HUKUM ISLAM
PENGERTIAN HUKUM ISLAM
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan
merupakan bagian dari ajaran Islam.
Syariat Fikih
ما رواه مسلم عن أبي ذر الغفاري عن النبي صلى الله عليه وسلم فيما
– يا عبادي كلكم ضال إال من هديته:يرويه عن ربه أنه قال
)فاستهدوني أهدكم (الحديث
Penetapan Hukum dalam Al-Qur’an ada tiga cara
• Mujmal artinya Al-Qur’an hanya menerangkan
pokok dan kaidah hukum saja, sedangkan perincian
dijelaskan dalam Sunnah dan Ijtihad para ulama.
Cara ini banyak berkaitan dengan masalah
pelaksanaan ibadah.
• Agak jelas dan terperinci, seperti dalam hukum
jihad, undang-undang perang (tawanan, rampasan),
hubungan umat Islam dengan umat lainnya.
• Jelas dan terperinci, berkenaan dengan masalah
hutang-piutang, makanan halal dan haram, sumpah,
memelihara kehormatan wanita dan perkawinan.
Pengertian Sunnah
• Sunnah adalah seluruh yang disandarkan kepada Nabi Muhammad,
baik perkataan, perbuatan maupun persetujuan/penetapan.
• Sebagai sumber hukum Sunnah mempunyai tiga fungsi:
(1) Bayan Ta’kid, sebagai penetap dan penegas hukum-hukum yang
terdapat dalam Al-Qur’an. Seperti dalam perintah shalat dan zakat
begitu juga cara melaksanakannya.
(2) Bayan Tafsir, sebagai penjelas atau perinci dan membatasi yang
secara umum dijelaskan Al-Qur’an. Seperti hukuman bagi orang
mencuri yang memenuhi qishah wajib potong tangan sebelah
kanan.
(3) Bayan Tasyri’, berfungsi menetapkan suatu hukum yang secara jelas
tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Seperti diharamkannya menikah
perempuan dengan pamannya, atau laki-laki dengan bibinya, atau
juga diharamkannya binatang buas, binatang bertaring atau
bercakar tajam, dan diharamkannya laki-laki memakai sutera, emas
dan perak.
Dalil Sunnah sebagai berikut:
Pengertian Ijtihad
• Ijtihad berarti mencurahkan kemampuan untuk
mendapatkan hukum syara’ (hukum Islam)
tentang suatu masalah dari sumber (dalil)
hukum yang tafsili/terperinci yaitu dari Al-
Qur’an dan Sunnah.
• Beberapa metode ijtihad yang digunakan ulama
dalam memutuskan suatu hukum yaitu: Ijma’,
qiyas, al-maslahah al-mursalah, istihsan, urf,
istishhab, mazhab shahabi (qaulu shahabi),
syar’u man qablana, sadd al-dzara’i.
Pengertian Ijma
• Ijma kesepakatan para imam mujtahid di kalangan umat Islam
tentang hukum Islam pada suatu masa setelah Rasulullah wafat.
• Syarat-syarat ijma:
(1) Sejumlah mujtahid terlibat langsung dalam penetapan kesepakatan
hukum pada kurun waktu yang sama
(2) Kesepakatan lahir tanpa memandang perbedaan latar belakang
maupun tempat
(3) Kesepakatan diiringi dengan pendapat masing-masing mujtahid
secara jelas, baik secara tertulis, perkataan dan perbuatan
(4) Kesepakatan semua mujtahid dapat diwujudkan dalam suatu
putusan berbentuk hukum
Contoh hukum yang dihasilkan dari ijma: Abu Bakar menjadi Khalifah
menggantikan Nabi karena Abu Bakar pernah menggantikan Nabi jadi
Imam Shalat, diharamkannya lemak (minyak) babi karena disamakan
dengan dagingnya, dibolehkannya pengumpulan Al-Qur’an masa Abu
Bakar, dan sebagainya.
Dalil Ijma
IBADAH MU’AMALAH
• Imam Syafi’i: kalau orang yang berwudlu itu menyentuh wanita lain
tanpa ada aling-aling (batas), maka wudhunya batal, tapi kalau bukan
wanita lain seperti saudara wanita maka wudhunya tidak batal.
• Imam Hanafi: wudhu itu tidak batal kecuali dengan menyentuh, dimana
sentuhan itu dapat menimbulkan ereksi pada kemaluan.
• Imam Ja’fari: menyentuh wanita tidak membatalkan wudhu secara
mutlak. Begitu juga menyentuh kemaluan, dubur dan qubul tanpa batas
menurut Imam Hanafi dan Ja’fari tidak membatalkan wudhu.
• Imam Syafi’i dan Hambali: menyentuh kemaluan, dubur dan qubul
tanpa batas membatalkan wudhu secara mutlak, baik sentuhan dengan
telapak tangan maupun dengan belakangnya.
• Imam Maliki: jika menyentuh dengan telapak tangan (bagian depan)
maka membatalkan wudhu, tetapi jika menyentuh dengan belakangnya
tidak membatalkan wudhu.
Perbedaan dalam hal jumlah Jama’ah Shalat
Jum’at
• Imam Maliki: sekurang-kurangnya 12 orang
selain imam. Imam Ja’fari: sekurang-
kurangnya 4 orang selain imam. Imam Syafi’i
dan Hambali: sekurang-kurangnya 40 orang
selain imam. Imam Hanafi: sekurang-
kurangnya 5 orang dan sebagian ulama
mereka yang lain mengatakan 7 orang.
HAK ASASI MANUSIA