Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN V

SUMBER AJARAN
AGAMA ISLAM DAN
METODE-METODE
BERIJTIHAD

. , M . P D
S.AG
IRFAN
1. Pengertian Sumber Ajaran Islam

Segala sesuatu yang


dijadikan dasar,
acuan, atau pedoman
dalam syariat Islam.
2. Macam-macam Sumber Hukum Islam

 Secara Umum Sumber Hukum Islam, ada 3:


 AL QUR’AN
 AS SUNNAH
 IJTIHAD
1. Ijma’
2. Qiyas
3. Istidal
4. Al Masalih Al Mursalah
5. Istihsan
6. Istishab
7. ‘Urf
8. Diyat
Penjabaran Sumber Hukum Islam

1. IJMA’ adalah persetujuan atau kesesuaian pendapat para ahli


mengenai suatu masalah pada suatu tempat di suatu masa.
2. QIYAS adalah menyamakan hukum suatu hal yang tidak
terdapat ketentuannya di dalam al Qur’an dan as Sunnah
dengan hukum hal lainnya yang terdapat dalam al Qur’an dan
as Sunnah karena persamaan illatnya (hukum
pengecualian). Contoh:
  Penerima wasiat yang membunuh pewasiat terhalang untuk
mendapatkan wasiat. Hal ini diqiyaskan dengan ketentuan ahli
waris yang membunuh pewaris terhalang untuk mendapatkan
harta warisan, hadis Rasulullah saw “Orang yang melakukan
pembunuhan, tidak mendapatkan pusaka”
  Transaksi sewa menyewa yang dilakukan pada saat azan shalat
Jum’at, hukumnya makruh. Sebagaimana ketentuan larangan
jual beli pada saat azan shalat Jum’at dalam Q.S. (62) ayat 9.
Penjabaran Sumber Hukum Islam

3. ISTIDAL adalah menarik kesimpulan dari dua hal yang berlainan.  Para
ulama mendefinisikan istidal adalah alasan dan cara beralasan yang
digunakan seorang mujtahid dalam menetapkan hukum suatu masalah.
Contoh:
 Hasil profesi wajib dizakatkan. Dalil yang digunakan adalah Q.S. al Baqarah (2)
ayat 267 “… nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi…”. Kata “hasil
usahamu” atau kasabtum berarti secara umum, maka di dalamnya termasuk
hasil profesi.
4. AL MASALIH AL MURSALAH adalah cara menemukan hukum suatu hal
yang tidak terdapat dalam ketentuannya dalam syari’ah, berdasarkan
pertimbangan kemaslahatan masyarakat atau kepentingan umum. Dalam
menetapkan hukum tersebut tidak bertentangan dengan dalil syara’ 
Mashlahah mursalah tersebut dilakukan dalam kondisi yang memerlukan,
apabila tidak ditetapkan hukumnya maka akan masyarakat akan berada pada
kesulitan. Contoh:
 Penetapan hukum lalu lintas.
 Penetapan hukum pajak
Penjabaran Sumber Hukum Islam

5. ISTIHSAN (LUGHAWI)  mengikuti sesuatu yang lebih


baik  Istihsan adalah cara menentukan hukum dengan jalan
menyimpang dari ketentuan yang sudah ada demi keadilan
dan kepentingan sosial. Contoh:
Mewakafkan tanah yang di dalamnya terdapat jalan dan
sumber air minum. Apakah jalan dan sumber air minum
termasuk bagian yang diwakafkan?  Dalil transaksi jual beli
(qiyas dhahir)  hanya tanah  Dalil sewa menyewa (qiyas
khafi)  tanah serta jalan dan sumber air minum  Pencurian
pada masa kelaparan (paceklik). Hukuman apa yang harus
diterapkan?  Dalil umum  pencuri laki-laki dan pencuri
perempuan, potonglah tangannya (Q.S. Al Maidah (5) ayat 37)
 Dalil khusus  situasi paceklik menjadi ‘halangan’
berlakunya hukum potong tangan.
Penjabaran Sumber Hukum Islam

6. ISTISHAB adalah melangsungkan berlakunya hukum yang


ada karena belum ada ketentuan lain yang membatalkannya. 
Kaidah fiqih dalam istishab:  Al yaqiinu la yuzaalu bil-
sysyakki: “Apa yang ditetapkan dengan suatu yang meyakinkan
tidak dapat dihilangkan dengan suatu yang meragukan” 
Shaalihun liddaf’i la li-itsbaati: “Pantas untuk
mempertahankan yang telah ada dan tidak pantas untuk
menetapkan yang belum ada”. Contoh:
 Hilangnya seseorang dalam waktu lama dan tanpa kabar apakah
ia masih hidup atau tidak. Hukum berlaku seperti keadaan
semula (ia masih hidup), yaitu terhadap pemilikan harta atau
terhadap suami atau isteri. Kecuali telah ada penetapan hakim
bahwa orang tersebut ditetapkan telah meninggal, maka berlaku
hukum baru ia sebagai orang yang telah meninggal.
Penjabaran Sumber Hukum Islam

7. ‘URF adalah adat istiadat atau kebiasaan dari masyarakat


tertentu yang tidak bertentangan dengan hukum Islam,
sehingga tetap dapat berlaku bagi masyarakat tersebut. 
Kaidah fiqih: al ‘adatu muhakkamah atau adat dapat
dikukuhkan menjadi hukum.
 1. ‘Urf itu bernilai maslahat dan dapat diterima akal sehat
 2. ‘Urf itu berlaku umum dan merata di masyarakat setempat
 3. ‘Urf itu telah berlaku pada saat itu, bukan ditetapkan
kemudian
 4. ‘Urf tidak bertentangan dengan dalil syara’
8. DIYAT (uang tebusan darah) dari keluarga pembunuh
terhadap keluarga korban, merupakan hukum yang berlaku di
masyarakat Arab dan ditetapkan menjadi hukum Islam.
3. Al-Quran dan Pengertiannya

Al-Quran adalah nama kitab suci bagi umat Islam


yang berfungsi sebagai petunjuk hidup (Hidayah)
bagi seluruh umat manusia.
Al-Quran diwahyukan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad saw. secara berangsur-angsur selama
23 tahun.
secara etimologi, Al-quran berasal dari kata
qara’a, yaqra’u, qiraa’atan atau qur’aanan yang
berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan
menghimpun (al-dlammu).
4. Akal Fikiran (al-Rayu atau Ijtihad)
 Akal adalah kunci untuk memahami agama, ajaran dan hukum Islam.
 Nabi Muhammad menyatakan bahwa agama adalah akal, tidak ada agama
bagi orang yang tidak berakal.
 Dihubungkan dengan hukum dan hukuman: tidak ada hukum atau
hukuman bagi orang yang tidak berakal atau gila.
 Akal mempunyai kedudukan yang tinggi dalam sistem agama Islam, krn
akal wadah yang menampung aqidah, syariah dan akhlak.
 Akal diciptakan Allah untuk kesejahteraan manusia.
 Orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban hanya orang yang berakal
dan sempurna akalnya.
 Akal harus mengikuti petunjuk Allah yaitu wahyu.
 Akal dan wahyu mempunyai hubungan yang sangat erat. Namun wahyu
dan akal tidak sama dan tidak sederajat. Wahyu mempunyai kedudukan
yang lebih tinggi dari akal. Karena akal yg membimbing dan mengukur akal
manusia.
 Akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad menjadi
sumber hukum Islam ketiga.

Anda mungkin juga menyukai