Disusun oleh:
Kelompok 8:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Anita Afriana, “Penerapan Acara Singkat dan Acara Cepat dalam Penyelesaian Sengketa Perdata di
Pengadilan: Suatu Tinjauan Politik Hukum Acara Perdata”, Jurnal Hukum Acara Perdata ADHAPER, 1 (2015),
hlm. 33.
2
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019, Buku I : Agenda Pembangunan Nasional,
(Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2014), hlm.
120.
lebih lanjut nilai objek dan gugatan serta sederhana tidaknya pembuktian, sehingga untuk
penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama. Pada dasarnya Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 mengatur tata cara penyelesaian perkara perdata di
pengadilan. Namun ada beberapa hal yang menjadi pembeda dari pada hukum acara perdata
biasa diantaranya ialah gugatan hanya dapat diajukan terhadap perkara cidera janji dan
perbuatan melawan hukum dengan batasan nilai gugatan dibawah 200 juta Rupiah, penggugat
dan tergugat harus berdomisili dalam yurisdiksi pengadilan yang sama. Perkara yang
menyangkut dengan sengketa atas tanah serta perkara yang harus diselesaikan di pengadilan
khusus tidak bisa diajukan gugatan sederhana.
B. Rumusan Masalah
ISI
Kebutuhan masyarakat akan penyelesaian sengketa yang cepat dan murah khususnya
dalam sengketa bisnis yang nilai gugatannya kecil menghasilkan suatu mekanisme
penyelesaian sengketa yang disebut “gugatan sederhana” atau “small claims court”.3 Black’s
Law Dictionary mendefinisikan small claims court sebagai suatu pengadilan yang bersifat
informal (prosedur yang terpisah dari prosedur pengadilan biasa) dengan pemeriksaan yang
cepat untuk mengambil putusan atas tuntutan ganti kerugian atau utang piutang yang nilai
gugatannya kecil. Penerapan gugatan sederhana di Indonesia didasarkan pada small claims
court di Amerika Serikat yang pertama kali muncul pada awal abad ke-20 karena proses
peradilan perdata secara formal sangat kompleks, rumit, dan mahal. 4 Sehingga, pengusaha kecil
atau orang berpenghasilan kecil tidak dapat menggunakan peradilan tersebut untuk
mengajukan gugatan ke pengadilan. Di Amerika Serikat, mekanisme ini meliputi lima
komponen utama5, yakni:
3
Nevey Varida Ariani, “Gugatan Sederhana dalam Sistem Peradilan di Indonesia (Small Claim
Lawsuit in Indonesian Justice System)”, Jurnal Penelitian Hukum DE JURE Vol. 18 No. 3 (September 2018):
382.
4
Arman Tjoneng, “Gugatan Sederhana sebagai Terobosan Mahkamah Agung dalam Menyelesaikan
Penumpukan Perkara di Pengadilan dan Permasalahannya”, Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi Vol. 8 No. 2
(April 2017): 97.
5
Ibid., hlm. 97.
menetapkan bahwa pemeriksaan perkara, termasuk perkara perdata, dilaksanakan berdasarkan
asas sederhana, cepat dan biaya ringan. Pemeriksaan dan penyelesaian secara sederhana artinya
dilakukan dengan cara efisien dan efektif. Proses peradilan yang cepat artinya dilaksanakan
dengan memperhatikan efisiensi waktu sehingga nasib para pihak yang berperkara lebih pasti.
Asas cepat meliputi cepat dalam proses, cepat dalam hasil, dan cepat dalam evaluasi terhadap
kinerja dan tingkat produktivitas institusi peradilan. 6 Biaya ringan adalah biaya perkara yang
terjangkau oleh masyarakat. 7 Hasil penyelesaian yang diperoleh dari proses peradilan dengan
mekanime gugatan sederhana berupa putusan hakim yang mempunyai kekuatan mengikat. 8
6
Nevey Varida Ariani, “Gugatan Sederhana,” hlm. 384.
7
Indonesia, Undang-Undang tentang Kekuasaan Kehakiman, UU No. 48 Tahun 2009, LN No. 157
Tahun 2009, TLN No. 5076, Ps.2 ayat (4).
8
Efa Laela Fakhriah, “Mekanisme Small Claims Court Dalam Mewujudkan Tercapainya Peradilan
Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan”, MIMBAR HUKUM Vol. 25 No. 2 (Juni 2013): 266.
9
Nevey Varida Ariani, “Gugatan Sederhana,” hlm. 383.
10
Efa Laela Fakhriah, “Mekanisme Small Claims Court,” hlm. 268.
Merujuk kepada definisi Penyelesaian Gugatan Sederhana berdasarkan
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2019, pembeda utama antara
gugatan sederhana dengan gugatan perdata biasa adalah bahwa batas maksimal
nilai gugatan dalam gugatan sederhana senilai Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah), sedangkan dalam gugatan biasa, jumlah nilai gugatannya lebih dari
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2015
yang diubah oleh Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2019, jumlah
para pihak dalam gugatan sederhana yaitu penggugat dan tergugat masing-
masing tidak boleh lebih dari satu kecuali memiliki kepentingan hukum yang
sama. Sementara, jumlah para pihak dalam gugatan biasa tidak ada batasan
seperti itu.
d. Alamat tergugat
e. Pendaftaran perkara
Pendaftaran perkara dalam gugatan sederhana dilakukan melalui pengisian
blanko atau formulir yang disediakan kepaniteraan sementara dalam gugatan
biasa perkara didaftarkan dengan membuat surat gugatan yang ditujukan kepada
ketua pengadilan negeri.
f. Pengajuan bukti-bukti
Pemeriksa dan pemutus perkara dalam gugatan sederhana adalah satu orang
hakim dibantu oleh satu orang panitera dalam proses pemeriksaan perkara
sementara dalam gugatan biasa pemeriksa dan pemutus perkara dilakukan oleh
majelis hakim.
i. Pemeriksaan pendahuluan
j. Mediasi
Para pihak wajib hadir pada hari pertama pemeriksaan perkara gugatan
sederhana di pengadilan. Ketidakhadiran para pihak pada hari pertama akan
menyebabkan gugatan dibatalkan. Akan tetapi dalam gugatan biasa kehadiran
tersebut tidak diperlukan.
l. Pemeriksaan perkara
Pemeriksaan perkara dalam gugatan sederhana hanya berupa pembacaan surat
gugatan dan jawaban tergugat tanpa adanya tuntutan provisi, eksepsi,
rekonvensi, intervensi, replik, duplik, atau kesimpulan layaknya pemeriksaan
perkara dalam gugatan biasa.
Batas waktu penyelesaian perkara gugatan sederhana adalah 25 hari kerja sejak
hari sidang pertama.
n. Penyampaian putusan
Apabila para pihak tidak hadir, dalam gugatan sederhana penyampaian putusan
dilaksanakan paling lambat 2 hari setelah putusan diucapkan sementara dalam
gugatan biasa penyampaian putusan dilaksanakan paling lambat 7 hari setelah
putusan diucapkan.
o. Upaya hukum
11
Admin, “Upaya Hukum dalam Hukum Acara Perdata”,
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/2296/Upaya-Hukum-dalam-Hukum-Acara-Perdata.html,
diakses pada 15 November 2020.
12
Admin, “Gugatan Sederhana”, https://pn-
karanganyar.go.id/main/index.php/berita/artikel/974-gugatan-sederhana, diakses pada 15 November
2020.
Batas waktu pendaftaran upaya hukum dalam gugatan sederhana adalah 7 hari
setelah putusan diberitahukan sementara batas waktu tersebut dalam gugatan
biasa adalah 14 hari setelah putusan diberitahukan.
Tidak terdapat upaya hukum banding dan kasasi dalam gugatan sederhana.
Dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 2 tahun 2015, yang dimaksud dengan
penyelesaian gugatan sederhana adalah tata cara pemeriksaan di persidangan terhadap gugatan
perdata dengan nilai gugatan materiil paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
yang diselesaikan dengan tata cara dan pembuktiannya sederhana. Dengan kata lain, gugatan
sederhana diajukan terhadap perkara cidera janji dan/atau perbuatan melawan hukum dengan
nilai gugatan materil paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Bab IV
Peraturan Mahkamah Agung ini mengatur mengenai Pemeriksaan Gugatan Sederhana yang
mencakup pendaftaran, pemeriksaan kelengkapan gugatan sederhana, penetapan hakim dan
penunjukan panitera pengganti, pemeriksaan pendahuluan, penetapan hari sidang,
pemanggilan dan kehadiran para pihak, peran hakim, pemeriksaan sidang dan perdamaian, dan
pembuktian.
Apabila dibandingkan dengan Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2015, terdapat
beberapa perubahan serta penambahan dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 4 Tahun 2019.
Penyelesaian Gugatan Sederhana menurut Perma No. 4 Tahun 2019 adalah tata cara
pemeriksaan di persidangan terhadap gugatan perdata dengan nilai gugatan materiil maksimum
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) yang diselesaikan dengan tata cara dan
pembuktiannya secara sederhana. 13 Terdapat perubahan standar nilai materiil maksimum
dalam gugatan sederhana, yakni sebelumnya Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) menjadi
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Terdapat penambahan ketentuan mengenai
penggugat yang berada di luar wilayah hukum tempat tinggal atau domisili tergugat. Ketentuan
tersebut mengatur bahwa apabila penggugat berada di luar wilayah hukum tempat tinggal atau
domisili tergugat, maka dalam mengajukan gugatannya penggugat menunjuk kuasa, kuasa
insidentil, atau wakil yang beralamat di wilayah hukum atau domisili tergugat dengan surat
tugas dari institusi penggugat. 14
Dalam Perma No. 4 Tahun 2019, Hakim dalam melakukan proses pemeriksaan dapat
memerintahkan peletakan sita jaminan terhadap benda milik tergugat dan/atau milik penggugat
yang ada dalam penguasaan tergugat. Dalam hal dalil gugatan diakui secara bulat oleh tergugat,
maka tidak perlu dilakukan pembuktian tambahan (ps. 18 ayat (1)) yang mana peraturan
sebelumnya menyatakan bahwa gugatan yang diakui dan/atau tidak dibantah, tidak perlu
13
Indonesia, Mahkamah Agung, Peraturan Mahkamah Agung tentang Perubahan Atas Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana, Perma No. 4
Tahun 2019, Perma No. 4 Tahun 2019, Ps. 1 ayat (1).
14
Ibid., Ps. 3A.
15
Ibid., Ps. 6A.
dilakukan pembuktian (Ps. 18 ayat (1)). Terdapat perbedaan gramatikal dalam pasal 18 ayat
(1) Perma No. 2 Tahun 2015 dan Perma No. 4 Tahun 2019. Perma 2/2015 menggunakan kata
gugatan, sedangkan Perma 4/2019 menggunakan kata dalil gugatan. Perma 4/2019 lebih
spesifik menekankan pada dalil gugatan yang menggambarkan adanya hubungan yang menjadi
dasar atau uraian dari suatu tuntutan. Sedangkan Perma 2/2015 hanya menyebutkan gugatan
secara umum saja.
Dalam hal pelaksanaan putusan, terdapat tiga ketentuan tambahan untuk melengkapi
peraturan sebelumnya, yakni Ketua Pengadilan mengeluarkan penetapan aanmaning paling
lambat 7 (tujuh hari) setelah menerima surat permohonan eksekusi. Ketua Pengadilan
kemudian menetapkan tanggal pelaksanaan aanmaning paling lambat 7 (tujuh hari) setelah
penetapan aanmaning. Apabila karena alasan kondisi geografis aanmaning tidak dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu 7 (tujuh hari), maka ketua Pengadilan dapat menyimpangi
ketentuan batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat tujuh hari tersebut.
Batas maksimal nilai Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 3 Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 3
gugatan materiil ayat (1): ayat (1): Rp500.000.000,00
Rp200.000.000,00
Tergugat tidak hadir pada Pasal 13 ayat (3): Pasal 13 ayat (3) dan (3a):
hari sidang kedua Hakim memutus perkara. Hakim memutus perkara
secara verstek. Tergugat
dapat mengajukan verzet
terhadap putusan verstek.
Peletakan sita jaminan - Pasal 17A:
terhadap harta Tergugat Hakim dapat memerintahkan
peletakan sita jaminan
terhadap harta Tergugat.
Pelaksanaan putusan Pasal 31 ayat (2): Pasal 31 ayat (2) dan (2a):
Secara sukarela. Secara sukarela. Ketua
Pengadilan mengeluarkan
penetapan aanmaning paling
lambat 7 hari setelah
menerima surat permohonan
eksekusi.
D. Studi Kasus
a. Keberlakuan Perma Nomor 2 Tahun 2015 terhadap Putusan Nomor
9/Pdt.G.S/2018/PN.Bks
Pada putusan Nomor 9/Pdt.G.S/2018/PN.Bks, kasus ini bermula pada saat penggugat
hendra budiman selaku asisten manager bisnis mikro PT Bank Rakyat Indonesia dan martinus
junifar rickson lumbanbatu selaku supervisor PT Bank Rakyat Indonesia melakukan perikatan
dengan tergugat santi selvina yuningsih, dimana tergugat meminjam uang kepada penggugat
dan mendapat fasilitas pinjaman uang dari penggugat sebesar Rp. 200.000.000 dan sudah
dilakukan pencairan ke nomor rekening.Tergugat memiliki kewajiban untuk membayar cicilan
sebesar sebesar Rp. 7.355.000,- selama 36 bulan dan dengan Jaminan dari tergugat kepada
Penggugat. namun demikian dalam perjalannya Tergugat tidak melunasi kewajiban
pembayaran cicilannya tersebut kepada Penggugat dengan sisa jumlah tagihan sebagaimana
dalam dalam kwitansi pinjaman sejumlah Rp 167.000.000,- ditambah dengan bunga sesuai
dengan Pay off details yang sampai saat ini berjumlah Rp186.484.127, dengan demikian
Tergugat telah melakukan suatu perbuatan ingkar janji (wanprestasi) kepada Penggugat. Atas
dasar peristiwa tersebut, penggugat mengajukan gugatan sederhana ke Pengadilan Negeri
Bengkalis.
Dilihat dari putusan pengadilan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat di
analisis mengenai keberlakuan perma nomor 2 tahun 2015.
a. Mengenai nilai gugatan
Dalam putusan Nomor 9/Pdt.G.S/2018/PN.Bks Berlaku mengenai keberlakuan perma
no 2 tahun 2015. Pada Pasal 1 angka 1 Perma Nomor 2 Tahun 2015, disebutkan bahwa
penyelesaian gugatan sederhana hanya untuk perkara perdata dengan nilai gugatan materil
paling banyak Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah). Dalam kasus ini, nilai gugatan
materiil dari penggugat hendra budiman selaku asisten manager bisnis mikro PT Bank
Rakyat Indonesia dan martinus junifar rickson lumban batu selaku supervisor PT Bank
Rakyat Indonesia sebesar Rp. 186.484.127. Sehingga gugatan penggugat merupakan
gugatan sederhana menurut perma no 2 tahun 2015 dan diterima oleh pengadilan negeri
bengkalis.
b. Mengenai domisili antara penggugat dan tergugat
Diberlakukan ketentuan pada Pasal 4 ayat (3) Perma tersebut yang menyatakan bahwa
baik penggugat maupun tergugat harus bertempat tinggal di daerah hukum pengadilan
yang sama. Maka apabila melihat kedalam putusan Nomor 9/Pdt.G.S/2018/PN.Bks baik
penggugat maupun tergugat sama-sama bertempat tinggal atau memiliki domisili di daerah
hukum pengadilan negeri bengkalis.
c. Mengenai pengakuan
Pada Putusan Nomor 9/Pdt.G.S/2018/PN.Bks yang mana pada saat itu berlaku
ketentuan Perma Nomor 2 Tahun 2015, berdasarkan pasal 18 Perma Nomor 2 tahun 2015
bahwa gugatan yang diakui/atau tidak dibantah, tidak perlu dilakukan pembuktian.
Peraturan mahkamah agung (perma) no 4 tahun 2019 tentang perubahan atas perma no
2 tahun 2015 mengenai tata cara penyelesaian gugatan sederhana. Perubahan ini dilakukan
untuk mengoptimalkan penyelesaian gugatan sederhana agar lebih sederhana, cepat, biaya
ringan. Dengan melakukan beberapa perubahan yakni kenaikan nilai materiil gugatan dari
maksimal Rp. 200 Juta menjadi Rp. 500 Juta, memperluas pengajuan gugatan ketika penggugat
berada diluar wilayah hukum domisili tergugat, dapat menggunakan administrasi perkara
secara elektronik, mengenal putusan verstek, mengenal verzet, mengenal sita jaminan, dan
eksekusi.16
Dalam putusan nomor 31/Pdt.G.S/2019/PN Pti, kasus tersebut diawali dengan tergugat
selaku pasangan suami istri yaitu Suparno (suami) dan Sarmini (istri) yang meminjam uang
sebesar Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) selama 9 bulan ke Penggugat selaku PT.
Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Pati yang dibuktikan dengan Surat
Pengakuan Hutang (SPH) Nomor: PK1802E65K/5937/02/2018 tanggal 13-02-2018. Para
tergugat menyerahkan agunan berupa tanah dan/atau tanah berikut bangunan dengan bukti
kepemilikan Sertifikat Hak Milik (SHM) No: 0523/Desa Sumberagung, Kecamatan Jaken,
Kabupaten Pati atas nama: Sarmini binti Sarmin, dengan luas 1503 meter persegi berdasarkan
Surat Ukur No. 00409/2019 tanggal 13-04-2016. Ternyata tergugat tidak melaksanakan
kewajibannya membayar angsuran pinjaman secara tepat waktu dan tepat jumlah sebagaimana
telah disepakati dalam Surat Pengakuan Hutang tersebut sejak bulan Desember 2018 yang
merupakan angsuran pertama dan hutang tersebut macet dengan jumlah tunggakan yang harus
dilunasi sampai posisi akhir bulan Juli 2019 sebesar Rp 36.185.229,- yang terdiri dari
tunggakan pokok sebesar Rp 30.000.000,- dan tunggakan bunga sebesar Rp 6.185.229,-.
Berdasarkan hal tersebut, tergugat telah melaksanakan wanprestasi sehingga pihak penggugat
mengajukan gugatan sederhana ke Pengadilan Negeri Pati.
Dilihat dari putusan pengadilan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat di
analisis mengenai keberlakuan perma nomor 4 tahun 2019:
a. Mengenai Nilai Gugatan
Dalam putusan nomor 31/Pdt.G.S/2019/PN Pti ini berlaku ketentuan Perma no. 4 tahun
2019, di Pasal 1 angka 1 disebutkan bahwa penyelesaian gugatan sederhana hanya untuk
perkara perdata dengan nilai gugatan materil paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah). Dalam kasus tersebut, nilai gugatan materil dari penggugat sebesar Rp
36.185.229,- sehingga gugatan penggugat termasuk dalam gugatan sederhana menurut
Perma no. 4 tahun 2019 dan diterima oleh Pengadilan Negeri Pati.
b. Mengenai domisili antar penggugat dan tergugat
Dalam Perma no. 4 2019 terutama dalam pasal 4 angka 1 sampai 4 yang memperluas
pengajuan gugatan walaupun penggugat berada di luar wilayah domisili tergugat, di kasus
16
Aida Mardatillah, “Sejumlah Perubahan dalam Perma Gugatan Sederhana”
https://hukumonline.com/berita/baca/lt5d6589095ef06/sejumlah-perubahan-dalam-perma-gugatan-sederhana/,
diakses pada 13 November 2020.
ini kebetulan penggugat dan tergugat berada dalam satu domisili yang sama yaitu di
wilayah hukum Pengadilan Negeri Pati.
c. Mengenai pengakuan
Dalam putusan nomor 31/Pdt.G.S/2019/PN. Pti tersebut berlaku Perma No. 4 tahun
2019. Sama seperti Perma No. 2 tahun 2015, bahwa berdasarkan pasal 18 Perma Nomor 2
tahun 2015 bahwa gugatan yang diakui/atau tidak dibantah, tidak perlu dilakukan
pembuktian. , walaupun Pasal 18 diubah buktinya dari “gugatan” menjadi “dalil gugatan”,
ketentuannya masih berlaku sama seperti sebelumnya
Proses peradilan pada Small Claims Tribunals dimulai dengan pengajuan gugatan, di
mana tergugat dapat turut mengajukan gugatan balasan atau gugatan rekonvensi terhadap
gugatan asli dengan batasan nilai gugatan materiil yang sama dengan gugatan asli. 19 Lalu,
diadakan proses konsultasi di mana panitera akan menentukan apakah gugatan yang diajukan
masuk ke dalam lingkup yurisdiksi Small Claims Tribunals dan memberikan kesempatan
kepada para pihak untuk mengupayakan perdamaian.20 Jika proses perdamaian tidak berhasil,
maka gugatan akan dibawa ke persidangan di mana kedua belah pihak mempunyai kesempatan
untuk menampilkan dokumen pendukung, alat bukti, dan keterangan saksi (jika ada) di
hadapan Tribunal Magistrate, yang akan dijadikan bahan pertimbangan putusan terhadap
17
Small Claims Tribunals Act (Cap 308, 1985 Rev Ed) s 2(1).
18
State Courts Singapore, “About the Small Claims Tribunals,”
https://www.statecourts.gov.sg/cws/SmallClaims/Pages/GeneralInformation.aspx, diakses 14
November 2020.
19
Ibid.
20
Small Claims Tribunals Act (Cap 308, 1985 Rev Ed) s 17(1).
gugatan tersebut.21 Sebelum 1 November 2019, putusan yang dikeluarkan oleh Small Claims
Tribunal berlaku setara dengan putusan yang dikeluarkan oleh Magistrate’s Court (pengadilan
yang menangani perkara ringan, berkedudukan di bawah pengadilan negeri), sementara setelah
1 November 2019 perintah Small Claims Tribunal berlaku setara dengan putusan yang
dikeluarkan oleh District Court (pengadilan negeri). 22 Terhadap putusan Small Claims
Tribunals dapat diadakan banding yang diajukan kepada High Court (pengadilan tinggi) jika
terdapat masalah hukum dalam putusan yang dikeluarkan, atau jika gugatan yang diajukan
berada di luar yurisdiksi Small Claims Tribunals.23
Proses peradilan untuk gugatan sederhana di Local Court dimulai dengan konferensi
pra-peradilan (pre-hearing conference) di mana pengadilan mengklarifikasi perkara yang
diajukan dan mengadakan proses konsiliasi atau arbitrase dengan persetujuan para pihak. 26 Jika
kedua belah pihak tidak sampai kepada suatu kesepakatan, maka ditentukan tanggal
persidangan. Dalam proses persidangan, pihak penggugat akan melakukan pembelaan terhadap
gugatannya yang lalu dilanjutkan dengan jawaban dari tergugat. 27 Berdasarkan fakta-fakta
yang diajukan oleh kedua belah pihak yang dapat berupa alat bukti dokumen dan keterangan
saksi (jika ada), magistrate (hakim magistrat) atau panitera yang berwenang akan
mengeluarkan putusan (judgement) terhadap gugatan sederhana. 28 Terhadap putusan small
21
State Courts Singapore, “About the Small Claims Tribunals.”
22
Ibid.
23
Small Claims Tribunals Act (Cap 308, 1985 Rev Ed) s 38(1).
24
Australian Competition & Consumer Commission, “Small Claims Tribunals,”
https://www.accc.gov.au/contact-us/other-helpful-agencies/small-claims-tribunals, diakses 14
November 2020.
25
Northern Territory, Small Claims Act 2016, s 5(1).
26
Department of Attorney-General and Justice of Northern Territory Government, “Legal
Representation and Jurisdictional Limit in Small Claims,” (Juni 2013), hlm. 5.
27
Ibid.
28
Ibid.
claim dapat diadakan banding yang diajukan kepada Local Court terhadap putusan yang
dikeluarkan oleh panitera, dan diajukan kepada Supreme Court (Mahkamah Agung) terhadap
putusan akhir yang dikeluarkan oleh magistrate.29
29
Department of Attorney-General and Justice, “Legal Representation,” hlm. 6.
3 Proses Ada proses Ada proses Ada proses
Perdamaian perdamaian yang perdamaian pada perdamaian melalui
diupayakan para tahap konsultasi proses konsiliasi
pihak setelah setelah gugatan atau arbitrase
gugatan diajukan. diajukan. setelah gugatan
diajukan.
PENUTUP
Kesimpulan
Gugatan sederhana merupakan solusi bagi masyarakat akan penyelesaian sengketa yang
cepat dan murah. Gugatan sederhana sendiri merupakan realisasi pemeriksaan dan
penyelesaian secara sederhana, cepat dan biaya ringan sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Ketentuan perundang-
undangan di Indonesia yang mengatur terkait gugatan sederhana terdapat pada Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana
yang telah diubah melalui Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 2019.
Adapun beberapa perbedaan dari gugatan sederhana dan gugatan perdata biasa bisa
dilihat dari Nilai gugatan, domisili para pihak, jumlah para pihak, alamat Tergugat, pendaftaran
perkara, pengajuan bukti-bukti, penunjukan hakim dan panitera sidang, pemeriksa dan
pemutus, pemeriksaan pendahuluan, mediasi kehadiran para pihak, pemeriksaan perkara, batas
waktu penyelesaian perkara, penyampaian putusan, upaya hukum, batas waktu pendaftaran
upaya hukum, dan kewenangan pengadilan tingkat banding dan Mahkamah Agung.
A. Buku
B. Artikel
Afriana, Anita. “Penerapan Acara SIngkat dan Acara Cepat dalam Penyelesaian
C. Internet
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/2296/Upaya-Hukum-dalam-
Hukum-Acara-Perdata.html ,diakses pada 15 November 2020.
Admin. “Gugatan Sederhana”
https://pn-karanganyar.go.id/main/index.php/berita/artikel/974-gugatan-
sederhana, diakses pada 15 November 2020.
D. Peraturan