Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ibnu abdillah

Nim : 2018027

BAB 4
Konsep dan Metodologi Hukum Islam
Pengertian Hukum Islam dan Proses
Hukum Islam adalah hukum syariat Islam atau aturan-aturan dan konsepkonsep halal,
haram, perintah, anjuran, shahih, batal, dsb yang terkait dengan perbuatan mukallaf
(manusia yang berakal dan baligh). hukum Islam atau syariat islam adalah sistem
kaidahkaidah yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan sunnah rasul mengenai
tingkah laku mukallaf (orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan
diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluknya. Hukum islam memiliki aturan-aturan
dan fondasikeimanan bagi umat muslim, mulai dari perkara kecil hingga besar, seperti
persoalan cinta, zakat, shalat fardhu, pembagian warisan, pernikahan dan banyak lagi.
Untuk itulah, fungsi utama 5 rukun Islam dan 6 rukun iman yang senantiasa diamalkan
oleh kaum muslimin, sangatlah vital.

Sumber Hukum-hukum Islam


Sumber hukum merupakan segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dan
sebagainya yang digunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa
tertentu. Dalam ajaran Islam terdapat sumber hukum pokok yang menjadi pedoman atau
rujukan bagi umat Islam. Sumber hukum Islam utama ada tiga, yaitu:
- Al Aquran
kedudukan Al Quran dalam Islam adalah sebagai sumber hukum umat Islam dari
segala sumber hukum yang ada di bumi.
- Sunnah (Hadist)
Sunnah (hadis) merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Al Quran. Menurut
para ahli hadis, sunnah sama dengan hadis yaitu suatu yang dinisbahkan oleh
Rasullullah SAW baik perkataan, perbuatan maupun sikap belaiu tentang suatu
peristiwa.
- Ijtihad
Menurut bahasa ijtihad artinya bersungguh-sungguh dalam mencurahkan pikiran.
Sehingga bisa menggunakan ijtihad dengan menggunakan akal pikiran, namun tetap
mengacu berdasarkan Al Quran dan hadist. Ijtihad merupakan sumber hukum Islam
setelah Al Quran dan hadist. Ketika melakukan ijtihad tidak boleh bertentangan
dengan Al Quran dan hadist.
Al-Quran Sebagai Sumber Hukum Islam Pertama
Allah menurunkan Al-Quran kepada umat manusia melalui nabi Muhammad SAW
sebagai kitab suci terakhir untuk dijadikan pedoman hidup. Sebagai sumber hukum
Islam pertama dan utama, Al-Quran berperan penting dalam rangka penetapan hukum
Islam terutama setelah meninggalnya Rasulullah SAW. Seperti kita ketahui bahwa Al-
Quran merupakan buku petunjuk (hidayah) bagi orang-orang yang bertakwa yaitu
orang-orang yang percaya kepada hal ghaib, yang mendirikan shalat, yang
menginfakkan sebagain rizki mereka, dan yang meyakini adanya akhirat. Satu hal yang
juga disepakati oleh seluruh ummat Islam dan menjadi pembahasan pokok makalah ini
ialah kedudukan Al-Quran sebagai sumber hukum Islam kapanpun dan dimanapun
termasuk seharusnya di Indonesia

Macam-macam Hukum Dalam Al-Quran


Macam – macam hukum alqur’an ada 3:
1. Hukum Itiqodiyah
Hukum Itiqodiyah yaitu yang bersangkutan apa-apa yang diwajibkan kepada mukallaf
tentang itiqodiyahnya kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rosul-rosul-Nya,
dan hari kiamat
2. Hukum Khuluqiyah
Hukum khuluqiyah yaitu hukum bersangkutan dengan apa yang diwajib kepada
mukallaf, akan meningkatkan moral, bidi pekerti, adab sopan santun, dan menjauhkan
diri dari sikap yang tercela.
3. Hukum Amaliyah
Hukum amaliyah yaitu yang bersangkutan dengan apa yang bersambung dengan
perkataa, perbuatan, perjanjian, dan segala macam tindakan. Hukum amaliyah itu dalam
Alqur’an mengatur dua macam hal
a. Hukum Ibadat yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan
b. Hukum muamalat yang mengatur hubungan mukallaf antara yang satu dengan yang
lainnya.

Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam Kedua


Hadist merupakan segala berita yang berasal dari Nabi Muhammad SAW yang berupa
ucapan dan perbuatan, menurut para ulama hadist merupakan kedudukan kedua sebagai
sumber hukum islam setelah Al Qur'an. Hadis adalah ucapan atau perkataan Rasulullah
saw., sedangkan sunnah merupakan segala apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw.
yang menjadi sumber hukum Islam. Hadis dalam arti perkataan atau ucapan Rasulullah
saw.
Ijma’ [Konsensus Ulama]
Ijmak atau Ijma' (bahasa Arab: ‫ )إجماع‬adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan
suatu hukum hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis dalam suatu
perkara yang terjadi. Unsur-unsur ijma’ :
- Adanya kesepakatan seluruh mujtahid dari kalangan umat Islam (ulama).
- Suatu kesepakatan yang dilakukan haruslah dinyatakan secara jelas.
- Yang melakukan kesepakatan tersebut adalah mujtahid.
- Kesepakatan tersebut terjadi setelah wafatnya Rasulullah.

Ijma' umat terbagi menjadi dua:


1. Ijma' Qauli, yaitu suatu ijma' di mana para ulama' mengeluarkan pendapatnya
dengan lisan ataupun tulisan yang menerangkan persetujuannya atas pendapat
mujtahid lain di masanya.
2. Ijma' Sukuti, yaitu suatu ijma' di mana para ulama' diam, tidak mengatakan
pendapatnya. Diam di sini dianggap menyetujui.
Selain ijma' umat tersebut masih ada macam-macam ijma' yang lain, yaitu:
- Ijma' sahabat
- Ijma' Khalifah yang empat
- Ijma' Abu Bakar dan Umar
- Ijma' ulama Madinah
- Ijma' ulama Kufah dan Basrah
- ijma' itrah (golongan Syiah)
Yang disepakati itu adalah hukum syara' mengenai suatu masalah/peristiwa hukum
tertentu.

Qiyas (Analogi Hukum Islam)


Qiyas berarti mempertemukan sesuatu yang tidak ada nas hukumnya dengan hal lain
yang ada nas hukumnya karena ada persamaan illat hukum. qiyas merupakan penerapan
hukum analogis terhadap hukum sesuatu yang serupa karena prinsip persamaan ,illat
akan melahirkan hukum yang sama pula. Qiyas merupakan salah satu medote istinbāṭ
yang dapat dipertanggungjawabkan karena ia melalui penalaran yang disandarkan
kepada nas.

Syarat-syarat Pemohon Fatwa


1. Syarat permohonan fatwa waris di Pengadilan Agama
Pengadilan Agama berwenang mengeluarkan Fatwa atau penetapan mengenai
Pembagian Harta Peninggalan seorang pewaris yang beragama Islam. Kewenangan ini
berdasarkan ketentuan Pasal 49 UU Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Fatwa Waris berlaku
sebagai keterangan siapa saja yang berhak untuk mewarisi harta peninggalan si Pewaris
(ahli waris). Berdasarkan Fatwa Waris tersebut, Notaris/PPAT dapat menentukan siapa
saja yang berhak untuk menjual tanah warisan dimaksud.

2. Keputusan fatwa waris di salah satu pengadilan Agama


Fatwa waris dari salah satu pengadilan agama dapat dipergunakan untuk pengurusan
seluruh harta peninggalan pewaris di dalam wilayah Republik Indonesia. Fatwa Waris
tersebut memang merupakan bukti kelengkapan untuk proses pengurusan baik itu jual
beli/peralihan hak atas tanah warisan dimaksud.

Ijtihad
Ijtihad (bahasa Arab: ‫ )اجتهاد‬adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang
sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu
untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis
dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang. Namun, pada
perkembangan selanjutnya diputuskan bahwa ijtihad sebaiknya hanya dilakukan
para ahli agama Islam. Tujuan ijtihad adalah untuk memenuhi keperluan umat
manusia akan pegangan hidup dalam beribadah kepada Allah di suatu tempat
tertentu atau pada suatu waktu tertentu. Orang yang melakukan ijtihad disebut
mujtahid. Jenis – jenis ijtihad :
- Ijmak
- Qiyâs
- Istihsân
- Maslahah murshalah
- Sududz Dzariah
- Istishab
- Urf

Anda mungkin juga menyukai