Anda di halaman 1dari 5

Kartubi, Motivasi …

MOTIVASI BELAJAR DALAM TINJAUAN KITAB TA’LIM AL-


MUTA’ALLIM
Kartubi, S.Ag, M.Fil.I1

Abstrak
Kehidupan ideal seorang muslim adalah dapat meraih kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat nantinya, dan kebahagiaan hidup didunia
hanya bisa diraih dengan ilmu pengetahuan dan karya (amal). Islam
adalah agama yang memacu setiap pemeluknya untuk senantiasa
belajar sepanjang hayat. Anjuran tersebut dijelaskan oleh para
ulama dalam berbagai kitab, dan salah satunya Syekh al-Zarnuji di
dalam kitab Ta’limnya yang berisikan tentang bimbingan untuk
penuntut-penuntut (mahasiswa) Islam yang sedang mengharungi
lautan ilmu pengetahuan yang tidak terkira dalamnya, dan tidak
bertepi luasnya.

Kata Kunci : Motivasi Belajar

Prolog
Diantara sekian banyak makhluk ciptaan Allah SWT di alam semesta ini,
manusia menempati kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT dan sebaik-baik
makhluk yang pernah diciptakan-Nya. Letak kelebihan manusia itu menurut
Mastuhu (1994) ialah karena manusia dalam kehidupannya dibekali Allah SWT
dengan daya akal dan daya kehidupan yang dapat membentuk suatu
peradaban di muka bumi ini.
Eksistensi manusia di muka bumi ini adalah sebagai hamba Allah SWT
dan juga sebagai khalifah-Nya sebagaimana disyaratkan dalam kitab suci al-
Qur’an. Yang mempunyai tugas antara lain: mengelola, memakmurkan serta
memanfa’atkan semua yang ada di permukaan bumi ini untuk kepentingan,
kemajuan serta kesejahteraan ummat manusia itu sendiri dalam kehidupannya.
Untuk merealisasikan tugasnya tersebut, tentunya manusia dituntut untuk
senantiasa belajar secara terus menerus sepanjang hayatnya.
Manusia terlahir dan diciptakan membawa potensi dapat dididik dan
dapat mendidik, dengan potensi itulah manusia dapat mengemban tugas
sucinya sebagai khalifah di muka bumi. (Drajat, 1994; 16). Melalui proses
pendidikan, manusia dapat memperoleh pengetahuan yang menjadi salah satu
perlengkapan dasar manusia di dalam kehidupan ini (Saleh, 1990; 89). Dengan
ilmu pengetahuan juga sebagai penentu menunjukan kualitas kepribadian
1
. Dosen tetap Fakultas Tarbiyah IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi, dan tugas tambahan
Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibitidaiyah.

20
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012 Kartubi, Motivasi …

seseorang. Hal ini terlihat sekali manusia terlahir kedunia tanpa apapun jua, motivasi yang termaktub di dalam kitab Ta’lim inilah yang akan dibicarakan
lalu Allah SWT karuniakan panca indera, daya ingat serta akal pikiran, dengan secara lugas dalam tulisan ini.
potensi yang dimiliki tersebut manusia dapat memperoleh pengetahuan. (QS 1. Niat yang Ikhlas semata-mata mengharapkan keridhaan Allah
an-Nahl ayat 78). Tanpa pendayagunaan potensi yang ada pada diri manusia Niat merupakan penggerak utama untuk meraih tujuan yang
seperti mentelantarkan akal pikiran misalnya itu adalah merupakan awal dikehendaki, yang juga sekaligus sebagai pendorong yang diaktualisasikan
bencana daripada suatu kesesatan dan kebodohan. (QS al-An’am ayat 119). berupa perbuatan ataupun amal, sejalan dengan itu al-Zarnuji menggaris
Ilmu pengetahuan semata-mata tanpa didasari dengan nilai-nilai ajaran bawahi bahwa, hendaknya peserta didik selama menuntut ilmu mesti dilandasi
Islam yang luhur, tidak akan menjamin pemiliknya melahirkan kepribadian yang untuk mencari keridhaan Allah SWT, pendapatnya ini dilandasi hadits
mulia, hal ini dapat dilihat betapa banyaknya orang yang mempunyai ilmu Muhammad Rasulullah SAW yang mengatakan “Sesungguhnya sah atau tidak
pengetahuan akan tetapi dalam kehidupan mengalami berbagai krisis sesuatu amal tergantung pada niat, dan sesungguhnya bagi seseorang akan
diantaranya krisis moral dan lain sebagainya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa memperoleh apa yang ia niatkan. Barangsiapa hijrahnya karena Allah SWT dan
hal, antara lain, ketidakamanahan, seperti tradisi menyontek di kalangan siswa, Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa
plagiasi skripsi, tesis, disertasi, pemalsuan ijazah. (Muhaimin, 2006; 85). hijrahnya karena dunia yang hendak dicapai atau wanita yang hendak dinikahi,
Indikator lain yang banyak diketemukan di kalangan peserta didik misalnya maka hijrahnya itu kepada apa yang dia niatkan”. (Zakiyudin Jilid I, 1986; 56-
tawuran, mengkonsumsi miras, penyalahgunaan narkoba dan lain sebagainya. 57).
Kalau ini terjadi maka ilmu itu tidak akan memberikan suatu Hadits tersebut, menjelaskan bahwa sebelum melakukan aktivitas
kemanfa’atan bahkan bisa memberikan kemudharatan seperti yang mestilah diawali dengan niat yang baik dan lurus, dikarenakan niat akan
diungkapkan Nawawi al-Bantani (tt; 33) ilmu yang bermanfa’at adalah ilmu mempengaruhi proses, hasil yang akan dicapai. Bahkan segala aktivitas yang
yang dapat menambah rasa takut kepada Allah SWT dan menambah dilakukan seseorang tergantung apa yang dia niatkan, sebagaimana
pengetahuan terhadap keaiban dirimu, menambah pengetahuan tentang dirumuskan dalam qaidah fiqhiyah “Segala pekerjaan itu tergantung pada apa
pengabdian terhadap Tuhan, dan mengurangi kegemaran terhadap dunia dan yang diniatkannya. (Hamid, tt; 52). Jelas dalam hal ini, bahwa Islam
menambah kegemaranmu terhadap akhirat, dan membuka pengetahuanmu memandang niat itu sedemikian pentingnya, sehingga dalam segala aktivitas
terhadap perbuatanmu yang sia-sia sehingga kamu terpelihara daripadanya. yang akan dilakukan mesti disertai dengan niat, terlebih-lebih dalam menuntut
Untuk memperoleh manfa’at ilmu yang salah satunya adalah melahirkan ilmu. Di samping itu pula, niat mempengaruhi dan menentukan amal
manusia-manusia yang berakhlak mulia dan shaleh. Menurut al-Zarnuji dalam perbuatan yang dilakukan oleh seseorang, apakah bernilai ibadah atau tidak.
kitab Ta’lim al-Muta’allim kegagalan penuntut ilmu memetik kemanfa’atan dan Hal ini tergambar dari pernyataan Muhammad Rasulullah SAW “Berapa banyak
buahnya ilmu yaitu mengamalkan dan menyebarkannya. dikarenakan mereka amal perbuatan yang berbentuk amal dunia, lalu menjadi amal akhirat
salah jalan dan meninggalkan persyaratannya…(al-Zarnuji, tt; 3). Salah satu dikarenakan bagus niatnya, dan sebaliknya banyak juga amal akhirat yang
prasyarat utama belajar dalam Islam adalah berangkat dimulai dari motivasi dikarenakan buruk niatnya maka ianya menjadi amal dunia”.
yang sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang termuat didalam kitab Ta’lim al- Apa yang telah diperingatkan Muhammad Rasulullah SAW, boleh jadi
Muta’allim. perkara dunia bisa bernilai sebuah ibadah jika disertai dengan niat yang baik
dan benar, seperti makan jika diniatkan untuk menggiatkan belajar dan
menguatkan dalam beribadah, maka itu dinilai sebagai sebuah ibadah. Akan
Pembahasan tetapi sebaliknya perkara akhirat bisa berakibat buruk dan hanya menghasilkan
Dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim karangan Syekh al-Zarnuji menjelaskan kesia-siaan jika disertai dengan niat yang sudah menyimpang seperti niat riya’
kepada peserta didik tentang etika menuntut ilmu (belajar), agar ilmu yang dalam mendirikan shalat misalnya yang dikerjakan bukan karena Allah SWT,
diperoleh peserta didik memberikan keberkahan yang tentunya diawali dengan akan tetapi karena didorong hendak dipuji orang lain, dipandang sebagai orang
motivasi (niat) yang lurus sebagaimana diungkapkan al-Zarnuji “Dan sepatutnya yang rajin ibadahnya dan lain-lain.
peserta didik diwaktu belajar berniat untuk mencari ridha Allah, kebahagiaan Apabila sikap riya’ ini timbul dalam diri peserta didik akan sangat
akhirat, menghilangkan kebodohan pada dirinya dan juga terhadap orang merugikan karena kebaikan dan keta’atan yang dilakukannya tidak bernilai
bodoh, menghidupkan agama dan mengekal ajaran Islam…berniat mensyukuri ibadah disisi Allah SWT “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
nikmat akal dan kesehatan”. (al-Zarnuji, tt; 10). Dan menyembah Allah SWT dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam

21 22
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012 Kartubi, Motivasi …

(menjalankan agama dengan lurus”. (QS al-Bayyinah ayat 5). Dilain ayat 3. Menghilangkan Kebodohan
dinyatakan “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) Salah satu motivasi bagi setiap peserta didik dalam belajar menurutu al-
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), Zarnuji adalah untuk menghilangkan kebodohan yang ada pada diri sendiri.
seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia Merujuk dari pendapatnya tersebut, konsekwensinya adalah setiap manusia
tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian…” (QS al- Baqarah ayat 264). tanpa terkecualia mesti belajar dan terus belajar, hal ini dikarenakan manusia
Orang-orang seperti itu diakhirat dikategorikan Allah SWT sebagai pendusta. lahir kealam dunia dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, sebagaimana
Muhammad Rasulullah SAW pernah mengatakan “Ada yang mengaku berjuang dikatakan “Belajarlah kamu karena tidak seorangpun manusia lahir dalam
di jalan Allah hingga mati syahid, padahal hanya ingin dikenal sebagai keadaan berilmu. Tidaklah sama orang yang berilmu dengan orang yang
pemberani. Ada yang mengaku mempelajari ilmu pengetahuan, mengajarkan, bodoh”. (Kholiq, tt; 9).
dan membaca al-Qur’an karena Allah, padahal ia hanya ingin dikenal sebagai Melalui proses belajar seseorang dapat memperoleh dan memiliki ilmu
orang alim dan qari’. Ada yang mengaku mendermakan harta untuk mencari pengetahuan dan juga sekaligus dapat menutupi sisi-sisi kelemahan yang ada
ridha Allah, padahal ia hanya ingin disebut dermawan. Amalan semua orang itu pada dirinya, sedangkan kelemahan itu adalah akibat dari ketidaktahuannya
ditolak Allah dan mereka dimasukkan ke dalam neraka. (HR. Muslim) ataupun kebodohannya. Kebodohan itu akan membawa kepada
Mempedomani apa yang telah dikatakan Allah SWT dan Rasul-Nya tadi, keterbelakangan dari berbagai aspek kehidupan,
maka diperlukan konsistensi dan keistiqomahan dalam belajar yaitu dengan Orang yang memiliki ilmu pengetahuanlah yang dapat mengemban
nawaitu ikhlas mencari ridha Allah SWT, serta menghindari dari berbagai tugasnya sebagai hamba Allah dan sekaligus khalifah Allah di muka bumi
pengaruh yang dapat merusak motivasi dalam belajar, seperti ingin mengejar dengan baik dan benar, dan Allah SWT sendiri melarang manusia berbuat tanpa
ketenaran, kemashuran nama, mendapatkan kesenangan materi. dilandasi dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana difirmankan Allah SWT “Dan
2. Kebahagiaan akhirat janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
Al-Zarnuji menegaskan, selayaknya seorang peserta didik dalam belajar tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu
belajar dilandasi motivasi untuk mencari kebahagiaan jangka panjang yaitu akan diminta pertanggungjawabannya”. (QS al-Isra’ ayat 34).
kebahagiaan akhirat. Perlu adanya penekanan akhirat, setidaknya akan Al-Zarnuji menyadari betapa besar bahaya yang ditimbulkan pada diri
membawa dampak psikologis yang sangat besar pada diri seseorang, karena seseorang yang bodoh maupun bagi orang lain, bahaya yang ditimbulkan pada
boleh jadi peserta didik yang bersusah payah sekian tahun lamanya menuntut dirinya misalnya amalan yang dilakukannya hanyalah membawa suatu kesia-
ilmu, dan setelah selesai dalam menempuh jenjang pendidikan ternyata tidak siaan, karena dia tidak mengetahui apakah amalan yang dilakukannya itu benar
berhasil meraih apa yang dicita-citakannya selama ini seperti mendapatkan atau tidak. Sebagaimana dialog Muhammad Rasulullah SAW dengan Iblis
kehidupan yang layak, kenyataan yang demikian itu akan membawanya pada “Dihikayatkan bahwa Rasulullah SAW datang ke masjid, dan melihat Iblis
prustasi, hilang harapan dan hilang semangat hidup. berada dipintu masjid, seraya Rasulullah SAW menyapa syetan itu apa yang
Adannya motivasi belajar yang orientasinya untuk mencapai kebahagiaan kamu lakukan disini wahai Iblis? Lalu Iblis menjawab saya ingin masuk masjid
akhirat, akan mengeliminir dan menepis prustasi itu, dikarenakan harapannya dan merusak shalat orang yang sedang mendirikan shalat, akan tetapi aku
masih ada yakni menuju kehidupan yang bahagia di akhirat yang kekal abadi, takut terhadap orang yang tidur. Rasulullah SAW heran mengapa kamu tidak
dengan demikian seorang peserta didik nantinya tidak akan putus harapan dan takut terhadap orang yang mendirikan shalat yang sedang bermunjat kepada
bersikap pesimistis dan lain sebagainya, akan tetapi mensikapi realita Allah SWT, dan kamu bahkan takut terhadap orang yang tidur itu sedang orang
kehidupan yang dilaluinya dengan penuh ketabahan, kesabaran. Sebab dia tidur dalam keadaan lalai, lalu syetan itu menjawab orang yang shalat itu
berkeyakinan usaha jerih payah yang dilakukannya selama ini, termasuk dalam bodoh, sehingga mudah bagiku untuk merusak dari ibadah yang dilakukannya,
belajar adalah bukan sebuah kesia-siaan dan akan mendapat ujrah (imbalan) dan apabila orang tidur itu bangun dari tidurnya maka ia akan segera
dari Allah SWT jika tidak di dunia ini, nantinya di akhirat pasti akan dibalas, memperbaikinya”. (Usman, tt; 15).
sebagaimana yang dijanjikan Allah SWT “Barangsiapa yang mengerjakan Untuk menghilangkan kebodohan yang ada pada diri seseorang, tidak
kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan ada cara lain kuncinya adalah belajar (menuntut ilmu). Bahkan kalau seseorang
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, sudah berilmu menurut al-Zarnuji, ilmunya tersebut diamalkan serta
transperkan kepada yang lain dalam rangka memberantas kebodohan.
niscaya dia akan melihat balasannya pula”. (QS al-Zalzalah ayat 7-8).

23 24
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012 Kartubi, Motivasi …

Jadi tugas seorang ilmuan selain belajar juga berkewajiban menyebarkan 4. Menghidupkan dan Mengekalkan Ajaran Agama
ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Hal ini sejalan dengan hadits Motivasi dalam belajar di dalam kitab Ta’lim adalah dilandasi dengan
Muhammad Rasulullah SAW “Diriwayatkan dari Abi Umamah RA beliau spirit (semangat) melestarikan ajaran Islam. Yakni dengan cara mencari ilmu
mengatakan saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: empat orang yang pengetahuan, sebab dengan mencari, mempelajari, memiliki serta menguasai
mengalir terus menerus pahala kepada mereka sesudah matinya, yaitu: 1-lelaki ilmu pengetahuan akan memacu menghidupkan ajaran agama. Hal ini sudah
yang gugur dimedan juang membela agama; 2-lelaki yang mengajarkan dialami dan terbukti pada Masa kekuasaan Abbasiyah adalah zaman keemasan
ilmunya, maka ia akan diberi ganjaran pahala atas ilmu yang diamalkan orang; peradaban (pendidikan) Islam yang berpusat di Bagdad yang berlangsung
3-lelaki yang bersedekah dan pahalanya terus menerus mengalir padanya; 4- selama kurang lebih lima abad (750-1258 M),dengan berkembang pesatnya
lelaki yang meninggalkan anak yang shaleh yang senantias mendoakannya”. (al- pengetahuan di dunia Islam telah menjadikannya sebagai pemimpin dunia, hal
Hasyimy, tt; 19). Di samping itu juga Muhammad Rasulullah SAW mengecam ini ditunjukan masyarakat yang sangat antusias dalam mencari ilmu,
bagi mereka yang tidak mengembangkan ilmu atau menyembunyikannya penghargaan yang tinggi bagi para ulama, para pencari ilmu, tempat-tempat
“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu, lalu dia menyembunyikannya, nanti menuntut ilmu, banyaknya perpustakaan-perpustakaan pribadi yang dibuka
dihari kiamat dia akan dikekang dengan api neraka”. (Zakiyuddin, 1986; 121). untuk umum dan juga hadirnya perpustakaan Bayt al-Hikmah yang disponsori
Ada pula hadits Muhammad Rasulullah SAW yang menunjukkan bahwa oleh khalifah pada waktu yang membantu dalam menciptakan iklim akademik
ilmu merupakan kebutuhan pokok manusia “Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang kondusif. Akan tetapi tatkala pemeluknya kurang ambil peduli terhadap
yang aku diutus Allah untuk membawanya laksana air hujan yang sangat lebat dunia ilmu pengetahuan, maka disa’at itu pula ummat Islam mengalami
menyirami bumi, di antara tanah (bumi) itu terdapat tanah yang layak kemunduran, bahkan menjadi ummat yang terkebelakang yang menjadi jajahan
menerima air, kemudian menumbuhkan pepohonan, dan rerumputan yang bangsa barat dan sampai sa’at inipun masih dirasakan ummat Islam akibat dari
banyak. Ada pula tanah yang keras, sehingga dapat menampung air, sehingga penjajahan tersebut.
tanah semacam ini memberi manfa’at kepada manusia, mereka dapat minum, Berdasarkan konsep yang telah ditawarkan al-Zarnuji di dalam kitab
mandi, atau mengairi serta mengembala di atasnya. Hujan itu menyirami pula Ta’lim, maka tidak ada cara lain untuk mengejar ketertinggalan dan segera
bagian bumi lain, hanya saja bagian ini berupa tanah yang berpasir yang tak lepas dari keterpurukan serta memajukan Islam kecuali dengan menguasai ilmu
dapat menampung air dan menumbuhkan rerumputan. Itulah perumpamaan pengetahuan, dan ilmu pengetahuan itu hanya dapat diperoleh melalui proses
orang yang belajar dienullah, bermanfa’at baginya apa yang telah Allah utus belajar.
aku membawanya, maka ia mempelajari ilmu dan mengerjakannya, dan 5. Mensyukuri Nikmat Akal dan Kesehatan
perumpamaan orang yang tidak dapat mengambil manfa’at ilmu tersebut, Motivasi terakhir yang mesti dipunyai oleh setiap peserta didik menurut
serta tidak menerima petunjuk Allah yang telah diutus-Nya aku untuk al-Zarnuji di dalam kitab Ta’lim adalah sebagai wujud dari tanda syukur atas
membawanya”. (An-Nabahani, 1350H; 133) paparan hadits-hadits ini dikaruniainya akal dan kesehatan yang diberikan Allah SWT kepada makhluk-
setidaknya, mengisyaratkan Islam tidak mengajarkan bahwa ilmu yang telah Nya yang bernama manusia, dan inilah yang menjadikan manusia itu
diperoleh tersebut digunakan untuk kepentingan diri sendiri semata-mata, akan mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan mahluk ciptaan-Nya yang lain.
tetapi ilmu tersebut mesti dimanfa’atkan untuk kemaslahatan orang banyak Nikmat akal dan kesehatan tersebut, manusia dapat melakukan berbagai
dan agama. aktivitasnya, termasuk didalamnya mencari, memperoleh, dan memiliki ilmu
Selain itu juga ditegaskan oleh al-Zarnuji didalam kitab Ta’limnya bahwa pengetahuan. Sehingga kehidupan manusia senantiasa dinamis tidak seperti
tidak sah takwa dan zuhud itu apabila disertai dengan ketidaktahuan mahluk Allah SWT lainnya yang hidup statis. Kedinamisan hidup manusia itu
(kebodohan). Untuk menguatkan dari argumentasinya tersebut dengan tergambar dari perjalanan hidup manusia itu sendiri, misalnya sewaktu kecil
menukil salah satu gubahan syair gurunya yaitu Syekh Imam Burhanuddin yang dia tidak mengetahui apa-apa sama sekali, akan tetapi dengan dikarunianya
berbunyi “‫ ”ل ھﺎﺟ ﮫﻧﻣ رﺑﻛاو كﮭﺗﻣ مﺎﻟﻋ رﯾﺑﻛ دﺎﺳﻓ‬artinya suatu kerusakan yang besar akal manusia dapat mengembangkan potensinya dengan semaksimal mungkin
bagi seroang ilmuan yang perbuatannya menyalahi ajaran agama dan jauh sehingga dapat menguasai bumi ini. Firman Allah SWT “Dan Allah
lebih rusak, jika sibodoh beribadah tanpa didasari ilmu pengetahuan. (Al- mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
Zarnuji, tt; 10). sesuatupun, dan Dia (Allah) memberikan kepadamu pendengaran, penglihatan,
dan hati agar kamu bersyukur”. (QS Al-Nahl ayat 78). Menurut
Wahbah al-Zuhaily (1415; 276) ayat ini setidaknya menunjukkan kekuasaan

25 26
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012 Kartubi, Motivasi …

Allah SWT, yang telah mengeluarkan seorang anak dari rahim ibunya yang Usman, Durratun Nasihin, Bungkul Indah, Surabaya, tt
dalam kondisi tidak tahu apa-apa sama sekali, lalu dijadikannya suatu alat
Saleh, Abdurrahman, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan al-Qur’an, Alih
untuk memperoleh pengetahuan yaitu berupa pendengaran, penglihatan dan
Bahasa HM. Arifin dkk, Rineka Cipta, Jakarta, 1990
akal serta hati agar kamu beriman kepada Allah dengan penuh keyakinan dan
pengetahuan yang sempurnya, dan bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat- Zuhaili, Wahbah, Tafsir al-Wajiz, Darul Fikri, Beirut, 1415 H
Nya dengan menggunakan segala anggota badan yang diciptakan-Nya itu Zakiyuddin, Al-Tagrib wa al-Tarhib Min al-Hadits al-Syarif Jilid I, Darul Kutub
kearah yang baik. al-Ilmiah, Beirut, 1996
Ini juga menandakan bahwa syukur itu bukan hanya cukup dengan lisan,
akan tetapi mesti disertai dengan perbuatan. Syukur dengan perbuatan ini Zarnuji, Ta’lim al-Muta’allim Thariq at-Ta’allum, Thoha Putra, Semarang, tt
dengan cara bekerja untuk menggunakan nikmat yang diperoleh itu sesuai
dengan tujuan penciptaannya ataupun penganugerahnnya. Hal ini juga berarti
setiap nikmat yang diterima oleh manusia nantinya akan dituntut kepada
sipenerimanya agar merenungkan tujuan dianugerhakannya nikmat tersebut.

Kesimpulan
Terdapat kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas:
pertama, kitab Ta’lim salah satu referensi yang dapat dijadikan acuan oleh
peserta didik dalam menuntut ilmu, karena isi kitab ini membicarakan nilai-
nilai etis dalam menuntut ilmu; kedua, motivasi yang ditanamkan oleh setiap
individu-individu dalam belajar adalah rasa ikhlas, kebahagiaan akhirat,
mengikis kebodohan, memajukan agama, tasyakur atas nikmat pemberian
Allah SWT.

DAFTAR BACAAN

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara


Penterjemah al-Qur’an, Jakarta, 1971
Abdul Muin, Kholiq, Nasehat dan Pesan Ulama dan Ahli Hikmah, Apollo,
Surabaya, tt
Bantani, Nawawi, Muraqil Ubudiyah, Darul Nasyar al-Mishriah, Surabaya, tt
Drajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1994
Hamid, Abdul, Al-Sullam, Sa’adiyah Putra, Jakarta, tt
Hasyimy, Ahmad, Mukhtar al-Hadits al-Nabawiyah wa al-Hikam al-
Muhammadiyah, Kharisma, Surabaya, tt
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, INIS, Jakarta, 1994
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2006
Nabahani, al-Fathul Kabir, Isa al-Bab al-Halabi, Mesir, 1350 H

27 28

Anda mungkin juga menyukai