Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan mangucapkan puji dan syukur atas rahmat Allah swt, yang
telah memberikan kesehatan jasmani serta rohani kepada kita sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berkaitan dengan Penerapan
Asas Sequitor Forum Rei dalam Peradilan Tata Usaha Negara.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas makalah ini, dan
kepada dosen pembimbing bapak Dr. Zainal Muttaqin, S.H., M.H. dan ibuk
Linda Rachmainy, S.H.,M.H. yang telah memberikan tugas makalah hukum
acara peradilan tata usaha negara ini sehingga kami dapat memahami
lebih dalam dalam pembelajaran mata kuliah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya dan menambah
wawasan ilmu pengetahuan kita. Penulis mengharapkan agar pembaca
dapat memberikan sumbangsihnya baik berupa kritikan ataupun sarannya
terhadap makalah ini, apabila terdapat kesalah dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
.
Daftar Isi
2
PENDAHULUAN
......................
..................................................................................
3
PEMBAHASAN
. 4
A. Asas Asas Peradilan Tata Usaha Negara
.....
4
B. Objek dan Sengketa TUN
4
C. Subjek dari Sengketa TUN .
8
D. Kompetensi dalam TUN
.
KESIMPULAN
..
11
Daftar Pustaka
.. 12
I.
PENDAHULUAN
Sebagai perwujudan persyaratan negara hukum, peradilan
tata usaha negara (PTUN) merupakan persyaratan yang wajib
dipenuhi oleh sebuah negara seperti Indonesia selain persayaratan
lainnya, yaitu pengakuan dan perlindungan terhadap hak azasi
manusia, pembagian kekuasaan negara dan pemerintahan yang
didasarkan atas peraturan perundang-undangan (wetmatigheid van
bestuur). Dalam pelaksanaan pemerintahan , aparat pemerintah
yang dibekali oleh kebebasan bertindak (freis emerson / diskresi)
bertugas mengatur kehidupan warga masyarakat yang menyangkut
baik sosial, ekonomi maupun aspek lainnya. Ada dua kepentingan
yang tidak mustahil akan berbenturan, yaitu kepentingan umum
yang selalu diwakili oleh tindakan pemerintah melalui aparatnya
dan kepentingan individu yang sangat mungkin akan terlanggar.
Peradilan Tata Usaha Negara adalah sebagai wadah untuk menjaga
keseimbangan antara dua kepentingan tersebut.
PTUN yang diatur dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang kemudian dirubah
dengan Undang-undang No. 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan UU
No. 5 tahun 1986, seperti halnya peradilan lainnya (peradilan
umum, peradilan agama dan peradilan militer) merupakan salah
satu pelaku kekuasaan kehakiman yang ditugasi untuk memeriksa,
memutus dan menyelesaikan sengketa dalam bidang tata usaha
negara. Sesuai dengan maksudnya, maka sengketa itu haruslah
merupakan sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara
antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara sebagai akibat dikeluarkannya suatu
3
II.
PEMBAHASAN
10
Tergugat (actor sequitur forum rei) dengan pengecualianpengecualian sebagaimana diatur dalam Pasal 54, sebagai berikut:
Pasal 54
(1) Gugatan sengketa Tata Usaha Negara diajukan kepada
Pengadilan yang berwenang yang daerah hukumnya meliputi
tempat kedudukan tergugat.
(2) Apabila tergugat lebih dari satu Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara dan berkedudukan tidak dalam satu daerah hukum
Pengadilan, gugatan diajukan kepada Pengadilan yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan salah satu Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara.
(3) Dalam hal tempat kedudukan tergugat tidak berada dalam
daerah hukum Pengadilan tempat kediaman penggugat, maka
gugatan dapat diajukan ke Pengadilan yang daerah hukummnya
meliputi tempat kediaman penggugat untuk selanjutnya
diteruskan kepada Pengadilan yang bersangkutan.
(4) Dalam hal-hal tertentu sesuai dengan sifat sengketa Tata Usaha
Negara yang bersangkutan yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah, gugatan dapat diajukan kepada Pengadilan yang
berwenang yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman
penggugat.
(5) Apabila penggugat dan tergugat berkedudukan atau berada di
luar negeri, gugatan diajukan kepada Pengadilan di Jakarta.
(6) Apabila tergugat berkedudukan di dalam negeri dan penggugat
di luar negeri, gugatan diajukan kepada Pengadilan di tempat
kedudukan tergugat.
11