( JINAYAH )
POKOK – POKOK BAHASAN
1. Asas Keadilan.
(QS. Shad: 26, an-Nisa’: 135, dan al-Maidah: 8)
2. Asas Kepastian Hukum.
(QS. al-Isra’: 15 dan al-Maidah: 90,91)
3. Asas Kemanfaatan.
(QS. al-Baqarah: 178)
TUJUAN TINDAK PIDANA DALAM
ISLAM
DILIHAT DARI ASPEK PEMBUAT HUKUM
TEORI KREDO/SYAHADAT/PENERIMAAN
AUTORITA HUKUM
- Tokoh: H.A.R Gibb
- Mengharuskan pelaksanaan Hukum Islam oleh mereka yang
telah mengucapkan dua kalimah syahadat
- Oleh karena itu, setiap orang bila menerima Islam sebagai
agamanya, maka ia menerima otoritas Hukum Islam
terhadap dirinya.
ASAS-ASAS
HUKUM PIDANA ISLAM
1. Asas Legalitas : tidak ada pelanggaran
dan hukuman sebelum ada undang-
undang yg mengaturnya.
(al–Isra’: 15 dan al-An’am: 19).
2. Asas larangan memindahkan kesalahan
kepada orang lain
(al-An’am: 64; Faathir: 18, az-Zumar: 7; an-
Najm: 38, dan al-Mudatsir: 38)
3. Asas praduga tidak bersalah (presumption of
innocence). Sejalan dengan asas larangan
memindahkan kesalahan kepada orang lain.
Asas praduga tak bersalah adalah asas yg
mendasari bahwa seseorang yg dituduh
melakukan suatu kejahatan harus dianggap
tidak bersalah sebelum hakim dg bukti yg
meyakinkan menyatakan dg tegas
kesalahannya.
TINDAK PIDANA
Larangan-larangan hukum artinya
melakukan perbuatan hukum yang dilarang
atau tidak melakukan perbuatan yang
diperintahkan.
Dengan kata lain, melakukan atau tidak
melakukan perbuatan yang membawa kepada
hukuman yang ditentukan oleh syariat adalah
tindak pidana.
Dengan demikian tindak pidana mengandung
arti bahwa tiada suatu perbuatan baik secara
aktif maupun secara pasif dihitung sebagai
suatu tindak pidana kecuali hukuman yang
khusus untuk perbuatan atau tidak berbuat
itu telah ditentukan dalam syariat.
BENTUK-BENTUK PIDANA
SEBELUM ISLAM:
Qisas
Rajam
Pidana mati lainnya yang diterapkan
sangat keras dan kadang berada di luar
peri kemanusiaan. Terutama kepada
hamba sahaya
TRADISI PIDANA SEBELUM
ISLAM
Bersifat sangat keras
Berorientasi kepada pembalasan terhadap
tingkah laku yang menyimpang dari keharusan
umum.
Pro-elite, didominasi kaum aristokrat dan
borjuis
Bentuk pidana sebagai alat bagi penguasa untuk
menjamin status quo.
PENGERTIAN-PENGERTIAN:
Jinayah/Jarimah = suatu istilah untuk perbuatan yg dilarang syara’ baik itu
perbuatan tsb mengenai jiwa, harta, lainnya (perbuatan tindak pidana).
Hudud = perbuatan pidana yang mempunyai bentuk dan batas hukumannya
di dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
Ta’zir = memuliakan/menolong (scr harfiah); hukuman yg bersifat mendidik
yg tidak mengharuskan pelakunya dikenai had dan tidak pula harus
membayar kaffarah atau diat, perbuatan pidana yg bentuk dan ancaman
hukumannya ditentukan oleh penguasa (hakim) sbg pelajaran kpd pelakunya.
Qishash = memotong/membalas (scr harfiah); pembalasan setimpal yg
dikenakan kepada pelaku pidana sbg sanksi atas perbuatannya.
Diyat = denda dalam bentuk benda atau harta berdasarkan ketentuan yg
harus dibayar oleh pelaku pidana kpd pihak korban sbg sanksi atas
pelanggaran yg dilakukannya.
BENTUK-BENTUK TINDAK PIDANA
DALAM HUKUM PIDANA ISLAM:
1. Zina
2. Tuduhan (palsu) berbuat zina (al-qadzaf)
3. Minum-minuman keras (Khamar)
4. Murtad (Riddah)
5. Pencurian
6. Pemberontakan (Al-Bagyu)
7. Perampokan
1. ZINA
1. Pembunuhan disengaja
2. pembunuhan mirip disengaja
3. Pembunuhan tidak sengaja
4. Pembunuhan terjadi karena
ketidaksengajaan
AD.1 PEMBUNUHAN DISENGAJA
Yaitu sesorang membunuh orang lain dg sesuatu –yg pd
umumnya- dapat membunuh orang lain; atau seseorang
memperlakukan orang lain –yg pd umumnya- perlakuan itu
dapat membunuh orang lain.
Sanksi hukumnya: dibunuh (wajib dijatuhkan qishash bagi
pelakunya), jika wali orang yg dibunuh tidak memaafkannya.
Apabila ada pengampunan, maka diyat-nya harus diserahkan
kepada walinya, kecuali jika mereka ingin bersedekah (tidak
menuntut diyat).
Diyat: 100 ekor unta terdiri 30 unta dewasa, 30 unta muda,
40 unta yg sedang bunting. (HR Tirmidzi)
Dasar hukumnya: QS Al-Isra’ ayat 33, Al-Baqarah ayat 179.
KANDUNGAN QS AL-BAQARAH: 179
1. Pengakuan
2. Pembuktian: dg 2 orang saksi
laki-laki atau seorang laki-laki
dan dua orang saksi perempuan
(QS Al-Baqarah: 282)
CARA MEMBUNUH PELAKU
PEMBUNUHAN
Syarat:
ORGAN-ORGAN DI KEPALA
-Dua biji mata = diyat. Satu biji mata = ½ diyat.
Sabda Rasulullah SAW, “Pada dua biji mata
dikenakan diyat. Pada satu biji mata,
diyatnya 50 ekor unta”.
-Dua daun telinga = diyatnya idem mata.
- Perut = diyat.
- Penis = diyat.
TERIMA KASIH