Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya sebagaimana yang terdapat
dalam “kalimah al-shahadah”. Begitu juga menolak mempercayai al-quran sebagai kitabullah
atau menolak ajaran yang dikandungnya tau mengingkari hari kebangkitan, ganjran, atau
hukuman dari Allah termasuk perbuatan murtad.Menolak ibadah-ibadah khusus seperti shalat,
zakat, puasa, dan haji juga termasuk tindakan murtad.Pelaku murtad dikenai hukuman mati, jika
tidak mau bertobat dan kembali ke pangkuan islam dalam tenggang waktu tertentu. Hanya saja,
syariah tidak membatasi tenggang waktu yang diberikan kepada si pelaku murtad untuk kembali
ke islam.

 1.      Bughah (memberontak)
            Pemberontakan sering diartikan keluarnya seseorang dari ketaatan kepada iman yang sah
tanpa alasan. Ulama syafi’iyah berpendapat bahwa yang dimaksud dengan pemberontakan
adalah orang-orang muslim yang menyalahi iman dengan cara tidak menaatinya dan melepaskan
dari dirinya (menolak kewajiban dengan kekuatan, argumentasi, dan memiliki pemimpin).
            Pelaku bughah (memberontak) diperangi sampai mereka kembali ke pangkuan islam atau
ke pangkuan khilafah yang sah. Hanya saja perang melawan pelaku bughat berbeda dengan
perang melawan orang kafir.Perang melawan pelaku bughat hanyalah perang yang bersifat
edukatif, bukan jihad fi sabilillah.Oleh karena itu, pelaku bughat tidak boleh diserang dengan
senjata pemusnah massal atau serbuan, nuklir, dan roket, terkecuali merek menggunakan arsenal
seperti ini.Jika mereka melarikan diri perang mereka tidak boleh dikejar dan ditumpas sampai
habis.Harta mereka tidak boleh dijadikan sebagai gharimah.
            Memerangi pemberontak hukumnya wajib demi menegakkan hukum allah sebagaimana
yang dijelaskan dalam surah al-hujurat (49) : 9, artinya : “jika salah satu dari keduanya berbuat
zalim terhadap golongan lain, maka perangilanh golongan yang berbuat zalim itu, sehingga
golongan itu kembali kepada perintah Allah”.

2.      Hirabah (perampokan)
            Perampokan merupakan kejahatan yang dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang
yang bersenjata yang mungkin akan menyerang musafir atau orang yang berjalan dijalan raya
atau ditempat mana pun mereka merampas harta korbannya dengan menggunakan kekerasan bila
korbannya lari mencari pertolongan. Dasar hukum yang dikenakan pada pearampok telah
dijelaskan pada Q.S.Al-Maidah (5) : 33, artinya “hukuman bagi orang-orang yang memerangi
Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan dibumi, hanalah dibunuh atau disalib atau
dipotong kaki dan tangan mereka secara bersilang, atau diasingkan dari halamnnya. Yang
demikian itu, kehinaan mereka didunia dan di akhirat mereka mendapatkan azab yang besar”.
            Firman Allah SWT  pada Q.S.Al-Maidah (5) : 33 ini turun sehubungan dengan orang-
orang islam melakukan tindakan kejahatan berupa pembunuhan, kekacauan, terror. Kekerasan,
kerusakan, dan mendurhakai islam dengan keluar dari ajrannya. Dikatakan memerangi Allah dan
Rasul-Nya berarti memerangi orang-orang islam dengan berbagai kejahatan sehingga istilah lain
disebut hirabah.

II.4 Ciri-ciri Hudud

Hudud mempunyai sifat-sifatnya yang khusus, yaitu :


1)      Kesalahan-kesalahan hudud te;ah ditetapkan syara’.
2)      Hukuman-hukuman siksanya telah ditentukan jenis-jenisnya dan berat ringannya oleh ketetapan
syara’, tiada siapa yang boleh mengubah melibihi atau menguranginya. Ia wajib dilaksanakan
seperti adanya.
3)      Kesalahan-kesalahan hudud boleh dimaafkan sebelum ia dibawa kedepan hakim, tetapi tiada
siapa pun yang dapat memaafkan atau mengurangkan hukuman setelah dibawa ke depan
pengadilan.
4)      Semua orang yang mencukupi syarat yang dikenakan hukuman yang sama tanpa terkecuali.
5)      Taubat tidak menggugurkan siksa kecuali dalam hal kejahatan perampokan dimana perampok
digugurkan dari siksa, jika ia bertaubat sebelum dapat ditangkap, dan orang-orang murtad yang
bertaubat sebelum dibawa kemuka pengadilan.

II.5 Hikmah pensyariatan hukum hudud


            Hudud disyariatkan untuk kemaslahatan hamba dan memiliki tujuan yang
mulia.diantaranya adalah :
1)      Hukuman bagi orang yang berbuat siksaan bagi orang yang berbuat kejahatan dan membuatnya
jera. Apabila ia merasakan sakitnya hukuman ini dan akibat buruk yang muncul darinya, maka ia
akan jera untuk mengulangi dan dapat mendorongnya untuk istiqamah serta selalu taat kepada
Allah SWT .
2)      Mencegah orang lain agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan.
3)      Hudud adalah penghapus dosa dan pensuci jiwa pelaku kejahatan tersebut.
4)      Menciptakan suasana aman dalam masyarakat dan menjaganya.
Menolak keburukan, dosa dan penyakit pada masyarakat, karena apabila kemaksiatan telah
merata dan menyebar pada masyarakat maka Allah akan menggantinya dengan kerusakan dan
musibah serta dihapsnya kenikmatan dan ketenangan. Untuk menjaga hal ini maka solusi
terbaiknya adalah menegakkan dan menerapkan hudud.

BAB III

PENUTUP
III.1 Kesimpulan
            Dari pembahasan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Hudud adalah bentuk
jama’ dari kata hadd  yang berarti mencegah.Disebut hudud karena hukuman itu dapat mencegah
terjadinya perbuatan yang mengakibatkan jatuhnya hukuman.macam-macam kesalahan yang
termasuk hudud antara lain : zina, menuduh zina, meminum khamar, mencuri, merampok,
bughat, dan hirabah.
            Hukum-hukum tersebut adalah kekal abadi sampai akhir zaman. Allah telah menurunkan
hukum-hukumnya dan kepada kita sebagai hambanya diwajibkan melaksanakan hukum-hukum
itu dengan penuh ketaatan “kami dengar dan kami taat”, bukannya dengan dolak-dalik dan helah
seperti kaum Yahudi dan orang-orang munafiq.
            Pelaksanaan hukum hudud dan lain-lain syariat islam dapat menyelesaikan masalah
kerusakan moral dan sahsiah yang sedang mengancam masyarakat menusia dan pasti akan wujud
masyarakat yang aman damai dan makmur dalam keridhaan Allah. Demikian jaminan Allah dan
Allah tidak akan memungkiri janji-janji-Nya.

III.2 Saran
            Demikianlah makalah ini penulis buat, adapun substansi yang terkandung didalamnya
semoga akan menjadi suatu badan acuan bagi setiap orang dalam melaksanakan tindakannya
dimuka bumi ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat karena pembahasan dari makalah
ini sangatlah berguna bagi siapapun terlebih bagi setiap manusia yang berada dibumi ini agar
senantiasa beribadah dan taat dalam menjalankan ajaran Allah SWT.
            Apabila dalam makalah ini terdapat suatu hal baik itu perkataan, penulisan, ataupun hal-
hal lain yang menuju kearah ketidaksempurnaan mohon kiranya agar makalah ini dapat
dikoreksi, karena sebagai, manusia biasa tentunya penyusun pasti banyak melakukan kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

http://hariyono1407.blogspot.com/2012/04/hukum-pencurian-dalam-islam.html,
http://almanhaj.or.id/content/3383/slash/0/fikih-hudud/

Anda mungkin juga menyukai