Anda di halaman 1dari 15

Tugas Resume Mata Kuliah Bahtsul kutub

Nama : MOH. Setia Afiefuddin

NIM : 1902026034

A. Jarimah
Jenis-Jenis Tindak Pidana

Semua menyetujui bahwasannya tindak pidana kejahatan merupakan tindakan


yang dilarang dan dapat dihukum atas perbuatan tersebut, akan tetapi tindak pidana
kejahatan memiliki jenis yang bermacam-macam dan berbeda apabila kita melihatnya
tanpa sudut pandang ini.

Berdasarkan hal tersebut, kita dapat membagi tindak pidana kejahatan menjadi beberapa
bagian yang berbeda menurut sudut pandang masing-masing

B. DASAR-DASAR HUKUM SYARI’AH ATAU SUMBER-SUMBER JINAYAH


SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM YANG UMUM :
Para jumhur ulama menyatakan sumber-sumber hukum islam ada 4 yaitu : ( 1) Al-
Qur’an;
(2) Sunnah;
(3) Ijma’
(4) qiyas
Dan ulama menggambarkan tentang sumber-sumber hukum dengan dalil yang
memperoleh hukum kepadanya. Dan dari jumhur ulama juga menunjukkan bahwa hukum
yang empat adalah hukum yang wajib diikuti

C. Berlakunya Hukum Pidana Islam


Inilah adalah konsep persamaan dalam hukum Islam, dan inilah penerapannya
dalam teks pidana. Tidak ada keraguan bahwa Syariah lebih baik dibandingkan dengan
hukum buatan manusia dari sisi ini. Hukum yang didasarkan pada teori-teori terletak
paling bawah dalam Syariah. setiap Orang adil, setelah memperhatikan perbandingan
yang kami buat ini, akan berkata: Konsep kesetaraan dalam syariat sudah mencapai
derajat kesempurnaan. Akan tetapi pada hukum buatan, masih seperti anak kecil yang
mau merangkak belum bisa berdiri di atas kakinya sendiri.

D. Tanggung Jawab pidana

Dan subjek tanggung jawab pidana ini yaitu manusia yang hidup maka tidak
mungkin jika seorang mayit menjadi subjek tanggung jawab pidan, karna tidak mungkin
orang yang mati itu sadar atau bisa memilih, dan bahwasannya ada kaidah didalam
syariat bila kematian itu menggugurkan.

E. Uqubah dan Takzir Dalam Islam

Asal berdirinya aturan uqubah dalam syariat itu kembali kepada asal yang paling
dasar atau tempat awal yang umum, maka sebagiannya yang dimaksud itu adalah orang
yang menentang adanya tindak pidana dan yang ditanggung oleh seseoarang yang
terpidana, dan sebagiannya yang dimaksud dengan seseorang yang terpidana dan tidak
mau menanggung terhadap pelanggaran tindak pidana, dan asal yang dimaksud adalah
dengan orang yang menentang tindak pidana untuk melindungi masyarakat dari tindak
pidana, adapun asal yang dimaksud dengan seseorang yang terpidana, maka tujuannya
untuk kemaslahatan.

F. Pembunuhan Dalam Hukum Pidana Islam

Pembunuhan
Definisi pembunuhan di definisikan pembunuhan dalam syari’ah seperti
didefinisikan dalam hukum positif (yang berlaku) bahwa tindakan dari seseorang
menghilangkan kehidupan artinya sesunguhnya itu mengambil jiwa manusia dengan
tindakan manusia lainnya
G. Perzinaan

Zina dalam Syariah dan Undang-undang


Perzinahan dalam Syariah dan hukum kejahatan zina berbeda dalam Syariah islam dan
hukum buatan manusia. Syariah islam menganggap setiap hubungan seksual dilarang dan
menghukum kita, baik itu terjadi pada orang yang sudah menikah atau belum menikah.
Perzinahan yang dilakukan oleh pasangan, seperti yang terjadi dalam hukum mesir dan
prancis. Jika tidak, ini tidak dianggap perzinahan, melainkan dianggap sebagai
penyerangan yang tidak senonoh
H. Hukuman Bagi Penuduh Zina
Pengertian Qadzaf (hukuman pelaku zina/pasuri), qadzaf dalam syariat islam ada dua
yaitu qadzaf dibatasi atau qadzaf yang dihukum atasannya dengan cara takzir. Adapun
qadzaf yang dibatasi tadinya yaitu melempari zina atau meniadakan nasabnya dan adapun
dengan hukumannya takzir yaitu melemparinya dengan tanpa ia melakukan zina dan
meniadakan nasab sama saja jika melempar (pelaku zina) pelecehan/diskriminasi dan itu
di takzir.
Qadzaf menurut bahasa yaitu ram’yu syain berarti melempar sesuatu. Sedangkan menurut
istilah syara’ adalah melempar tuduhan (wath’i) zina kepada orang lain yang karenanya
mewajibkan hukuman had bagi tertuduh (makdzuf).
Sejalan dengan beratnya hukuman bagi pelaku jarimah zina, hukum Islam juga
mengancamkan hukuman yang tak kalah beratnya bagi seseorang yang melakukan
tuduhan berzina kepada orang lain. Hukuman tersebut tidak dijatuhkan ketika tuduhannya
mengandung kebohongan. Namun, apabila tuduhannya dapat dibuktikan kebenarannya,
maka jarimah qadzaf itu tidak ada lagi dan di jatuhkan kepada orang yang menuduh.
Artinya, bila si penuduh tak dapat membuktikan tuduhannya karena lemahnya
pembuktian atau kesaksiannya, hukuman qadzaf dijatuhkan bagi si penuduh.
Suatu prinsip dalam fiqih Jinayah bahwa barang siapa menuduh orang lain dengan
sesuatu yang haram, maka wajib atasnya membuktikan tuduhan itu. Apabila ia tak dapat
membuktikan tuduhan itu, maka ia wajib dikenai hukuman

I. Minuman Keras
Syariat Islam mengharamkan khamr dengan pasti karena syariat memandang khamr
adalah pokok dari segala keburukan. Dan syariat melihat khamr itu dapat merusak jiwa,
akal, kesehatan, dan harta. Dan syariat sungguh-sungguh menjaganya dengan
menerangkan kepada manusia dari hari pertama bahwa manfaat khamr itu sedikit, tidak
sebanding dengan madhorot-nya yang kotor. Karena itu dalam firman Allah surah Al-
Baqarah : 219, yang artinya : “mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang khamr
dan judi. Katakanlah; pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.”
J. Pencurian

Jenis jenis pencurian : Pencurian dalam syariat Islam ada dua jenis : 1. Pencurian dengan
hukumannya adalah had, 2. Pencurian dengan hukumannya adalah ta’zir. Pencurian yang
diancam dengan hukuman had ada dua jenis : 1. Pencurian kecil, 2. Pencurian besar.
Adapun pencurian kecil adalah mengambil barang orang lain dengan cara sembunyi
sembunyi. Adapun pencurian besar adalah mengambil barang orang lain dengan cara
kekerasan. Pencurian besar itu disebut harabah atau pencurian dengan senjata. Perbedaan
antara pencurian kecil dan besar adalah pencurian kecil barang yang diambil tanpa
sepengetahuan korban dan tanpa ridho korban. dan adanya pencurian kecil itu
berlangsungnya dua syarat itu bersama sama. Jika hanya salah satu syarat maka
perbuatan tersebut tidak disebut pencurian kecil. Orang yang mencuri harta benda dari
rumah sepengetahuan pemilik rumah tanpa menggunakan kekuatan dan kekerasan,
perbuatan tersebut tidak disebut pencurian kecil, tetapi perbuatan itu disebut ikhtilasan
atau penggelapan. Barangsiapa yang mencuri barang orang lain tidak disebut pencurian
kecil tetapi disebut penjarahan. penggelapan, perampasan, penjarahan itu semua bentuk
bentuk pencurian tapi tidak ada hukuman hadnya. Dan barangsiapa mengambil benda
dari rumah dengan kerelaan pemiliknya dan tanpa kehadiran pemiliknya tidak disebut
pencuri. Adapun pencurian besar adalah mengambil harta dengan sepengetahuan korban
tetapi tanpa ridhonya atau tanpa kerelaannya dan dengan cara kekerasan. Jika tidak ada
kekerasan maka perbuatan itu disebut ikhtilas atau ghasab atau nahabun selama ridhonya
tidak ada

K. Perampokan
Perampokan : merupakan pembegalan atau pencurian besar, dan pembedaan pencurian
atas pembegalan sebenarnya adalah pembedaan secara majazi, bukan hakiki, karena
pencurian adalah pengambilan harta secara diam-diam, sedangkan pembegalan dilakukan
secara terang-terangan, namun sebenarnya ada yang disembunyikan juga dari
pembegalan, yakni pimpinan kelompok mereka dan komplotan yang menjaga keamanan
lokasi, dan oleh karena itu pencurian tidak ditujukan terhadap pembegalan kecuali
dengan syarat2 (batasan2), maka pembegalan dikatakan sebagai pencurian besar,
walaupun dikatakan pencurian saja pembegalan belum difahami darinya, dan perlu ikatan
(pembatasan) dari tanda2 majazi.
L. Murtad

671- Beberapa nash yang menerangkan dalam pembahasan murtad, Allah Yang Maha
Agung berkata ; Barangsiapa yang murtad diantara kalian dari agamanya lalu ia mati
dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya didunia dan diakhirat, maka mereka itu
kekal didalamnya (neraka). (Al-Baqarah:217) dan dari Rasulullah SAW telah diceritakan
“Barangsiapa yang menggangti dari agamanya maka kalian semua boleh membunuhnya)
672- Pengertian murtad : murtad menurut Bahasa adalah keluar, maka artinya keluar itu
murtad. Dan dari semua itu Allah Yang Maha Agung berkata : “Dan janganlah kamu
berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang yang rugi
(Al-Maidah:21). Dan pengertian murtad menurut istilah adalah sesungguhnya murtad
yaitu seseorang yang keluar dari islam atau seseorang yang memutus agama islam,
beberapa dalil itu bermakna satu.

Anda mungkin juga menyukai