Anda di halaman 1dari 4

1.

AL KAFIRUN AYAT 5 DAN 6

5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku

Isi kandungan dari Q.S. Al-Kafirun yang selanjutnya yaitu Rasulullah SAW setelah menolak
untuk menyembah tuhannya orang kafir kemudian memberikan ketegasan kepada orang-
orang kafir bahwa mereka orang-orang kafir bukan penyembah Allah swt yang Rasulullah
SAW dan para sahabat sembah.

Hal ini terdapat dalam ayat 3 dan 5 dalam Q.S Al-Kafirun.

Pada ayat yang ke-enam atau terakhir Nabi saw memberikan ultimatum atau kesimpulan
kepada orang-orang kafir untuk tidak memaksakan kehendak kepada orang lain untuk
menganut suatu agama. Ini artinya bahwa setiap orang berhak memilih dan menganut
agama sesuai dengan yang diyakini. Jadi isi pokok kandungan Q.S. Al Kafirun..

AL MUJADALAH AYAT 11

2. AL MUJADALAH AYAT 11 ORANG BERILMU


Mengapa orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya? Sudah
tentu, orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang
lain, diberi kepercayaan untuk mengendalikan atau mengelola apa saja yang terjadi dalam
kehidupan ini. Ini artinya tingkatan orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi di banding
orang yang tidak berilmu.
Akan tetapi perlu diingat bahwa orang yang beriman, tetapi tidak berilmu, dia akan lemah.
Oleh karena itu, keimanan seseorang yang tidak didasari atas ilmu pengetahuan tidak akan
kuat. Begitu juga sebaliknya, orang yang berilmu, tetapi tidak beriman, ia akan tersesat.
Karena ilmu yang dimiliki bisa jadi tidak untuk kebaikan sesama.

3. KONSEP KONSEP ISLAM DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA


 Ukhuwah
Ukhuwah Islamiyah (Semangat Persaudaraan Sesama Umat Islam)
Ukhuwah Wathoniyah(Semangat Persaudaraan Sesama Penghuni Negeri)
Ukhuwah Insaniyah(Semangat Persaudaraan Sesama Manusia)
“Hub. Antar Manusia itu Hub. Persaudaraan
Bukan Sekedar Hubungan Take and give”
 Kebersamaan dlm Pluralitas Agama
Islam mempertahankan eksistensinya
Islam mengakui eksistensi agama lain
Islam mmberi hak hidup brdmpingan menghormati pemeluk agama lain

4. IPTEK DALAM AL-QURAN DAN AL HADIST


Berupa isyarat-isyarat yg dapat diuji kebenarannya
Kemahiran Nabi Nuh as. (nahkoda),Kehebatan Nabi Sulaiman (komunikasi) Ibrahim, Ismail
(arsitektur) Nabi Daud as. (designer baju besi) Nabi Yusuf as. (pengusaha)

Periode Klasik (650 – 1250 M) Sejarah Intelektual Islam


Periode Pertengahan (1250 – 1800 M)
Periode Modern (1800 – sekarang)
Periode Klasik (650 – 1250 M)
Lahir Mazhab
(Syafi’i, Maliki, Hanafi, Hambali)
Lahir Filosof Muslim
(Al Kindi, Ar Rozi, Al Farabi, dll).
Periode Pertengahan (1250 – 1800 M)
Mengalami kemunduran :
~ Filsafat ditinggalkan umat
~ Dikotomi (akal vs wahyu, iman vs ilmu)
~ Ilmu pengetahuan & teknologi terbataS

5. KEUTAMAAN DAN TANGGUNG JAWAB ORANG BERILMU

Menempati derajat yg tinggi


(QS. Mujadalah; 11)
Bagaikan matahari yg menerangi dirinya &
orang lain
Malaikat , ikan-ikan & makhluk yang lain
berdoa buat orang yg menuntut ilmu
TANGGUNG JAWAB

Terhadap dirinya utk menyempurnakan ibadah.

Terhadap masyarakat utk mengubah paradigma yang benar.

Terhadap perasaan-perasaan batinnya utk memilih manakah yg bermanfaat.

QS. At Taubah; 122 (setelah belajar kembali utk mengamalkan ilmunya).

6. PENGERTIAN , CIRI CIRI , TUJUAN , RUANG LINGKUP HUKUM HUKUM ISLAM


Hukum Islam adalah seperangkat kaidah-kaidah hukum yang didasarkan pada wahyu Allah
SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukallaf (orang yang sudah dapat dibebani
kewajiban) yang diakui dan diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluk agama islam.Ciri-
Ciri Hukum Islam
Sekurang-kurangnya ada empat macam ciri hukum Islam, yaitu:

1. Hukum Islam merupakan bagian dan sumber dari ajaran agama Islam
2. Hukum Islam berkaitan dengan bagian lain dalam Islam, yaitu aqidah dan akhlak
3. Hukum Islam memiliki istilah kunci, yaitu syariah dan fiqih
4. Hukum Islam terdiri atas dua bagian besar, yaitu ibadah dan muamalah

C. Struktur Sumber Hukum Islam


Karena pembuat hukum di dalam Islam itu Tuhan, utusannya (Rasul), dan manusia,
dalam hal ini para ulama mujtahid, maka hukum Islam harus ditata dalam urutan tingkatan
otoritatif, mulai tingkatan yang paling atas hingga yang paling bawah, yang paling kuat
mengikat hingga yang longgar. Tata urutan hukum Islam dapat disusun sebagai berikut:
1. Al Quran
2. As-Sunnah
3. Hasil ijtihad ulama, seperti: qiyas, ijma’, dan maslahah mursalah.
4. Pelaksanaan dalam praktik, yaitu dalam bentuk putusan hukum atas perbuatan manusia.
Misalnya, si A dinyatakan mencuri dalam peridangan oleh hakim, kemudian dihukumi haram
perbuatan itu dan dijatuhi hukuman potong tangan.
5. Macam-macam perbuatan hati mencakup perbuatan: hati, pikiran, dan perasaan.
6. Mendahulukan yang wajib dari pada yang hak atau yang halal. .
D. Ruang Lingkup Hukum Islam
Ruang lingkup hukum Islam amat luas wilayahnya, seluas seluruh bidang
kehidupan, tidak ada aspek kehidupan sekecil apa pun yang berada di luar wilayah hukum.
Atas dasar perkembangan ilmu tentang hukum, maka hukum Islam ini secara garis besar
digolongkan menjadi:
1. Hukum perdata, meliputi:
a. Mengatur masalah munakahat (perkawinan yang secara garis besar antara lain mengenai
nikah, thalaq, dan rujuu’ )
b. Mengatur masalah mawaaris (waris-mewaris)
c. Mengatur masalah mu’amalah, yaitu tentang kebendaan, hak-ahak atas benda, dan tata
hubungan antara manusia dengan manusia dan alam semesta
2. Hukum pidana, meliputi:
a. Jinayat, yaitu aturan perbuatan yang diancam dengan hukuman atau pidana
b. al-Ahkam as-sulthaniyyah, yaitu aturan tentang kenegaraan
c. Siyar, mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan pemeluk dan negara lain
d. Mukhashamaat, mengatur tentang peradilan, kehakiman, dan hukum acara

7. Macam Macam Hadist dan Fungsi Hadist terhadap al quran


1. Hadist mutawatir
2. Hadist shahih (benar,kuat)
3. Hadist hasan (bagus , baik)
4. Hadist dhoif (lemah)
5. Hadist maudlu (palsu)
Fungsi
1. Bayan tafsir menjelaskan ayat
2. Bayan tahsis mengkhususkan ayat
3. Bayan taqrir menambah / mengembangkan ayat
8. Macam macam ijthihad beserta contoh
Ijma': Ijma' adalah kesepakatan para ulama mujtahid dalam memutuskan suatu perkara
atau hukum. Ijma' dilakukan untuk merumuskan suatu hukum yang tidak disebutkan
secara khusus dalam kitab Al-Quran dan sunnah.
- Qiyas: Qiyas adalah mempersamakan hukum suatu masalah yang belum ada
kedudukan hukumnya dengan masalah lama yang pernah karena ada alasan yang
sama.
- Maslahah Mursalah: Maslahah Mursalah adalah cara dalam menetapkan hukum yang
berdasarkan atas pertimbangan kegunaan dan manfaatnya
Istihsân Fatwa yang dikeluarkan oleh seorang fâqih (ahli fikih), hanya karena dia merasa hal
itu adalah benar.
ududz Dzariah Adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram
demi kepentingan umat.
Istishab Adalah tindakan menetapkan berlakunya suatu ketetapan sampai ada alasan yang
bisa mengubahnya,.
Urf
Adalah tindakan menentukan masih bolehnya suatu adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat
setempat selama kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan aturan-aturan prinsipal
dalam Alquran dan Hadis.

Anda mungkin juga menyukai