Anda di halaman 1dari 14

ASPEK-ASPEK NEGARA

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Aspek-aspek Negara, dengan harapan saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari aspek-aspek Negara. Melalui kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca

Bekasi, 12 Mei 2013

Penulis

DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar Daftar isi Bab I : Pendahuluan ..................................................................................... 1.1 1.2 1.3 Latar Belakang ..................................................................... Rumusan Masalah ................................................................ Tujuan ................................................................................... 1 1 1 1

Bab II

Analisis Permasalahan ......................................................................... 2.1 Definisi dari beberapa ahli .............................................................. 2.2 Unsur Negara ................................................................................ 2.3 Sejarah Indonesia Merdeka ......................................................... 2.4 Bentuk-bentuk Negara ..

2 2 3 6 7 11 12 12 13

Bab III

Penutup ........................... .................................................................. A. Kesimpulan .................................................................................. B.Saran .............................................................................................

Daftar Pustaka ..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara merupakan subyek hukum terpanting (par excellence) dibandingkan dengan. Subyek-subyek hukum internasional lainya.Sebagai subyek hukum internasional Negara memiliki hak-hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Negara sebagai subyek hukum internasional dalam arti klasik hanyalah Negara hanyalah Negara yang berdaulat penuh,atau Negara yang tidak lagi tergantung pada Negara lain. Anggapan semacam ini masih berpengaaruh sampai sekarang,dimana masih terdapat anggapan bahwa hukum internasional itu pada hakikatnya adalan hukum antar Negara. Dalam arti modern subyek hukum internasional tidak hanya terbatas pada Negara yang berdaulat penuh. Perkataa Negara mengandung arti yang mungkin relatif dan dapat menimbulkan penafsiran ganda.Hala ini dikarenakan beberapa peristiwa yang terjadi dalam praktek internasional dimana diketemukan Negara di dalam Negara. 1.2 Perumusan Masalah Dalam perumusan masalah dalam makala ini kita akan membahas : 1. Apakah terdapat terdapat definisi standar untuk menggambarkan apakah Negara itu ? 2. Apa unsur-unsur yang dapat dijadikan sebuah Negara ? 3. Bagaimana lahirnya Indonesia sebagai Negara ? 4. Bentuk bentuk sebuah Negara. 1.3 Tujuan Tujuan dari penyusunan makala ini adalah : Untuk menambah pengetahuai tentang arti sebuah Negara yang lebih terperici dan unsur-unsur detail dalam sebuah Negara itu harus ada apa saja.lebih mengetahui beberapa definisi-definisi tentang Negara.dan bentuk-bentuk Negara yang akan kita bahas dalam makala ini.

BAB II ANALISIS PERMASALAHAN

2.1 Definisi dari bebepa ahli Dalam beberapa literatur,beberapa sarjana telah mengemukakan arti negara dalam bentuk batasan atau definisi atau kriterianya saja.Sebagai Contoh,J.L Brierly member batasan Negara sebagai suatu lembaga(institution),sebagai suatu wadah dimana manusia mncapai tujuantujuannya dan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatannya.Fenwick mendefiisikan Negara sebagai suatu masyarakat politik yang dioraganisasi secara tetap,bebas dari pengawasan Negara lain,sehingga dapat bertindak sabagai badan yang merdeka dimuka bumi.Definisi yang lebih lengkap dikemukakan oleh Henry C.Black.Beliau mendefinisikan Negara sebagai sekumpulan orang yang secara permanen menempati suatu wilayah yang tetap,diikat oleh ketentuanketentuan hukum yang,melalui pemerintahannya,mampu menyatakan perang dan damai serta mampu mengadakan hubungan internasional dengan masyarakat internasional lainnya. Meskipun telah banyak sarjana yang mengemukakan definisi atau kriteria tersebut namun secara umum apa yang telah dikemukakan diatas,tidak jauh bedanya dengan unsur tradisional suatu Negara yang tercantum dalam pasal 1 Montevideo (Pan American) Convention on rights and Duties of States of 1933.Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut : a. A permanent population; b. A defined territory; c. A government;and d. A capacity to enter into relation with other States

2.2 Unsur Negara Uraian unsur-unsur Negara diatas dikemukakan Oppenheim Lauterpacht.Berikut adalah uraian beliau tentang masing-masing unsure tersebut : A. Harus ada rakyat.Yang dimaksud dengan rakyat yaitu sekumpulan manusia dari ke dua jenis kelami yang hidup bersama sehingga merupakan suatu masyarakat,meskipun mereka ini mungkin berasal dari keturunan yang berlainan,menganut kepercayaan yang berlainan atau pun memiliki kulit yang berlainan.Syarat penting untuk unsure ini yaitu bahwa masyarakat harus terorganisasi dengan baik hidup berdampingan dengan masyarakat disorganized. B. Harus ada daerah,dimana rakyat tersebut menetap.Rakyat yang hidup berkeliaran dari suatu daerah kedaerah lain (a wandering people) bukan termasuk Negara,tetapi tidak penting apakah daerah yang didiami secara tetap itu besar atau kecil,dapat juga hanya terdiri dari suatu kota saja,seagaimana halnya dengan negar kota. Tidak dipersoalkan pula apakah seluruh wilayah tersebut dihuni atau tidak. Unsur ini ada unsur a tidak ada batas tertentu,baik jumlah penduduk maupun luas daerahnya.Sebagai contoh,Nauru hanya mempunyai penduduk 10.000 orang. Dan luas negerinya hanya 8 mil persegi.Negeri kecil ini disebut juga dengan Negara mikro. Dalam praktik lain Negara dan dalam putusan peradilan serta arbitrase ditetapkan bahwa untuk menjadi Negara tidaklah perlu memiliki wilayah yang tetap atau memiliki batasan-batasan Negara yang tidak sedang dalam sengketa. Sebagai contoh,Israel dari sejak Negara ini memproklamasikan dirinya sebagai Negara tanggal 14 Mei 1948 sampai saat ini tetap merupakan suatu Negara meskipun wilayah perbatasanya belum pernah dirampungkan. Dalam Putusan peradilan,lahir suatu prinsip yaitu bahwa suatu Negara dapat diakui sebagai Negara asalkan ia mempunyai wilayah betapapun besar kecilnya sepanjang eilayah tersebut cukup konsisten. Prinsip ini tampak keputusan dalam kasus Deutshe Continental Gasgesselschaft v.

Karena keadaan tertentu.suatu Negara pun tetap diakui sebagai subyek hukum internasional,meskipun Negara tersebut tidak memiki wikayah yang tetap atau tidak mempunyai wilayah tertentu. Contohnya adalah PLO. Setelah wilayah negeri ini(Palestina) diserobot Israel,praktis Negara ini tidak memiliki wilayah yang sama sekali. Namun demikian Negara-negara masih menganggapnya sebagai Negara,mnerima kantor perwakilan PLO dinegaranya,atau ikut serta dalam konperensi-konperensi atau perjanjian internasional. C. Harus ada pemerintahan,yaitu seorang atau beberapa orang yang mewakili rakyat,dan memerintah menurut hukum negerinya.Suatu masyarakat yang anarchitis bukan termasuk Negara.Dalam salah satu tulisannya,Lauterpacht malah menyatakan bahwa adanya unsure ini,yaitu pemerintah,merupakan syarat utama untuk adanya suatu Negara.Jika pemerintah tersebut ternyata kemudian secara hukum atu secara faktanya menjadi Negara boneka atau Negara satelit dari suatu Negara lainya,maka Negara tersebut tidak dapat digolongkan sebagai Negara. Lauterpacht memberi contoh kasus Manchukuo sebagai salah satu Negara boneka jepang.Manchukuo lahir setelah Jepang meduduki Manchuria, sebuah propinsi China ditahun1930. Setahun kemudian Jepang mengakui Munchukuo sebagai pengganti wilayah Manchuria ini. LBB menganggap Manchukuo ini adalah Negara boneka Jepang sebab didalam pemerintahan Manchukuo banyak penjabat dan penasehat Jepang menduduki posisi-posisi penting da strategis didepartemen-depatemen (pemerintahan),meskipun perdana mentri dan mentri-mentrinya adalah orang-orang Cina. Dalam pembahasanya dalam kasus internasional,penyataan pertama yang muncul adalah kapan suatu pemerintahan menjadi sebuah Negara.J awaban atas pertanyaan tersebut adalah terdapat dalam putusan pengadilan dalam kasus the Aaland-islands.Kasus ini menyangkut atas lahirnya Finlandia sebagai Negara(1917).Pada mulanya Finlandia adalah bagian dari kerajaan Rusia hingga pecahnya Revolusi Rusia. Pada waktu pemerintahan baru Rusia mengeluarkan suatu manifesto politik yang memberikan hak kepada rakyatnya untuk menentukan nasibnya sendiri,Diet,parlemen Finlandia, menyatakan kemerdekaanya pada 04 Desember 1917. Proklamasi ini tidak ditentang pemerintah Soviet,namun didalam negeri Finlandia sendiri muncul kelompok oposisi, termasuk sekelompok angkatan daratnya. Kelompok oposisi ini tetap menyongkong pemerintah Soviet dan menolak keras pemerintah Finlandia sebagai Negara yang

terlepas dari Rusia sebagai akibat dari keadaan ini,pertumpahan darah tak terhindarkan. Namun demikian pemerintahan Finlandia tetap bertahan dengan dukungan dari angkatan darat Uni Soviet. Komisi Ahli Hukum yang menangani masalah ini menyatakan bahwa pemerintahan Finlandia menjadi suatu Negara bukan pada waktu organisasi politik menjadi stabil di wilayahnya. Pemeritahan Finlandia menjadi sebuah Negara pada waktu perang atau konflik didalam negeri tersebut berakhir. D. Kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan Negara lain. Oppenheim-Lauterpacht menggunakan kalimat lain untuk unsure keempat ini,yaitu dengan menggunakan kalimatpemerintahan itu harus berdaulatYang dimaksud dengan pemerintahan yang berdaulat yaitu kekuasaan yang tertinggi yang merdeka dari pengaruh suatu kekuasaan lain dimuka bumi. Kedaulatan dalam arti sempit berarti kemerdekaan sepenuhnya,baik kedalam maupun keluar batas-batas negeri. Menurut J.G Starkeatau ,unsur atau persyaratan inilah yang paling penting dari segi hukum interasional. Ciri ini pulalah yang memberdakan Negara dengan unit-unit yang lebih kecil seperti anggota-anggota federasi atau protektorat protektorat yang tidak menangani sendiri urusan luar negerinya dan tidak diakui oleh Negara-negara lain sebagai anggota masyarakat internasional yang mandiri. Disamping ke empat ciri tadi,ada dua cirri lain yang juga seyogyanya dimiliki oleh suatu Negara..Ciri kelima itu yakti Negara tersebut harus dapat mempertanggungjawabkan tindakantindakan penjabat-penjabatnya terhadap pihak atau Negara lain. Ciri ke lima demikian yakni bahwa Negara tersebut harus mempunyai kemampuan internasional. Ciri ke enam,yaitu bahwa Negara tersebut harus merdeka. Tanpa merdeka suatu Negara bukanlah sebagai Negara subyek hukum internasional. Menurut Crawford,kriteria inilah yang merupakan criteria sentral dari suatu Negara. Pendapatnay ini ditarik dari pendapat Hakim Hubert dalam kasus de Island of palma. Sarjana lainya,yaktni Parry and Grant,menganggap criteria kemerdekaan,disamping kedaulatan,juga merupakan criteria sentral dari suatu Negara. Dalam pada itu,sebetulnya senilai enam kriteria diatas, dalam hukum internasional,para sarjana lainnya mengemukakan pula kriteria-kriteria yang cukup memainkan peran penting,meskipun terlalu menonjol. Kriteria

tersebut yaitu derajat atau tingkat kelanggengan Negara tesebut,kesediaan dan kemampuan untuk menaati hukum internasional,tingkat peradaban Negara itu,pengakuan dari Negara lai,tertib hukum negara tersebut,juga keabsahan berdirinya Negara itu dalam hukum internasional dan masalah penentuan nasib sendiri Negara yang bersangkutan. 2.3 Sejarah Indonesia Merdeka Kasus lahirnnya Indonesia sebagai Negara baru yang merdeka dan berdaulat yang hadir ditengah-tengan masyarkat internasional pada tahun 1945 mengundang banyak perhatian proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 ditentang keras oleh belanda. Belanda berpendapat bahwa Hindia Belanda masih merupakan bagian dari Belanda. Meskipun Belanda (dan Sekutu) melakukan interpensi militer kedalam wilayah Indonesia,aksi militer ini tidak banyak mempengaruhi atau menggoyahkan, kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. Dalam pertumbuhannya sebagai Negara, Indonesia telah memenuhi unsure-unsur Negara menurut Hukum Internasional.Unsur wilayah atau penduduk tidak diragukan lagi. Unsur-Unsur pemerintahan yang mampu mengusai wilayahnya dan penduduknya tanpak dengan disahkan UUD 1945.Dalam batang tubuh UUD 1945 telah diatur tentang lembagalembaga Negara Indonesia serta kekuasaaanya masing-masing (meskipun dalam kenyataannya pada tahun ini lembaga-lembaga ini belum terbentuk). Tentang unsure ke empat,yaitu kemampuan dengan mengadakan hubungan dengan Negara asing dapat tampak pula batang tubuh UUD 1945,Pasal 11 tentang kewenangan pemerintah mengadakan hubungan dengan luar negeri. Dalam Prakteknya kemampuan ini dapat pula tampak pada hubungan-hubungan internasional yang diadakan oleh Indonesia,antara lain : 1. Mengadakan perjanjian internasional dengan inggris tentang soal pengambilan tawanan perang sekutu (Recovery of Allied,Prisoners and Interness) 2. Adanya pengakuan internasional secara de facto dan de jure dari inggris, Amerika serikat,India, Mesir,Siria,Irak dan Australia.

3. Belanda mengadakan serangkaian perundingan dengan Indonesia baik diadakan dinegeri Belanda mupun di Indonesia.Dalam perundingan linggar jati 1946,Belanda sendiri mengakui de fakto pemerintahan Indonesia berdaulat atas beberapa dareha tertentu (Jawa,Madura,Sumatera). Hal ini tampak pada pasal 1 Persetujuan perundinga itu yang menyatakan sebagai berikut : The Netherlands Government recognizes the government of the republic of Indonesia as exercising de fakto authority over java.Madura and Sumatera.The areas occupied by allied or Netherlands forces shall be included gradually,throught mutual co-operation in republic territory Dari fakta-fakta diatas,dapat disimpulakan bahwa sejak Indonesia memproklaimasikan kemerdekaannya, Indonesia sudah merdeka dan berdaulat. Serangkaian perjanjian internasional beserta pengekuan dari Negara-negara lain memperkokoh status Indonesia sebagai Negara merdeka dan berdaulat. 2.4 Bentuk-bentuk Negara Dalam membahas bentuk-bentuk negara dalam hukum internasional ternyata banyak sekali bentuk-bentuk Negara sesuai dengan nama dan cirri-ciri dari beberapa bentuk Negara tersebut.Dalam hal ini kita fokus membahas pada bentuk-bentuk dibawah ini : a. Negara Kesatuan; b. Dependent states; c. Federal states; d. Members of Commonwealt; a.Negara kesatuan Negara dengan bentuk ini yaitu suatu Negara yang memilik suatu pemerintahan yang bertanggung jawab mengatur seluruh wilayahnya. Salah-satu bentuk Negara ini adalah Indonesia. Myanmar,Srilangka,dan Singapura digholongkan pula kedalam bentuk Negara ini. Perancis dan Inggris Raya wilayahnya terdiri dari Inggris, Skotland dan Irlandia Utara. b.Depardent States

Depardent States adalah Negara-negara yang bergantung kepada Negara-negara lain baik karena adanya pengawasan dari Negara lain; adanya perjanjian,adanya persetujuan untuk menyerahkan hubungan luara negeri dengan Negara lain atau karena adanya pendudukan sebagai akibat perang. Negara-negara seperti ini tidak selalu bergantung dari segi

keamanan,pertahanan,politik,administratife,tapi juga dari segi ekonomi. Beberapa kasus yang tampak dari ketergantungan dari seperti ini yaitu Jerman,seusai perng dunia 2.Dimana pada waktu itu Jerman terbelah dua (Jerman Barat dab Jerman Timur), Jerman barat yang berada dibawah pengawasan nefara-negara sekutu segera mengadakan operasi pengangkutan bahan makanan memalui udara kekota Berlin Barat karena kota ini diblokade total sehingga komunikasi yang masih memugkinkan hanyalah melalui udara. Namun demikian cirri ketergantungan ekonomi ini bukan berarti ketergantungan dalam arti ketergantungan kepada bantuan ekonomi atau keuangan seperti terjadi dewasa ini pada Negara-nefara miskin (Selatan). Ketergntungan ekonomi disini harus tampak nyata benar dan terasa kepada sebagian besar pada negerinya. Tentang masalah kelaparan dan kemiskinann di Ethiopia dewasa ini bukan berarti bahwa Negara tersebut menjadi dependent states menurut pengetian hukum internasional sebab wabah kelaparan dan kemiskinan yang terjadi didalam negerinya tidak merubah atau mempengaruhi kedaulatan pemerintah Ethiopia dalam memimpin dan mengkontrol wilayah kedautanya dalam mengadakan hubungan dengan Negara lain. c.Negara Federal. Salah-satu bentuk Negara yang cukup penting dewasa ini adalah Negara federal .Menurut hasil suatu penelitian,dikakulasikan bahwa hamper setengah dari jumlah penduduk didunia ini hidup dibawah pemerintahan yang berbentuk federal.Negara-negara seperti ini,misalnya adalah Amerika serikat,India,Kanada,dan Australia. Bentuk dasar dari Negara federal ini yaitu bahwa wewenang terhadap urusan dalam negeri dibagi menurut konstitusi antara penjabat-federal dan anggota-anggota federasi. Sedangkan urusan luar negerinya biasanya dipegang oleh pemerintahan federal atau

pemerintahan federal dipusat. Untuk lebih jelas mengenai pengertian federasi ini, baik kiranya untuk memeriksa batasan yang diberikan oleh Brierly. Karena hukum Internsionan hanya menyinggung Negara-negara yang mampu melaksanakan hubungan-hubungan internasional,karenanya Negara federal ini dianggap suatu Negara(sebagai subyek hukum internasional),tetapi untuk anggota-anggota negara dari federasi ini tidak dianggpa sebagai Negara dalam arti sesungguhnya. Bilamana suatu Negara anggota federasi (In casu:provinsi) melakukan perbuatan melanggar kewajiban-kewajiban sebagai suatu Negara federal,Negara yang bertanggung jawab atas perbuatan tersebut adalah Negara federal. Misalnya saja,ketika terjadi pemberontakan dan penganiyaan terhadap warga Negara Italai di New Orleans, Amerika serikat pada tahun 1991,Amerika serikat mengakui bertanggung jawab atas kejadian tersebut dan membyayar kompensasi terhadap Italai,meskipun sebenarnya pencegahan tindakan tersebut dan

penghukumannya berada dalam wilayah yuridiksi Negara federal Lousiana,dan bukan berada dalam kekuasaaan Negara federal Amerika serikat. Meskipun pada umumnya pelaksanaan hubungan luar negeri pada anggota-anggota Negara federal ini berada eksklusif pada Negara federal,namun ada suatu konstitusi Negara federal yang member Negara-negara anggota federal kekuasaan terbatas untuk mengadakan hubungan luar negeri(Internasional).Misalnya saja, ditahun 1944,Pemerintahan Uni Soviet mengubah konstitusinya yang memberikan kewenangan kepada Ukraine dan Byelo-Russia untuk menjadi anggota PBB disamping Uni Soviet sendiri. Maksud dan perubahan konstitusi ini dilatarbelakangi politis semata-mata. Dengan masuknya dua Negara federal ini,menjadi anggota PBB,memungkin Uni Soviet mendapat tiga suara di PBB.Status Negara federal ini yang diberi kewenangan untuk mengadakan hubungan luar negeri dapat juga dianggpa sebagai subyek hukum internasional. Bentuk Negara yang mirip dengan Negara federal ini adalah Konfenderansi.Kata konfenderasi ini merupakan istilah yang agak mengambang karena konfederasi tidak lain adalah Negara federal juga,teytapi kekuasaan anggota Negara federal (provinsi)-nya lebih besar.Contoh Negara-negara dengan bentuk Negara ini misalnya saja Republik Jerman (tahun 1918-1933), Konfederasi Swiss (sejak 1848) Amerika Serikat (1778-1787).

d.Negara-negara anggota pesemakmuran Bentuk Negara-negara yang tergolong kedalam persemakmuran dilatarbelakangi oleh adanya proses dekonsolisasi pada Negara Negara tersebut.Proses dekonsolisasi ini dapat terjasi karena dua kemungkinanPertama,Negara tersebut mendekati pemerintahan penuh,berdaulat dan terpisah dari Negara yang pernah mendudukinya; kedua,Negara tersebut terpaksa tergantung kepada Negara yang mendudukinya karena Negara tersebut kecil dan keterbelakang (miskin),sehingga memberinya kemerdekaan bukanlah jalan yang terbaik.Untuk Negara-negara ini kekuasaan untuk mengatur urusan dalam negerinya tetap berada pada kekuasaannya,namun ketergantungan kepada Negara yang pernah mendudukinya (the monhter country) dalam

beberapa urusanurusan luar negeri dan pertahanan yang diserahkan kepada Negara induknya. Negara induk yang menonjol dalam kaitanya dengan masalah ini adalah Inggris.Negaranegara yang masih tergantung kepada Negara induk ini disebut dengan istilah Associated States (Negara-negara Asosiasi. Dalam kaitanya dengan Inggris Negara-negar tersebut disebut juga dengan Negara-negara persekmuran. Menurut J.G Starke,Negara angota-anggota Commowealth Inggris kedudukannya sui generis,artinya Negara-negara tersebut berdiri sendiri,terlepas dari pengaturan dan pengawasan Inggris,meskipun hubungan moral diantara mereka selalu ada.

BAB IV PENUTUP 3.1 Kesimpulan Negara mempunyai arti dan definisi yang banyak,seperti yang sudah dikemukaan para ahli diatas.Sebuah Negara adalah Suatu tempat dimana ada masyarakat,tempat yang luas, dimana kita dapat mencapai tujuan-tujuan hidup,adanya pemerintahan dan lembaga terstuktur dan mampu mengadakan hubungan Internasional dengan Negara lain,adanya pengankuan dari Negara-negara lain Ternyata membangun sebuah Negara itu tidak sangat gampang semuanya harus ada proses kemerdekaan dengan usaha dan kerja keras perjuangan.harus ada kerja sama dan semangat bersama dalam membentuk Negara. Contohnya Negara kita tercinta ini Indonesia.berpuluh-puluh tahun bahkan ratusan abad lamanaya menempuh Kemerdekaan. Dan melepaskan diri dari penjajah Belanda dan Jepang.Berapa lama Bangsa kita harus bangun dan bangkit untuk merdeka. 3.2 Saran Seperti yang sudah kita bahas dalam makala diatas kita jadi lebih mengetahui bagaimana sebuah Negara itu dapat disebut Negara.dan unsur-unsur yang terkait didalamnya. Saran saya agar masyarakat dapat lebih mengerti jelas tentang definisi dari sebuah Negara. Dan kita sebagai generasi bangsa lebih sadar akan susahnya perjuangan bangsa kita dalam merebut Kemerdekaan dan mendapat pengakuan dari Negara lain.Semoga makala ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Huala Adolf, S.H.1991.Aspek aspek Negara dalam Hukum Internasional.Jakarta:CV.Rajawali Budiyanto. 2003.Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara. Jakarta: Erlangga.
Soehino, SH., 1980.Ilmu Negara. Liberti.Yogyakarta.

Sumber lain : http:// www.google.co.id http:// www.kumpulblogger.com http:// wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai