Anda di halaman 1dari 28

Hukum Islam dan Beberapa

Istilah Kunci
Beberapa istilah kunci:
Syariah (the Islamic law/asy-syariah al-
islamiyah)
Fiqih (the islamic law/al-fiqh al-islamy)
Hukum Islam (Islamic Law)
Ushul fiqih (Islamic Jurisprudence)
Syariah:
syariah adalah bentuk masdar dari sy-r-a, yasy-r-u.
Secara bahasa berarti sumber mata air yang dituju
untuk minum ()
Orang arab mengartikannya sebagai jalan yang lurus
()
Secara istilah: keseluruhan ajaran Islam yang berupa
norma-norma ilahiah baik yang mengatur tingkah
laku batin (sistem kepercayaan/doktrinal) maupun
tingkah laku konkret pada taraf individual dan
kolektif. Dengan demikian ia sama degan ad-din
Muhammad Aliy at-Tahanawiy: hukum-hukum yang ditetapkan
Allah untuk hambah-hambah-Nya, yang dibawah oleh nabi saw,
baik hukum tersebut berhubungan dengan cara melakukan
perbuatan atau berhubungan dengan cara menentukan
kepercayaan (itiqad)
Asy-Syatibi: memberikan batasan kepada mukallaf dalam
perbuatan, perkataan dan kepercayaan mereka
Mustafa Ahamd az-Zarqa: kumpulan perintah dan hukum-hukum
itiqadiyah maupun amaliyah yang diwajibkan oleh Islam untuk
diterapkan guna merealisasikan tujuannya yakni kebaikan dalam
masyarakat
Manna Khalil al-Qattan: apa-apa yang diterapkan oleh Allah bagi
para hambahnya, baik mengenai aqidah, ibadah, akhlaq,
muammalah maupun tuntutan kehidupan lainnya dengan segala
cabangnya yang bermacam-macam guna merealisasikan
kebahagiaan didunia dan akhirat
Secara sempit Muhammad Syaltut
mengemukakan syariah adalah peraturan-
peraturan yang ditetapkan oleh Allah atau
ditetapkan dasar-dasarmya oleh Allah agar
manusia berpegang teguh kepadanya dalam
hubungannya degan Tuhannya, berhubungan
dengan saudara sesama musli, berhubungan
dengan saudara sesama manusia,
berhubungan dengan alam semesta dan
berhubungan dengan kehidupan
Ruang lingkup syariah:
Konsep praktis yang berhubungan dengan
tingkah laku baik spritual, mental dan fisik
(akhlak)
Mencakup keyakinan dan praktek: misalnya
membenarkan dan meyakini adanya Allah,
menjalankan shalat dsb (aqidah dan fiqh)
Segala transaksi hukum dan sosial
Fungsi syariah:
Pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam
mengatur diri dan masyarakat
Alat penyeimbang antara unsur baik dan tidak
baik pada diri manusia
Alat untuk mendidik manusia menjadi suci
lahir dan batin
Sumber atau metode menjelaskan
syariah
Pinsip pertama berupa sumber tradisional,
yaitu al-Quran dan Sunnah. Prinsip ini disebut
ilmu
Prinsip kedua berupa akal dan pemahaman
manusia. Prinsip ini disebut pengertian atau
pemahaman (fiqh)
Fiqh:
Secara harfiah: mengetahui, memahami, dan mengerti secara
mendalam (berbeda dengan ilm, yang artinya mengerti. Jika
ilmu dapat diperoleh dengan jalan wahyu dan penalaran,
maka fiqh menekankan pada penalaran, meskipun secara
epistemologi ia terikat dengan wahyu)
Pada periode formatif fiqh diartikan sebagai pemahaman
ulama terhadap syariah (pemahaman apa saja, tidak hanya
terbatas pada aspek hukum)
Pada periode perkembangannya, term fiqh menjadi istilah
tekhnis yang ruang lingkupnnya terbatas pada hukum-hukum
praktis (amali) yang diambil secara deduktif dari nas al-Quran
dan as-Sunnah. Jadi, fiqh adalah ilmu tentang hukum syara
(hukum perbuatan) dengan dalil-dalil terperinci
Lanjutan:
Fiqh:

pengetahuan tentang hukum-hukum syara
mengenai perbuatan manusia, yang diambil
dari dalil-dalil yang terperinci (mendetil)
Abdul Wahab Kholaf: kumpulan hukum-hukum
syara mengenai perbuatan dari dalil-dalil yang
terperinci
- Maksud terperinci adalah satu persatu dalil
menunjukan kepada suatu hukum tertentu
Karena fiqh merupakan aktifitas penalaran manusia
dalam mencoba memahami syariah, maka ia sangat
dipengaruhi oleh kapabilitas, sosio-kultural, dan
sosio-politik sang pembuat hukum (faqih/fuqaha)
yang bersangkutan. Sehingga menimbulkan
perbedaan pendapat yang tak dapat dihindari lagi
sebagai karakter fiqh. Oleh karena itu, fiqh bersifat
multi-kebenaran, meskipun tidak terbebas dari sifat
nisbi. Sebagaimana sabda Nabi: iza ijtahada al-hakim
fa asaba fa lahu ajran, wa iza ijtahada fa akhtaa fa
lahu ajr wahid (apabila seorang hakim melakukan
ijtihad dan benar ia mendapatkan dua pahal, dan
apabila ia berijtihad dan salah, baginya satu pahala)
Ciri dan sifat Fiqh:
Didasarkan pada wahyu ilahi
Pelaksanaan fiqh islam oleh kalangan muslim
didorong oleh aqidah dan akhlak
Rangkapnya balasan
Bersifat kolektif
Menerima perkembangan sesuai dengan masa
dan tempat
Perbedaan syariah dan fiqh (mencakup
tiga hal)
Perbedaan ruang lingkup
Perbedaan dari segi subjeknya
Perbedaan awal penggunaan kata-kata
keduanya secara tekhnis
Perbedaan ruang lingkup cakupannya:
Syariah lebih luas cakupannya dari fiqh.
Syariah mencakup keyakinan, akhlak, dan
hukum bagi perbuatan sedangkan fiqh hanya
mengenai hukum perbuatan saja. Dengan kata
lain, fiqh merupakan salah satu bagian dari
ajaran syariah.
Perbedaan subjeknya:
Syariah subjeknya adalah Allah (al-Syaari)
sedangkan fiqh subjeknya manusia (faqih).
Alhasil, syariah sebagai karya Allah bersifat
sempurna (absolut), universal, abadi
kebenarannya, sedangkan fiqh dapat berubah
sesuai dengan perubahan pemahaman faqih
karena faktor-faktor sosio-kultural dan konteks
histories
Perbedaan mula-mula digunakan keduanya
dalam istilah teknis:
syariah sudah digunakan sejak awal sejarah
Islam, yaitu disebutkan sebanyak lima kali
dalam al-Quran (QS.al-Syura [42]: 13,21, al-
Araf [7]: 163, al-Maidah [5]: 48 dan al-jasiyah
[45]: 18. Adapun kata fiqh baru digunakan
dalam istilah tekhnis setalah lahirnya ilmu-
ilmu keagamaan Islam pada abad kedua
Hijriyah.
Persamaan:
Dalam pemaknaan secara sempit syariah
dimaksudkan bagian dari ajaran Islam yang
berupa norma-norma yang mengatur sistem
tingkah laku konkret baik tingkah laku
individual maupun tingkah laku kolektif. Atas
dasar itu ilmu syariah dibatasi hanya meliputi
ilmu fikih dan usul fikih. Denga demikian,
syariah dan fikih identik dalam
penggunaannya sekarang
Hukum Islam
Istilah hukum Islam adalah istilah yang
digunakan dalam khazana hukum di
Indonesia.
Terdiri dari dua kata, yaitu hukum dan Islam.
Hukum:
Kumpulan aturan, baik sebagai hasil
pengundangan formal maupun dari kebiasaan,
dimana suatu negara atau masyarakat tertentu
mengaku terikat sebagai anggota atau sebagai
subjeknya, orang yang tunduk padanya atau
pelakunya.(Oxford English Dictionory)
Setiap aturan atau norma dimana pebuatan-
perbuatan terpola (Hooker)
Suatu aturan bertindak dan diterapkan secara
tidak pandang bulu kepada segala macam
perbuatan, baik yang bernyawa maupun tidak,
rasional maupun irrasional (Blackstone)
Pengertian hukum menurut Islam:
Khitab (doktrin) syara yang berhubungan
dengan perbuatan mukhallaf baik berupa
tuntutan, pilihan atau ketetapan;
Sapaan ilahi atau hal Tuhan menyapa manusia
Dalam kajian ushul al-fiqh, hukum itu tidak
dibuat tetapi ditemukan sehingga ushul al-fiqh
disebut sebagai metodologi penemuan hukum
Islam (man discovered law bukan man made
law)
Hukum dapat ditemukan dalam sumber-
sumbernya terutama al-Quran dan as-sunnah.
Contoh:

Ayat ini berisikan sapaan Allah kepada orang
yang beriman yang berisikan tuntutan untuk
menepati janji, sehingga dapat diindikasikan
ada kewajiban-kewajiaban oleh Tuhan yang
disebut hukum
Aliran hukum dalam wacana Barat:
Aliran teologis: hukum merupakan produk akal dan sangat
erat kaitannya dengan konsep tentang tujuan. Para filosof
menganggap keadilan sebagai tujuan tertinggi.
Alirah historis: sumber hukum adalah kebiasaan yang
mendarah daging dalam pikiran manusia. Jadi bukan perintah
penguasa maupun kebiasaan masyarakat tertentu, tetapi
pengetahuan instingtif yang dimiliki setiap bangsa. Oleh
karena itu, hukum dapat sukses hanya jika ia bersesuaian
dengan keyakinan internal suatu bangsa kepada siapa
perundnag-undnagan tersebut diperuntuk
Aliran imperatif: hukum merupakan perintah penguasa.
Sehingga jika perintah itu tidak dipenuhi diperlukan adanya
sanksi.
Definisi hukum di atas belum representatif
dalam menggambarkan hukum Islam,
sehingga perlu melihat difinisi kedua, yaitu
Islam. Islam diartikan sebagai agama Allah
yang syariatnya diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW, dan dibebankan kepadanya
untuk menyampaikan dan mengajak
mengikuti kepada seluruh umat manusia.
Sehingga jika digabungkan hukum dan Islam,
dapat dipahami sebagai hukum yang
diturunkan Allah melalui Rasul-Nya, untuk
disebarkan dan dipedomani umat manusia
guna mencapai tujuan hidupnya, selamat di
dunia dan sejahtera di akhirat.
Hukum Islam:
Peraturan-peraturan yang dirumuskan
berdasarkan wahyu Allah dan Rasul-Nya
tentang tingkah laku mukallaf (orang yang
sudah dibebani kewajiban hukum) yang diakui
dan diyakini berlaku mengikat bagi semua
pemeluk Islam.
Dalam kajian ushul fiqh klasifikasi hukum
Islam bukan hanya mengatur tingkah laku
mukhallaf tetapi juga mengatur sebab syarat
dan penghalang sutu hukum.
Hukum taklifi:
Hukum taklifi berupa ketetapan ada dua yaitu
perintah dan larangan
Hukum yang menunjukan perintah misalnya
mendirikan shalat, zakat, puasa, haji, berbuat adil
dll
Hukum yang menunjukan larangan misalnya
larangan memakan harta anak yaitim (al-anam ayat
152), mengatakan ah kepada orang tua, dll
Hukum takhyir (pilihan) misalnya makan, tidur, ziara
kubur (kuntu nahaytukum an ziyara al-qubur alaa
fazuruha), dll
Hukum wadhi
Hubungan dijadikan Allah antara dua hal, di mana
yang satu merupakan sebab, syarat atau mani bagi
yang lain.
Contoh sebab: menyaksikan bulan (tgl 1 ramadhan)
menjadi sebab atas wajibnya berpuasa (shumu li
ruyatihi wa iftiru liruyatihi), al-Baqarah 185 (fa man
syahida minkum asy-syahra falyashumhu)
Contoh syarat: wudu merupakan syarat sahnya shalat,
hidupnya ahli waris dan meninggalnya pewaris
menjadi syarat terjadinya hukum waris
Contoh mani: pembunuh atau murtad menjadi mani
mendapatkan warisan
Produk hukum Islam
Kitab-kitab fiqh
Fatwa-fatwa ulama
Keputusan-keptusan pengadilan agama
Peraturan perundang-undangan di negara
muslim (UU no.1/1974, KHI/inpres no.1 tahun
1991)
Cara mengetahui hukum Allah
Akal tidak mungkin mengetahui hukum Allah atas perbuatan
mukhallaf kecuali dengan perantara rasul dan kitab-kitab Allah.
ukuran baik buruk dan benar salah hanya ditentukan oleh syari,
bukan akal (mazhab al-asyariyyah/Abu Hasan al-asyari)
Hukum-hukum Allah mungkin diketahui secara langsung tanpa
perantara para Rasul dan kitab Allah. perbuatan baik adalah
perbuatan yang baik menurut akal dan ada manfaatnya.
Sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang buruk
menurut akal karena ada bahayanya. (penganut Mutazilah)
Akal dapat menentukan suatu perbuatan dianggap baik atau jelek,
tetapi hukum-hukum Allah atas perbuatan mukhallaf tidak boleh
ditetapkan berdasarkan kemampuan akal karena akal memiliki
keterbatasan. Oleh itu untuk mengetahui hukum Allah harus
melalui para Rasul (Maturidiyah/Abu Mansur al-Maturidi)

Anda mungkin juga menyukai