Dosen Pengampu :
Akhmad Fauzan, SE., S.Pd., M.EI
Disusun oleh :
Syarifatun Nabiila (20033002)
Annis Rahmawati (20033005)
Sinta Nur Jannah Ely (20033014)
A. Latar Belakang
Islam adalah suatu agama yang disampaikan oleh para nabi berdasarkan wahyu dari Allah
SWT yang disempurnakan dan diakhiri dengan wahyu Allah SWT pada nabi Muhammad
SAW sebagai nabi dan rasul terakhir. Hukum Islam merupakan hukum yang bersumber dan
menjadi bagian dari agama islam. Secara umum, tujuan hukum Islam adalah kebahagiaan
hidup manusia didunia ini dan akhirat kelak, dengan jalan mengambil (segala) yang
bermanfaat dan mencegah atau menolak yang mudharat, yaitu yang tidak berguna bagi hidup
dan kehidupan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hukum pidana dalam islam?
2. Apa hukuman bagi pelaku pencurian dan perampokan menurut islam?
3. Apa hukuman bagi pelaku zina menurut islam?
4. Apa hukuman bagi pelaku pembunuhan menurut islam?
5. Apa hukum mengkonsumsi miras dan makanan haram dalam islam?
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun unsur atau rukun umum dari jinayah. Unsur atau rukun jinayah
tersebut adalah :25
1.Adanya nas, yang melarang perbuatan-perbuatan tertentu yang disertai
ancaman hukuman atas perbuatan-perbuatan diatas. Unsur ini dikenal
dengan “unsur formal” (al-Rukn al-Syar’i).
Adapun dalam fiqih jinayah atau hukum pidana islam hukuman terhadap perkara
tindak pidana pembunuhan adalah Qishas dan Diyat. Qisas berasal dari bahasa Arab dari kata
ُص ِقَص اyang berarti mencari jejak seperti al-Qashâsh. Sedangkan dalam istilah hukum Islam
berarti pelaku kejahatandibalas seperti perbuatannya, apabila membunuh maka dibalas dengan
dibunuh dan bila memotong anggota tubuh maka dipotong juga anggota tubuhnya. Shâlih bin
Fauzân –hafizhahullâh mendefiniskannya dengan: perbuatan (pembalasan) korban atau
walinya terhadap pelaku kejahatan sama atau seperti perbuatan pelaku tadi . Sementara itu
dalam Al- Mu’jam Al- Wasit, kisas diartikan dengan menjatuhkan sanksi hukum kepada
pelaku tindak pidana sama persis dengan tindak pidana yang dilakukan, nyawa dengan nyawa
dan anggota tubuh dibalas dengan anggota tubuh. Dapat disimpulkan Qishâsh adalah
melakukan pembalasan yang sama atau serupa, nyawa pelaku pembunuhan dapat dihilangkan
karena ia telah menghilangkan nyawa korban atau pelaku penganiyaan boleh dianiaya karena
ia telah menganiaya korban. Jadi Qishash adalah balasan terhadap pelaku sesuai dengan
perbuatannya. Perbuatan yang dilakukan pelaku adalah menghilangkan nyawa orang lain
(membunuh) dalam unsur kesengajaan, maka hukuman yang setimpal bagi pelaku tersebut
yaitu hukuman qishash (mati).
Pembunuhan sengaja dalam syariat islam di ancam dengan beberapa macam hukuman,
yang merupakan hukuman pokok dan pengganti, dan juga sebagai hukuman tambahan. Dalam
hukuman pokoknya terdapat hukum qishash dan kifarat, sedangkan penggantinya diyat dan
takzir. Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadinya tindak
pidana (pembunuhan atau penganiyaan) dan diberikan kepada korban atau wali (keluarganya).
Hadits yang membahas mengenai Diyat:
Abu Hurairah berkata: Ada dua orang perempuan dari kabilah 'Udzail bertengkar. Salah
seorang melempar yang lain dengan batu hingga ia dan anak dalam kandungannya mati. Lalu
mereka mengajukan masalah itu kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Beliau
memutuskan bahwa denda janin dalam perut dibayar dengan memerdekakan budak laki-laki
atau perempuan dan denda perempuan yang dibunuh diberikan kepada 'ashobah (orang yang
mendapatkan bagian siapa dalam pembagian warisan) yang diwariskan kepada anak-anak dan
ahli waris mereka. Berkatalah Hamal Ibnu Nabighah al-Hudzaly; Wahai Rasulullah,
bagaimana janin yang tidak makan dan tidak minum, tidak bicara dan tidak bersuara, dibayar
dengan denda. Hal itu mestinya dibebaskan. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Orang ini adalah dari saudara tukang tenung." Kelihatan dari omongan yang ia
ucapkan. Muttafaq Alaihi. Abu Hanifah dan para pengikutnya serta seluruh ahli fikih di Kufah
menentukan bahwa al-ghurrah menyamai 500 dirham, lainnya mengatakan sama degan 50
dinar, Dalam sebagian hadits diriwayatkan bahwa al-ghurrah adalah 100 kambing, dan
diriwayatkan pula dengan 5 unta yang merupakan ukuran standar dari diyat.
Adapun jenis diyat terhadap tindak pidana pembunuhan yaitu:
1) Diyat mughallazhah (denda berat) berupa seratus unta, tiga puluh ekor unta hiqqah (usia
empat tahun) , tiga puluh ekor unta jaz’ah (usia lima tahun), dan empat puluh ekor unta
khalifah (yang mengandung dalam perutnya).
2) Diyat mukhaffafah (denda ringan) berupa seratus unta, yang terdiri atas dua puluh unta
hiqqah, dua puluh unta jaz’ah, dua puluh unta bintu mahkhad. Inilah yang dimaksud
dengan diyat ringin yang terdiri atas lima macam unta yang berbeda-beda.
E. Hukum Pidana Dalam Islam Jika Mengkonsumsi Miras dan Makanan Haram
Meminum khamr atau alkohol yang memabukkan dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya
dalam Islam. Nabi Muhammad SAW menebut bahwa peminum hingga penjual khamr akan
dilaknat oleh Allah SWT. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Ma’idah (5) ayat 90:
“Wahai orang-orang yang beriman. Sesunguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk)
berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan
setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.”
Nabi Muhammad SAW juga melarang perilaku ini dalam sabdanya yang artinya:
“Allah melaknat peminum khamr dan penjualnya.” (HR. Hakim)
Sebagaimana larangan perbuatan lain, Islam menentukan Had atau Hudud yang berarti
hukuman atas pelanggar larangan yang ditetapkan oleh Allah SWT. Menurut Syaikh Abu
Bakar Jabir Al-Jazairi dalam kita Minhajul Muslim, hukuman bagi peminum khamr adalah
dengan dicambuk 80 kali pada bagian punggungnya. Had ini sesuai dengan yang dicontohkan
Nabi Muhammad SAW pada para pelanggar larangan meminum khamr. Akan tetapi dalam
pelaksanaan had ini hana boleh dilakukan lembaga pengadilan resmi yang sah serta
memberlakukan hukum hudud. Tidak diperbolehkan melaksanakan hukuman secara semena-
mena oleh warga biasa meskipun terdapat dua orang saksi yang adil. Selain itu, syarat
pemberlakuan had bagi peminum khamr juga haruslah seseorang muslim yang berakal,
baligh, minum dengan sengaja tanpa dipaksa, dan mengetahui keharamannya serta tidak
dalam kondisi sakit. Tujuan dari diharamkannya khamr dalam islam adalah demi menjaga
keselamatan agama seorang muslim, akalnya, badannya, dan hartanya.
Selain larangan mengkonsumsi khamr, terdapat larangan mengenai konsumsi makanan
haram. Umai islam telah diperintahkan oleh Allah untuk mengkonsumsi makanan dan
minuman halal. Jika seorang muslim mengkonsumsi makanan atau minuman haram, maka
akan mendapatkan konsekuensi diantaranya doanya akan ditolak oleh Allah SWT dan
dimasukkan ke dalam neraka. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu toyyib (baik). Allah tidak akan menerima
sesuatu melakinkan dari yang toyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada
orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul dalam firman-Nya ‘Wahai
para Rasul. Makanlah makanan yang baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman ‘Wahai orang-orang yang
beriman. Makanlah rezeki yang baik yang telah kami rezekikan kepadamu.’” (HR. Abu Hurairah)
Kemudian Rasulullah SAW menceritakan tentang seorang lelaki yang telah menempuh
perjalanan jauh sehingga rambutnya kusut, masai, dan berdebu. Orang itu mengangkat
tangannya ke langit seraya berdoa:
“Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal makanannya berasal dari barang yang haram,
minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dan diberi makan dari yang haram,
maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan doana?” (HR. Muslim)
Selain doanya ditola, orang yang mengkonsumsi makanan haram juga akan dimasukkan ke
dalam api neraka sesuai dengan sabda Rasulullah SAW bahwa daging tubuh manusia yang
tumbuh berkembang dari makanan haram, maka siksa api neraka layak dan pantas diberikan
padanya sebagai hukuman.
DAFTAR PUSTAKA
http://mh.uma.ac.id/2020/10/apa-itu-hukum-pidana-islam/
https://republika.co.id/berita/ly84ut/macammacam-tindak-pidana-menurut-hukum-
islam#:~:text=Dalam%20hukum%20Islam%20dikenal%20tujuh,dan%20diat%20(ganti
%20rugi).
http://mh.uma.ac.id/2020/10/apa-itu-hukum-pidana-islam/
https://id.wikipedia.org/wiki/Jinayah