tempat pengambilan Hukum Islam. Dalam kepustakaan hukum Islam, sumber hukum Islam sering
diartikan dengan dalil hukum Islam atau pokok hukum Islam atau dasar hukum Islam1.
-Ijtihad
Ijtihad secara bahasa adalah berasal dari kata al-jahd dan al-juhd yang Berarti kemampuan, potensi,
dan kapasitas. Dalam Lisân al-‘ArabDisebutkan bahwa al-juhd berarti mengerahkan segala
kemampuan Dan maksimalisasi dalam menggapai sesuatu2.
Wazn ifti’âlMenunjukkan arti muballaghah (melebihkan) dari kata dasarnya. Dalam hal ini ijtihad
lebih berarti mubalaghah (mengerahkan Kemampuan) daripada arti kata jahada (mampu).
Berdasarkan Pengertian ini, ijtihad menurut bahasa artinya mengeluarkan segala Upaya dan
memeras segala kemampuan untuk sampai pada satu hal Dari berbagai hal yang masing-masing
mengandung konsekuenssi kesulitan dan keberatan (masyaqqah)3.
Terdapat beberapa dalil yang menetapkan bahwa ijtihad merupakan Salah satu dasar tasyri’ atau
sumber hukum, yaitu:
-Qiyas قي
Qiyas secara etimologi bermakana menyamakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah sebagaimana
disampaikan oleh para ulama ahli ushul fiqih adalah :
اّلِذ ْي َو َرَد الّنّص ِلَتَس اِوَي اْلَو اِقَع تَبْيِن ِ�ى ِع ّلِة َهَذ ا اْلُح ْك ِم اْلَح اُق َو اِقَعٍةَل َنّص َع َلى ُح ْك ِمَها ِبَو اِقَعٍة َو َرَد َنّص ِبُح ْك ِمَها ِ�ى اْلُح ْك م
Menyamakan hukum suatu peristiwa yang tidak ada nash mengenai hukumnya, dengan suatu
peristiwa yang telah ada nash hukumnya, karena adanya persamaan ‘illah.
1
Mukhtar Yahya, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islami, Jilid I, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1979), hlm. 21.
2
Ibnu Manzur, Lisan Al-Arab, juz IV, (Mesir: Daar al-Mishriyyah, tt), hlm. 107-109.
3
Muhammad Syukri Albani Nasution, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 89.
4
Aly Hasabalah, Ushûl at-Tasyrî’, (Mesir: Dâr al-Maarif, 1946), hlm. 67-69
-Mashlahah Mursalah مرسلة م
Tujuan syariat di dalam menetapkan suatu hukum adalah untuk mewujudkan kemaslahatan manusia.
Kemaslahatan manusia dibagi dalam tiga komponen, yakni primer, sekunder, dan tersier. Apabila
syarâ’ menetapkan hukum terhadap suatu peristiwa serta menunjukkan kepada kemaslahatan yang
dimaksudkan dan menerangkan pula ‘illah yang menjadi dasar ditetapkannya hukum tersebut, maka
segala kejadian yang tidak ada nash-nya, dapat diterapkan hukum dengan engacu pada kesamaan
‘illahnya.
Contoh mashlahah mursalah adalah pemungutan pajak Penghasilan untuk kemaslahatan atau
kepentingan masyarakat Dalam rangka pemerataan pendapatan atau pengumpulan dana Yang
diperlukan untuk memelihara kepentingan umum, yang Sama sekali tidak disinggung dalam al-Quran
dan sunah Rasul5
5
Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat, (Yogyakarta: UII Press, 1983), hlm.