IJTIHADI 2 :
AL QIYAS
DR. KURNIATI,S.AG.,M.H.I.
1. PENGERTIAN QIYAS
2. DASAR HUKUM AL
QIYAS
2. Al-Hadis
1) Peristiwa Rasulullah Saw. melantik Mu'adh bin Jabal
s e b a g a i G u b e r n u r Ya m a n . B e l i a u b e r t a n y a
kepadanya: “Bagaimana (cara) kamu menetapkan
hukum bila dikemukakan suatu perkara kepadamu?
Mu'adh menjawab: Saya akan menetapkan dengan
Al-Qur'an. Jika engkau tidak mendapatkan dalam al-
Quran? Mu’adh menjawab: Saya akan menetapkan
dengan sunnah Rasulullah. Jika engkau tidak
mendapatkan dalam sunnah Rasululah? Saya akan
berijtihad dengan nalarku dengan sungguh-sungguh.
Kemudian Rasulullah Saw. menepuk dadanya dan
berkata:Segala puji bagi Allah yang telah memberi
petunjuk petugas yang ditunjuk oleh Rasullullah,
karena ia berbuat sesuai dengan yang diridhai oleh
Allah dan RasulNya”.( HR.Abu Dawud dan al-Turmizi)
Dari hadis ini dapat dipahami bahwa seorang boleh
melakukan ijtihad dalam menetapkan hukum suatu
peristiwa jika tidak menemukan ayat-ayat al-Qur’an dan
al- Hadis yang dapat dijadikan sebagai dasar ijtihadnya.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam berijtihad itu.
Salah satu diantaranya ialah dengan menggunakan qiyas.
2) Rasulullah Saw. pernah menggunakan qiyas waktu
menjawab pertanyaan yang dikemukakan sahabat
3. Perbuatan sahabat
Para sahabat Nabi Saw. banyak melakukan qiyas
dalam menetapkan hukum suatu peristiwa yang tidak ada
nass-nya. Seperti alasan pengangkatan Khalifah Abu Bakar.
Menurut para sahabat Abu Bakar lebih utama diangkat
3.ALASAN GOLONGAN
YANG TIDAK MENERIMA
AL-QIYAS
4. RUKUN AL QIYAS
5.PEMBAGIAN AL QIYAS
a. Qiyas Dalalah
Qiyas dalalah ialah qiyas yang illatnya tidak
disebutkan, tetapi merupakan petunjuk yang menunjukkan
adanya illat untuk menetapkan sesuatu hukum dari suatu
peristiwa. Seperti harta anak yang belum baligh, apakah
wajib ditunaikan zakatnya atau tidak. Para ulama yang
menetapkannya wajib mengqiyaskannya kepada harta orang
yang telah baligh, karena ada petunjuk yang menyatakan
illatnya, yaitu kedua harta itu sama-sama dapat bertambah
a t a u b e r k e m b a n g . Te t a p i m a z h a b H a n a f i , t i d a k
mengqiyaskannya kepada harta orang yang telah baligh.
Tetapi kepada ibadat, seperti shalat, puasa dan sebagainya.
Ibadat hanya diwajibkan kepada orang yang mukallaf,
termasuk di dalamnya yang telah baligh, tidak diwajibkan
kepada anak kecil (belum baligh). Karena itu anak kecil tidak
wajib menunaikan zakat hartanya yang telah memenuhi
syarat-syarat zakat.
b. Qiyas shabah
Qiyas shabah ialah qiyas yang furu' dapat diqiyaskan
kepada dua asal atau lebih, tetapi diambilkan asal yang
lebih banyak persamaannya dengan furu'. Seperti hukum
merusak budak dapat diqiyaskan kepada hukum merusak
orang merdeka, karena keduanya adalah manusia. Tetapi,
dapat pula diqiyaskan kepada benda, karena samasama
merupakan hak milik. Dalam hal ini budak diqiyaskan
kepada harta-benda karena lebih banyak persamaannya
dibanding dengan diqiyaskan kepada orang merdeka
sebagaimana harta, budak dapat diperjual-belikan,
diberikan pada orang lain, diwariskan, diwakafkan dan
sebagainya.