Anda di halaman 1dari 20

BAHSUL KUTUB

Disusun Guna Memenuhi Tugas Resume

Mata kuliah : Bahsul Kutub

Dosen Pengampu: Drs. H. Mohamad Solek, MA

Disusun oleh :

Wakhlul Firnanda (1902026005)

HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2021
1. Jarimah

Jenis-Jenis Tindak Pidana


Semua menyetujui bahwasannya tindak pidana kejahatan merupakan
tindakan yang dilarang dan dapat dihukum atas perbuatan tersebut, akan
tetapi tindak pidana kejahatan memiliki jenis yang bermacam-macam dan
berbeda apabila kita melihatnya tanpa sudut pandang ini. Berdasarkan
hal tersebut, kita dapat membagi tindak pidana kejahatan menjadi
beberapa bagian yang berbeda menurut sudut pandang masing-masing.
2. Sumber-sumber HPI

SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM DENGAN SIFAT YANG UMUM :


Dari persetujuan para ulama fiqh/jumhur ulama, menyatakan bahwa
sumber hukum Islam ada 4, yaitu : Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, qiyas.
Para ulama fiqh menyatakan tentang sumber-sumber hukum dengan dalil
yang memperoleh hukum kepadanya. Dan dari persetujuan jumhur ulama
juga menunjukkan bahwa hukum yang empat adalah hukum yang wajib
diikuti.
3. Berlakunya HPI
Pengenalan sejarah: hukum positif hingga akhir abad ke delapan belas
mendeskriminasi individu dan tidak mengakui persamaan antara terpidana
agama adalah pengadilan khusus, dan masyarakat memiliki pengadilan
khusus, dan masing-masing sekte ini memiliki hakimnya sendiri. Dan
kejahatan yang sama dapat dihukum di depan pengadilan yang berbeda ini
dengan hukuman yang berbeda, dan orang pelakunya dipertimbangkan
dalam hukum, karena pekerjaan yang dilakukan sherrif dan dihukum
dengan hukuman yang paling sepele, orang biasa akan dihukum jika dia
mendapat hukuman yang paling berat, dan hukuman tersebut dilakukan
pada sheriff dengan cara yang sesuai dengan kehormatannya, tetapi
dilakukan pada seorang pria jalan dengan cara yang sesuai dengan
posisinya, misalnya: jika hukuman mati dijatuhkan pada sheriff rendahan,
leher sheriff dipukul dengan pedang, dan bayi digantung dengan tali seperti
anjing digantung, dan beberapa tindakan dianggap kejahatan jika publik
mendatngai mereka, dan mereka akan diminta pertanggungjawaban yang
paling berat, sementara pengawas dan pendeta datang kepada mereka
setiap saat, jadi mereka tidak diminta pertanggungjawaban dan tidak
dihakimi untuk itu.
4. Pertanggung Jawaban HPI

Dan yang dimaksud (dimintai) dengan pertanggung jawaban ialah manusia


yang hidup, dan tidak mungkin orang yang telah meninggal menjadi subjek
pertanggung jawaban tindak pidana. Sebagaimana orang yang tidak ada
karna kematian itu memiliki kesadaran dan bisa memilih, karena ada
kaidah bahwa kematian dapat menggugurkan denda.
5. Sanksi dan Ta’zir dalam HPI

Asal berdirinya aturan uqubah dalam syariat itu kembali kepada asal yang
paling dasar atau tempat awal yang umum, maka sebagiannya yang
dimaksud itu adalah orang yang menentang adanya tindak pidana dan yang
ditanggung oleh seseoarang yang terpidana, dan sebagiannya yang
dimaksud dengan seseorang yang terpidana dan tidak mau menanggung
terhadap pelanggaran tindak pidana, dan asal yang dimaksud adalah
dengan orang yang menentang tindak pidana untuk melindungi masyarakat
dari tindak pidana, adapun asal yang dimaksud dengan seseorang yang
terpidana, maka tujuannya untuk kemaslahatan.
6. Pembunuhan

Definisi pembunuhan di definisikan pembunuhan dalam syari’ah seperti


didefinisikan dalam hukum positif (yang berlaku) bahwa tindakan dari
seseorang menghilangkan kehidupan artinya sesunguhnya itu mengambil
jiwa manusia dengan tindakan manusia lainnya.
7. Perzinahan

Perzinahan dalam Syariah dan hukum kejahatan zina berbeda dalam Syariah islam dan
hukum buatan manusia. Syariah islam menganggap setiap hubungan seksual dilarang
dan menghukum kita, baik itu terjadi pada orang yang sudah menikah atau belum
menikah. Perzinahan yang dilakukan oleh pasangan, seperti yang terjadi dalam hukum
mesir dan prancis. Jika tidak, ini tidak dianggap perzinahan, melainkan dianggap
sebagai penyerangan yang tidak senonoh.
8. Qadzaf

Pengertian Qadzaf (hukuman bagi pelaku yang menuduh zina), qadzaf dalam syariat
islam ada dua yaitu qadzaf dibatasi sesuai pelaku dan qadzaf yang dihukum atasannya
dengan cara takzir. Adapun qadzaf yang dibatasi tadinya yaitu melempari zina atau
meniadakan nasabnya dan adapun dengan hukumannya takzir yaitu melemparinya
dengan tanpa ia melakukan zina dan meniadakan nasab sama saja jika melempar
(pelaku zina) pelecehan/diskriminasi dan itu di takzir.
9. Khamr

Syariat Islam mengharamkan khamr dengan pasti karena syariat memandang khamr
adalah pokok dari segala keburukan. Dan syariat melihat khamr itu dapat merusak jiwa,
akal, kesehatan, dan harta. Dan syariat sungguh-sungguh menjaganya dengan
menerangkan kepada manusia dari hari pertama bahwa manfaat khamr itu sedikit, tidak
sebanding dengan madhorot-nya yang kotor. Karena itu dalam firman Allah surah Al-
Baqarah : 219, yang artinya : “mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang khamr
dan judi. Katakanlah; pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.”
10. Pencurian
Jenis jenis pencurian : Pencurian dalam syariat Islam ada dua jenis : 1. Pencurian
dengan hukumannya adalah had, 2. Pencurian dengan hukumannya adalah ta’zir.
Pencurian yang diancam dengan hukuman had ada dua jenis : 1. Pencurian kecil, 2.
Pencurian besar. Adapun pencurian kecil adalah mengambil barang orang lain dengan
cara sembunyi sembunyi. Adapun pencurian besar adalah mengambil barang orang lain
dengan cara kekerasan. Pencurian besar itu disebut harabah atau pencurian dengan
senjata. Perbedaan antara pencurian kecil dan besar adalah pencurian kecil barang yang
diambil tanpa sepengetahuan korban dan tanpa ridho korban. dan adanya pencurian
kecil itu berlangsungnya dua syarat itu bersama sama. Jika hanya salah satu syarat maka
perbuatan tersebut tidak disebut pencurian kecil. Orang yang mencuri harta benda dari
rumah sepengetahuan pemilik rumah tanpa menggunakan kekuatan dan kekerasan,
perbuatan tersebut tidak disebut pencurian kecil, tetapi perbuatan itu disebut ikhtilasan
atau penggelapan. Barangsiapa yang mencuri barang orang lain tidak disebut pencurian
kecil tetapi disebut penjarahan. penggelapan, perampasan, penjarahan itu semua bentuk
bentuk pencurian tapi tidak ada hukuman hadnya. Dan barangsiapa mengambil benda
dari rumah dengan kerelaan pemiliknya dan tanpa kehadiran pemiliknya tidak disebut
pencuri. Adapun pencurian besar adalah mengambil harta dengan sepengetahuan
korban tetapi tanpa ridhonya atau tanpa kerelaannya dan dengan cara kekerasan. Jika
tidak ada kekerasan maka perbuatan itu disebut ikhtilas atau ghasab atau nahabun
selama ridhonya tidak ada.
11. Perampokan
Perampokan : merupakan pembegalan atau pencurian besar, dan
pembedaan pencurian atas pembegalan sebenarnya adalah pembedaan
secara majazi, bukan hakiki, karena pencurian adalah pengambilan harta
secara diam-diam, sedangkan pembegalan dilakukan secara terang-
terangan, namun sebenarnya ada yang disembunyikan juga dari
pembegalan, yakni pimpinan kelompok mereka dan komplotan yang
menjaga keamanan lokasi, dan oleh karena itu pencurian tidak ditujukan
terhadap pembegalan kecuali dengan syarat2 (batasan2), maka pembegalan
dikatakan sebagai pencurian besar, walaupun dikatakan pencurian saja
pembegalan belum difahami darinya, dan perlu ikatan (pembatasan) dari
tanda2 majazi.
12. Pemberontakan

‘arfajah meriwayatkan bahwa Rasulullah bekata: “akan terjadi banyak


masalah. Dan beliau meninggikan suaranya kecuali barangsiapa yang
melawan umatku sementara mereka bersatu, maka pukullah lehernya
dengan pedang, siapapun dia.”
Dan terdapat pula pada riwayat lain: “barang siapa datang kepada kalian,
ketika kalian telah sepakat terhadap satu orang pemimpin, lalu dia ingin
merusak persatuan kalian untuk memecah jamaah kalian, maka perangilah
ia.”
13.Murtad
Beberapa nash yang menerangkan dalam pembahasan murtad, Allah Yang
Maha Agung berkata ; Barangsiapa yang murtad diantara kalian dari
agamanya lalu ia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya
didunia dan diakhirat, maka mereka itu kekal didalamnya (neraka). (Al-
Baqarah:217) dan dari Rasulullah SAW telah diceritakan “Barangsiapa
yang menggangti dari agamanya maka kalian semua boleh membunuhnya)
Pengertian murtad : murtad menurut Bahasa adalah keluar, maka artinya
keluar itu murtad. Dan dari semua itu Allah Yang Maha Agung berkata :
“Dan janganlah kamu berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh),
nanti kamu menjadi orang yang rugi (Al-Maidah:21). Dan pengertian
murtad menurut istilah adalah sesungguhnya murtad yaitu seseorang yang
keluar dari islam atau seseorang yang memutus agama islam, beberapa
dalil itu bermakna satu.

Anda mungkin juga menyukai